You are on page 1of 10

Kista Bartolini

definisi
Kista adalah kantung yang berisi
cairan atau bahan semisolid yang
terbentuk di bawah kulit atau di
suatu tempat di dalam tubuh. Kista
kelenjar Bartholin terjadi ketika
kelenjar ini menjadi tersumbat

Gejala klinik
Kista Bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan akan tetapi
kadang dirasakan sebagai benda padat dan menimbulkan
kesulitan pada waktu koitus. Jika kista bartholini masih kecil
dan tidak terinfeksi, umumnya asimtomatik. Tetapi bila
berukuran besar dapat menyebabkan rasa kurang nyaman saat
berjalan atau duduk. Tanda kista Bartholini yang tidak terinfeksi
berupa penonjolan yang tidak nyeri pada salah satu sisi vulva
disertai kemerahan atau pembengkakan pada daerah vulva.
Keluhan pasien pada umumnya adalah benjolan, nyeri, dan
dispareunia. Penyakit ini cukup sering rekurens. Bartholinitis
sering kali timbul pada gonorrea, akan tetapi dapat pula
mempunyai sebab lain, misalnya treptokokus. Pada Bartholinitis
akuta kelenjar membesar, merah, nyeri, dan lebih panas dari
daerah sekitarnya. Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar
melalui duktusnya, atau jika duktusnya tersumbat, mengumpul di
dalamnya dan menjadi abses yang kadang-kadang dapat menjadi
sebesar telur bebek. Jika belum menjadi abses, keadaan bisa di
atasi dengan antibiotika, jika sudah bernanah harus dikeluarkan
dengan sayatan.

Adapun jika kista terinfeksi maka dapat berkembang menjadi abses


Bartholini dengan gejala klinik berupa :
Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik, atau berhubungan
seksual.
Umumnya tidak disertai demam, kecuali jika terinfeksi dengan
mikroorganisme yang ditularkan melalui hubungan seksual atau
ditandai dengan adanya perabaan kelenjar limfe pada inguinal.
Pembengkakan area vulva selama 2-4 hari.
Biasanya ada sekret di vagina, kira-kira 4 sampai 5 hari pasca
pembengkakan, terutama jika infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Dapat terjadi ruptur spontan.
Teraba massa unilateral pada labia mayor sebesar telur ayam,
lembut, dan berfluktuasi, atau terkadang tegang dan keras.

Kista atau abses Bartholini didiagnosis melalui


pemeriksaan fisik, khususnya dengan
pemeriksaan ginekologis pelvis. Pada
pemeriksaan fisis dengan posisi litotomi, kista
terdapat di bagian unilateral, nyeri, fluktuasi dan
terjadi pembengkakan yang eritem pada posisi
jam 4 atau 8 pada labium minus posterior. Jika
kista terinfeksi, pemeriksaan kultur jaringan
dibutuhkan untuk mengidentifikasikan jenis
bakteri penyebab abses dan untuk mengetahui
ada tidaknya infeksi akibat penyakit menular
seksual seperti Gonorrhea dan Chlamyd

tatalaksana
Tujuan penanganan kista bartholini
adalah memelihara dan
mengembalikan fungsi dari kelenjar
bartholini. Metode penanganan kista
bartholini yaitu insersi word catheter
untuk kista dan abses kelenjar
bartholini dan marsupialization untuk
kista kelenjar bartholini. Terapi
antibiotic spectrum luas diberikan
apabila kista atau abses kelenjar

Penatalaksanaan dari kista duktus


bartholin tergantung dari gejala pada
pasien. Kista yang asimptomatik
mungkin tidak memerlukan
pengobatan, tetapi symptomatic
kista duktus bartholin dan abses
bartholin memerlukan drainage.
Kecuali kalau terjadi rupture spontan,
abses jarang sembuh dengan
sendirinya

Penggunaan antibiotik
Antibiotik sesuai dengan bakteri penyebab yang diketahui secara pasti dari
hasil pengecatan gram maupun kultur pus dari abses kelenjar bartholin
Infeksi Neisseria gonorrhoe:

Ciprofloxacin 500 mg single dose

Ofloxacin 400 mg single dose

Cefixime 400 mg oral ( aman untuk anak dan bumil)

Cefritriaxon 200 mg i.m ( aman untuk anak dan bumil)


Infeksi Chlamidia trachomatis:

Tetrasiklin 4 X500 mg/ hari selama 7 hari, po

Doxycyclin 2 X100 mg/ hari selama 7 hari, po


Infeksi Escherichia coli:

Ciprofoxacin 500 mg oral single dose

Ofloxacin 400 mg oral single dose

Cefixime 400 mg single dose


Infeksi Staphylococcus dan Streptococcus :

Penisilin G Prokain injeksi 1,6-1,2 juta IU im, 1-2 x hari

Ampisilin 250-500 mg/ dosis 4x/hari, po.

Amoksisillin 250-500 mg/dosi, 3x/hari po

Insisi dan drainage abses


Tindakan ini dilakukan bila terjadi
symptomatic Bartholin's gland abscesses .
Sering terjadi rekurensi
Cara:
Disinfeksi abses dengan betadine
Dilakukan anastesi lokal( khlor etil)
Insisi abses dengan skapel pada titik
maksimum fluktuasi
Dilakukan penjahitan

You might also like