Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
NOVI NURAINI
NIM 011413243051
PROGRAM PROFESI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan diabetes mellitus gestasional.
Telah disahkan oleh Tim Pembimbing pada :
Hari
Tanggal
:
Mahasiswa
Novi Nuraini
011211223018
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
Sumarti, Amd.Keb
NIP. 197009171993022002
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil. Pada
kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini
merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar
DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin. Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 4060% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca
persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa
(Saifuddin, 2006).
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita
yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan
mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan
penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam
post prandial. Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti
dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah
sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti
bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM (Sofian,
2011).
Sofian (2011) menyebutkan bahwa etiologi DMG meliputi kelainan sel
beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas
insulin. Faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang
dapat menimbulkan infeksi, diet dengan pemasukan karbohidrat dan gula yang
diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan. Gangguan sistem imunitas
yaitu dilakukan oleh autoimunitas yang disertai pembentukan antibody
antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel penyekresi insulin, kemudian
peningkatan kepekaan sel beta oleh virus. Kelainan insulin, pada pasien obesitas,
terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor
insulin yang terdapat pada membrane sel yang responsif terhadap insulin.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
Tujuan khusus
1.3 Pelaksanaan
Praktik klinik kebidanan profesi dilaksanakan di Poli Hamil I RSUD Dr.
Soetomo Surabaya Maret 2015.
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan
Pelaksanaan
Sistematika Penulisan
BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 3 Tinjauan Kasus
BAB 4 Pembahasan
BAB 5 Penutup
Daftar Pustaka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah bertemunya sperma dengan sel ovum yang akan
berkembang menjadi janin. Syarat terjadinya kehamilan adalah bertemunya
Fisiologi Kehamilan
Proses kehamilan secara garis besar meliputi beberapa tahapan sebagai
berikut :
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. (Sarwono Prawirohardjo, 2008:
139).
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa
ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetic.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan
zigot. Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya
berjalan dengan lancer dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama
besarnya. Hasil konsepsi pada hari ketiga ini disebut morula. Hasil konsepsi
disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba
yang sempit) dan terus disalurkan hingga kearah cavum uteri oleh arus serta
getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Pada hari keempat
hasil konsepsi mencapai stadium blastula yang disebut blastokista. Blastokista
dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam
lapisan desidua dan mebuat luka kemudian menutup kembali.
Nidasi : nidasi atau implantasi adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi ke
dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Saat nidasi terkadang terjadi sedikit
perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada
dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. (Hani dkk 2010)
Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium
terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman). Setelah nidasi berhasil,
selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam
endometrium.
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. (Sarwono Prawirohardjo,
2008: 139-145).
2.1.2
kelenjar
sebasea
yang
mengalami
hipertrofi.
estrogen
selama
kehamilan
yang
meningkatkan
Protein :
perkembangan
gr/kgBB/hari
untuk
pertumbuhan
dan
persiapan laktasi.
Mineral yaitu :
Kalsium : 1,2 gram setiap hari (30-40 gram untuk
pembentukan tulang)
Fosfor
: 2 gr sehari
Dinding abdomen
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan, umumnya muncul garis-garis
kemerahan yang sedikit mencekung pada kulit abdomen dan kadang
kala pada kulit payudara dan paha pada separuh dari wanita hamil.
Pigmentasi
Pada banyak wanita, garis tengah abdomen menjadi sangat
terpigmentasi, berwarna hitam kecoklatan membentuk linea nigra.
Terdapat
peningkatan
mobilitas
sendi
sakroiliaka,
Hormon
pertumbuhan
berkurang
dan
hormon
melanotropik
Meningkatnya
hormon
insulin
yang
dihasilkan
Pengertian
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai intoleransi
karbohidrat dengan keparahan bervariasi dan awitan atau pertama kali diketahui
pada saat hamil. Definisi tersebut tanpa memandang apakah digunakan terapi
insulin atau tidak (Cunningham, 2006).
Diabetes Mellitus Gestasional adalah intoleransi glukosa yang dimulai atau
baru ditemukan pada waktu hamil (Wawang Setiawan Sukarya, 2008).
Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh ibu,
yaitu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
2.2.2
Klasifikasi
1. Klas I
Pregestasional
diabetes
yang
disertai
dengan
Etiologi
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan
sel beta melepas insulin
2. Faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat
menimbulkan infeksi, diet dengan pemasukan karbohidrat dan gula yang
diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
3. Gangguan
imunitas.
Sistem
ini dapat dilakukan
autoimunitas
Dalam
kehamilansistem
terjadi
perubahan
metabolisme
endokrin oleh
dan karbohidrat
yang
rpsi makanan jadi lambat hiperglikemi kebutuhan insulin meningkat. Menjelang aterm hingga mencapai 3 kali dari nor
2.2.4
Faktor risiko
1. Riwayat obstetrik
Ibu tak mampu meningkatkan
produksi insulin hipoinsulin berkepanjangan hiperglikemia (diabetes kehamilan)
Dugaan penyakit meningkat pada ibu dengan :
a. Beberapa kali keguguran
Bayi makrosomik sebelumnya
b. Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas
Kematian perinatal sebelumnya
Riwayat diabetes keluarga
c. Riwayat pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan
Umur lebih dari 30 tahun
Multiparitas
d. Pernah melahirkan bayi > 4000 gram
Obesitas
e. Pernah preeclampsia
Sering mengalami lahir mati
Sering mengalami keguguran
f. Polihidramnion
2. Riwayat ibu
Trias diabetes : poli dipsi (banyak minum), poli uri (sering BAK), poli fagi (banyak makan)
ula darah sewaktu atau puasa. > 11,0 mmol/l untuk kadar gula darah sewaktu dan > 8 mmol/l untuk kadar gula darah
Pernah
gu dengan menggunakand.OGTT
50DMG
g danpada
100 kehamilan
g
sebelumnya
Diabetes Mellitus
persalinan : inersia
uteri, atonia
uteri,persalinan
distosia bahu,
lahir
mati,
partus
denganmakin
tindakan,
rentan
terhadap infeksi
hhadap
jelas menimbulkan
kehamilan,
dan
nifas.
Penyakit
diabetes
berat,
saat persalinan
dapat
terhadap
kehamilan gejala
: IUGR,pada
abortus,
prematuritas,
Pengaruh
IUFD,
Pengaruh
diabetes
makrosomik,
penyakit
terhadap
hidramnion,
terhadap
nifas
: infeksi
bayi
pre: eklamsi
cacat
nifas,
bawaan,
kesembuhan
eklamsi.
kelainan
lukasaraf
terlam
da
bayi
besar
(makrosomia).
Makrosomia
disebabkan
oleh
hyperplasia, peningkatan jumlah sel, hipertrofi, dan pembesaran sel pada bayi.
Kondisi ini menyebabkan perubahan yang berlangsung seumur hidup bagi janin
dan terbukti meningkatkan kemungkinan obesitas pada masa kanak-kanak dan
dewasa sekaligus meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari. Makrosomia
dianggap sebagai komplikasi pada periode intrapartum, menempatan janin dan ibu
pada risiko persalinan lama, distosia bahu, dan pelahiran operatif (Bobak, 2005).
2.2.6
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis diabetes dikaitkan dengan konsekuensi metabolik
setelah makan
osmotic yang
akan
Deteksi dini
Deteksi dini/skrining awal DMG adalah dengan melakukan pemeriksaan
50 gram beban glukosa pada kehamilan 24-28 minggu. Untuk tes ini pasien tidak
perlu puasa. Kadar glukosa normal harus kurang dari 130 mg/dl atau kurang dari
140 mg/dl (RSUD Dr Soetomo menggunakan patokan kurang dari 135 mg/dl).
Hasil tes satu jam yang abnormal dilanjutkan dengan pemeriksaan beban glukosa
100 gram. Selama 3 hari pasien dianjurkan diet yang tidak ketat, kemudian
dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa (OGTT= three hours Oral Glucose
Tolerance Test) yang diambil dari pembuluh darah vena (Sarwono, 2008).
Menurut Fourth International Workshop-Conference on Gestasional
Diabetes dalam Cunningham, 2006, strategi penapisan diabetes tidak perlu secara
rutin pada wanita hamil risiko rendah, yaitu wanita yang memenuhi semua
karakteristik berikut :
1. Berasal dari kelompok etnik yang prevalensi DMGnya rendah
2. Tidak ada anggota keluarga yang mengidap diabetes
3. Usia kurang dari 25 tahun
4. Berat badan sebelum hamil normal
5. Tidak ada riwayat kelainan metabolisme glukosa
6. Tidak memiliki riwayat obstetric yang buruk
Sedangkan pada wanita hamil yang memiliki risiko sedang, perlu
dilakukan pemeriksaan glukosa darah pada minggu 24-28 kehamilan, terutama
pada wanita dengan ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.
Sedangkan untuk ibu hamil risiko tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan
glukosa darah sesegera mungkin, yaitu wanita dengan obesitas, riwayat keluarga
dengan diabetes, mengalami glukosuria (air seni mengandung glukosa).
Dilakukan tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis
maka pemeriksaan gula darah diulang pada minggu 2428 kehamilan atau
kapanpun ketika pasien mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemia
(Price &Wilson, 2006).
2.2.8
Penegakan diagnosa
Umur ibu > 30 tahun, pernah DMG pada kehamilan sebelumnya, infeksi
saluran kemih berulang, riwayat keluarga diabetes, ada obesitas.
c. Riwayat kebidanan
Multiparitas, beberapa kali abortus, pernah partus prematurus, riwayat
pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas, riwayat pernah
melahirkan bayi dengan cacat bawaan, pernah melahirkan bayi >4000 gram,
pernah preeclampsia dan polihidramnion, anomalies congenital, pruritus
menetap, abortus berulang.
d. Riwayat keluarga
Ada riwayat DM pada keluarga (Sofian, 2011).
2. Pemeriksaan penunjang
Glukosa difilrasi oleh glomerolus ginjal dan hampir semuanya
direabsorpsi oleh tubulus ginjal selama kadar glukosa plasma tidak melebihi 160180 mg/dl. Jika konsentrasi serum naik melebihi kadar tersebut, glukosa tersebut
akan keluar bersama urine (glikosuria). Metode yang lebih sensitif untuk dapat
mengetahui adanya kelainan dalam metabolisme glukosa adalah dengan
pengukuran kadar glukosa plasma setelah pemberian beban glukosa.
Belum ada kesepakatan internasional tentang uji toleransi glukosa yang
optimal untuk menegakan diagnosis pasti DMG. Diagnosis DMG umumnya
dibuat berdasarkan salah satu set kriteria American College of Obstetricians and
Gynecologist, apabila dua nilai terpenuhi atau terlapaui (Price & Wilson, 2006).
Kriteria American College of Obstetricians and Gynecologist tahun 1994
untuk diagnosis DMG dengan menggunakan 100 gram glukosa per oral.
Waktu
Pengukura
n
Puasa
1 jam
2 jam
2 jam
sebagian wanita tanpa bukti adanya penyakit diabetes pada saat tidak hamil,
kemudian pada waktu hamil dapat menunjukkan toleransi glukosa yang jelas
abnormal dan kadang-kadang pula penyakit diabetes yang secara klinis terlihat
nyata. Sebagaian besar perubahan ini bersifat reversible. Setelah melahirkan,
gejala yang membuktikan apakah induksi ataukah pertambahan intensitas
penyakit diabetes biasanya menghilang dengan cepat, dan kemampuan ibu untuk
memetabolisir karbohidrat akan kembali kepada status sebelum hamil. Perubahan
fisiologis kehamilan mengganggu kerja insulin. Antagonisme insulin selama
kehamilan mungkin merupakan akibat dari kerja laktogen plasenta yang
disekresikan dalam jumlah besar, dan untuk sebagian kecil akibat dari kerja
hormon estrogen serta progesterone. Demikian pula, insulinase plasenta dapat
turut menimbulkan diabetogenisitas yang ditimbulkan oleh kehamilan dengan
dipercepatnya penguraian insulin.
Selama
kehamilan,
pengendalian
diabetes
biasanya
lebih
sukar
dilaksanakan karena sejumlah komplikasi yang timbul. Nausea dan vomitus, yang
mengurangi masukan makanan untuk mengimbangi kerja insulin yang diberikan
dari luar, dapat menimbulkan disatu pihak syok insulin sementara di lain pihak,
resistensi terhadap insulin jika keadaan starvasi yang terjadi cukup berat sehingga
timbul ketosis. Wanita yang hamil, kendati tanpa adanya diabetes, lebih cenderung
untuk mengalami asidosis metabolic daripada wanita yang tidak hamil.
Diperkirakan laktogen plasenta menjadi penyebab kecenderungan ini dengan
kerjanya yang menghemat karbohidrat dan bersifat liposis. Pada diabetes,
kecenderungan terjadi asidosis metabolic yang berat mengalami peningkatan yang
nyata. Infeksi selama kehamilan sering menimbullkan resistensi terhadap insulin
serta ketoasidosis, kecuali bila infeksi tersebut segera dikenali, dan baik infeksi
maupun penyakit diabetesnya sendiri segera diobati. Kerja otot yang keras dengan
sedikit atau tanpa konsumsi karbohidrat dapat mengakibatkan hipoglikemia yang
merepotkan kecuali bila jumlah insulin yang diberikan dikurangi atau pasien
mendapatkan infus glukosa.
Setelah melahirkan, kebutuhan insulin dari luar sering menurun dengan
sangat cepat dan hingga taraf yang cukup tinggi. Namun demikian, infeksi nifas
dapat menimbulkan respon ini atau bahkan menaikkan kebutuhan akan insulin.
Barangkali penurunan yang sangat cepat pada kebutuhan akan insulin yang
biasanya tanpa komplikasi lain terjadi akibat hilangnya faktor kehamilan yang
cepat seperti disebutkan diatas setelah melahirkan plasenta selama beberapa hari.
Janin akan memulihkan diabetes maternal dengan menghasilkan insulin
yang diperkirakan dibawa dalam jumlah yang berarti melewati plasenta kedalam
tubuh ibu. Namun demikian, tidak terbukti bahwa pankreas janin mampu
menghasilkan insulin bagi ibu (Jane Coad, 2007).
2.2.10 Pengaruh diabetes terhadap kehamilan
Penyakit diabetes dapat menimbulkan efek yang merugikan kehamilan
melalui sejumlah cara. Efek maternal yang merugikan mencakup hal berikut ini:
1. Kecenderungan terjadi preeklampsi-eklampsi meningkat sekitar empat kali
lipat, dan peningkatan insiden ditemukan sekalipun tanpa terlihat penyakit
vaskuler atau renal sebelumnya.
2. Beberapa infeksi sering terjadi dan mungkin keadaannya lebih parah pada
wanita yang menderita diabetes.
3. Janin dapat berukuran lebih besar dan ukurannya ini bisa mempersulit
persalinan dengan terjadinya cedera pada jalan lahir.
4. Karena ancaman bahaya perinatal yang meningkat cukup besar, disamping
kemungkinan terdapatnya distosia, angka persalinan dengan seksio sesarea
mengalami peningkatan dan risiko maternal yang ditimbulkan oleh
pembedahan juga meningkat.
5. Hidramnion sering terjadi, dan kadang cairan amnion dengan jumlah yang
banyak dan ditambah lagi dengan makrosomia janin, dapat menyebabkan
gejala kardiorespiratorius pada ibu.
6. Perdarahan postpartum lebih sering dijumpai dibandingkan dalam populasi
obstetric yang umum (Jane Coad, 2007).
Penyakit diabetes maternal memberikan pengaruh yang merugikan janin
dan bayi baru lahir melalui beberapa cara:
1. Tanpa adanya penanganan diabetes dan maternal yang baik, angka kematian
perinatal akan meningkat secara bermakna bila dibandingkan pada populasi
umum.
2. Anomali meningkat tiga kali lipat pada janin dari wanita yang menderita
diabetes nyata.
3. Morbiditas sering terjadi pada bayi baru lahir. Pada sebagian kasus, morbiditas
bersifat langsung dan terjadi akibat cedera lahir sebagai konsekuensi dari
makrosomia janin dengan disproporsi antara ukuran bayi dan panggul ibu.
Pada kasus-kasus lainnya, keadaan ini bersifat tidak langsung dan berbentuk
gangguan respirasi yang berat serta penyimpangan metabolisme yang
mencakup keadaan hipoglikemia dan hipokalsemia.
4. Bayi dapat mewarisi paling tidak predisposisi untuk terjadinya penyakit
diabetes.
(Cunningham, Gant, Leveno, Gilstrap, Hauth, Catharine, 2006)
2.2.11 Komplikasi
a. Komplikasi pada ibu
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu DMG yaitu akan meningkatkan
risiko abortus spontan, preeclampsia, polihidramnion, nefropati diabetic,
retinopati diabetic, neuropati diabetic, ketoasidosis, infeksi, seksio sesarea,
persalinan dengan tindakan dan terjadinya DM tipe-2 dikemudian hari.
b. Komplikasi pada janin
1. Makrosomia
Makrosomia pada bayi dari ibu diabetes berbeda dengan bayi besar
untuk usia kehamilan lainnya. Secara spesifik, mereka yang ibunya
menderita diabetes mengalami pengendapan lemak yang berlebihan di
bagian bahu dan badan. Makrosomia disebabkan oleh hiperinsulinemia
pada janin yang mengakibatkan penimbunan lemak subkutan janin akibat
hiperplasi dan hipertrofi jaringan
kelebihan jaringan non lemak seperti pada hati, jantung dan otot.
Makrosomia mempertinggi terjadi trauma lahir, sindrom aspirasi
mekonium dan hipertensi pulmonal persisten. Trauma lahir biasanya
terjadi akibat distosia bahu, sehingga dapat menyebabkan fraktur humerus,
klavikula, palsi Erb, syaraf frenikus bahkan kematian.
2. Pertumbuhan janin terhambat
Hal ini terjadi karena adanya kelainan vascular ibu DMG atau dapat
juga karena perubahan metabolic ibu selama masa awal kehamilan.
3. Cacat bawaan
dengan
seksio
secarea.
Hiperinsulinemia
janin
dapat
seperti
on
keadaan
Gestasional
normal.
Diabetes
Fourth
Mellitus
Internasional
Workshop
menganjurkan
untuk
dibutuhkan bagi wanita dengan berat badan normal pada paruh kedua kehamilan
adalah 30 kkal/kgBB normal.
Bila indeks masa tubuh (body mass index) lebih dari 30 kg/m2, maka
dianjurkan asupan rendah kalori sampai 30 33% (sekitar 25 kilo kalori/kg).
Olahraga teratur akan memperbaiki kontrol kadar gula darah pada wanita hamil
dengan diabetes mellitus gestasional walaupun pengaruhnya terhadap hasil
perinatal belum jelas (Wawang Setiawan Sukarya, 2008)
Penanganan umum DMG yakni:
1. Penatalaksanaan DMG dilakukan secara terpadu oleh spesialis penyakit dalam,
spesialis obstetric ginekologi, ahli gizi dan spesialis anak.
2. Tentukan usia kehamilan dengan akurat dari HPHT atau pemeriksaan USG.
3. Pemeriksaan USG rutin antara 18-20 minggu untuk skrining adanya kelainan
janin, pertumbuhan janin, placenta, polihidramnion, makrosomia.
4. Jadwal kunjungan setiap 2 minggu dari penemuan diagnosis sampai 36
minggu, setiap minggu dari 36 minggu-lahir, atau lebih sering jika ada indikasi.
5. Evaluasi rutin TFU dengan McDonald, tekanan darah, TBBJ, glukosa urine,
keton, protein, dan leukosit. Pada DMG didapatkan TFU yang melebihi umur
kehamilan, glukosa dan protein urine positif (jika terjadi preeklampsia).
6. Kaji faktor psikososial ibu, riwayat DM, dukungan keluarga, status emosi
(tujuannya membantu ibu untuk memahami dan mengatasi stress fisik, emosi
dan psikososial karena ia menderita DMG).
7. Evaluasi kadar glukosa klien jika kadar gula puasa atau postprandial naik
secara konsisten maka berikan insulin.
8. Ajarkan klien untuk memonitor gerakan janin mulai 28 minggu kehamilan.
9. Lakukan pemantauan janin (NST, BioPhisicalProfile, indeks cairan amnion).
Waktu pemantauan tidak ada kesepakatan. Tapi jangan lebih dari 40 minggu.
Beberapa faksilitas menganjurkan pemeriksaan setiap minggu rutin mulai 34
minggu untuk ibu dengan DM tanpa komplikasi. Dianjurkan lebih awal pada
ibu yang kadar glukosa rendah, butuh insulin, suspect IUGR, riwayat bayi
mati.
10. USG pada akhir kehamilan untuk memperkirakan berat janin sebagai dasar
pengambilan keputusan saat persalinan (janin > 4500 lahirkan dengan SC).
umur kehamilan 38-39 minggu, karena persalinan yang dilakukan pada kehamilan
38-39 minggu bisa menurunkan kemungkinan makrosomia.
Bila berat badan janin diduga lebih dari 4500 gram, persalinan dianjurkan
dengan cara seksio cesarea (Wawang Setiawan Sukarya, 2008)
2.2.16 Prognosis
-
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes
Melitus Gestasional
2.2.1
Pengumpulan data
1. Data subjektif
a. Identitas
Nama Ibu
sebagai mana mestinya, bahkan orang miskin tidak percaya dan tidak mau
menggunakan fasilitas pelayanan medis walupun tersedia. Mereka itulah
yang mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi persalinan. Pasien
yang miskin dengan pemeriksaan antenatal yang kurang atau tidak sama
sekali merupakan faktor predisposisi terjadinya komplikasi persalinan
(Rohzikhan, 2007).
Penghasilan
HPHT
persalinannya.
-
Siklus
Pada wanita dengan diabetes tidak ada perbedaan dengan siklus haidnya.
Menurut Manuaba, 2010, panjang siklus haid yang biasa pada wanita
ialah 25-32 hari.
-
Flour albus
Penderita DM rentan terhadap infeksi bakteri karena kadar gula darah yang
tinggi membuat bakteri lactobacillus berkembang dengan sangat baik
sehingga jumlahnya berlebihan dan merubah ekosistem vagina sehingga
meningkatkan kejadian fluor albus pada wanita dengan DMG.
d. Riwayat obstetri
Pada kasus diabetes mellitus kemungkinan ada riwayat bayi besar (> 4000
gram), kesulitan persalinan, distosia bahu, inersia uteri, perdarahan, riwayat
embrionik, namun dapat mengganggu absorbsi vitamin B12 dan asam folat
pada ibu hamil, sehingga terapi yang paling aman bagi ibu dengan DMG
adalah kontrol diet dan pembeian insulin.
f. Riwayat kesehatan ibu
-
DM
DMG dapat terjadi pada ibu yang sebelumnya menderita DM yang disebut
dengan DM pragestasional. Bila ada tiga tanda utama yang biasanya
terdapat pada penderita DM yaitu poliuria (sering kencing), polidipsi
(sering haus), dan poliphagi (sering lapar) (Bobak, 2005).
Hipertensi
Pada DM kecenderungan terjadi preeklampsi-eklampsi meningkat sekitar
empat kali lipat, dan peningkatan insiden ditemukan sekalipun tanpa
terlihat penyakit vaskuler atau renal sebelumnya (Jane Coad, 2007).
Jantung
Bila ditandai dengan mudah lelah, jantung berdebar, sesak nafas, angina
pectoris, pembesaran vena jugularis, oedema, tangan berkeringat,
hepatomegali, takhikardi, kardiomegali. Ibu dengan DMG yang memiliki
penyakit vaskular lebih berisiko terjadi IUGR.
Ginjal
Bila ditandai dengan fatigue, malaise, gagal tumbuh, pucat, lidah kering,
poliuria, oliguri, hipertensi, proteinuria.
Pola nutrisi
Pola makan : ada perubahan frekuensi makan karena lapar yang dirasakan
ibu akibat dehidrasi dan starvasi. Sejumlah kalori hilang ke dalam air
kemih,
penderita
mengalami
penurunan
berat
badan.
Untuk
makanan untuk
menilai
jumlah
atau
NO Tipe Diet
1.
2.
3.
Indikasi Diet
Diet A
Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
Diet B Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
1. Kurang tahan lapan dengan dietnya.
2. Mempunyai hyperkolestonemia.
3. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami
cerobrovaskuler accident (cva) penyakit jantung koroner.
4. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati
diabetik tetapi belum ada nefropati yang nyata.
5. Telah menderita diabetes dari 15 tahun
Diet B1 Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu
penderita diabetes terutama yang :
1. Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia.
2. Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90 %.
3. Masih muda perlu pertumbuhan.
4. Mengalami patah tulang.
5. Hamil dan menyusui.
6. Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
7. Menderita tuberkulosis paru.
8. Menderita penyakit graves (morbus basedou).
9. Menderita selulitis.
4.
10. Dalam keadaan pasca bedah. Indikasi tersebut di atas selama tidak ada
kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.
Diet B1 Diet B2 (Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang
dan B2 klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt).
Sifat-sifat diet B2
1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein
kurang.
2. Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan
20 % lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino esensial.
3. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 2300 kalori /
hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.
Diet B3 (Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal
kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 25 MI/mt)
Sifat diet B3
1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
2. Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40
gram/hari.
3. Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan
2300 / hari. (bila tidak akan merubah jumlah protein).
4. Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
5. Dipilih lemak yang tidak jenuh. Semua penderita diabetes mellitus
dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan secara teratur tiap
hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk
melakukan latihan ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud
untuk menurunkan BB. Penyuluhan kesehatan, untuk meningkatkan
pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara
dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui
media-media cetak dan elektronik.
Minum : > 8-9 gelas per hari karena pada penderita DM merasakan haus
yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Pada menderita DM
jika terjadi hiperglikemi yang berat dan melebihi ambang ginjal maka
timbul glikosuria. Glikosuria akan meningkatkan dieresis osmotic yang
akan meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus
(polidipsia) (Bobak, 2005).
-
Pola Eliminasi
BAK : sering kencing (poliuri), glukosa akan sampai ke urine. Jika
kadarnya lebih tinggi lagi, maka ginjal akan membuang air tambahan
untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal
menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita
Pola kebiasaan
Merokok,
alkohol,
narkoba,
obat-obatan,
jamu-jamuan,
binatang
Keadaan umum : tidak ada perbedaan pada ibu dengan DMG bila kadar
gula terkontrol, namun dapat mengeluh lelah dan mudah mengantuk (Price
& Wilson, 2006).
Kesadaran : tidak ada perbedaan pada ibu dengan DMG bila kadar gula
terkontrol, namun dapat terjadi koma bila terjadi hipeglikemi yang tidak
bisa ditoleransi tubuh.
Resiko Diabetes Gestasional akan meningkat jika berat badan 20% lebih
besar dari berat badan ideal. Kenaikan BB ibu hamil normal berdasarkan
IMT yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
IMT sebelum hamil
Underweight (<18,5)
Normal (18,5-24,9)
Overweihgt (25-29,9)
Obesitas ( 30)
Gemeli
Tinggi badan
Tanda vital
Nadi
: tidak ada perbedaan nadi pada ibu DMG, nadi normal antara
80-100 x/menit
Respirasi : dapat terjadi sesak nafas bila terjadi komplikasi pada ibu DMG
(RR< 16 atau RR> 24x/menit), pernafasan normal antara 16-20 x/menit.
Suhu
Wajah
Dapat terjadi oedema sebagai tanda preeklampsia. DM kecenderungan
terjadi preeklampsi-eklampsi (Bobak, 2005)
Abdomen
Dilakukan pemeriksaan leopold, dan didapatkan TFU dapat lebih besar
dari umur kehamilan, karena makrosomia atau polihidramnion. Dapat pula
didapatkan TFU lebih kecil dari usia kehamilan akibat pertumbuhan janin
terhambat pada ibu DMG dengan gangguan vaskular. Tidak ada perbedaan
DJJ, DJJ normal 120-160 x/menit namun perlu diwaspadai kejadian SIDS.
-
Ekstremitas
Dapat ditemukan oedema bila terjadi preeklampsia pada ibu dengan DMG
atau ditemukan luka yang tidak kinjung sembuh/gangren.
Reflek patella : hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan salah satu tanda pre
eklamsia yang berat.
Genetalia
Dapat ditemukan tanda-tanda ISK, kemerahan pada uretra dan vaginal
discharge/fluor dapat lebih banyak akibat tingginya kadar glikogen pada
vagina dehingga bakteri mudah tumbuh.
c. Pemeriksaan laboratorium
-
Darah :
Glukosa darah : beban 50 gr > 135 mg/dl
TTGO 100 gr puasa :> 95 ml/dl
1
Pemeriksaan rutin GDP > 95 ml/dl: 2 jam PP > 155 ml/dl (Varney, 2007)
Semua pasien DMG perlu menjalani TTGO 75gr pada 6-10 minggu pasca
persalinan untuk panduan pelaksanaan medis selanjutnya. selanjutnya
setiap 6 bulan sekali. Saran dilakukannya follow-up postpartum karena
50% penderita DMG akan berkembang menjadi DM tipe 2 dalam 5 -20
tahun DMG meningkat (The new england journal of medicine. Vol. 341
no. 23, 2003).
d. Pemeriksaan penunjang
-
dan
pertumbuhan
janin,
menilai
IUGR
atau
2.2.2
Interpretasi data
Diagnosis kebidanan adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang
diputuskan sesuai dengan teori dan masalah yang terjadi. Pada kehamilan
dengan Diabetes Mellitus Gestasional maka diagnosis yang ditegakkan adalah
G PAPAH, usia kehamilan dengan Diabetes Melitus Gestasional presentasi
kepala, tunggal, hidup, intrauterine.
2.2.3
Perencanaan
1. Informasikan hasil pemeriksaan dan kondisi kehamilan pada ibu dan keluarga.
R/ ibu dan keluarga mengetahui keadaan kehamilannya sehingga dapat
menentukan tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan diri ibu dan
janinnya.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ Penatalaksanaan DMG dilakukan secara terpadu oleh spesialis penyakit
dalam, spesialis obstetric ginekologi, ahli gizi dan spesialis anak. Penting untuk
pemeriksaan USG rutin antara 18-20 minggu untuk skrining adanya kelainan
janin, pertumbuhan janin, placenta, polihidramnion, makrosomia (Agus Abadi,
M. Nadir Abdullah, Erry Gumilar D., Hermanto Tri J., Aditiawarman, Bangun
T. Purwaka, Agus Sulistyono, 2008).
3. Rujuk klien ke ahli gizi untuk konseling kontrol diet.
R/ ibu dapat mengontrol diet sesuai dengan yang dianjurkan untuk mengontrol
kadar gula darahnya
4. Ajari ibu untuk menghitung gerakan janin.
R/: gerakan janin penting dikaji untuk memantau kesejahteraan janin dan
mendeteksi adanya tanda bahaya sehingga ibu segera dapat menghubungi
tenaga kesehatan. Gerakan janin <4kali/jam menunjukkan adanya ancaman
pada janin (Yuni Kusmiyati, Heni Puji Wahyuningsih, Sujiyatini, 2008).
5. Ajari ibu untuk mengontrol diet sesuai dengan yang dianjurkan dan
melakukan olah raga/latihan fisik ringan, seperti berjalan, berenang, latihan
lengan 20-30 menit sehari.
R/ latihan fisik diketahui dapat meningkatkan metabolism glukosa. Latihan
ringan hingga sedang dapat meredakan diabetespra-kehamilan ataupun diabetes
kehamilan dan tidak menimbulkan efek merugikan pada janin (Helen Varney,
Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor, 2007). Latihan fisik yang dilakukan secara
teratur, kontinyu , dan disesuaikan kondisi dan penyakit dapat meningkatkan
kepekaan
insulin,
mencegah
kegemukan,
memperbaiki
aliran
darah,
Evaluasi rutin TFU dengan McDonald, tekanan darah, TBBJ, glukosa urine,
keton, protein, dan leukosit.
Evaluasi kadar glukosa klien. Jika kadar gula puasa atau postprandial naik
secara konsisten maka berikan insulin.
7. Menginformasikan bahaya diabetes gestasional bagi ibu dan janin, antara lain :
Pengaruh diabetes gestasional terhadap kehamilan di antaranya adalah :
a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta
Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim (partus lama / terlantar).
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
Implementasi
Langkah ini berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada klien
Evaluasi
tentang
rencana
persalinan
dan
kemungkinan
kegawatdaruratan.
R/: ibu dan keluarga harus mempersiapkan persalinan dan kemungkinan
kegawatdarutan agar tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan jika
terjadi kegawatdaruratan
BAB 3
TINJAUAN KASUS
No. Register
: 121747xx
Tanggal/Jam
Tempat
Pengkaji
: Novi Nuraini
SUBYEKTIF
1.
Biodata/Identitas
Nama Ibu
: Ny. C
Umur
: 24 tahun
Umur
Suku/bangsa
: Jawa/Ind
Suku/bangsa : Jawa/Ind
Agama
: Islam
Agama
Pendidikan
: SMP
:-
Alamat
Alasan Kunjungan
3.
Riwayat Menstruasi
Suam
i
ke
1
5.
Pekerjaan
: SMA
: Swasta
: kontrol hamil
HPHT
: 28-8-2014
Siklus
: 30 hari
Banyaknya
Lamanya
: 5-6 hari
4.
: Islam
Pendidikan
Pekerjaan
2.
: 31 tahun
Riwayat Obstetri
Kehamilan
penyu
lit
Persalinan
Penolon
g
tempat
Cara
Bidan
RB
Nor
mal
Anak
peny
ulit
k
e
UK
9
bln
8
bln
KEHAMILAN INI
Nifas
BBL
(gr)
P/L
Usi
a
(th)
ASI
Peny
ulit
3700
7 th
2 th
KB
Cara/
metode
-
RSDS, dilakukan USG DV-FM dan TTGO 50gr. Dari hasil USG FM
didapatkan hasil skrinning PE (+) hasil RI 0,61. Hasil TTGO 50gr ibu tinggi
yaitu 149 mg/dl. Sehingga ibu diminta cek TTGO 100 gram tanggal 27-22015, hasil dari TTGO 100 gr didapatkan : GDP : 88 mg/dl (N); GD 1 jam PP
170 mg/dl (N), 2 jam PP : 174 mg/dl (tinggi), dan 3 jam PP : 103 mg/dl (N).
Terapi yang didapatkan selama hamil antara lain : SF 1x1, vit. B9 1x1000mcg,
kalk 2x100 g, aspilet 1x80 g. Selama hamil ini HE yang didapat ibu antara lain
tentang nutrisi ibu hamil denga diabetes dan pentingnya vitamin dan tablet
tambah darah untuk ibu hamil.
6.
Riwayat Kesehatan
8.
Riwayat Sosial
berjalan selama 7 tahun. Kehamilan ini direncanakan, ibu dan suami berharap
agar kehamilan saat ini dapat berjalan normal dan kondisi ibu dan bayi sehat.
9.
Nutrisi
sayur, lauk, kadang buah, porsi lebih banyak daripada sebelum hamil.
Minum 8-10 gelas sehari (air putih)
2)
Eliminasi
lebih sering ( 8-9 kali sehari), tidak ada nyeri dan perasaan panas saat
BAK.
3)
4)
5)
Kebiasaan
1. Pemeriksaan Umum
-
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Denyut nadi
: 84 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,8 C
: 58 kg.
: 74 kg
Tinggi badan
: 159 cm.
UK
: 27 minggu 4 hari
HPL
: 4-6-2015
2. Pemeriksaan Khusus
-
Wajah
Mata
Mulut
Leher
: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid, tidak ada
Payudara
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
: tidak dilakukan.
: 23 cm.
TBJ
: 1550 gram
DJJ
: 152 x/m
Extremitas
Atas
Bawah
HC
: 26,12 ~ 28 mg.
AC
: 25,82 ~ 30 mg.
FL
Placenta
Ketuban
: cukup
uterina
RI
: 0,44
PI
: 0,60
s/d
: 1,78
: 101 mg/dl
(normal 95 mg/dl)
(normal 155 mg/dl)
ANALISIS DATA
BAB 4
PEMBAHASAN
pemeriksaan kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan, oleh karena itu ibu
diharuskan kontrol 2 minggu sekali ke poli hamil I.
Peran bidan dalam memberikan asuhan pada Ny C adalah dengan
pemberian KIE yang jelas serta memberikan motivasi bahwa segala upaya yang
dilakukan adalah upaya yang terbaik bagi ibu dan janinnya. Yang tidak kalah
pentingnya bagi bidan yang bekerja di lini kesehatan dasar adalah dengan
melakukan deteksi dini yang benar, memberikan KIE yang benar kepada ibu
hamil tentang pengaruh diabetes terhadap kehamilan, dan pengaruh kehamilan
terhadap diabetes yang diderita ibu, serta sistem rujukan yang baik, yaitu rujukan
berencana.
Dengan demikian diharapkan sistem networking yang baik antara tenaga
kesehatan baik di lini dasar sampai atas, dari tempat BPS atau puskesmas hingga
rumah sakit menjadikan angka mortalitas dan morbiditas ibu akibat Diabetes
Mellitus Gestasional dan komplikasinya dapat berkurang, sehingga derajat
kesehatan masyarakat Indonesia meningkat.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penatalaksanaan diabetes mellitus gestasional harus dilakukan seoptimal
mungkin dengan kolaborasi antara dokter spesialis obstetric ginekologi, dokter
penyakit dalam dan ahli gizi. Kadar glukosa darah harus terkontrol sehingga tidak
membahayakan kehamilan ibu. Pemantauan kesejahteraan janin juga harus
dilakukan setiap kali kunjungan ibu. Kunjungan ulang dijadwalkan 2 minggu
sekali untuk evaluasi glukosa darah dan kesejahteraan janin.
5.2 Saran
Diharapkan
setiap
bidang
kesehatan
yang
berhubungan
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Coad, Jane (2007); Anatomy and Physiologi For Midwives; London: Harcourt
Publisher Limited
Cunningham, F Gary; Gant, F Norman; Leveno, J Kenneth; Gilstrap III, C Larry;
Hauth, C John; Wenstrom, D Katharine (2006); Obstetri William; Diabetes;
Cetakan I; Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gleadle, Jonathan (2005); At a Galance; Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik;
Jakarta: Penerbit Erlangga
Jensen, L Bobak (2004); Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Kinzie Barbara & Gomez Patricia (2004); Basic Maternal and Newborn Care: A
Guide for Skiiled
Provider. Baltimore, Maryland: JHPIEGO
Corporation
Price, A Silvia & Wilson, M Lorraine (2006); Patofisiologi: Pankreas:
Metabolisme Glukosa dan Diabetes Militus, Schteingart, E David; Cetakan
Pertama; Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Sarwono, Pdjorawirohardjo (2008); Ilmu Kebidanan: Kehamilan dan Gangguan
Endokrin; Sukarya, Wawang; Edisi Keempat; Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo