Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Sungai sebagai salah satu komponen
lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi
kehidupan manusia termasuk untuk menunjang
pembangunan perekonomian. Akan tetapi
sebagai akibat adanya peningkatan kegiatan
pembangunan di berbagai bidang maka baik
secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempunyai
dampak
terhadap
kerusakan
lingkungan termasuk didalamnya pencemaran
sungai. Pencemaran sungai umumnya berasal
dari limbah domestik maupun limbah
non
domestik seperti limbah dari perumahan,
perkantoran, pabrik dan industri. Oleh karena itu
pencemaran air sungai dan lingkungan
sekitarnya perlu dikendalikan seiring dengan laju
pembangunan agar fungsi sungai dapat
dipertahankan kelestariannya.
13 (tiga belas) sistem aliran sungai yang
mengalir di wilayah DKI Jakarta sebagian besar
berhulu di daerah Jawa Barat dan bermuara di
Teluk Jakarta. Dengan demikian sungai di DKI
Jakarta merupakan tempat limpahan akhir dari
pada buangan-buangan tersebut. Padahal sungai
itu sendiri mempunyai banyak fungsi yang sangat
penting, antara lain sebagai sumber air baku air
minum, perikanan, peternakan, pertanian, dan
usaha perkotaan (1).
Kualitas air di wilayah DKI Jakarta sudah
sangat mengkhawatirkan, hal ini berdasarkan
pemantauan
yang
dilakukan
Badan
Pengendalian
Lingkungan
Hidup
Daerah
(BPLHD) DKI Jakarta di 13 sungai yang melintasi
wilayah Jakarta menunjukkan, baik air sungai
maupun air tanah memiliki kandungan pencemar
organik dan anorganik tinggi. Akibatnya, air
sungai diwilayah DKI Jakarta tidak sesuai lagi
34
d. Fosfat
Fosfat terdapat dalam jumlah yang
signifikan pada efluen pengolahan air buangan
(8)
domestik . Fosfat yang terdapat bebas di alam,
terutama di air, dominan berada di dalam bentuk
senyawa PO4-3 (phosphate). Komposisi dari input
fosfat
terdiri
dari
industri
7,3%,
derivasi deterjen 40%, buangan manusia 44%
(9)
dan pembersih rumah 6,7% . Hal ini
menunjukkan bagaimana berbagai aktivitas
masyarakat di era modern dan semakin besarnya
jumlah populasi manusia menjadi penyumbang
yang sangat besar bagi lepasnya fosfat ke
lingkungan air.
e. Deterjen
Deterjen
sangat
berbahaya
bagi
lingkungan karena dari beberapa kajian
menyebutkan
bahwa
deterjen
memiliki
kemampuan untuk melarutkan bahan bersifat
karsinogen, misalnya Benzonpyrene, selain
gangguan
terhadap
masalah
kesehatan,
kandungan deterjen dalam air minum akan
menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Deterjen
umumnya tersusun atas lima jenis bahan
penyusun (10). Antara lain :
1. Surfaktan yang merupakan senyawa Alkyl
Bensen Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk
mengangkat kotoran pakaian. ABS memiliki
sifat tahan terhadap penguraian oleh
mikroorganisme (non biodegradab).
f. Tinja
Tinja merupakan bagian yang paling
berbahaya dari limbah domestik adalah
mikroorganisme patogen yang terkandung dalam
tinja, karena dapat menularkan beragam penyakit
bila masuk tubuh manusia dalam 1 gram tinja
mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang
mampu bertahan hidup selama beberapa minggu
pada suhu dibawah 10 derajat Celcius. Terdapat
4 mikroorganisme patogen yang terkandung
dalam tinja yaitu : virus, Protozoa, cacing dan
bakteri yang umumnya diwakili oleh jenis
Escherichia coli (E-coli).
Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia
(WHO) melaporkan bahwa air limbah domestik
yang belum diolah memiliki kandungan virus
sebesar 100.000 partikel virus infektif setiap
liternya, lebih dari 120 jenis virus patogen yang
terkandung dalam air seni dan tinja. Sebagian
besar virus patogen ini tidak memberikan gejala
yang jelas sehingga sulit dilacak penyebabnya.
Saat ini E-coli adalah mikroorganisme
yang mengancam badan air sungai. Bakteri
penghuni usus manusia dan hewan berdarah
panas ini telah mengkontaminasi badan air
sungai, setelah tinja memasuki badan air, E-coli
akan mengkontaminasi perairan, bahkan pada
kondisi tertentu E-coli dapat mengalahkan
mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal
di dalam pelvix ginjal dan hati (5).
36
Lokasi Pemantauan
Golongan
2A
3A
1
2
4
5
B
B
B
B
5A
29
29A
30
Konsentrasi Ammoniak
BM: 1 mg/ltr
12,00
10,00
mg/l
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1
2A
3A
5A
Titik Pantau
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2007
2008
Konsentrasi COD
BM=30 mg/l
120
100
Konsentrasi Ammoniak
BM=1 mg/l
80
m g/ltr
12
10
60
40
m g /lt r
8
20
1999
0
1
2A
29
29A
30
Konsentrasi BOD
BM: 10 mg/ltr
90,00
80,00
70,00
mg/l
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
2
1999
2000
2A
2001
2002
3A
Titik Pantau
2003
2004
5
2007
5A
2008
mg/ltr
60
50
40
30
20
10
0
2
1999
2A
2000
2001
Titik Pantau
2002
2003
2004
29
2007
29A
2001
30
2008
m g/l
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
1
2
1999
2A
2000
3
2001
3A
4
Titik Pantau
2002 2003 2004
5A
2007
2008
2007
29A
30
2008
Konsentrasi Phosphat
BM: 0,5 mg/ltr
2
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
2
2A
0,00
1
29
Titik Pantau
2002 2003 2004
2000
2A
Titik Pantau
mg/l
1999
2000
2001
3A
4
Titik Pantau
2002
2003
2004
5
2007
5A
2008
m g /ltr
Konsentrasi Fosfat
BM=0,5 mg/l
2
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
2A
29
29A
30
Titik Pantau
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2007
2008
Konsentrasi E.Coli
BM=2000 jml/100 ml
50.000.000
45.000.000
40.000.000
Jumlah/100 ml
mg/l
2
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
35.000.000
30.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
2A
1999
2000
3
2001
3A
Titik Pantau
2002
2003
5A
5.000.000
2004
2007
2008
2
1999
2A
2000
3,5
3
2,5
m g /ltr
2
1,5
1
0,5
0
1
2A
1999
2000
3
2001
3A
Titik Pantau
2002
2003
5
2007
5A
3A
4
Titik Pantau
2002
2003
5
2004
5A
2007
6
2008
Konsentrasi E.Coli
BM: 2000 jml/100 ml
50.000.000
45.000.000
40.000.000
35.000.000
30.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
0
1
2004
3
2001
mg/l
2008
2A
3
Titik Pantau
29
29A
30
4
3,5
m g /lt r
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
1
2A
29
29A
30
Titik Pantau
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2007 2008
6. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
40
Gambar 16. Peta rencana pembagian zona pelayanan pengolahan air limbah
Tabel 3. Perkiraan Jumlah Penduduk Jakarta per Wilayah pada Tahun 2010
NO.
I.
WILAYAH
LUAS (HA)
POPULASI
KEPADATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
JAKARTA PUSAT :
Gambir
Sawah Besar
Kemayoran
Senen
Cempaka Putih
Menteng
Tanah Abang
4.935
780
622
821
422
707
653
930
1.730.600
206.100
212.300
313.000
183.900
274.500
196.300
344.500
350,4
264,2
341,3
381,2
435,8
388,3
300,6
370,4
1.
2.
3.
4.
JAKARTA UTARA :
Penjaringan
Tanjung Priuk
Koja
Cilincing
13.943
4.539
2.512
2.922
3.970
376.700
499.700
476.000
550.400
376.700
94,9
110,1
189,5
188,4
94,9
1.
2.
3.
4.
5.
JAKARTA BARAT :
Cengkareng
Grogol Petamburan
Taman Sari
Tambora
Kebon Jeruk
12.889
5.749
1.883
436
570
4.251
2.716.600
616.600
609.000
216.100
371.300
903.600
210,8
107,3
323,4
495,6
651,4
212,6
II.
III.
41
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
JAKARTA SELATAN :
Tebet
Setia Budi
Mampang Prapatan
Pasar Minggu
Kebayoran Baru
Kebayoran Lama
Cilandak
V.
JAKARTA TIMUR :
Matraman
Pulo Gadung
Jatinegara
Kramat Jati
Pasar Rebo
Cakung
Total
1.
2.
3.
4.
5.
6.
14.616
953
885
1.584
4.822
1.276
3.278
1.818
3.157.600
399.300
325.500
401.400
542.000
330.300
915.400
243.700
216,0
419,0
367,8
253,4
112,4
258,9
279,3
134,0
18.765,97
485,67
1.571,15
3.341,12
3.496,46
5.623,49
4.248,08
65.148,97
3.292.400
284.300
458.300
973.800
569.900
517.500
488.600
12.800.000
175,4
585,4
291,7
291,5
163,0
92,0
115,0
196,5
Curah Hujan
Rainfall
(MM)
(1)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
(2)
157,6
384,7
361,5
276,3
203,9
32,4
52,4
0,0
5,4
131,8
176,5
323,0
Tekanan Atmosfir
Atmospheric
Pressure
(MBS)
(3)
1.010,4
1.010,4
1.009,7
1.010,3
1.010,8
1.012,7
1.010,2
1.014,4
1.012,6
1.011,9
1.011,8
1.010,0
Rata-rata/
Average
175,5
1.011,3
78,4
1.010,8
1.010,5
1.009,7
1.009,5
1.009,6
77,3
76,4
77,1
78,1
78,1
107,5
330,0
212,1
212,1
2003
113.8
2002
190.7
2001
133.3
2000
158.1
1999
162.4
Sumber : Kantor BPS Prop. DKI Jakarta
42
Kelembaban
Humidity
(%)
(4)
83
81
80
82
81
76
73
71
76
78
79
81
Arah Angin
Wind
Direction
(Points)
(5)
360
90
270
45
90
90
90
45
45
360
360
360