You are on page 1of 18

Embriologi,

Anatomi,
Fisiologi, Cara
Pemeriksaan
serta 2 Penyakit
Terbanyak pada
Pembimbing Dr. H. Denny P. Machmud, Sp.
Hidung
THT
Disusun oleh :
Fathul Yasin (2008730067)

Embriologi

Embrio
logi

Hidun
g

Sinus paranasal
dari
invaginasi
Pertama
rongga hidung

Sinus

berasal
Kedua
mukosa

Usia
kehamilan
Usia kehamilan 6
Usia kehamilan 7
4-8 minggu
minggu
minggu
Terbentuknya
Jaringan
Tiga garis aksial
rongga
hidung
mesenkim mulai
berbentuk
sebagai
bagian
terebentuk

lekukan bersatu
yang
terpisah bagian
dinding
lateral
membentuk
tiga
Bagian
dinding
Embrional
yaitu
daerah
hidung
dengan
buah
konka
lateral
hidung
kepala dan
frontonasal
struktur
yang
(turbinate)
bagian
pertautan
masih sederhana
yang
kemudian
berkembang
Usia
kehamilan 9
Usia kehamilan
Usia kehamilan
prosesus
berinvaginasi
membentuk
dua
minggu
14 minggu
36 minggu
maksilaris
menjadi
bagian
rongga
Terbentuk
Pembentukan sel
Dinding lateral
sinus
maksilaris
yang
ethmoidalis
hidung terbentuk
kompleks
padat
hidung
yang
diawali oleh
anterior dan sel
dengan baik dan

konka.
berbeda.
invaginasi
ethmoidalis
sudah tampak
meatus media
posterior
jelas proporsi
konka

Dimulai pada fetus usia 3


4 bulan

Mencapai besar maksimal


pada usia 15 18 tahun

Anatomi

Hidun
g
Luar

Tulan
g
Persar
afan

Merupakan celah pada


dinding lateral hidung
Unit fungsional
yang
merupakan
tempat
ventilasi dan drainase dari
sinus-sinus yang letaknya
di anterior (sinus maksila,
etmoid
anterior
dan
frontal)
Unit
penting
yang
membentuknya
adalah
prosesus
unsinatus,
infundibulum
etmoid,
hiatus semilunaris, bula
etmoid, agger nasi, dan
resesus frontal

Rong
ga
Hidun
g
Sinus

Meatu
s
KOM

Vaskula
risasi

Frontal
sinus
sfenoid
sinus

Terdapat 4 buah dinding:


Ethmoid
sinus

Medial septum nasi

Maxila sinus

Lateral konka nasi


Frontal
Inferior
Os. Maksilaris +
sinus
Os. Palatum
Ethmoid
sinus

Superior Lamina
Kribriformis (anterior) + Os.
sfenoid
Nares sinus Sfenoid (posterior)
Maxila sinus

anterior

Fisiologi

Sebagai
saluran
Pengatur
pernapasan.
Penyaring dan
Kondisi
suhu
&
debu,
Udara masuk melalui
1.Fungsi Partikel
Pelindung
Fungsi udara
Respirasi virus, dan bakteri,
Penghidu
nares anterior
naik
dan jamur yang
ke
Adanya
mukosa
atas
terhirup bersama
Refleks setinggi
Nasal
Mengatur pada atap
Resonansi
olfaktorius
udara reseptor akan
konka
media

turun

Mukosa
hidung
merupakan
kelembaban
udara
5.Refleks
2.Fungsi
disaring
oleh 1)
Suara
rongga
hidung,
refleks
yang
berhubungan
dengan
ke
bawah
ke
arah

palut
lendir
nasal
Penghidu
Rambut
(vibrissae)
saluran
cerna,
kardiovaskuler,
dan
(mucous
blanket).
konka superior dan
nasofaring.
pada
vestibulum
pernapasan.
nasi,
2) Silia 3)
1/3 bagian
atas
Iritasi
mukosa
hidung
akan
menyebabkan
Mengatur suhu:
Palut
lendir
septum.
refleks
bersin
dan
napas
berhenti.
Banyaknya
melekat pada palut
pembuluh
darah
Partikel bau dapat
lendir
Proses
di bawah epitel
4.Fungsi
mencapai
daerah
ini
3.Fungsi
Adanya
Statik
&
Bicara
Fonetik
permukaan
konka
mekanik
Partikel-partikel
dengan
cara
difusi
- Septumpalut
yang luas.
yang
besar
dengan
lendir
dikeluarkan
dgn
atau bila menarik
refleks bersin.

Resonansi oleh hidung penting


untuk kualitas suara ketika
berbicara dan menyanyi.

Fisiol
ogi

1
1
2
3
5

Hidung
membantu
proses
pembetukan kata-kata.
Kata dibentuk oleh lidah, bibir,
dan palatum mole.
Pada pembentukan konsonan
nasal (m,n, ng) rongga mulut
tertutup dan hidung terbua,
palatum mole turun untuk
aliran udara.

Cara
Pemeriksaan

Anamn
esis

Sumb
atan
hidun
Ini
dapat berupa
hilangnya penciuman
Sekret
1. Pada satu atau kedua lubang hidung.
g kental,
2. Konsistensi secret,
encer,di bening,
Gang
(anosmia)
atau pangkal
berkurang
(hiposmia).
Nyeri
daerah
dahi,
di
nanah atau darah.hidung, pipi,
Perlu
ditanyakan:
dan
tengah
hidung
kepala
guan
3. Apakah secret keluar pada pagi1.hari
atau
pada
Apakah
sebelumnya
1. terus
menerus
atau
hilang
timbul,
dan ada riwayat infeksi
dapat
merupakan
pengh
waktu-waktu tertentu
misalnya
pada musim tanda-tanda
hujan.
hidung,
sinus, trauma
kepala dan
Bersin 2. pada
yang
berulang-ulang
satu
atau
kedua
lubang
hidung,
tenggo
sinusitis.
idu
Keluh
2.
keluhan
ini
sudah
berapa
merupakan
keluhan
pada
alergi
Sekret hidung
yang
disebabkan
karena
3. apakah
sebelumnya
ada
riwayat
kontaklama.
rok
Epistaksis
dapat
berasal
dari bagian
Rasa nyeri atau
rasa
berat
ini
dapat
an
infeksi Perlu
hidung
biasanya
bilateral,
jernih
hidung.
ditanyakan
: anterior
dengan
bahan
allergen
debu,
atauseperti
posterior
rongga hidung.
timbul
bila
menundukkan
kepala
sampai purulen.
Utam
1.
Apakah
perdarahan trauma
berasal
dari satu atau
1.
Apakah
bersin
inidapat
timbul
bila
tepung
binatang,
dan
berlangsung
dari
Perda

Sekret yang
jernih sari,
sepertibulu
air
dan
a lubang
kedua
hidung.hidung
menghirup
sesuatu.
hidung,
pemakaian
obat
tetes
jumlahnya banyak
khas
untuk
alergi
hidung.
beberapa
jam
sampai
beberapa
rahan
2.
Sudah
berapa
kali
dan apakah mudah
Apakah
Bila sekretnya
kuning
kehijauan
biasanya
2.
juga
diikuti
keluar
secret
dekongestan
untuk
jangka
waktu
lama,
hari.
dari
Bersin
dihentikan
dengan
memencet
hidung saja.
berasalencer
dari sinusitis
hidung gatal
dan bila
yang
dan atau
rasa
di
4.
perokok
peminum
alkohol,
Rasa
3. sisi,
Apakah
ada riwayat trauma hidung/muka
hidun
bercampur darah
dari satu
hati-hati
hidung,
tenggorok,
mata,
dan dan menderita penyakit
nyeri di
sebelumnya
adanya tumor
hidung.
g

telinga.
Pada anak

daerah
bila secret yang terdapat
hanya
kelainan
darah, hipertensi, dan pemakaian
satu sisi dan berbau, sebaiknyaobat-obat
curiga
mukaakan
antikoagulansia
adanya benda asing dihidung.
dan
kepala

& melihat keadaan nasofaring.

Pemerik
Hangatkan saan
spatula & kaca nasofaring
Luar
Dalam
untuk
mencegah
udara
pernafasan
Sebaiknya Fisik
menggunakan tangan kiri

mengembun
pada
kaca.
Inspeksi
:
dalam posisi horisontal.
Sebelum
Adanya
kaca dimasukkan,
suhu kaca Rinoskopi
deformitas septum
anterior
Adanya pelan-pelan
Membukanya
di
dalam
edema daerah hidung
dan
sinus paranasal
dites
dengan
menempelkannya
pada
Adanya hematom
kulit
belakang
tangan
kiri pemeriksa.
kavum nasi (lubang
hidung)
pasien.
Rinoskopi
Pada daerah vestibulum perhatikan ada
tidaknya
Pasien diminta membuka mulut, lidah Posterior
Mengeluarkan
mulutdantertutup
90%.
krusta, sekret,
radang
2/3 anterior
ditekan
dengan spatula.
Palpasi
:
Jangan 100% karena bulu hidung pasien
Pasien
Adanya krepitasi
bernafas
dengan
mulut
pada
tulangsupaya
hidung

dapat terjepit
keluar.
Rasa dan
nyeritercabut
tekan
peradangan
uvula
terangkat
ke pada
atas
& kacahidung dan sinus
nasofaringparanasal
yang menghadap keatas
dimasukkan ke dalam mulut kebwah
uvula & nasofaring.
Lalu pasien diminta bernafas kembali
melalui hidung & uvula akan turun
kembali & rongga nasofaring terbuka
Khusus pasien yang sensitif, sebelum

Pemerik
saan
Sinus

Inspek
si
Radiol
ogik

Palpas
i
Sinosk
opi

Yang diperhatikan
adalahadanya
Pemeriksaan
ke
dalam
sinus
1. Sinus maksila
posisi Water
pembengkakan
didaerah
muka.
maksilaris
menggunakan
endoskop.
2. Sinus
frontal
dan etmoid

Pembengkakan
pipi
sampai
di Endoskop
dimasukkan
melalui
posteroanterior
kelopak mata
bawah
yang
berwarna
lubang
yang
3. Sinus
sfenoid
lateral dibuat di meatus
kemerahan
mungkin
4. KOM
inferior
CTmenunjukkan
scan
sinusitis maksila akut
Pembengkakan di kelopak mata atas
mungkin
menunjukkan
sinusitis
frontalis akut

Transilu
minasi

Fronta Maksil
lis
aris
Ada
2
cara
melakukan
pemeriksaan
transiluminasi (diaphanoscopia) pada sinus
maksilaris,
Syarat
Pada sinus
melakukan
yaitu kita
pemeriksaan
menyinari
yaitufrontalis
:
transiluminasi
dan
menekan
lantai
sinus dibuka
frontalis
adalah
ke
1.
Mulut
pasien (diaphanoscopia)
kita minta
lebaradanya
mediosuperior.
yang
kita
lebar.ruangan
Lampu yang
kita gelap.
tekan Alat
pada
margo
gunakan
Cahaya
berupa
memancar
lampu
listrik
ke bertegangan
depan
kita
inferioryang
orbita
ke arah
inferior.
Cahaya
6tutup
volt
dengan
dan
bertangkai
tangan ke
kiri.
panjang
(Heyman).
yang
memancar
depan kita
tutup
Pemeriksaan
Hasilnya
frontalis
transiluminasi
bilamana
dengansinus
tangan
kiri. normal
Hasilnya
sinus
(diaphanoscopia)
dinding
depan
sinus
kita bilamana
frontalis
gunakan palatum
tampak
untuk
maksilaris
normal
mengamati
terang.
sinus terang.
frontalis dan sinus
durum berwarna
maksilaris.
2. Mulut pasien kita minta dibuka. Kita
masukkan lampu yang telah diselubungi
dengan tabung gelas ke dalam mulut

2 Penyakit
tersering

Rinitis Alergi

Defini
si

Alerg
Etiolo Patofisi Klasifi
en
gi
ologi
kasi
Diagn
Kompl
Terapi
ikasi
Anamnesis osis
Ketahui
alergen

Faktor
Reaksi
genetik
alergi
2inflamasi
dan
fase:
herediter
(Adams,
Boies, Higler,
Alergen
Polip
Penyakit
hidung
adalah
antigen
yang
yang
menginduksi
disebabkan
dan
oleh
Serangan bersin berulang penyebabnya
1997).
RAFC
(reaksi
alergipada
fase
cepat)
1 jam
Otitis
bereaksi
dgn
antibodi
IgE
reaksi
alergi
pasien
atopi yang
Keluar
media
yang
sering
residif,
terutama
ingus
(rinore)
yang
encer
gatal
(avoidance)
dan
Tersering
RAFL
(reaksi
: keluar
alergi
fase
lambat)
(lakrimasi)
2-4 jam, puncak

Kadang
banyak
air
mata
keluar
pada
anak-anak.
Ringan
bila tidak
sebelumnya
sudah
tersensitasi
dengan
eliminasi.
Inhalan
6-8
Alergen
jam
inhalan
pada
dewasa
Th
0
aktif
Th
2

Medikamento
Hidung tersumbat
ditemukan
Tahap
Intermiten
Sinusitis
paranasal
alergen
yang
sama
serta
dilepaskannya
berprolife
sitokin
(IL
sa Alergen
ingestan
pada
anak-anak.
sensitisas
gangguan
tidur,
Pemeriksaan
Fisik <4
gejala
suatu
mediator
kimia
rasi ketika
Th
terjadi
3, ILAntihistamin
4, paparan
IL
Simptomatis
i
aktivitas
harian,
1
&
Th
2
5,
IL
13)
:
antagonis
Ingestan
Terapi
hari/minggu
ulangan
dengan
alergen
spesifik
tersebut.
Dengan
berolahraga,
rinoskopi
anterior
tampak
mukosa
hidung
APC
H-1
Konkotomi
atau
<4
APC

IL
4
&
IL
edema, ARIA
basah, (Allergic
berwarna rhinitis
pucat
atau
lividitsdisertai
Menurut
belajar
bekerja.
and
impact
menangk
adanya
sekret
encer
yang
banyak
(pemotongan
sitokin(IL
13 + sel
minggu.
Sedang-berat
Operatif
ap
on Persisten/menet
Asthma)
Merupakan
kelainan
pada
Alergic
Shiner,2001,
Alergic Salute,
Crease
Injektan
konka
1) Alergic
limfosit
B
bila
terdapat
alergen
ap
Gangguan
pertumbuhan
gigi-geligi
inferior)
hidung
dengan
gejala
bersin-bersin,
rinore,
1/lebihdan edema,
dari
MHC
II granuler
Imunoterapi
Dinding
posterior faring
tampak
Antigen
IgE
rasa
gatal
dan
tersumbat
setelah mukosa
dipresent
gangguan
gejala
>4
Dinding
lateral
faring
menebal.
+HLA II
diproduks
Kontaktan
asikn
ke
hidung
terpapar
alergen
yang
Lidah
tersebutdiperantarai
diatas
hari/minggu
tampak
MHC IIseperti gambaran peta.
i

Berat
ringannya
penyakit

Masuk
bersama
pernapasan

Sifat
berlangsu
ngnya

udara

Masuk ke saluran cerna

Masuk melalui suntikan/tusukan

Masuk melalui kontak kulit atau


jaringan mukosa

Sinusitis

Defini
si

Klasifi Patofisi Diagn


kasi
ologi
osis
Kompl
Terapi
ikasi
Kelainan
Kelainan
ditemukan
:menjadi
Prinsip
Anam
Konsensus
2004
menbagi
Dapat
Kelainan
yang terlihat
berupa
Definisi tahun
Membuka
sumbatan
di
kompleks
ostio-meatal
sehingga
Hidung
1.
Sekret
mukopurulen
pada
Jika
terjadi
edema,
Orbita
Intrakranial

Akut
<4
minggu
perselubungan,
nesis
Kesehatan
sinus
drainase dan ventilasi kompleks
sinus-sinus
pulih
secaramukosa
alami.dan
tersumbat
yg
osteomeatal

dipengaruhi
oleh
Kelainan
batas
Kelainan
udara-cairan
(air
fluid
Subakut
4
minggu-3
bulan
Sinusitis
adalah
inflamasi
mukosa
sinus
Organ2
yg
berdekatan
akan

patensi
ostium2
Nyeri
tekan
pada
pipi
dan
PF
level)
danKOM
resesus
sphenoethmoidalis,
saling bertemu
sinus
Kronik
bulanmembentuk
Paru
paranasal.
dan >3Tulang
letaknya
sehingga
silia
Yang
penebalan
mukosa

2.
edema,
diperhatikan
Kelu
adalah
adanya
lancarnya
klirens

Sinusitis bakterial
akut ketuk
antibiotik
dan
nyeri
ditidak dapat
gigi
berdekatan
Penun
Etiologi
dan
predisposisi
1.
Edema
Meningitis
Osteomilitis
Bronkitis
palpebra
kronik
mukosiliar
di
pembengkakan
didaerahNyeri/rasa
muka. dan
3. eritema,
dekongestan
(selama
10-14
hari)
bergerak
1.
Sinus
maksila

posisi
Water
han
dalam
KOM.2. Bronkiektasis
Demam
tekanan
jang

Pembengkakan
di
pipi
sampai
Selulitis
Abses
extradural
subperiostal
orbita
atau
menunjukkan
adanya
sinusitis
ostium
tersumbat
Sinusitis kronik 4.

antibiotik
yang
sesuai
untuk
polip/polipoid
jaringan,
dan
dan
lesu
pada
2.
Sinus
frontal
dan
etmoid

kelopak
bawah yang
ISPA akibat
virus
Sampai
akhirnya
Jika berwarna
keadaan ini
3. subdural,
Abses
subperiostal
kuman
gram
negatif
danmata
anaerob
Radiolo
Inspek
Uta
muka
5.
krusta
posteroanterior
maksila.
perubahan
menetap,
kemerahan
mungkin
menunjukkan
Ingus
Terapi
Bermacam
rhinitis
terutama
rhinitis
alergi
lain
jika
diperlukan

analgetik,
mukolitik,
4.
3.
Abses
orbita
otak
mukosa
menjadi
inflamasi
gik
si
3. sinusitis
Sinus sfenoid
akut
lateral
purulen
maksila
ma
steroid
oral/topikal,
pencucian
hidung
dengan

kronik
yaitu kavernosus
berlanjut,
terjadi

KOM
Kelainan
anatomi
seperti
deviasi
septum
5. Trombosis
4.
sinus
cavernosus
Pemeriksaan
ke
dalam
sinus
Pada
sinusitis
frontal
terdapat
yg
Sinosk
4.

CT
scan

Pembengkakan
di
kelopak
mata
atas
hipertrofi,
polipoid
hipoksia
dan
NaCl
pemanasan
(diatermi)
Palpasi
seringkali
maksilaris
menggunakan
endoskop.
atauatau
hipertrofi
konka
mungkin
menunjukkan
sinusitis
atau
pembentukan
bakteri
anaerob
opi
nyeri
tekan
di
dasar
sinus
Tindakan operasi
bedah
sinus
endoskopi
turun
ke
Endoskop
dimasukkanberkembang
melalui

polip dan kista


Sumbatan KOM
polip dan
kista
berkembang
frontalis
akut
teggorok
fungsional (bsef/fess)
dibuat di meatus
frontal,
yaitu
pada bagian
Infeksi tonsil,lubang
infeksi yang
gigi
(post
inferior

Lingkungan berpolusi nasal


serta kebiasaan

Terima kasih

Pembimbing Dr. H. Denny P. Machmud, Sp.


THT
Disusun oleh :
Fathul Yasin (2008730067)

You might also like