Professional Documents
Culture Documents
ORDE-2
Oleh: Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng
Dua fenomena fisik berbeda (yaitu: sistem gerak benda pada pegas dan
rangkaian listrik) menghasilkan model persamaan matematika dan solusi yang
sama. Perilaku sistem gerak pada pegas dapat dimodelkan pada model fisis
rangkaian listrik. Rangkaian Listrik orde-2 adalah rangkaian listrik yang dapat
dimodelkan dengan Persamaan Diferensial orde-2. Rangkaian tersebut
diantaranya: LC seri, RLC seri
Rangkaian LC seri
Rangkaian LC seri dengan sumber baterai E volt digambarkan pada Gambar
Rangkaian LC seri. Dengan hukum Tegangan Kirchoff didapatkan model
persamaan pada Gambar Rangkaian LC seri, yaitu:
VL+VC=E
dengan:
diketahui bahwa
I=
dQ
dt
dI
dt
1
Idt
C
dI 1
+
Idt=E
dt C
d dI 1 d
d
+ Idt= ( E )
dt dt C dt
dt
d2 I 1
d
+ I = ( E)
2
C
dt
dt
( )
dI 1
+
Idt=E
dt C
d dQ 1 dQ
+
dt=E
dt dt C dt
d2Q 1
+ Q=E
d t2 C
( )
( dtd ( E )=0)
d2 I 1
+ I =0
d t2 C
atau
d2 I 1
+
I =0
d t 2 CL
penyelesaian persamaan homogen orde-2 di atas adalah
persamaan karakteristik dari PD di atas:
r2 +
1
=0
CL
akar-akar persamaan karakteristik:
r 1,2= i
1
CL
y=c1 e
( +i) x
( i ) x
+c 2 e
= A e cos x + B e sin x
dengan
c 1 , c 2 , A , B=konstanta ; r= i
maka:
y (t)=A cos
1
1
t+ B sin
t
CL
CL
d I
+25 I =0
d t2
persamaan karakteristik dari PD:
2
r +25=0
akar-akar persamaan karakteristik:
r 1,2= i5
penyelesaian PD:
Menentukan kuat arus I(t) untuk kasus ini berdasarkan model persamaan
diferensial Q(t), selanjutnya I(t) didapatkan dari hubungan
I ( t)=
dQ
. Model
dt
d2Q 1
+ Q=E
d t2 C
atau
d2 Q 1
E
+
Q=
2
CL
L
dt
persamaan di atas adalah PD tak homogen orde-2, penyelesaiannya disebut
penyelesaian lengkap terdiri atas penyelesaian homogen dan penyelesaian
takhomogen.
Penyelesaian Homogen:
d2 Q 1
+
Q=0
d t 2 CL
persamaan karakteristik dari PD di atas:
2
r +
1
=0
CL
akar-akar persamaan karakteristik:
r 1,2= i
1
CL
penyelesaian homogen:
Qh (t)= A cos
1
1
t+ B sin
t
CL
CL
Penyelesaian Takhomogen:
2
d Q 1
E
+
Q=
2
L
d t CL
dengan menggunakan metode koefisien taktentu (subbab 4.8.1)
E
Q p (t)=K 0
L
substitusi Q p (t )=K 0 pada PD, yaitu:
1
E
K0=
CL
L
F(t)=
K 0=EC
jadi penyelesaian tak homogen adalah
Q p (t)=EC
Penyelesaian lengkap
1
1
t+ B sin
t + EC
CL
CL
d Q 1
E
+
Q=
2
LC
L
dt
d2 Q
+ 25Q=25
2
dt
Penyelesaian model persamaan di atas disebut solusi lengkap/penyelesaian
lengkap yang terdiri atas dua solusi PD, yaitu solusi homogen dan solusi
takhomogen
Solusi Homogen:
d2 Q
+ 25Q=0
2
dt
persamaan karakteristik dari PD:
2
r +25=0
akar-akar persamaan karakteristik:
r 1,2= i5
penyelesaian PD homogen:
R( x)=25 Q p (t )=K 0
substitusi
Q p (t )=K 0
ke model PD didapatkan:
d2 Q
+ 25Q=25
d t2
0+25 K 0=25 K 0=1
penyelesaian khusus takhomogen
Q p (t)=1
solusi umum lengkap (solusi homogen+solusi tak homogen):
Q(t)=1cos 5 t
dan Arus I(t) adalah
I ( t)=
dQ
=5 sin 5 t
dt
d2Q 1
+ Q=E0 cos t
d t2 C
atau
E cos t
d2 Q 1
+
Q= 0
2
L
d t CL
Penyelesaian model persamaan di atas adalah penyelesaian lengkap muatan
fungsi waktu, terdiri atas penyelesaian homogen dan penyelesaian takhomogen.
Penyelesaian Homogen:
d2 Q 1
+
Q=0
d t 2 CL
persamaan karakteristik dari PD di atas:
r2 +
1
=0
CL
akar-akar persamaan karakteristik:
r 1,2= i
1
CL
penyelesaian homogen:
Qh (t)= A cos
Qh (t)=C cos
1
1
t+ B sin
t
CL
CL
1
t
CL
atau
)
jika
02 =
1
, maka
CL
Qh (t)=C cos ( 0 t )
Penyelesaian Takhomogen:
E0 cos t
d2 Q 1
+
Q=
L
d t 2 CL
dengan menggunakan metode koefisien taktentu (subbab 4.8.1)
E 0 cos t
Q p ( t)=Kcos t + Msin t
L
'
Q p (t)=Ksin t+ Mcos t
Q p'' (t )=2 Kcos t 2 Msin t
substitusi
Q p ,Q p' '
ke persamaan didapatkan:
2 Kcos t2 Msin t+
E
1
( Kcos t + Msin t )= 0 cos t
CL
L
E
1
M
K 2 K cos t+
2 M sin t= 0 cos t
CL
CL
L
E
E0 C
1CL 2
K= 0 K=
2
CL
L
(1CL )
Q p (t)=
E0C
2
(1CL )
E0
L( 02 2)
:CL
:CL
E0
cos t
1
2
L( )
CL
2
0 =
jika didefinisikan
Q p (t)=
cos t
1
CL
, sehingga:
cos t
Penyelesaian lengkap:
E0
2
L(0 )
cos t
f 0=
0
2
A maks=
E0
2
L( 0 )
E0
1
( 0 2)
2
0 = (disebut resonansi).
dengan
Jika terdapat kondisi awal yaitu Q(0)=0 dan Q(0)=0 maka persamaan lengkap
menjadi:
Untuk kondisi awal Q(0)=0:
Q(t)=C cos ( 0 t ) +
0=C cos ( 0 ) +
E0
L( 022)
E0
L(022 )
cos 0
cos t
C cos ( )=
E0
L(022)
E0
'
Q (t)=C 0 sin ( 0 t ) +
0=C 0 sin ( 0 )+
L(02 2 )
E0
2
L( 0 )
sin t
sin 0
C sin ( )=0
Sehingga jika:
dengan substitusi
C cos ( 0 t )=
E0
2
L(0 )
E0
2
L( 0 )
dan
C sin ( )=0
cos 0 t
sehingga:
Q(t)=C cos ( 0 t ) +
L( 0 )
E0
L( 02 2)
jika
Q(t)=
E0
E0
2
cos 0 t+
L( 0 )
cos t
E0
L( 022 )
cos t
( cos tcos 0 t )
L(0 )
sin
A +B
B A
sin
2
2
(buktikan!) maka:
0 +
0
t sin
t
2
2
dengan
Gambar a. Osilasi
Gambar b. Osilasi
Q(t)=
2 E0
2
L( 0 )
Q(t)=
sin
2 E0
2
0
L( )
0 +
t
2
sin
0
t
2
kecil
Dari Gambar a. menunjukkan osilasi Q(t) lebih cepat daripada osilasi Q(t) pada
Gambar b. Gambar c. adalah hasilkali persamaan Gambar a. dan b. yang
merupakan penyelesaian lengkap rangkaian LC dengan
. Fenomena
fisik model persamaan ini dapat dirasakan pada proses penalaan nada sistem
akustik dimana akan terdengar gejala naik turun suara pada saat frekuensi dua
sumber suara mendekati sama.
1
CL
d2Q 1
+ Q=E0 cos t
d t2 C
atau
E cos t
d2 Q
+ 2 Q= 0
2
L
dt
Penyelesaian Homogen:
d2 Q
+ 2 Q=0
2
dt
persamaan karakteristik dari PD di atas:
2
r +2 =0
akar-akar persamaan karakteristik:
r 1,2= i
penyelesaian homogen:
Q h (t )= A cos t +B sin t
atau
Qh (t)=C cos ( t )
Penyelesaian Takhomogen:
E0 cos t
d2 Q
2
+
Q=
2
L
dt
dengan menggunakan metode koefisien taktentu aturan modifikasi maka
bentuk solusi partikular (lihat subbab 4.8.1)
substitusi
Q p ,Q p' '
ke persamaan didapatkan:
+ 2 t (Kcos t+ Msint )=
( 2 M ) cos t + (2 K ) sin t =
E0
cos t
L
E0
cos t
L
E0
E
M= 0
L
2 L
2 K =0 K=0
2 M=
E0
t sin t
2 L
Penyelesaian lengkap:
E0
t sin t
2L
1
L
1
L
clear all;
close all;
clc;
t=(0:0.01:4);
I=10*t.*sin(5*t);
plot(t,I,'b','linewidth',2)
xlabel('sumbu waktu (t)','fontsize',14)
ylabel('Muatan Q(t)','fontsize',14)
Rangkaian RLC seri
Rangkaian RLC seri dengan sumber baterai E volt digambarkan pada Gambar
38. Model persamaan rangkaian didapatkan dengan hukum Tegangan Kirchoff,
yaitu:
VR+VL+VC=E
dengan:
diketahui bahwa
I=
dQ
dt
dI dI
L
dt dt
1
Idt
C
RI + L
dI 1
+
Idt=E
dt C
d
d dI 1 d
d
I +L
+ Idt= ( E )
dt
dt dt C dt
dt
d2 I
dI 1
d
+ R + I = ( E)
2
dt C
dt
dt
( )
Model persamaan untuk Gambar 38 dapat juga dinyatakan dalam muatan Q(t),
yaitu:
RI + L
R
dI 1
+
Idt=E
dt C
dQ
d dQ 1 dQ
+L
+
dt= E
dt
dt dt C dt
( )
d Q
dQ 1
L 2 +R
+ Q=E
dt C
dt
Kasus A. Jika sumber baterai E= E0
( dtd ( E )=0)
d2 I
dI 1
+ R + I =0
2
dt C
dt
1
Lr 2+ Rr + =0
C
akar-akar persamaan karakteristik:
r 1,2=
R R24 L/C
2L
R 24 L/C >0
Jika
dengan
, maka
r 1,2
r :
r1 t
r 2t
y=c1 e +c 2 e
2.
Jika
R 24 L/C=0
umumnya:
y=c1 e rt + c 2 x ert
, maka
r 1=r 2 =r
dengan
3.
Jika
R 24 L/C <0
, maka
umumnya:
y=c1 e
( +i ) t
+c 2 e
( i ) t
it
y=c1 e
( +i) t
+c 2 t e
( i) t
d2 I
dI 1
+ R + I =E0 cos t
2
dt C
dt
d2 I
dI 1
+ R + I =E0 cos t
2
dt C
dt
dengan menggunakan metode koefisien taktentu aturan modifikasi maka
bentuk solusi partikular (lihat subbab 4.8.1)
I p (t)=Kcos t + Msin t
I p' (t )=Ksint +Mcos t
''
I p , I p''
ke persamaan didapatkan:
1
( Kcos t + Msin t )=E0 cos
C
RM +
))
2
1
1
L K cos t + RK + 2 L M sin t=E0 cos t
C
C
) )
( C1 L) M =0 .(i)
2
RK +
M=
1
2
L
C
K=
) (
R
1
L
C
( C1 L)
S=
M=
maka
R
K
S
( C1 L) K=E (ii)
2
RM +
, maka
E
1
L K = 0
C
E
R
R
K sK = 0
S
E
E
R2
R 2+ S 2
+ S K = 0
K= 0
S
E0 S
K=
( R 2+ S2 )
E0 R
R
M=
K=
S
( R2 + S2 )
RM +
I p ( t)=
E0 S
2
(R +S )
cos t +
E0 R
( R 2+ S 2 )
sin t
Contoh 1:
Tentukanlah muatan Q dan I sebagai fungsi watku t dalam rangkaian RLC seri
jika R = 16 , L = 0,02 H, C = 210-4 F dan E = 12 volt. Anggaplah pada saat
t= 0, arus I = 0 dan muatan kapasitor Q = 0
Penyelesaian:
Persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan kasus ini:
d2Q
dQ 1
+R
+ Q=E( t)
2
dt C
dt
0,02
d2 Q
dQ
1
+16
+
Q=12
2
dt ( 2 104 )
dt
d 2 Q 800 dQ
+
+250.000 Q=600
dt
dt 2
Penyelesaian Persamaan Homogen
r 1,2=
= -400 300 i
Qh=e
Penyelesaian TakHomogen
d Qk
d Qk
=0,
=0
2
dt
dt
2
d Qk
d Qk
Qk = A ,
=0,
=0
2
dt
dt
Qk = A ,
Substitusi
d Qk
dt
+ 800
ke dalam persamaan :
d Qk
+ 250.000Q=600
dt
Menghasilkan
Qk =2,4 103
300t
C 1 cos 300t +C 2 sin
Q (t )=2,4 103 +e400t
I (t )
Q (t )
didapatkan:
I ( t )=
dQ
=400 e400t ( C 1 cos 300 t+C 2 sin 300 t )
dt
I ( t )=e
0=2,4 1 0 +C 1 C 1=2,4 1 0
0=400C 1 +300 C2 C 2=
4 C1
=3,2 10
3
dl
dt
+ 16I +
Q
0,02
= 100 sin 3t
dQ
d2Q
+8
2
dt
dt
+ 25Q = 20 sin 3t
25
52
(b) I =
dQ
dt
75
52
25
52
25
52
Suku pertama adalah arus stabil (steady-state) dan suku kedua, yang dapat
diabaikan untuk waktu yang bertambah, dinamakan arus transien.
SOAL-SOAL
1. Tentukan arus l(t) dalam rangkaian LC seri dimana L=1H, C=1F dan
E=100 volt! Anggaplah bahwa pada saat t=0, arus l=0 dan muatan
kapasitor Q=0.
2. Tentukan arus l(t) dalam rangkaian LC seri dimana L=1H, C=0,25F dan
E=30 sin t volt! Anggaplah bahwa pada saat t=0, arus l=0 dan muatan
kapasitor Q=0.
3. Tentukan arus l(t) dalam rangkaian LC seri dimana L=10H, C=1/90F dan
E=10 cos 2t volt! Anggaplah bahwa pada saat t=0, arus l=0 dan muatan
kapasitor Q=0.
4. Tentukan arus l(t) dalam rangkaian LC seri dimana L=10H, C=0,1F dan
E=10t volt! Anggaplah bahwa pada saat t=0, arus l=0 dan muatan
kapasitor Q=0.
5. Tentukan arus l(t) dalam rangkaian LC seri dimana L=2,5H, C=10-3F dan
E=10t2 volt! Anggaplah bahwa pada saat t=0, arus l=0 dan muatan
kapasitor Q=0.
6. Tentukan arus l(t) dalam rangkaian LC seri dimana L=1H, C=1F dan E=1
volt jika 0<t<1 dan E=0 jika t>1! Anggaplah bahwa pada saat t=0, arus
l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
7. Tentukan arus l(t) dalam rangkaian LC seri dimana L=1H, C=1F dan
E=1-e-t volt jika 0<t< dan E=0 jika t>! Anggaplah bahwa pada saat
t=0, arus l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
8. Tentukan arus steady state dalam rangkaian RLC seri dimana R=4 ,
L=1H, C=2x10-4 F dan E= 220 volt! Anggaplah bahwa pada saat t=0,
arus l=0, dan muatan kapasitor Q=0.
9. Tentukan arus steady state dalam rangkaian RLC seri dimana R=20 ,
L=10H, C=10-3F dan E=100 cos t volt! Anggaplah bahwa pada saat t=0,
arus l=0, dan muatan kapasitor Q=0.
10. Tentukan arus transien dalam rangkaian RLC seri dimana R=200 ,
L=100H, C=0,005F dan E=500 sin t volt! Anggaplah bahwa pada saat
t=0, arus l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
11. Tentukan arus transien dalam rangkaian RLC seri dimana R=20 , L=5H,
C=10-2F dan E=85 sin 4t volt! Anggaplah bahwa pada saat t=0, arus l=0
dan muatan kapasitor Q=0.
12. Tentukan arus lengkap dalam rangkaian RLC seri dimana R=80 ,
L=20H, C=10-2 F dan E=100 volt! Anggaplah bahwa pada saat 1=0, arus
l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
13. Tentukan arus lengkap dalam rangkaian RLC seri dimana R=160 ,
L=20H, C=2x10-3 F dan E=481 sin 10t volt! Anggaplah bahwa pada saat
1=0, arus l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
14. Tentukan arus dalam rangkaian RLC seri dimana R=6 , L=1H, C=0,04 F
dan E=24 cos 5t volt! Anggaplah bahwa pada saat 1=0, arus l=0 dan
muatan kapasitor Q=0.
15. Tentukan arus steady state dalam rangkaian RLC seri dimana R=50 ,
L=30H, C=0,025 F dan E=200 sin 4t volt! Anggaplah bahwa pada saat
1=0, arus l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
16. Tentukan arus transien dalam rangkaian RLC seri dimana R=20 , L=4H,
C=0,5 F dan E=10 sin 10t volt. Anggaplah bahwa pada saat 1=0, arus
l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
17. Tentukan arus lengkap dalam rangkaian RLC seri dimana R=8 , L=2H,
C=0,125 F dan E=10 sin 5t volt! Anggaplah bahwa pada saat 1=0, arus
l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
18. Tentukan arus transien dalam rangkaian RLC dimana R=15 , L=5H,
C=1,25x10-2 F dan E=15 sin 4t volt! Anggaplah bahwa pada saat 1=0,
arus l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
19. Tentukan arus steady state dalam rangkaian RLC seri dimana R=8 ,
L=4H, C=0,125 F dan E=2 sin 2t volt! Anggaplah bahwa pada saat 1=0,
arus l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
20. Tentukan arus lengkap dalam rangkaian RLC seri dimana R=250 ,
L=125H, C=0,002 F dan E=250 sin 3t volt! Anggaplah bahwa pada saat
1=0, arus l=0 dan muatan kapasitor Q=0.
DAFTAR PUSTAKA
Kreyszig, Erwin, Matematika Teknik lanjutan. Jakarta: Gramedia, 1988.
Stroud, K.A., Matematika untuk Teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987.
Farlow, Stanley J., An Introduction to Diffrenential Equations and Their
Applications, McGraw-Hill, Singapore, 1994
Howard, P., Solving ODE in MATLAB, Fall, 2007
Thompson, S., Gladwell, I., Shampine, L.F., Solving ODEs with MATLAB,
Cambridge University Press, 2003
Rosenberg, J.M., Lipsman, R.L., Hunti, B.R., A Guide to MATLAB for Beginners
and Experienced Users, Cambridge University Press, 2006