Professional Documents
Culture Documents
: 37 - 42
ISSN 1978-1873
2Alumni
Diterima 24 September 2006, perbaikan 16 Januari 2007, disetujui untuk diterbitkan 19 Maret 2007
ABSTRACT
The present of heavy metals, such as Cu is now a major concern and the elimination of the heavy metals from
environment is important. One of the alternative treatments to handle the pollution of heavy metals is by the use of
biomass as biosorbent. The aims of this research are therefore to find out the ability of activated biomass Hydrilla
verticillata to adsorb Cu(II) ion. The biomass was activated by NaOH treatment. This research was performed with batch
system. The measurements of the experiments includ pH, time dependence, metal-binding capacities of biomassa and
Cu(II) recovery. The bound-metals ion were recovered by treatment with HCl. The functional groups were analysis with
IR spectroscopy. The results showed that the opmimum adsorption occurred at pH 5 within 15 minutes of mixing. The
adsorbtion capacity of the activated biomassa was 3,5721 mg Cu/g biomass, while that of non-activated biomass was
3,3071 mg Cu/g biomassa. The recovery Cu(II) ion with activated biomass was 99,0509 %, and that of non-activates
was99,4013 %. From the infrared spectra, it is estimated that the carboxylate groups play a pivotal role in the interaction
with Cu(II) ion.
Keywords: Cu(II), biomass, Hydrilla verticillata, activated
1. PENDAHULUAN
Biosorpsi, penggunaan biomassa sebagai alternatif
bahan adsorben logam berat sudah banyak
dikembangkan1).
Keunggulan biosorpsi efektif
menghilangkan ion logam berat pada limbah dengan
volume besar dan konsentrasi sangat rendah2). Selain
itu juga murah karena prosesnya dapat balik sehingga
biomassa dapat dipakai berulang-ulang, serta ramah
lingkungan3).
Proses biosorpsi oleh biomassa dipengaruhi oleh pH
dan waktu adsorpsi. pH mempengaruhi muatan
adsorben pada titik isoelektrik. Pada pH yang lebih
tinggi dari titik isoelektrik, adsorben akan memiliki
muatan positif dan pada pH yang lebih rendah dinding
sel adsorben akan memiliki muatan negatif. Muatan
negatif pada dinding sel inilah yang akan berinteraksi
dengan ion logam4). Waktu adsorpsi berpengaruh pada
lama interaksi logam dengan adsorben. Pengikatan ion
logam umumnya terjadi pada awal reaksi dan pada
reaksi selanjutnya akan berjalan seragam, atau bahkan
bisa terjadi penurunan. Hal ini disebabkan dinding sel
biomassa sudah mengalami dekomposisi lebih lanjut5).
Salah satu tanaman air yang dapat digunakan sebagai
biomassa adalah Hydrilla verticillata. Tanaman ini dapat
37
2. METODE PENELITIAN
2.1. Preparasi dan Aktivasi Biomassa
Hydrilla verticillata diambil dari Irigasi Riam Kanan
Kalimantan Selatan. Sampel dicuci dan dikeringkan
pada suhu 60oC selama 2 hari. Sampel kering digerus
dan disaring dengan ukuran 100 mesh. Sampel (+ 15 g)
dicuci dua kali dengan HCl 0,1 M. Sampel disentrifuge
pada 2800 rpm. Endapannya dicuci dengan akuades
dan ditambah 150 ml NaOH 0,1 M lalu dikocok dengan
shaker selama 1 hari. Larutan disentrifuge lagi pada
2800 rpm selama 5 menit. Endapan dicuci dengan
akuades 3 kali dan dikeringkan pada suhu 60oC selama
1 hari.
2.2. Penentuan pH Optimum Adsorpsi
Sebanyak 1,25 g biomassa dicuci dua kali dengan HCl
0,1 M dan sekali dengan akuades. Sampel ditambah
250 ml HCl 0,01 M untuk memperoleh konsentrasi
biomassa 5 mg/mL. Sebanyak 10 ml suspensi
dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge dan pH diatur
pada masing-masing 2, 3, 4, 5, dan 6 dengan
menambahkan CH3COONa. Semua larutan disentrifuge
pada 2800 rpm selama 5 menit. Endapan yang didapat
ditambahkan dengan 10 ml larutan logam Cu2+ 0,3 mM
dengan pH 2, 3, 4, 5, dan 6 sambil dikocok
menggunakan shaker selama 1 jam. Larutan
disentrifuge pada 2800 rpm selama 5 menit. Cu2+ pada
supernatan dianalisis menggunakan spektrofotometer
serapan atom (AAS).
2.3. Penentuan Waktu Optimum Adsorpsi
Sebanyak 1,25 g biomassa dicuci dua kali dengan HCl
dan sekali dengan akuades . Sampel ditambah 250 ml
CH3COONa untuk memperoleh konsentrasi biomassa 5
mg/mL. Larutan diatur pada pH optimum. Sebanyak 10
ml suspensi dimasukkan kedalam masing-masing
tabung dengan interval waktu 10, 15, 30, 60 dan 90
menit, lalu disentrifuge pada 2800 rpm selama 5 menit.
Endapan ditambahkan dengan 10 ml larutan logam
Cu2+ 0,3 mM pada pH optimum. Larutan dikocok
menggunakan shaker sesuai dengan interval waktu
yang telah ditetapkan.
Larutan diputar dengan
sentrifuge pada 2800 rpm selama 5 menit. Cu2+ pada
supernatan dianalisis menggunakan spektrofotometer
serapan atom (AAS).
2.4. Penentuan Kapasitas Adsorpsi
Sebanyak 0,5 g biomassa dicuci dua kali dengan HCl
dan sekali dengan akuades. Sampel ditambah 100 ml
CH3COONa agar didapatkan pH optimum. Sebanyak 10
ml suspensi dimasukkan kedalam tabung sentrifuge dan
disentrifuge pada 2800 rpm selama 5 menit. Endapan
yang didapat ditambahkan dengan 10 ml larutan
logam Cu2+ 0,3 mM pada setiap tabung, kemudian
38
Tabel 1. Pengaruh pH terhadap adsorpsi Cu2+ pada biomassa Hydrilla verticillata teraktivasi dan tidak teraktivasi
pH
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
Teraktivasi (mg/L)
8,272
10,634
12,294
18,298
16,832
Tabel 2. Pengaruh waktu pada adsorpsi Cu2+ pada biomassa Hydrilla verticillata teraktivasi dan tidak teraktivasi
Waktu (menit)
10
15
30
60
90
Teraktivasi (mg/L)
16,733
17,011
17,288
17,082
17,118
Tabel 3. Kapasitas adsorpsi logam Cu2+ dengan biomassa Hydrilla verticillata teraktivasi dan tidak teraktivasi
Biomassa
Aktivasi
Tidak aktivasi
39
Tabel 4. Recovery adsorpsi logam Cu2+ pada biomassa Hydrilla verticillata teraktivasi dan tidak teraktivasi
Recovery (%)
99,0509
99,4013
Biomassa
Aktivasi
Tidak aktivasi
Tabel 5. Perbandingan Bilangan Gelombang Spektra Inframerah dari Biomassa Hydrilla verticillata Alami, Hydrilla
verticillata Teraktivasi, dan Hydrilla verticillata Teraktivasi dengan Cu2+
Biomassa
Hydrilla
verticillata
Alami
(Cm-1)
3425,3
2923,9
2854,5
2341,4
1639,4
Biomassa
Hydrilla
verticillata
Teraktivasi
(Cm-1)
3435,3
2923,9
2854,5
2341,4
1743,5
1639,4
Biomassa Hydrilla
verticillata Teraktivasi
dengan Cu2+ (Cm-1)
Gugus Fungsional
3448,5
2923,9
2345,3
1639,4
1524,9
1419,5
1323,1
1033,8
1068,5
1157,2
956,6
894,9
1523,7
Rangkaian OH
Rangkaian CH dari CH3
Rangkaian CH2 dan CH3
OH dari ikatan H
Rangkaian COOH dan C=O
C=C aromatik, C=O ikatan H ganda yang
terkonjugasi dengan vibrasi karbonil, dan
COORangkaian antisimetri COO-
1319,2
1033,8
956,6
1323,1
1377,1
1072,3
960,5
40
Gambar 3. Spektra Inframerah dari Biomassa Hydrilla verticillata Teraktivasi berinteraksi dengan Logam Cu2+
41
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lukito, S. 2001.
Pustaka. Jakarta.
7.
8.
Yan, G. &
Viraraghavan. 2002. Effect of
Pretreatment on the Biobiosorption of Heavy Metal
on Mucor rouxii. Water S.A., 26 (1): 122-136.
9.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Pada variasi pH 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; dan 6,0,
didapatkan pH optimum adalah pH 5,0, pada biomassa
Hydrilla verticillata teraktivasi maupun tidak teraktivasi.
Pada variasi waktu interaksi selama 10, 15, 30, 60, dan
90 menit, didapatkan waktu interaksi yang optimum
adalah 15 menit, pada biomassa Hydrilla verticillata
teraktivasi maupun tidak teraktivasi.
Kapasitas Adsorpsi pada biomassa Hydrilla
verticillata teraktivasi lebih besar daripada biomassa
Hydrilla verticillata tidak teraktivasi.Proses recovery ion
Cu(II), gugus karboksilat sangat berperan dalam
interaksi logam Cu2+ dengan biomassa Hydrilla
verticillata teraktivasi.
42
Tanaman Air.
Agromedia