Professional Documents
Culture Documents
maupun bersama-sama dalam satu kompleks masih jauh dari apa yang
diharapkan umatnya.2
Secara kualitatif lembaga-lembaga pendidikan yang sekarang ini muncul
serta dinilai terkemuka(outstanding) masih jauh dari penilaian ideal.
Karena, memang dalam bahasa pengembangan pendidikan berlaku adagium
start from the beginning to the end, and end for the beginning.3
Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya
masyarakat menimbulkan tuntunan yang semakin tinggi terhadap standar
pendidikan. Apalagi ketika disadari bahwa pendidikan merupakan faktor
penentu bagi kemajuan peradaban dan kebudayaan bangsa, membuat
kelemahan yang ada pada pendidikan islam semakin terasa sekali dan
tentunya harus segera diselesaikan dan diatasi bersama-sama.
Lembaga pendidikan islam harus memiliki orientasi yang jelas. Ibarat
kendaraan, orientasi itu seperti trayek, yaitu jalur yang harus dilalui untuk
,mencapai tujuan. Dengan pengertian lain, orientasi itu layaknya sasaran yang
mengantarkan pada tujuan. Oleh karenanya,orientasi dapat membuat gerak
pendidikan lebih terarah, teratur,dan terencana. Untuk merumuskan orientasi
tersebut perlu mempertimbangkan fenomena-fenomena yang terjadi terkait
dengan pendidikan.4
Berdasarkan orientasi pendidikan islam tersebut yang tampaknya
berdimensi ganda lembaga pendidikan islam dalam semua bentuknya
(pesantren, madrasah, sekolah serta perguruan tinggi) harus dikelola dan
diselenggarakan dengan stategi tertentu yang mampu menyehatkan
keberadaan lembaga-lembaga tersebut, bahkan dapat mengantarkan pada
kemajuan yang signifikan.
Namun, strategi yang dipilih harus mempertimbangkan berbagai kondisi
yang dirasakan lembaga pendidikan islam itu, sehingga menjadi strategi yang
fungsional. Suatu strategi yang benar-benar mampu menyelesaikan masalahmasalah yang sedang dihadapi sehingga ia dapat berfungsi layaknya resep
yang mujarab dalam mengatasi masalah.
Strategi semacam itu harus berbentuk langkah-langkah operasional yang
dapat dipraktekkan dengan suatu mikanisme tertentu yang memberikan jalan
keluar. Sebelum sampai pada strategi yang detail, perlu ada perhatian tertentu
pada skala prioritas guna memantapkan langkah dalam mengelola dan
menyelenggarakan pendidikan islam.5
Penyelenggaraan pendidikan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
usaha merumuskan program pendidikan yang didalamnya memuat sesuatu
yang akan dilaksanakan, penentu tujuan pendidikan, kebijaksanaan dalam
pendidikan, dalam perencanaan arah yang akan ditempuh dalam kegiatan
pendidikan, prosedur, dan metode yang akan diikuti dalam usaha pencapaian
tujuan pendidikan.
8
9
10
11
atau mendapat dukungan yang kuat dari masyarakat sekitar, masih optimis
untuk bertahan hidup. Hanya saja, harus di waspadai jika terjadi sesuatu
kontra produktif yang dapat membalik keadaan dan mendegradasikan posisi
tersebut. Hal ini bisa saja terjadi, misalnya konflik yang serius antara jajaran
pimpinan. Ini merupakan suatu bentuk konflik yang sangat sulit diatasi,
karena pihak-pihak yang berkonflik adalah para pengendali dan penentu
jalannya proses pendidikan.
Tampaknya, minat masyarakat muslim terhadap lembaga pendidikan
islam belakangan ini telah bergeser dari pertimbangan ideologis menuju
pertimbangan rasional. Artinya, mereka tidak bisa serta merta memasukkan
putra-putrinya ke madrasah atau sekolah islam hanya karena kesamaan
identitias keislaman. Akan tetapi , mereka melakukan seleksi. Jika ternyata
lembaga pendidikan tersebut benar-benar bagus dan berkualitas, mereka
sangat tertarik untuk menjadikannya sebagai pilihan
Ada beberapa fenomena yang menunjukkan kemajuan yang signifikan
dan di minati masyarakat dimana masyarakat mulai memburu sekolah yang
keadaannya sudah maju, gejala-gejala kemajuan yang terjadi pada beberapa
lembaga pendidikan islam itu sebagian dari proses santrinisasi atau
kebangkitan islam, dan pastinya tidak jauh dari proses dan usaha para
pemimpin lembaga yang profesional dalam menyelenggarakan dan mengelola
pendidikan di lembaga pendidikan islam tersebut, dan mampu membuktikan
kemajuannya baik dari segi akademik maupun non akademik maka akan
menjadi momentum terbaik untuk era sekarang ini. Sebab, kebutuhan
masyarakat masyarakat muslim kelas menengah keatas sekarang ini adalah
terjaminnya mutu akademik dan kepribadian, terutama dalam menghadapi era
globalisasi.
Berikut telah kita ketahui bersama tentang teori-teori diatas yang
mengatakan bahwa kepala madrasah baik dari perguruan tinggi maupun
pesantren bila dapat memberikan perubahan yang dianggap baik bagi para
kalangan masyarakat maka disitulah mereka dikatakan telah berhasil di dalam
memberikan pendidikan bagi anak baik itu secara intelektual maupun
akademik.
Jadi permasalahannya bukan karena masyarakat muslim tidak lagi
memiliki komitmen terhadap agamanya yang di wujudkan dengan memilih
lembaga pendidikan islam bagi putra putrinya. Akan tetapi, lebih karena
tuntutan yang semakin tinggi oleh karena itu dikatakan bahwa kurang
tertariknya masyarakat untuk memilih lembaga-lembaga pendidikan islam
sebenarnya bukan karena telah terjadi pergeseran nilai-nilai ikatan keagamaan
yang mulai memudar, melainkan karena sebagian besar lembaga pendidikan
islam itu kurang menjajikan dan kurang responsitif terhadap tuntunan dan
permintaan saat ini maupun mendatang.
Jika melihat penyelenggaraan pendidikan khususnya di lembaga
pendidikan islam sekarang masih jauh dari berbagai teori yang telah di
kemukakan diatas oleh sebab itu beberapa lembaga pendidikan harus kembali
berfikir di dalam memberikan perubahan, baik dari sarana prasarana dan
8
DAFTAR PUSTAKA
Qomar, Mujamil,. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta:erlangga
Fadzar, Malik A. 1998. Visi pembaharuan pendidikan islam. Jakarta:PT Raja
Grafindo
Rahma, Musthafa.2005. holistika pemikiran pendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo
Rahim, Husni.2001.arah baru pendidikan islam di indonesia. Jakarta:PT Raja
Grafindo
Suprayogo, Imam.1999.Revormasi Visi pendidikan islam.Malang: STAIN Prees
10