You are on page 1of 20

Anatomi dan Fisiologi Sistem Gastrointestinal

1.

Rongga Mulut
Secara umum berfungsi untuk menganalisis makanan sebelum menelan, proses
penghancuran makanan secara mekanis oleh gigi, lidah dan permukaan palatum,
lubrikasi oleh sekresi saliva serta digesti pada beberapa material karbohidrat dan
lemak (Simon, 2003).

a.

Mulut
Mulut dibatasi oleh mukosa mulut, pada bagian atap terdapat palatum dan
bagian posterior mulut terdapat uvula yang tergantung pada palatum.

b.

Lidah
Lidah terdiri dari jaringan epitel dan jaringan epitelium lidah dibasahi oleh
sekresi dari kelenjar ludah yang menghasilkan sekresi berupa air, mukus dan
enzim lipase. Enzim ini berfungsi untuk menguraikan lemah terutama trigleserida
sebelum makanan di telan. Fungsi utama lidah meliputi, proses mekanik dengan
cara menekan, melakukan fungsi dalam proses menelan, analisis terhadap
karakteristik material, suhu dan rasa serta mensekresikan mukus dan enzim.

c.

Kelenjar saliva
Kira-kira 1500 mL saliva disekresikan per hari, pH saliva pada saat
istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0, tetapi selama sekresi aktif, pH mencapai 8,0.
Saliva mengandung 2 enzim yaitu lipase lingual disekresikan oleh kelenjar pada
lidah dan -amilase yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar saliva. Kelenjar saliva
tebagi atas 3, yaitu kelenjar parotis yang menghasilkan serosa yang mengandung
ptialin. Kelenjar sublingualis yang menghailkan mukus yang mengandung musin,
yaitu glikoprotein yang membasahi makanan dan melndungi mukosa mulut dan
kelenjar submandibularis yang menghasilkan gabungan dari kelenjar parotis dan

sublingualis. Saliva juga mengandung IgA yang akan menjadi pertahanan pertama
terhadapkuman dan virus.
Fungsi

penting

saliva

antara

lain,

memudahkan

poses

menelan,mempertahankan mulut tetap lembab,bekerja sebagai pelarut olekulmolekul yang merangsang indra pengecap, membantu proses bicara dengan
memudahkan gerakan bibir dan lidah dan mempertahankan mulut dan gigi tetap
bersih (Ganong, 2002).
d.

Gigi
Fungsi gigi adalah sebagai penghancur makanan secara mekanik. Jenis
gigi di sesuaikan dengan jenis makanan yang harus dihancurkannya dan prosses
penghancurannya. Pada gigi seri, terdapat di bagian depan rongga mulut berfungsi
untuk memotong makanan yang sedikit lunak dan potongan yang dihasilkan oleh
gigi seri masih dalam bentuk potongan yang kasar, nantinya potongan tersebut
akan dihancurkan sehingga menjadi lebih lunak oleh gigi geraham dengan dibantu
oleh saliva sehingga nantinya dapat memudahkan makanan untuk menuju saluran
pencernaan seterusnya. Gigi taring lebih tajam sehingga difungsikan sebagai
pemotong daging atau makanan lain yang tidak mampu dipotong oleh gigi seri.

2.

Faring
Faring merupakan jalan untuk masuknya material makanan, cairan dan
udara menuju esofagus. Faring berbentuk seperti corong dengan bagian atasnya
melebar dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sabagai esofagus setinggi
vertebrata cervicalis keenam. Bagian dalam faring terdapat 3 bagian yaitu
nasofaring,orofaring dan laringfaring. Nasofaring adalah bagian faring yang
berhubungan ke hidung. Orofaring terletak di belakang cavum oris dan terbentang
dari palatum sampai ke pinggir atas epiglotis. Sedangkan laringfaring terletak

dibelakang pada bagian posterior laring dan terbentang dari pinggir atas epiglotis
sampai pinggir bawah cartilago cricoidea (Snell, 2006).
3.

Laring
Laring adalah organ yang mempunyai sfingter pelindung pada pintu masuk
jalan nafas dan berfungsi dalam pembentukan suara. Sfingter pada laring
mengatur pergerakan udara dan makanan sehingga tidak akan bercampur dan
memasuki tempat yang salah atau yang bukan merupakan tempatnya. Sfingter
tersebut meupakan epiglotis. Epiglotis akan menutup jalan masuk udara saat
makanan ingin masuk ke esofagus (Snell, 2006).

4.

Esofagus
Esofagus adalah saluran berotot dengan panjang sekitar 25 cm dan
diameter sekitar 2 cm yang berfungsi membawa bolus makanan dan cairan
menuju lambung (Gavaghan, 2009). Otot esofagus tebal dan berlemak sehingga
moblitas esofagus cukup tinggi. Peristaltik pada esofagus mendorong makanan
dari esofagus memasuki lambung. Pada bagian bawah esofagus terdapat otot-otot
gastroesofagus (lower esophageal sphincter, LES) secara tonik aktif, tetapi akan
melemas sewaktu menelan. Aktifasi tonik LES antara waktu makan mencegah
refluks isi lambung ke dalam esofagus. Otot polos pada esofagus lebih menonjol
diperbatasan dengan lambung (sfingter intrinsik). Pada tempat lain, otot rangka
melingkari esofagus (sfrinter ekstrinsik) dan bekerja sebagai keran jepit untuk
esofagus. Sfringte ekstrinsik dan intrinsik akan bekerjasama untuk memungknkan
aliran makanan yang teratur kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
kembali ke esofagus.

5.

Lambung

Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat di bawah diafragma.


Dalam keadaan kosong, lambung berbentuk tabung J dan bila penuh akan tampak
seperti buah alpukat. Lambung terbagi atas fundus, korpus dan pilorus. Kapasitas
normal lambung adalah 1-2 L (Lewis, 2000). Pada saat lambung kosong atau
berileksasi, mukosa masuk ke lipatan yang dinamakan rugae. Rugae yang
merupakan dinding lambung yang berlipat-lipat dan lipatan tersebut akan
menghilang ketika lambung berkontraksi (Simon, 2003). Sfingter pada kedua
ujung lambung mengatur pengeluarn dan pemasukan lambung. Sfingter kardia,
mengalirkan makanan masuk ke lambung dan mencegah refluks isi lambung
memasuki esofagus kembali. Sedangkan sfingter pilorus akan berelaksasi saat
makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi, sfingter ini akan
mencegah aliran balik isi usus halus ke lambung (Corwin, 2007).
Tidak seperti pada daerah gastrointestinal lain, bagian otot-otot lambung
tersusun dari tiga lapis otot polos yaitu, lapisan longitudinal di bagian luar, lapisan
sirkular di bagian dalam dan lapisan oblik di bagian dalam. Susunan serat otot
yang unik pada lambung memungkinkan berbagai macam kombinasi kontraksi
yang diperlukan untuk memecahkan makanan menjadi partikel-partikel yang
kecil, mengaduk dan mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, lalu
mendorongnya ke arah duodenum (Simon, 2003)
Fundus
Korpus
Fisiologi lambung terdiri dari dua fungsi yaitu, fungsi motorik sebagai
proses pergerakan dan fungsi pencernaan yang dilakukan untuk mensintesis zat
makanan, dimana kedua fungsi ini akan bekerja bersamaam, berikut adalah
fisiologi lambung :
a.

Fungsi motorik :

1)

Reservoir, yaitu menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedkit demi


sedikit dicernkan dan bergerak pada saluran cerna. Menyesuaikan peningkatan
volume tanpa menambah tekanan dan relaksasi reseptif otot polos.

2)

Mencapur, yaitu memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan


mencampurnya dengan getah lambung melauli kontraksi otot yang mengeliligi
lambung.

3)

Pengosongan lambung, diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang


dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan fisik,
emosi, aktivitas dan obat-obatan.

b.

Fungsi pencernaan :

1)

Pencernaan protein, yang dilakukan oleh pepsin dan sekresi HCl dimulai pada
saat tersebut. Pencernaan kabohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam
lambung sangat kecil.

2)

Sistesis dan pelepasan gastrin, hal ini dipengaruhi oleh protein yang dimakan,
peregangan antrum, alkalinisasi antrum dan rangsangan vagus.

3)

Sekresi faktor intrinsik, yang memungkinkan terjadinya absorpsi vitamin B 2 dari


usus halus bagian distal.

4)

Sekresi mukus, sekresi ini membentuk selubung yang melindungi lambung serta
berfungsi sebagai pelumas sehigga makanan lebih mudah diangkut.
Sekesi caian lambung memiliki 3 fase yang bekerja selama berjam-jam.
Berikut adalah fase-fase tersebut :

1)

Fase sefalik, berfungsi untuk mempersiapkan lambung dari kedatangan


makanan dengan memberikan reaksi terhadap stimulus lapar, rasa makanan atau
stimulus bau dari indra penghidu. Reaksi lambung pada fase ini dengan

meningkatkan volume lambungdari stimulasi mukus, enzim dan prooduksi asam,


serta pelepasan gastrin oleh sel-sel G dalam durasi yang relatif singkat.
2)

Fase gaster, berfungsi untuk memulai pengeluaran sekresi dari kimus dan
terjadinya permulaan digesti protein oleh pepsin. Reaksi tersebut terjadi dalam
durasi yang agak lama mencapai 3-4 jam. Saat reaksi ini selain terjadi peningkatan
produksi asam dan pepsinogen juga terjadi penigkatan motiltas dan proses
penghancuran material.

3)

Fase intestinal, berfungsi untuk mengontrol pengeluaran kimus ke duodenum


dengan durasi yang lama dan menghasilkan reaksi berupa umpan balik dalam
menghambat produksi asam lambung dan pepsinogen serta pengurangan motilitas
lambung.

6.

Usus Halus
Bagian awal dar usus halus adalah duodenum atau lebih sering disebut
duodenal cup atau bulb. Pada bagian ligamentum Treitz, duodenum berubah
menjadi jejunum. Menurut Black (1995), duodenum mempunyai panjang sekitar
25 cm dan berhubungan dengan lambung, jejunum mempunyai panjang sekitar
2,5 m, dimana proses digesti kmmia dan absorpsi nutrisi terjadi dalam jejunum
sedangkan ileum mempunyai panjang sekitar 3,5 m. Disepanjang usus halus
terdapat kelenjar usus tubular. Diduodenum terdapat kelenjar duodenum
asinotubular kecil yang membentuk kumparan. Disepanjang membran mukosa
usus halus yang diliputi oleh vili. Terdapat 20 sampai 40 vili per milimeter persegi
glukosa. Ujung bebes sel-sel evitel virus dibagi menjadi mikrovili yang halus dan
diseilmuti glikokaliks yang membentuk brush border. Mukus usus terdiri dari
berbagai macam enzim,seperti disakaridase, peptidase dan enzim lain yang terlibat
dalam penguraian asam nukleat.

Ada 3 jenis kontraksi otot polos pada usus halus antara lain :
a.

Peristaltik, yaitu gerakan yang akan mendorong isi usus (kimus) ke arah usus
besar.

b.

Kontraksi segmentalis, merupakan kontrasi mirip-cincin yang muncul dalam


interval yang relatif teratur di sepanjang usus lalu menghilang dan digantikan oleh
serangkaian kontrakisi cincin lain di segmen-segmen diantara kontraksi
sebelumnya. Kontrasi ini mendorong kimus maju mundur dan meningkatkan
pemajanannya dengan pemukaan mukosa.

c.

Kontrasi tonik, merupakan kontraksi yang relatif lama untuk mengisolasi satu
segmen usus dngan segmen lain.

7.

Usus Besar (Kolon)


Kolon memiliki diameter yang lebih besar dari usus halus. Kolon terdiri
atas sekum-sekum yang membentuk kantung-kantung sebagai dinding kolon
(haustra). Pada pertengahannya terdapat serat-serat lapisan otot eksterrnalnya
tekumpul menjadi 3 pita longitudinal yang disebut taenia koli. Bagian ileum yang
mengandung katup ileosekum sedikit menonjol ke arah sekum, sehingga
peningkatan tekanan kolon akan menutupnya sedangkan peningkatan tekanan
ileum akan menyebabkan katup tersebut terbuka. Katup ini akan secara efektif
mencegah refluks isi kolon ke dalam ileum. Dalam keadaan normal katup in akan
tertutup. Namun, setiap gelombang peristaltik, katup akan terbuka sehingga
memungkinkan kimus dari ileum memasuki sekum. Pada kolon terjadi
penyerapan air, natrium dan mineral lainnya. Kontraksi kerja massa pada kolon
akan mendorong isi kolon dari satu bagian kolon ke bagian lain. Kontraksi ini
juga akan mendorong isi kolon menuju ke rektum. Dari rektum gerakan zat sisa

akan terdorong keluar menuju anus dengan perenggangan rektum dan kemudian
mencetus refleks defekasi.
ANATOMI
1. Mulut, ,merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam
dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ
perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana,
terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagianbagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring), merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam
lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan
hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian

inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak
dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring
gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
3. Kerongkongan (Esofagus) adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata
yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam
lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan
proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: i,
oeso membawa, dan , phagus memakan). Esofagus bertemu
dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus
dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot
rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian
inferior (terutama terdiri dari otot halus).
4. Lambung, merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu Kardia, Fundus, dan
Antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui
otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzimenzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting: (1)
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. (2) Asam klorida (HCl)
menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. (3)
Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
5. Usus halus (usus kecil) adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan

air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).


Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah
dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M
Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar). Usus halus terdiri dari
tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum),
dan usus penyerapan (ileum).
6. Usus dua belas jari (Duodenum) adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
7. Usus Kosong (jejenum, terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan
usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot
usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat
dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan,
yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam

bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus,
yang berarti kosong.
8. Usus Penyerapan (illeum) adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
9. Usus Besar (Kolon) dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari: Kolon asendens (kanan), Kolon transversum,
Kolon desendens (kiri), Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam
usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya
lendir dan air, dan terjadilah diare.
10. Usus Buntu (sekum), Bahasa Latin: caecus, buta dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian
kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia,
burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki
sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang
kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
11. Umbai Cacing (Appendix) adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rongga
abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris,
vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung
yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum

pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar
10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi
apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda bisa di
retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di
peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ
vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai
fungsi
dalam
sistem
limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
12. Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi
tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di
mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
13. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus
diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
14. Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri
dari 2 jaringan dasar yaitu : Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

serta Pulau pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim


pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat
dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang
dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim
ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
15. Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan
memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen,
sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile,
yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan
hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk
hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang
kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini
mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih
besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena
porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana
darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan
kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah
dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
16. Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk
buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan
tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu
adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap bukan karena warna
jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya.
Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui
saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: Membantu
pencernaan dan penyerapan lemak, juga berperan dalam pembuangan
limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari
penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Histologi Sistem Pencernaan


1.

Rongga Mulut

Dilapisi epitel squamosa kompleks non keratin sebagai pelindung yang juga
melapisi permukaan dalam bibir.
Bibir terdiri atas:
Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi:

epidermis, terdiri atas epitel squamosa kompleks berkeratin, dibawahnya


terdapat dermis.

dermis, dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, m.


erector pili, berkas neuro vaskuler pada tepi bibir.

Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibir


Pars Mukosa, dilapisi:

epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikuti lamina propia (jaringan ikat


padanan dari epidermis dan dermis), dibawahnya submukosa, terdapat kelenjar
labialis (sekretnya membasahi mukosa mulut).

Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.


Pars Intermedia (mukokutaneus), dilapisi:

epitel squamosa kompleks nonkeratin. Banyak kapiler darah.

Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir atas dan
bawah)
Lidah
Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel squamosa kompleks)
dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi pada jaringan ikat lamina propia
(mengandung jaringan limfoid difus). Terdiri papilla filiformis, fungiformis,
sirkumvalata, dan foliata. Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang
sebagian bertanduk.
bagian pusat lidah terdiri atas berkas-berkas otot rangka, pembuluh darah dan
saraf.
Strukur umum saluran pencernaan.

Lapisan saluran pencernaan secara umum dari luar ke dalam: Tunika mukosa,
submukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Adventisia merupakan jaringan
ikat pada retroperitoneal.
Tunika mukosa, terdiri dari
Epitel pembatas, lamina propia (jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan
pembuluh limfe, kelenjar pencernaan, jaringan limfoid) dan Tunika muskularis
mukosa (lapisan otot polos pemisah tunika mukosa dan submukosa).
Tunika submukosa, terdiri:
Jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh limfe, jaringan limfoid,
kelenjar pencernaan, pleksus submukosa meissner
Tunika Muskularis, tersusun atas:
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantara lapisan tersebut terdapat pembuluh darah dan limfe, pleksus mienterikus
auerbach.
Tunika Serosa, tersusun atas:
Jaringan ikat longgar yang dipenuhi pembuluh darah dan sel-sel adipose. Epitel
squamosa simpleks.
1.

Esophagus

Panjang 10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea, sebagian
besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma masuk rongga abdomen. Terdiri
atas:
Tunika Mukosa
Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan kelenjar
esophageal propia.
Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada bagian atas esophagus
terdiri otot rangka, bagian tengah terdiri otot polos dan otot rangka, bagian
bawah dibentuk otot polos.
Adventisia
Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia merupakan lapisan
terluar dari esophagus bagian atas sedangkan serosa merupakan lapisan
esophagus bagian bawah
1.

Gaster

Tunika Mukosa
Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan sel
goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina propia
dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan
submukosa) yang bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh
cairan dan material padat. Foveola tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi
mucus terutama terdiri dari:

Sel neck. Menghasilkan secret mukosa asam kaya glikosaminoglikan

Sel parietal. Menghasilkan HCl

Sel chief. Mengahasilkan pepsin

Sel argentaffin. Menghasilkan intrinsic factor castle untuk pembentukan


darah
Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf pleksus
meissner
Tunika muskularis
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal tersebut sedikit
dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach
Tunika Serosa

Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh darah
dan sel-sel lemak.
Usus halus
Panjang 5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili intestinalis, dan
mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan mukosa (dengan inti
submukosa) permanen. Vili intestinales merupakan tonjolan permanen mirip jari
pada lamina propia ke arah lumen diisi lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili
merupakan juluran sitoplasma (striated brush border). Pada lamina propia terdapat
kelenjar intestinal lieberkuhn, didasarnya terdapat sel paneth (penghasil lisozimenzim antibakteri pencerna dinding bakteri tertentu dan mengendalikan mikroba
usus halus) dan sel enteroendokrin (penghasil hormone-gastric inhibitory
peptide,sekretin dan kolesistokinin/pankreozimin-).
1.

Duodenum

Tunika Mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili intestinalis dan sel
goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri utama pada
duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat). Trdapat plak payeri
(nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel limfosit)
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi
pembuluh darah dan sel-sel lemak.
1.

Jejunum dan Ileum

secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak ada kelenjar


duodenal brunner.

1.

Appendiks

Secara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak kesamaan dengan kolon
seperti epitel pelapis dengan sel goblet. Lamina propia terdapat kelenjar intestinal
lieberkuhn (tapi kurang berkembang, lebih pendek, letak sering berjauhan) dan
jaringan limfoid difus sangat banyak. Terdapat pula Muskularis mukosa.
Tunika Submukosa sangat vascular.
Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa
1.

Usus Besar (Kolon)

Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid; rectum serta


anus.
Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih banyak dibanding
usus halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada
lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn yang lebih banyak dan
nodulus limpatikus. Tidak terdapat sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin.
Dibawah lamina terdapat muskularis mukosa
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf
pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot
sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia
koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa/Adventisia
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi
pembuluh darah dan sel-sel lemak. Kolon tranversum dan sigmoid melekat ke
dinding tubuh melalui mesenterium, sehingga tunika serosa menjadi lapisan

terluar bagian kolon ini. Sedangkan adventisia membungkus kolon ascendens dan
descendens Karena ketaknya peritoneal.
1.

Rectum

Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet dan mikrovili, tapi tidak
mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada lamina propia terdapat
kelenjar intestinal lieberkuhn, sel lemak, dan nodulus limpatikus. Dibawah lamina
terdapat muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf
pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot
sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia
koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Adventisia
Merupakan jaringan ikat longgar yang menutupi rectum, sisanya ditutupi serosa.
1.

Anus

Tunika Mukosa
Terdiri epitel squamosa non keratin, lamina propia tapi tidak ada terdapat
muskularis mukosa.
Tunika Submukosa
Menyatu dengan lamina propia. Jaringan ikat longgar banyak mengandung
pembuluh darah, saraf pleksus hemorroidalis dan glandula sirkum analis.
Tunika Muskularis
Bertambah tebal. Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos, perubahan otot
sirkuler), sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu diluarnya m. levator ani. Otot

sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia
koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Adventisia
Terdiri jaringan ikat longgar
Daftar Pustaka
Eroschenko V. P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional Edisi
9. Jakarta : EGC.

You might also like