You are on page 1of 6

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan refleksi kasus dengan judul

PENANGANAN PARKINSON DISEASE

Hari/Tanggal : Selasa, 31 Januari 2011

Tempat : RS JOGJA

Menyetujui
Dokter Pembimbing/Penguji

dr. Fikri, Sp.S

Penanganan pada Parkinson Disease


Dibuat oleh: Rainy Iszamriach 20060310189

ABSTRAK
Parkinsonisme adalah suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmis,
bradikinesia, kekauan otot, dan hilangnya reflex tubuh. Gangguan gerakan
terutama terjadi akibat defek pada jalur dopaminergic (penghasil dopamine)
yang mengubungkan substansia nigra dengan korpus striatum (nucleus
kaudatum dan lentikularis). Pasien seorang laki - laki usia 68 tahun dengan
keluhan kepala terasa pusing, ekstremitas atas dan bawah terasa kaku kaku, sulit berjalan. Tangan kanan gemetar dan sulit berjalan.
Kata kunci: Parkinson disease, Diagnosis.

KASUS
Seorang laki laki berusia 68 tahun datang dengan keluhan kepala
terasa kepala terasa pusing, ekstremitas atas dan bawah terasa kaku - kaku,
sulit berjalan, mual (-), muntah (-), sulit bicara (+), BAK (-), BAB (+). Sejak 2
tahun yang lalu mengalami tangan gemetar, sulit berdiri tegak, sulit menulis,
sukar bicara. Riwayat hipertensi (+), diabetes melitus (-)..
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, compos mentis,
tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 60 x/menit regular, respirasi 22x/menit
tipe thoracoabdominal dan suhu 36.5 C. Pemeriksaan kepala, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung, mulut, mandibula tidak didapatkan
kelainan. Pemeriksaan leher: meningeal sign (-) dan bruzinski I (-).
Pemeriksaan thorak tidak didapatkan kelainan. Tangan kanan gemetar.
Refleks fisiologis normal, Refleks patologis (-).

Diagnosis
Diagnosis klinik

: Chepalgia

Diagnosis topik

: Parkinson Disease

Diagnosis etiologik

: Idiopatik

Terapi
Carbidopa, levodopa (stalevo 3x1)
Sifrol 3x0,125
Antikolinergik ( trihexyphenidil) 2x2 mg
Sohobion 1x1

Diskusi
Diagnosis pada pasien ini adalah parkinsonisme yang didapatkan dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan
anamnesa pasien mengeluh kepala terasa pusing, ekstremitas atas dan
bawah terasa kaku - kaku, sulit berjalan, mual (-), muntah (-), sulit bicara (+),
BAK (-), BAB, setelah dilakukan pemeriksaan tidak didapatkan reflex
patologis.
Parkinsonisme adalah suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmis,
bradikinesia, kekauan otot, dan hilangnya reflex tubuh. Gangguan gerakan
terutama terjadi akibat defek pada jalur dopaminergic (penghasil dopamine)
yang mengubungkan substansia nigra dengan korpus striatum (nucleus
kaudatum dan lentikularis).
Parkinsonisme adalah gangguan yang paling sering melibatkan system
ekstrapiramidal, dan beberapa penyebab lain. Sangat banyak kasus besar
yang tidak diketahui sebabnya atau bersifat idiopatik.
Gejala parkinsonian, derajat yang lebih ringan atau yang lebih berat,
menyertai beberapa keadaan lain yang secara structural merusak jalur
nigrostriatal atau mengganggu kerja dopamine dalam ganglia basalis.
Penyekat reseptor dopamine jenis lain yaitu metoklopramid (berguna untuk
gangguan gastrointestinal) dapat juga menyebabkan parkinsonisme.
Reserpine (suatu obat antihipertensi) mengurangi dopamine prasinaptik
yang kadang kadang membangkitkan parkinsonisme.
Perubahan patologis mayor pada Parkinson Disease adalah hilangnya neuron
berisi dopamine dalam substansia nigra dan nucleus berpigmen lainnya.

Banyak sisa neuron lainnya yang berisi badan Lewy (termasuk sitoplasmik
eosinofilik). Hilangnya neuron berisi dopamine dalam substansia nigra
menyebabkan sangat menurunnya dopamine dalam saraf terminal traktus
nigrostriatal. Penurunan dopamine dalam korpus striatum mengacaukan
keseimbangan normal antara neurotransmitter dopamine (penghambat) dan
asetil kolin (pembangkit) dan mendasari sebagian besar gejala Parkinson
Disease.
Tanda penting parkinsonisme adalah tremor, rigiditas, dan bradikinesia.
Tremor disebabkan oleh hambatan pada aktivitas motoneuron gamma.
Inhibisi ini mengakibatkan hilangnya sensitivitas sirkuit gamma yang
mengakibatkan menurunnya control dari gerakan motoric yang halus.
Berkurangnya control ini membiarkan munculnya gerakan involunter dipicu
dari tingkat lain pada susunan syaraf pusat. Tremor pada Parkinson mungkin
dicetuskan oleh lepasan ritmik dari motoneuron alfa di bawah pengaruh
impuls yang berasal dari nucleus ventral lateral thalamus. Aktivitas ini pada
keadaan normal ditekan oleh aksi dari sirkuit motoneuron gamma, namun
dapat muncul sebagai tremor bila sirkuit ini dihambat.
Rigiditas disebabkan oleh peningkatan tonus pada antagonis dan
protagonist, dan terdapat kegagalan inhibisi aktivitas motoneuron pada
protagonist dan antagonis sewaktu gerakan. Meningkatnya aktivitas
motoneuron alfa pada protagonist dan antagonis menghasilkan rigiditas
yang terdapat pada seluruh luas gerakan dari ekstremitas yang terlibat.
Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi daripada impuls
sensorik, optic, labirin, propioseptif, dan impuls sensorik lainnya di ganglia
basalis. Ini mengakibatkan perubahan pada aktivitas reflex yang
mempengaruhi motoneuron gamma dan alfa.
Tanda sekunder adalah gangguan berjalan, masalah posisi tubuh, dan
gangguan system syaraf otonom. Gangguan berjalan ditandai dengan
peningkatan lemahnya posisi tubuh dan reflex yang benar. Pasien tidak
dapat berhenti berjalan dan memutar dengan cepat tetapi memutar secara
bersamaan serentak dalam satu waktu tidak secara berturut turut seperti
orang sehat. Cara berjalannya seperti menyeret kaki. bila menulis, tulisannya
menjadi kecil kecil dan gerakannya perlahan. Wajahnya seperti topeng,
matanya melotot, tidak berkedip, ekspresi dingin, berkedip 2 atau 3 kali per
menit (normalnya 12 20 kali permenit). Suara datar dan berbicara tanpa
ekspresi.

Diagnosis parkinsonisme ditegakkan berdasarkan temuan klinis. Kunci untuk


menegakkan diagnosis Parkinson Disease sejati adalah respon pengobatan
terhadap levodopa (L-Dopa).
Pengobatan yang digunakan dalam Parkinson Disease antara lain obat obat
dopaminergic untuk mengembalikan keseimbangan antara dopamine dan
asetilkolin. Dopamine tidak melewati sawar darah otak, namun L-dopa yaitu
suatu prekusor metabolic dopamine yang dapat melewati sawar tersebut. Ldopa banyak didekarbosilasi di perifer (lambung, hati, jantung, ginjal), dan
hanya sejumlah kecil yang mencapai ganglia basalis. Diperlukan dosis besar
untuk mencapai hasil.
Obat lain yang digunakan dalam terapi adalah antikolinergik, antihistamin
(yang memiliki efek antikolinergik), dan amantadine (senyawa antivirus
sintetis yang dicampur sengan efek dopaminergic). Obat obat ini sering
dikombinasikan sengan karbidopa/levodopa (sinemet). Atropine alkaloid
beladona dan skopolamin adalah antikolinergik yang aktif secara sentral
yang pertama kali digunakan untuk mengobati parkinsonisme namun secara
luas telah digantikan dengan antikolinergik sintetis seperti triheksifenidil
(artane) dan benztroipn (Cogentin).
Kesimpulan
Parkinsonisme adalah suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmis,
bradikinesia, kekauan otot, dan hilangnya reflex tubuh. Gangguan gerakan
terutama terjadi akibat defek pada jalur dopaminergic (penghasil dopamine)
yang mengubungkan substansia nigra dengan korpus striatum (nucleus
kaudatum dan lentikularis).
REFERENSI
1.
Adams, R.D., Victor, M., Ropper, A., 2001, Principle of Neurology,7th ed,
Mc Graw Hill Inc, Singapore.
2.
Dorland, W.A., Newman. (2002). Kamus Kedokteran Dorland (29th ed.).
Jakarta: EGC.
3.
Harsono. 2005. Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
4.
Robert A Hauser, MD, MBA. 2010. Parkinson disease. Medline. Diakses
dari http://www.emedicine.medscape.com

Dibuat Oleh Rainy Iszamriach 20060310189

You might also like