Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Dadan Deri Gusmawan
H1D011004
LEMBAR ASISTENSI
DAFTAR ISI
LEMBAR ASISTENSI......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................4
DAFTAR TABEL..............................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................6
1.1
Latar Belakang...................................................................................................6
1.2
Rumusan Masalah..............................................................................................9
1.3
Tujuan Penelitian................................................................................................9
1.4
Manfaat Penelitian..............................................................................................9
1.5
Batasan Masalah...............................................................................................10
2.2
Runway.............................................................................................................14
2.3
Lokasi Penelitian...............................................................................................24
3.2
3.3
3.4
Analisi Data......................................................................................................27
3.5
Pembahasan......................................................................................................28
3.6
3.7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................30
DAFTAR GAMBA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kriteria Klasifikasi Bandar Udara.............................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan gugusan pulau-pulau yang membentang
dari ujung barat hingga ujung timur wilayahnya. Hal tersebut menyebabkan
wilayah Indonesia memiliki topografi yang sangat beragam. Indonesia juga
termasuk sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lima besar
terbanyak di dunia. Indonesia berada di peringkat ke-4 dengan jumlah
penduduk mencapai 253,60 juta jiwa (Detik.com, 2014). Kegiatan
pembangunan dan pertambahan penduduk serta keadaan topografi Indonesia
yang beragam mengakibatkan peningkatan akan kebutuhan termasuk
diantaranya kebutuhan transportasi. Oleh karena itu untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, pemerintah mengembangkan tiga sistem transportasi.
Salah satu transportasi yang sedang dikembangkan oleh pemerintah
adalah transportasi udara, selain transportasi darat dan laut. Transportasi udara
tentunya membutuhkan dukungan dari sarana dan prasarananya agar dapat
berjalan dengan baik. Salah satu prasarana transportasi udara adalah bandar
udara. Bandar udara adalah daerah atau tempat dimana pesawat lepas landas
atau mendarat. Bandar udara menjadi titik temu antara fasilitas transportasi
udara dengan transportasi darat. Dalam sejarahnya awal mula bandara
merupakan area lapangan rumput yang bisa didarati pesawat perintis atau
pesawat kecil dan mendarat menurut arah angin (Ade Anung, 2013).
Bandara merupakan salah satu infrastruktur yang wajib dimiliki oleh
setiap negara dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dimana dalam
aktivitasnya di dalam bandara terjadi keluar masuknya barang dan orang yang
tentunya terjadi aktivitas ekonomi (Ade Anung, 2013).
Dari waktu ke waktu pengguna jasa transportasi udara semakin
meningkat, menunjukkan bahwa sektor transportasi udara nantinya akan
menjadi salah satu penghubung yang efektif bagi masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan mobilitasnya dari satu tempat ke tempat lain.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan, pada
2009 jumlah penumpang domestik sebesar 43.808.033 penumpang atau
meningkat 17,12% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan juga terlihat
pada penumpang jalur internasional sebesar 21,98% atau sebesar 5.004.056
penumpang. Angka itu kemudian meningkat pada 2010 dengan 51.775.656
penumpang domestik dan 6.614.133 penumpang internasional atau masingmasing naik sebesar 18,19% dan 32,19%. Peningkatan berlanjut pada 2011.
Saat itu jumlah penumpang udara sebesar 60.039.292 untuk penumpang
domestik dan 8.152.133 untuk internasional. Peningkatan juga terjadi pada
muatan kargo melalui bandara. Sedangkan pada 2012 (periode Januari
November), jumlah penumpang sebanyak 49,7 juta orang atau naik 5,61%
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 47,0 juta orang
(Kemenhub, 2012).
Perkembangan jumlah penumpang berimbas pada jumlah lalu lintas di
bandara yang semakin meningkat. Hal tersebut juga berdampak pada
kebutuhan pesawat yang memiliki kapasitas yang besar agar dapat
mengangkut penumpang. Sedangkan pesawat yang memiliki kapasitas angkut
yang besar membutuhkan runway yang panjang. Runway adalah suatu daerah
persegi panjang yang ditentukan pada bandar udara di daratan atau perairan
yang dipergunakan untuk pendaratan dan lepas landas pesawat terbang
(Wikipedia, 2014). Elemen dasar runway meliputi perkerasan yang secara
struktural cukup untuk mendukung beban pesawat yang dilayaninya serta
dapat dengan aman dan nyaman dilalui oleh pesawat terbang. Sehingga perlu
dilakukan sebuah studi evaluasi terhadap bandara-bandara yang ada
khususnya Bandara Nusawiru Kabupaten Pangandaran untuk mengetahui
tingkat pelayanan runway yang diberikan sehingga terciptanya penerbangan
yang selamat, aman dan nyaman.
Di Kabupaten Pangandaran sendiri telah dibangun sebuah bandara
setingkat di atas bandara perintis dengan luas 50 Ha yaitu Bandara Nusawiru.
Area bandara dirancang untuk penerbangan komersil dan tempat latihan
sekolah penerbang. Kini, Bandara Nusawiru baru bisa menampung pesawatpesawat berbadan kecil, seperti jenis CN 235 dan Foker 27 yang
berpenumpang hingga 40 orang. Saat ini, Nusawiru dipakai pesawat-pesawat
milik Susi Air yang melayani rute Jakarta-Nusawiru dengan lama terbang
selama 1 jam. Bandara Nusawiru dibangun dan diresmikan pemerintah
provinsi Jawa Barat pada 1996. Pengelolanya berasal dari Dinas Perhubungan
Udara Jawa Barat. Tujuan pembangunan Nusawiru adalah untuk menunjang
pariwisata (Siswadi, 2013).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Panjang Landasan
Pacu Berdasarkan
ARFL
ARFL < 800 m
800 m ARFL <
1200 m
1200 m ARFL <
1800 m
1800 m ARFL
Kode Huruf
(Code Letter)
Bentang
Sayap (Wing
Span)
Jarak Roda
Utama Terluar
(OMG)
WS < 15 m
15 m WS
< 24 m
24 m WS
<6m
6 m OMG <
< 36 m
36 m WS
9m
9 m OMG <
< 52 m
52 m WS
14 m
9 m OMG <
< 56 m
56 m WS
14 m
14 m OMG
B
C
D
E
F
< 80 m
< 16 m
(sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2007)
Peran bandar udara pada saat sekarang semakin penting bagi
perkembangan transportasi udara. Menurut Undang Undang No. 1 Tentang
Penerbangan dan PM.69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional, bandar udara memiliki peran sebagai berikut:
a. simpul dalam jaringan transportasi udara yang digambarkan sebagai titik
lokasi bandar udara yang menjadi pertemuan beberapa jaringan dan rute
penerbangan sesuai hierarki bandar udara;
b. pintu gerbang kegiatan perekonomian
dalam
upaya
pemerataan
2.2 Runway
Runway adalah suatu daerah persegi panjang yang ditentukan pada
bandar udara di daratan atau perairan yang dipergunakan untuk pendaratan
dan lepas landas pesawat terbang (Wikipedia, 2014). Menurut Susetyo
(2012), Jumlah runway sangat tergantung pada volume lalu lintas, dan
orientasi runway yang tergantung pada arah angin dominan. Runway juga
sangat dipengaruhi oleh penghubungnya, yaitu exit taxiway dan taxiway. Oleh
karena itu, dalam bukunya, Horonjeff dan McKelvey (1994) menyatakan
sistem yang terbentuk dari runway dan exit taxiway diatur sedemikian rupa
sehingga :
a. memberikan keterlambatan dan gangguan sekecil mungkin dalam operasi
pendaratan dan lepas landas,
b. memberikan jarak taxiway yang sependek mungkin dari daerah terminal
menuju ujung runway, dan
c. memberikan jumlah exit taxiway yang cukup sehingga pesawat yang
mendarat dapat meninggalkan runway secepat mungkin.
Penerapan konfigurasi runway pada bandara-bandara di dunia sangat
banyak macamnya. Hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. perbedaan kapasitas maksimum,
b. perbedaan arah dan kecepatan angin,
c. kompleksitas pengendalian lalu-lintas udara, dan
d. kelengkapan alat bantu navigasi.
Macam-macam konfigurasi yang dipakai bandara di dunia umumnya
mengacu pada beberapa bentuk dasar yaitu sebagai berikut.
a. Runway Tunggal
Konfigurasi landas pacu ini merupakan jenis paling sederhana, sebagian
besar lapangan terbang di Indonesia adalah landasan tunggal. Kapasitas
landasan pacu tunggal dalam kondisi Visual Flight Rule (VFR) antara 45-100
gerakan tiap jam, sedangkan dalam kondisi IFR (Instrument Flight Rule)
b. Runway Pararel
Menurut Sudarman (2012), konfigurasi landas pacu ini memungkinkan
Gambar 1 Runway Tunggal
peningkatan kapasitas, semakin banyak jumlah landasan pacu semakin besar
kapasitas bandar udara yang bersangkutan. Kapasitas landasan sejajar
terutama tergantung kepada jumlah landasan dan pemisahan antara dua
landasan. Pemisahan landasan dibagi menjadi tiga:
1) berdekatan (close) mempunyai jarak sumbu ke sumbu 213 m (untuk
lapangan terbang pesawat transport), minimum 1067 dalam kondisi
IFR,
2) landasan sejajar menengah (intermediate) dipisahkan dengan jarak
107 m 1524 m, dan
3) landasan sejajar jauh (far) dipisahkan dengan jarak 1310 m atau
lebih.
Konfigurasi landas pacu ini memberi manfaat hampir sama dengan jenis
intersecting runway. Jika tiupan angin tidak terlalu kuat, kedua landas pacu
dapat digunakan bersama-sama (Sudarman, 2012).
berdasarkan
tenaga
penggeraknya
pesawat
terbang
dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Piston Engine yaitu pesawat terbang yang digerakkan oleh baling-baling
yang beradaya mesin bolak-balik dan bensin sebagai bahan bakarnya.
Kebanyakan dipakai oleh pesawat penerbangan umum yang kecil;
2) Turboprop yaitu jenis pesawat yang digerakkan oleh baling-baling dan
berdaya mesin turbin;
3) Turbojet yaitu pesawat terbang yang tidak menggunakan baling-baling
sebagai pendorong, tetapi mendapatkan gaya dorong langsung dari mesin
turbin. Pesawat terbang jet lama seperti Comet 707 dan DC-8 dahulu
digerakkan oleh mesin turbojet, tetapi karena alasan ekonomi kemudian
diganti dengan mesin turbofan; dan
4) Turbofan yaitu jenis pesawat turbojet yang ditambah kipas angin pada
bagian depan atau belakang mesin turbojet.
b. Kondisi Lingkungan Sekitar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Bandar Udara Nusawiru terletak di Kecamatan Cijulang, Kabupaten
Pangandaran Jawa Barat. Tepatnya berada pada koordinat: 743'11"S dan
10829'20"E. Lokasi Bandara Nusawiru dapat dilihat pada gambar.
b. Data Sekunder
angin
permukaan,
kemiringan
yaitu
meliputi
landasan
pacu
(runway), ketinggian bandara dari muka air laut dan kondisi permukaan
landasan.
7) Spesifikasi Komponen Tinjauan
Spesifikasi komponen tinjauan yaitu landasan pacu (runway) Bandara
Nusawiru Kabupaten Pangandaran.
PL
..( persamaan 3)
Fe Ft Fs
3.5 Pembahasan
Setelah melakukan pengumpulan data dan analisis data, maka tahapan
selanjutnya adalah pembahasan. Dalam sub bab pembahasan ini akan
dilakukan pengkajian mengenai kebutuhan panjang runway Bandara
Nusawiru
Kabupaten
Pangandaran
Mulai
menggunakan metode analitis (ARFL).
setelah
dilakukan
perhitungan
kesimpulan yang menjawab tujuan dari penulisan tugas ini. Dasar penarikan
Input Data
panjang runway hasil analisis. Selain itu, diperlukan juga saran dari para ahli
untukEksisting
perbaikan
iniRencana
demi kepentingan
bersama. Pesawat Rencana Terbesar
Kondisi penulisan
Landasantugas
Pacu
untuk Melayani
Kondisi
3.7 Bagan Alir Penelitian (Flow Chart)
Berikut adalah tahapan (Flow Chart) penelitian yang dilakukan :
Hasil Penelitian
Kesimpulan dan Saran
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang No. 1 Tentang Penerbangan dan PM.69 Tahun 2013 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional
Hidayat, Dede Rahmat. 2014. Analisi dan Perencanaan Runway dan Alat Bantu
Pendaratan Bandar Udara Nusawiru Kabupaten Pangandaran. Nomor - :
2.
Wiyanti, Sri Dwi. 2006. Pengaruh Lingkungan Lapangan Terbang pada
Perencanaan Panjang Landasan dengan Standar ARFL. Teodolita.
Nomor1: 40-45.
Susetyo, Arief. 2012. Studi dan Perencanaan Penambahan Runway di Bandar
Udara Internasional Juanda Surabaya, Skripsi, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Wibowo, Saputro. 2014. Evaluasi Panjang Runway Bandara Tunggul Wulung
Cilacap, Jawa Tengah., Skripsi, Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Jenderal Soedirman.
Koran Sindo. Pentingnya Pengembangan Bandara. 18 September 2014.
http://www.koran-sindo.com/node/301266 .
Siswadi, Anwar. Bandara Nusawiru Dikembangkan Untuk Pesawat
Boeing.
21
November
2014.
http://www.tempo.co/read/news/2013/03/25/058469199/
BandaraNusawiru-Dikembangkan-Untuk-Pesawat-Boeing .