You are on page 1of 4

REFLEKSI KASUS

Nama : Sussy Listiarsasih


NIM : 20090310102
Dokter Pembimbing : dr. Yoseph Budiman, Sp.S

I.

PENGALAMAN

Ditemukan pasien seorang laki laki berumur 43 tahun datang dengan keluhan pusing
berputar dirasakan diseluruh kepala, ketika pusing apabila berjalan terasa sempoyongan,
mual (+) dan muntah (+), nafsu makan menurun. Keluhan dirasakan 2 HSMRS. Riwayat HT,
DM dan jantung disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: sedang, CM,
vital sign: DBN, reflek fisiologis (+), reflek patologis (-), kekuatan otot ekstremitas = 5.
Pasien tersebut didiagnosis vertigo dan mendapat terapi infuse Nacl + drip diazepam 1 amp,
Vertikaf 2 x 1, lapibal 3 x 1, dan dimenhidrinat 3 x 1.
II.

MASALAH
Apa saja prosedur diagnosis yang harus dilakukan dalam menegakkan diagnosis
vertigo?

III.

ANALISIS MASALAH
Vertigo berasal dari bahasa Latin vetere, artinya berputar. GOWERS mendefinisikan

sebagai perasaan seolah-olah penderita berputar terhadap ruangan atau ruangan berputar
terhadapnya. Menurut penyebabnya vertigo dibagi dalam :
1. Sentral

: kelainan terdapat di vestibular nuclei, batang otak, cerebellum atau

cerebrum.
2. Perifer
atau N VIII.

: kelainan terdapat di Canalis Semi-Circularis (CSC), utriculus, sacculus

PROSEDUR DIAGNOSIS
Anamnesis
1. Tentukan apakah keluhan itu benar-benar vertigo, dan ini harus dibedakan dengan
ringan kepala, sukar berdiri/jalan, atau syncope.
2. Apakah ada hubungan dengan posisi kepala/gerakan kepala.
3. Apakah berhubungan dengan otalgia, otorrhoe, kekurangan pendengaran, rasa penuh di
telinga, tinnitus, vomitus,
4. Apakah pernah menjalani operasi telinga.
5. Apakah pernah mendapat trauma kepala.
6. Apakah pernah minum obat-obat seperti kina, aspirin, atau golongan streptomycin.
ANAMNESIS

Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, tujuh keliling,


rasa naik perahu dan sebagainya.

Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi
kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan.

Profil waktu: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal, kronik,
progresif atau membaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang
karakteristik.

Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat
vestibuler atau n. vestibularis.

Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lain


yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan

adanya penyakit sistemik seperti anemi, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit
paru juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik
Pemeriksaan
Pemeriksaan meliputi (1) pemeriksaan nystagmus, (2) test fungsi vestibular, dan (3) test
fungsi pendengaran.

PEMERIKSAAN FISIK
Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan sistemik, otologik atau
neurologik vestibuler atau serebeler; dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan
keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi serebelum. Pendekatan klinis terhadap
keluhan vertigo adalah untuk menentukan penyebab;

apakah akibat kelainan sentral yang berkaitan dengan kelainan susunan saraf pusat korteks
serebri, serebelum, batang otak, atau

berkaitan dengan sistim vestibuler/otologik;

selain itu harus dipertimbangkan pula faktor psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari
keluhan vertigo tersebut.

Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung, hipertensi,
hipotensi, gagal jantung kongestif, anemi, hipoglikemi.
Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus ditentukan bentuk vertigonya, lalu
letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal yang tepat dan
terapi simtomatik yang sesuai.
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan darah diukur
dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi
nadi perifer juga perlu diperiksa.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada:
1. Fungsi vestibuler/serebeler
a. Uji Romberg
penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka
kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan
bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya
atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan
bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita
tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada
mata terbuka maupun pada mata tertutup.

b. Tandem Gait:
penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki
kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan
pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
c. Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi
penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar
cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan
lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan
fase lambat ke arah lesi.
IV.

DOKUMENTASI
Nama
: Bp. S
Umur
: 43 tahun
Alamat
: Pandak, Bantul
Tgl masuk : 25 Februari 2012
Bangsal : Melati II

V.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aritmojo, D. dr. Vertigo. Bagian T.H.T. Fakultas Kedokteran Universitas DiponegoroR.S.
dr. Kariadi ,Semarang
2. Yoseph. Dr. 2010. Buku pedoman standart pelayanan medik dan standar prosedur
operasional neurologi. Edisi 2. Yogyakarta: SMF ilmu penyakit syaraf RSUD
Panembahan Senopati Bantul

You might also like