Professional Documents
Culture Documents
Sepasang organ yg berbentuk spt kacang buncis, berwarna coklat agak kemerahan
Dinding kandung kemih terdiri atas 4 lapisan ; lapisan mukosa, lapisan sub
Dinding dibentuk oleh satu lapisan sel yg berhubungan erat satu sama lain di
daerah Tight Junction dan disebelah samping kanan kiri sel tsb terdapat ruang ekstrasel
disebut Lateral Intercelluler Spaces
LOOP OF HENLE
Terdiri dari :
Panjang 20 mm
Diliputi epitel yang lebih pipih
Tidak dijumpai Brush Border
Bermuara pada Ductus Colligentes
Panjang total nephron termasuk ductus colligentes 45-65 mm
DUCTUS COLLIGENTES
Panjang 20 mm
V. Cava Inverior
A. Renalis
V. Renalis
A . Interlobaris
A. Arcuata
V. Interlobaris
V. Arcuata
A Interlobaris
V. Interlobaris
Vas Afferent
V. Plexus Peritubuler
Glomerulus
Vas Efferent
Vas Afferent Glomerulus juxtamedular
Membentuk
Vasa Recta
Perbandingan kecepatan aliran darah antara berbagai organ dalam 100 gram jaringan
konstan
1
90
220
Parteri. Ren
(mm.Hg)
Autoregulasi :
Pco = 32 mmHg
EFP = 70 20 32 = 18 mmHg
Tergantung status arterial afferent dan atau arterial efferent :
15 x cairan ekstrasel
60 x plasma
Filtration Fraction (FF)
Adalah fraksi aliran plasma ginjal yg menjadi filtrat glomerulus. KARENA :
Bila zat tersebut berukuran kecil dan dapat menembus filter glomerulus
maka konsentrasinya dlm ultrafiltrat sama dengan dalam plasma
Uin x V
GFR = ------------Pin
29 x 1,1
GFR = --------------- = 128 ml/mt
0,25
Faktor Yang Mempengaruhi GFR :
EFP = Pb Pc Pco + Permiabilitas + Area Filtrasi
1
2
3
4
5
Reabsorbsi
Sekresi
Px
REABSORBSI :
Ux . V < Px . GFR
Tx = Px . GFR - Ux . V
GFR
Ux
V
SEKRESI :
Ux . V > Px . GFR
Tx = Ux . V - Px . GFR
99% air dlm filtrat glomerulus direabsorbsi ketika melalui tubulus maka akan
memekatkan zat tsb sampai 99 kaliok bila zat terlarut dlm filtrat tdk direabsorbsi
Glukosa & maka zat tsb konsentrasi menuju nol sebelum menjadi urinasam amino
direabsorbsi
Dengan cara tsb ginjal akan memisahkan zat yg harus disimpan dlm tubuh dg zat yg
harus dikeluarkan
MEKANISME DASAR ABSORPSI DAN SEKRESI DALAM TUBULUS
Selisih muatan listrik (electrical gradient) Cl Selisih tekanan (pressure gradient) filtrasi
Contoh Selisih konsentrasi :
Kecepatan absorpsi secara pasif karena selisih konsentrasi tergantung :
tub. proksimalis maka ada perbedaan potensial antara cairan peritubulus dg cairan dlm
tubulus. Cairan peritubulus menjadi lebih positif dari cairan dalam tubulus oleh karena
permiabilitasnya yg besar untuk ion Cl maka ion Cl berdifusi keluar dg mudah dari tub.
Proksimalis
Contoh Selisih Tekanan :
Filtrasi dalam glomerulus
Transport Aktif Up Hill
Ciri Ciri :
Membutuhkan energi tambahan
Transport dapat berlangsung dg melawan electrochemical gradient
Membutuhkan carrier system
Sifat Carrier System :
glukosa, aa, asam urat mempunyai carrier system berbedaKekhususan (specificity)
terjadi competitive inhibitor Common carrier system (carrier sytem sama)
Tubular maximum (Tm)Jumlah terbatas
Tubular Maximum (Reabsorpsi & sekresI)
Pengobatan :
Probenecid dan Phenylbutazone kadar asam urat plasma ekskresi
Tmcompetitive inhibition dengan asam urat Sembuh
glukosuria (Renal Diabetes) Tm glukosa competitive inhibition Phlorizin
Tubulus Proksimalis
Bila ADH
TRANSPORT AIR DAN ALIRAN CAIRAN DALAM TUBULUS
Transport air sepenuhnya dg difusi osmotik
Bila solut dalam filtrat glomerulus direabsorpsi (transport aktif maupun
pasif) maka turunya salut dalam cairan tubulus dan meningkatnya konsentrasi dalam
cairan peritubulus akan menyebabkan osmosis air keluar dari tubulus
Dalam keadaan istirahat normal volume cairan total yang mengalir ke tiap segmen
tubulus ginjal (ml/menit) dan cairan filtrat yang direabsorpsi (%)
REABSORPSI ELEKTROLIT
Sel dlm tubuh dapat hidup & berfungsi normal bila komposisi cairan ekstrasel
dipertahankan dalam batas normal (Homeostasis)
Fungsi ginjal dalam mempertahankan homeostasis sangat besar
Perubahan kadar ion terutama kation (+) melampui batas tertentu mengakibatkan
kegagalan faal tubuh secara keseluruhan.
Contoh : K+ Paralysis Potensial membran
K+ Paralysis Potensial membran
Na+ Paralysis Potensial aksi
Ca+ Tetani Permiabilitas membran
NATRIUM (Na+)
Lebih dari 90% kation ekstrasel adalah Na
65% direabsorpsi dalam tub. Proksimalis dan selalu diikuti H2O cairan filtrat yang di
tub. Proksimalis atau loop of Henle selalu ISOTONIS
HIPERTONIS Na tidak direabsorpsi tetapi ada penambahan ion Na dari cairan
peritubulus ke cairan tubulus dg cara difusi. Disamping itu keluarnya air dari tubulus ke
peritubulus secara osmosis menyebabkan kadar elektrolit meningkat Pada Pars
Descendens Loop of Henle
reabsorpsi aktif Na bersama ClPada segmen tebal loop of Henle - yg tidak disertai
H2 HIPOTONISO
C Peritubulus
HCO3-
HCO3-
Lumen Tubular
Carbonic anhydrase
H+
Na+
H2CO3
H+
Cl-
K+
K+
Na+
Na+
Ion H berasal dari disosiasi H2CO3 menjadi ion H dan bikarbonat, sedangakn H2CO3
dibentuk dari rekasi CO2 dan H2O yg dikatalisis oleh enzim carbonic anhydrase
CO2 berasal dari cairan peritulus, hasil metabolisme dalam sel tubulus dan hasil
reaksi ion H dg bikarbonat dalam cairan tubulus
Bila carbonic anhydrase dihambat misalnya oleh acetazulamide (diamox)
HYPOKALEMIC ACIDOSIS bila berlangsung lama reabsorpsi Na hanya ditukar dg K
pembentukan ion H terganggu
Ion exchange dipengaruhi oleh hormon aldosteron yg dibentuk cortex adrenal bagian
pars glomerulosa
Hyperaldosteronism berakibat :
Reabsorpsi Na dipercepat dan meningkat
Sekresi ion K dan H meningkat
berlangsung lama
Hypokalemic Alkalosis
Banyaknya ion Na yg direabsorpsi pada hyperaldosteronism akan disertai dg retensi
air dg akibat OEDEMA
Pengendalian Sekresi Aldosteron
Distal
sekresi K di tub. Distal Aldosteron K ekstrasel kadar kalium ekstrasel
ACTH diproduksi adenohipofis merangsang aldosteron tapi tidak begitu besar
Perdarahan
Angiotensinogen
(Alpha 2 globulin)
Renal Ischemia
Renin (juxtaglomerular app)
Angiotensin I
ACE (Angiotensin Converting Enzim)
Angiotensin II
Vaopressor Effect
Cortex Adrenal
Aldosteron
Vol. darah
Tekanan Darah
KALIUM (K)
BICARBONAT (HCO3)
Tubular Cell
Lumen
HCO3- + H+
HCO3
Na+
Na+
H2CO3
H+ + HCO3Na+
H2CO3
Carbonic anhydrase
H2O
+ CO2
CO2 + H2O
Ion phosphat dalam cairan filtrat dalam bentuk HPO4- dan H2PO4- dapat
mengikat ion H yg disekresi sel tubulus tanpa merubah pH UrineBesifat Buffer System
H+ + HPO4
H2PO4
CHLORIDA (Cl)
Reabsorpsi pasif karena gaya electrokimia kecuali di segmen tebal loop of Henle
secara aktif
AMONIUM
Tub. Distal & ductus colligentes memproduksi amoniak (NH3) dari glutamin dan
asam amino dibawah pengaruh enzim glutaminase
NH4
Reabsorpsi Bicarbonat
Buffer Phospat
Produksi NH3
MEKANISME COUNTER-CURRENT
Suatu sistem dimana aliran masuk berjalan sejajar, berlawanan dan berdekatan
dengan aliran keluar
Arteri
Vena
Panas dalam darah arteri
akan dirambatkan ke
vena
darah vena tdk berbeda
jauh
Gambar diatas menunjukkan bahwa makin kedalam dari medula makin tinggi
kepekatan cairan baik dalam tubulus ginjal maupun dalam cairan interstitial. Ini
terjadi karena :
Ditimbulkan oleh reabsorpsi aktif Na dan Cl tanpa air
urine encer dan berjumlah banyak. filtrat dalam tub. distal yg hipotonis
langsung masuk pelvis renalis ductus colligentes tdk permiabel terhadap air ADH
cairan ekstrasel hipotonis sehingga tidak ada rangsangan pada osmoreceptor di
nucleus supra-optisi Banyak minum air tawar (Hyperhydrosis) Jadi keadaan
hyperhydrosis tubuh perlu membuang banyak air
PLASMA CLEARANCE
Definisi : Jumlah ml plasma dibersihkan seluruhnya dari suatu zat dalam satu
menit
Bila Clearnace Inulin 125 ml/menit : berarti sejumlah 125 ml plasma telah
dibersihkan seluruhnya dari inulin dalam satu menit, untuk dikeluarkan melalui urin
Bila kita dpt menghitung jumlah zat yg dikeluarkan melalui urin per menitnya dan
ini dibagi dg nilai konsentrasi zat dalam plasma maka dapat diketahui jumlah plasma yg
telah dibersihkan.
Bila - konsentrasi zat dalam urin = Ux mg/ml
- Konsentrasi zat x dalam plasma = Px mg/ml
- Jumlah urin yang terbentuk = V ml/menit
Maka : jumlah seluruh zat x yg dikeluarkan melelui urin
= Ux . V mg/ml
Jumlah tersebut berasal dari plasma sebanyak :
Ux . V
--------------- ml/menit
Px
Ux . V
Sehngga Clearence zat x (Cx) = ---------------------Px
Contoh :
Konsentrasi ureum dalm plasma (Pu) = 0,26 mg/ml
Konsentrasi ureum dalam urin (Uu) 18,2 mg.ml
Jumlah urin (V) = 1 ml.menit
18,2 . 1
Clearance Ureum (Cu) = ----------------- = 70 ml/menit
0,26
Bila zat setelah di filtrasi tidak direabsorpsi dan sekresi seperti inulin maka jumlah
Inulin
125
Inulin
Bila zat setelah difiltrasi direabsorpsi (ureum) Clearance zat tersebut lebih
kecil dari GFR/Clearance inulinjumlah zat dalam urin lebih sedikit
C ureum < C
inulin
Bila zat mengalami sekresi setelah difiltrasi Clearance zat tsb lebih besar dari
GFR/clearance inulin(PAH) jumlah zat dalam urin lebih besar
CPAH > C inulin
C (ml)
650
dereabsorpsi
PAH
inulin
Inulin
125
Glucose
100 180
500
P (mg%)
plasma
proses
650
ml/mt.
PAH
CPAH RBFRPF
Bila PAH dalam 525 ml plasma < TmPAH Darah Vena Tanpa PAHseluruh PAH
disekresi
Jadi CPAH = RPF (650 ml)
Tidak semua plasma yg mengalir ke ginjal mengalami filtrasi dan sekresi
jadi CPAH = ERPF
ERPF
CPAH : Clerance PAH
RPF = --------------------RPF : Renal Plasma Flow
Extraction Ratio
RBF : renal Blood Flow
TmPAH : maks. Tub. Sekresi
PAH
Plasma Flow
A-V
A : Kons PAH dlm arteri renalis
Extraction Ratio =--------------V : Kons. PAH dlm vena renalis
A
Extr. Ratio = ratio dari selisih konsentrasi PAH di arteri renalis dan vena renalis
dengan konsentrasi PAH dalam arteri renalis
untuk PAH kira-kira = 0,91
1
RBF = RPF x ------------------1 - Hct
dalam darah)
Contoh :
UPAH
: 2,9 mg/ml
V
: 2 ml/menit
PPAH
: 0,01 mg/ml
Extraction Ratio
: 0,91
Hematocrit
: 45%
UxV
2,9 x 2
ERPF = ------------ = --------------- = 580 ml/menit
P
0,01
ERPF
580
RPF = ------------------------ = ----------- = 637 ml/menit
Extraction Ratio
0,91
1
1
RBF = -------------------------- = 637 x -------- = 1158 ml/menit
1 Hematocrit
0,55
Clearance Ureum
Kadar ureum dalam darah 20-40 mg/100 ml tergantung jumlah protei dlm diet
(pd gangguan faal ginjal kadarny sampai 200 mg/100 ml)
Penentuan faal ginjal lebih tepat dg Clearance Ureum Endogen sebab dg kadar
ureum darah banyak kelemahan
Uureum x V
Cureum = -------------------Pureum
Jika ADH maksimal dengan kata lain besarnya clearance ureum tergantung
jumlah urin yg diproduksi clearance ureum dan ekskresi ureum jumlah urin
jadi bila ADH air dlm lumen terhisap keluar oleh gaya osmosis dari cairan
75
V (ml/menit)
Tureum
1 - -------------------Pureum x GFR
Dari rumus diatas terlihat bila produksi urin C reabsorpsi ureum juga oleh
karena ADH atau reabsorpsi air ureum
T
Bila peran ADH minimal yaitu produksi urin lebih 2 ml/menit ureum Ckonstan
juga
konstan
ureum
Bila produksi urin lebih 2 ml/menit Cureum yg dihitung dengan rumus :
Uureum x V
Cureum = -------------------------Pureum
Disebut Maximal Ureum Clearance dengan nilai normalnya 75 ml/menit/1,73
m luas tubuh
2
Bila produksi urin kurang 2 ml/menit , sulit menentukan clearance urium seorang
penderita normal atau tidak ok nilai normalnya bervariasi tgt jumlah produksi urin.
Bila vol urin diambil akar duanya kemudian dimasukkan dalam rumus clearance,
maka diperoleh nilai clearance ureum relatif konstan yaitu 54 ml/menit/1,73 m 2 luas
tubuh dan tidak tergantung besarnya nilai V.
Clearance ureum ini disebut Standard Ureum Clearance
V
Uureum x
Cureum =
-----------------------Pureum
Clearance Creatinine
Dalam glomerulus sejumlah 125 ml difiltrasi dan dalam tub. Proksimalis terjadi
sekresi creatinine dg Tm 15 mg/menit Ccreatinin normal 140 ml/menit
Ccr
Ucr x V
= ---------------Pcr
= 140 ml
Karena creatinine disekresi maka Ccr > GFR
Pada pengukuran Pcr dengan Spectrophotometry menyebabkan nilai Padanya
zat creatinoid dalam plasma cr Cmeningkat cr menurun
Normal Ccr = 75-126 ml
Clearance Osmotik (Osmotic Clearance)
Uosmotik x V
Cosmotik = --------------------------Posmotik
Cosmotik merupakan gabungan dari semua zat yang osmotik aktif dan bukan untuk
sesuatu zat tertentu
Clearance Air Bebas (Free Water Clearance)
CH2O = V Cosmotik
CH2O Positif bila tubuh kelebihan air (hyperhydrosis)
CH2O Negatif bila tubuh perlu menghemat pengeluaran air
karena kekurangan air atau kelebihan solut
(hydropenia)