Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10)
sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah
mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi perubahan
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
Sunyoto (2006: 35), prestasi belajar adalah prestasi
belajar siswa yang ditunjukan dengan nilai tes kognitif pada
akhir pembelajaran, setelah siswa memperoleh perlakuan. Tardi
(2010: 196), prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai
siswa dalam proses belajar mengajar yang ditunjukan dengan
nilai tes yang diberikan oleh guru, sehingga terdapat proses
perubahan dalam pemikiran tingkah laku.
Fahmi (2010: 229), prestasi belajar secara umum
dipandang sebagai perwujudan nilai-nilai yang diperoleh siswa
melalui proses belajar mengajar. Prestasi belajar adalah
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Pengukuran hasil yang dicapai setelah proses
pembelajaran adalah melalui evaluasi dengan menggunakan
alat ukur (tes prestasi yang mengacu kepada ranah kognitif
dalam bentuk tertulis) yang kualitasnya baik. Prestasi belajar
juga merupakan cermin keberhasilan siswa dalam proses belajar
disekolah.
Menurut Purnama (2009: 95), prestasi belajar adalah bukti
keberhasilan usaha yang dicapai oleh siswa dalam belajar yang
yang berupa penambahan pengetahuan, perubahan sikap dan
tingkah laku, serta penguasaan keterampilan yang ada di
sekolah diwujudkan dalam bentuk prestasi (misalnya nilai
ulangan harian, nilai ulangan semester, rapor dan lain-lain).
Pengertian prestasi belajar juga dikemukakan oleh
Hamdani (2010: 138) yaitu merupakan tingkat kemanusiaan
yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi
atau kurang baiknya prestasi siswa dapat terjadi karena faktorfaktor tersebut.
C. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti
antara. Makna tersebut bisa diartikan sebagai alat komunikasi
yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu
sumber kepada penerima. Menurut AECT (Association of
Education and Communication Technology) Amerika, media
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyalurkan informasi. Media pembelajaran adalah segala
bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi dari sumber ke siswa. Penggunaan
media pembelajaran memiliki tujuan merangsang siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, mengantarkan pembelajaran
secara utuh, dan memberikan penguatan maupun motivasi.
Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristik dan
kemampuan yang berbeda dalam menayangkan pesan dan
informasi. Karakteristik dan kemampuan masing-masing media
perlu mendapatkan perhatian dari para pengajar sehingga
mereka dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi yang
dihadapi (Uno dan Lamatenggo, 2010: 116).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar mengajar terjadi. Media berbentuk komunikasi baik
tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan
dibaca. Media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar
guru dalam pembelajaran yang berupa bahan dan alat yang
terdiri dari software dan hardware seperti buku radio majalah
film bingkai video, proyektor, pesawat radio dan lainlain
(Sadiman dkk, 2008: 6).
Sanaky
(2009:
40),
menyatakan
bahwa
media
pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk
menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada
penerima pesan atau pembelajar; berbagai jenis komponen
7
15
hasil yang sama dalam waktu yang sama. Modul yang disusun
dengan baik dapat memberikan banyak keuntungan bagi siswa
antara lain: balikan atau feedback; penguasaan tuntas atau
mastery; tujuan modul yang jelas sehingga siswa dapat
mencapainya; dapat membangkitkan motivasi yang kuat pada
siswa; dapat mengurangi persaingan dikalangan siswa karena
semua dapat mencapai hasil tertinggi; dan pengajaran remidial
memberi kesempatan bagi siswa yang masih kurang untuk
memperbaiki
kesalahannya.
Modul
juga
memberikan
keuntungan bagi guru antara lain: penguasaan modul oleh siswa
memberikan rasa kepuasan kepada guru; guru dapat
memberikan bantuan kepada setiap siswa yang memerlukan
bantuan tanpa melibatkan seluruh kelas; pengajaran modul
memberikan kebebasan kepada guru; penggunaan modul dapat
dipakai oleh semua guru; dan dapat meningkatkan profesi
keguruan.
Menurut Winkel (2004: 472), modul merupakan suatu
satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari
oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh
siswa kepada dirinya sendiri, setelah siswa menyelesaikan
satuan yang satu, dia melangkah maju dan mempelajari satuan
berikutnya. Pengajaran yang menggunakan modul merupakan
strategi tertentu untuk menyelenggarakan pengajaran individual
secara agak menyeluruh. Modul di Indonesia, merupakan suatu
paket bahan pelajaran yang memuat deskripsi tentang tujuan
pembelajaran yang khas, lembaran petunjuk guru yang
menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi
siswa, lembar kunci jawaban pada kertas siswa, alat alat
evaluasi belajar. Setiap modul merupakan unit program belajar
mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan tujuan
instruksional umum yang ditunjang, tujuan intruksional yang
harus dicapai, satuan bahasan yang harus dipelajari, peranan
guru, alat-alat sumber yang dipakai, kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa secara berurutan serta tugas tugas yang
harus dikerjakan, cara diadakan evaluasi serta alatnya, cara
siswa mendapat umpan balik. Target pembelajaran modul yaitu:
agar semua tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien
siswa dapat mengikuti program pengajaran sesuai dengan laju
kecepatan sendiri sendiri dan dapat menghayati kegiatan
18
20
pra tes, tes sambil jalan, dan pasca tes. Pasca tes adalah tes
penggalan, yaitu tes yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur apakah materi pembelajaran sesuai dengan sasaran
pembelajaran. Pengetesan dilakukan dengan memberikan tugas
kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan, baik yang
ada pada modul, maupun yang khusus disiapkan untuk itu. Pada
komponen tindak lanjut, guru menentukan apakah suatu
pembelajaran
perlu
ditindaklanjuti
dengan
memberikan
pengajaran remidial atau memberi pengayaan kepada siswa.
Langkah ini dapat dilakukan setelah guru mengetahui tingkat
pencapaian pembelajaran (Indriyanti dan Susilowati, 2010: 7).
Berdasarkan uraian langkah-langkah pembelajaran dengan
modul diatas, maka secara garis besar langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan modul dalam penelitian ini
adalah Guru menjelaskan secara singkat tentang materi yang
akan dipelajari siswa, kegunaan materi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari, hubungan atau relevansi materi tersebut
dengan materi yang telah dikuasai siswa, dan tujuan/kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa pada akhir kegiatan; Guru
memberikan sedikit materi dan gambaran kepada siswa dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi yang akan dipelajari; Siswa mempelajari materi dan
mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada modul baik
secara individual maupun kelompok kecil; Siswa melaporkan
hasil pekerjaannya kepada guru secara individu; Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila
ada masalah dalam mempelajari atau mengerjakan soal latihan
pada modul untuk dibahas secara bersama-sama; Guru
memberikan tes sebagai evaluasi kepada siswa dengan media
modul; serta Guru dan siswa membuat kesimpulan.
Mengembangkan modul memerlukan persiapan yang
matang. Persiapan yang matang dimulai dengan mengetahui
dan memahami aspek yang perlu diperhatikan untuk
mendapatkan modul yang efektif dalam mengkomunikasikan
pesan (materi) yang ingin disampaikan. Medium modul dapat
dimanfaatkan untuk banyak hal, mulai dari menyediakan
informasi dasar, sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi
pembaca, bahan pelengkap dengan ilustrasi foto yang
komunikatif, sampai kertas kerja. Pilihan terhadap pemanfaatan
22
23