You are on page 1of 49

156

BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. PENDAHULUAN
1.

Penyedia jasa harus melindungi pejabat pembuat komitmen dari tuntutan


atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa
yang digunakan atau yang disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan
pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari
sebelum direksi pekerjaan mentetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan
penyedia jasa tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari
standar yang disyaratkan, maka penyedia jasa harus tetap memenuhi
ketentuan standar yang disyaratkan dalam dokumen lelang.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal
bagi para calon penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang
realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan pejabat pembuat komitmen
tanpa catatan atau persyaratan lain dalam penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru,
belum dipergunakan, dari type/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan,
dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan
bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional
(SNI, SII, SKSNI, dsb.) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi
dari edisi atau revisi terakhir, atau standar Internasional (ISO, dsb)/standar
negara asing (ASTM, dsb) padanannya (equivalennya) yang secara substantif
sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar
nasional untuk barang, bahan, dan pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum
ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre,
kilogram, second), sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat
digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
1). Lingkup pekerjaan
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3). Spesifikasi umum:
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya:
- UU tentang Lingkungan;
- UU tentang Keselamatan Kerja;
- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
- UU/PP tentang Galian C;
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

157

- Perda terkait; dsb


b. Dokumen acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan
ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas;
c. Alingnment dan survey;
d. Hari kerja dan jam kerja;
e. Gangguan dan keadaan darurat;
f. Penyingkiran material berlebih.
4). Spesifikasi Khusus:
a. Lapangan;
b. Bangunan/desain/pengerjaan spesifik;
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik;
d. Perancah;
e. Pengaturan lalu-lintas;
f. Pengendalian lingkungan.
5). Spesifikasi untuk Masing-masing Jenis Pekerjaan.
a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan
dasar standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan
beberapa perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan
ketentuan berikut:
PERUBAHAN :
Ketentuan ini didasarkan pada standar
(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar pabrikasi).
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
i). Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan
bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif/Italic.
ii). Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan
bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret
(strike out) sehingga kata-kata/kalimat asli dari standar yang
digunakan masih dapat dibaca.
b. Lingkup pekerjaan.
c. Dokumen acuan (standar-standar) yang digunakan.
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan,
apabila tidak digunakan standar tertentu.
II. UMUM
1. Uraian Pekerjaan
Paket Pekerjaan Pemeliharaan Sungai Kr. Neng di Kota Banda
Aceh/Aceh Besar ini meliputi pekerjaan : Bongkaran Pasangan Lama,
Galian Tanah, Timbunan Tanah didatangkan, Pasangan Batu, Plesteran,
Pembesian, Beton Lantai Kerja, Drain Hole.
2. Lokasi dan Uraian Singkat Pekerjaan
Sungai Kr.Doy yang terletak di Kota Banda Aceh dan Provinsi Aceh. Uraian
singkat dari pekerjaan diberikan pada spesifikasi khusus.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam
kontrak ini adalah :

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

158

I.

MATA PEMBAYARAN UMUM


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Dewatering/Pengalihan Aliran

II. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA


A. PEKERJAAN PASANGAN BATU
1. Galian Tanah Pondasi
2. Bongkaran Pasangan Lama
3. Pasangan batu kali 1 : 4
4. Plesteran 1 : 2
5. Beton Untuk Lantai Kerja
6. Pembesian
7. Timbunan Tanah Didatangkan
8. Bekesting
9. Drain Hole
III.

MATA PEMBAYARAN LAIN-LAIN

3. Jalan Masuk Daerah Kerja


Lokasi pekerjaan ini di kota Banda Aceh, kegiatan pekerjaan untuk paket
pekerjaan ini adalah pasangan batu kanan dan kiri dari saluran sungai,
sementara jalan keluar masuk menuju lokasi kerja yang ada adalah
menggunakan jalan dari bagian kiri dan kanan saluran yang terpisah oleh
sungai.
Untuk proses mobilisasi alat berat harus dilakukan dengan melewati jalan
desa, oleh karena itu penyedia jasa harus memperhitungkan biaya tambahan
yang menjadi bebannya sendiri, dan harga semua pekerjaan tersebut sudah
termasuk dalam harga kontrak. Penyedia jasa harus bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan dan jembatan pada jalan desa.
Apabila penyedia jasa hendak membuat jalan masuk tambahan atau
membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh direksi pekerjaan, jalan
tersebut dikerjakan oleh penyedia jasa atas bebannya sendiri, dan harga
semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga kontrak.
Calon Penyedia jasa juga harus memperhitungkan sewa lahan pada lokasi
tertentu pada daerah pembangunan saluran, yang di peruntukan utk
pembuatan coverdam/pengalihan sementara aliran sungai(alur) kecil. Harga
utk pekerjaan ini juga sudah termasuk dalam harga kontrak.
4. Gambar-gambar
4.1. Gambar yang dipakai pada pelelangan tercantum dalam Bab XII
dokumen lelang.
Gambar-gambar yang disiapkan kontraktor antara lain.
- Gambar-gambar Pekerjaan Tetap.
(1). Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor seperti yang
tersebut di bawah ini, harus merupakan gambar yang telah
ditandatangani direksi. Apabila ada perubahan pada gambar

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

159

tersebut maka perubahan yang telah dilakukan, kembali harus


diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi.
(2). Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar
mempersiapkan gambar pelaksanaan. Gambar dibuat secara lebih
detail dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan
memanjang dari pekerjaan.
4.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara
(1). Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa harus terinci.
Gambar-gambar yang harus disiapkan antara lain adalah letak dan
detail yang diusulkan penyedia jasa untuk dilaksanakan di
lapangan.
(2). Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan
Kontraktor hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan
diserahkan kepada direksi pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
4.3. Gambar-gambar yang dilaksanakan (as built drawing) selama
pelaksanaan Kontraktor harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Gambar tersebut
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan
kontrak.
5. Program Pelaksanaan dan Laporan
5.1. Program Pelaksanaan
penyedia jasa harus melaksanakan program dan jadual pelaksanaan
sesuai dengan syarat-syarat dokumen lelang dengan menggunakan bar
chart dan kurva S.
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk
pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap.
5.2. Laporan Bulanan Kemajuan Pelaksanaan
Setiap bulannya kontraktor harus membuat dua kali laporan yaitu pada
pertengahan bulan dan akhir bulan, yang menggambarkan secara
detail kemajuan pekerjaan. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi
hal-hal sebagai berikut:
(a). Prosentase kemajuan pekerjaan bedasarkan kenyataan yang
dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya;
(b). Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana pekerjaan harus sesuai dengan yang dicapai
pada laporan;
(c). Rencana kegiatan untuk bulan berikutnya.
5.3. Laporan Harian Dan Mingguan
Kontraktor harus membuat laporan harian dan rekap mingguan atas
setiap kegiatan yang dilaksanakan, persiapan pekerjaan dan peralatan
serta data-data lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

160

5.4. Foto Kemajuan Pekerjaan


penyedia jasa harus menyerahkan foto kemajuan pekerjaan kepada
direksi pekerjaan mengenai kemajuan pekerjaan pada lokasi pekerjaan
selama masa kontrak.
Foto diambil pada waktu:
a. Sebelum pekerjaan dimulai atau pada waktu pemasangan
bouwplank;
b. Kemajuan pekerjaan mencapai 50 % (sedang dilaksanakan);
c. Kemajuan pelaksanaan 100 %;
d. Selesai masa pemeliharaan.
6. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku 30 hari sebelum tanggal pemasukan surat
penawaran. Spesifikasi lain dapat disubstitusikan atas ketetapan direksi
pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan sekurang-kurangnya satu salinan :
Standar Nasional Indonesia yang ditentukan dalam spesifikasi atau standar
lainnya yang disetujui untuk bahan yang disuply atau hasil pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan pada pekerjaan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan
dan penggunaan oleh direksi pekerjaan.
Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya dirinci atau tidak dicakup
dalam standar nasional atau standar lain yang telah disetujui haruslah bahan
dan hasil pekerjaan semacam pekerjaan untuk kelas satu. Direksi pekerjaan
akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan yang
akan digunakan untuk pekerjaan tersebut dapat/cocok untuk digunakan.
7. Data Ketinggian
Ketinggian yang tertera dalam gambar didasarkan pada titik tetap utama,
yang letak dan angkanya terdapat pada spesifikasi khusus. Selanjutnya
detail dari penjelasan tentang titik tetap tersebut dapat diperoleh dengan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada direksi pekerjaan.
8. Pengukuran dan Pematokan
Dari data ketinggian yang tercantum pada uraian di atas, kontrakor harus
memeriksa semua titik tetap lainnya yang akan dipakainya dalam
pengukuran pekerjaan dan harus membuat titik tetap tambahan lainnya
sehingga jarak antara 2 titik tetap tidak boleh lebih dari 1 km. Titik tetap di
atas dibangun pada tanah milik proyek atas persetujuan direksi pekerjaan.
penyedia jasa harus memberikan kepada direksi pekerjaan, dalam rangkap
dua data dalam form usulan yang memberi detail lokasi dan elevasi tiap-tiap
titik tetap yang dipakai atau dibangun oleh penyedia jasa.
Ketinggian harus dicocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10
VL, dengan penjelasan L adalah jarak dari titik-titik (circuit) yang diambil
ketinggiannya (dalam km).
Ketelitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas keseksamaan sebagai
berikut:
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

161

a. Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari 20 mm dari


posisi yang ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal;
b. Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau
dibawa kembali ke titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari
10 VL mm, dimana L adalah Panjang atau jarak circuit pengukuran (dalam
Km);
c. Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus
dipasang dengan tidak melewati 2,5 mm dari titik tinggi yang benar;
d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus
kurang 20 mm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus
terletak tidak lebih 2,5 mm dari kedudukan yang sebenarnya kecuali pada
pemasangan pekerjaan baja dan peralatannya memerlukan ketelitian
yang lebih tinggi.
9. Tindakan Pengamanan bagi Keselamatan
Penyedia jasa harus menyelenggarakan, membangun dan memelihara
rintangan-rintangan, lampu peringatan yang sesuai dan cukup, tanda-tanda
bahaya dan isyarat-isyarat, serta harus mengambil tindakan pencegahan
yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum.
10. Pemberitahuan Pelaksanaan
Penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi pekerjaan sebelum
suatu pekerjaan dimulai, untuk mengukur ketinggian tanah asal dan ukuran
dari bangunan-bangunan yang ada. Tidak boleh ada suatu pekerjaan baru
yang boleh dimulai sebelum penyedia jasa menerima instruksi direksi
pekerjaan atas persetujuan bersama, atas semua ketinggian dan ukuranukuran dari dasar saluran dan bangunan untuk ketepatan pengukuran dari
pekerjaan.
11. Pengukuran
Pengukuran saluran/bangunan yang telah dilakukan selama periode desain
akan disediakan untuk keperluan penyedia jasa dan dapat dipakai sebagai
dasar untuk perhitungan
dan penetapan volume pekerjaan untuk
pembayaran. Apabila menurut pendapat direksi pekerjaan keadaan
lapangan telah banyak berubah sejak pengukuran yang telah dilakukan,
maka direksi pekerjaan dapat memerintahkan kepada penyedia jasa untuk
mengukur ulang sebagian atau seluruh saluran/bangunan yang ada.
12. Jalan Umum, Listrik dan Telepon
Pada jalan-jalan umum, air untuk kepentingan umum dan tiang-tiang listrik
dan telepon yang memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan,
penyedia jasa harus mendapat persetujuan secara tertulis dari yang
berwenang, terhadap usulan pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang
akan mempengaruhi pekerjaan untuk kepentingan umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum tersebut, baik terlihat atau tidak terlihat di
dalam gambar, tetapi penyedia jasa harus bertanggung jawab demi
keamanan dan kelangsungan fungsi dari jalan dan tiang listrik dan telepon
diatas selama pelaksanaan pekerjaan.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

162

13. Papan Nama Proyek


a. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek minimun
2(dua) buah dan ditempatkan pada lokasi-lokasi dan ditentukan Direksi,
selambat-lambatanya 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat
Keputusan Pemenang Lelang.
b. Papan nama proyek tersebut dengan ketentuan :
Ukuran papan nama proyek 150 x 100 cm ,terbuat dari papan kayu
klas II dilapisi seng BJLS 18;
Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu klas I ukuran 5 x 7
cm;
Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan
terletak setinggi 2 m dari permukaan tanah, bagian bawah tiang
penyangga dan penyokong kemudian dicor beton tumbuk campuran 1
PC : 3 PS : 5 Kr, sedalam 40 cm didalam tanah dan 10 cm diatas tanah.
Tulisan-Tulisan dan ketentuan lain yang belum jelas harus
dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.
c. Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama serta menjaga
agar tetap dalam keadaan baik sampai pada masa menyerahkan
perkerjaan terakhir kepada Direksi.
d. Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah larut dalam
harga satuan pekerjaan lainnya.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

163

BAGIAN I
SPESIFIKASI UMUM
I.

BAHAN-BAHAN UMUM
1. PORTLAND CEMENT
1.1. Semen
Semen yang akan dipakai adalah semen portland sesuai dengan
Standard Indonesia N.I.8, AST, Model C.150 atau Standard Inggris
Model BS.12.
1.2. Pengujian dan Pemeriksaan
a. Sampling, pemeriksaan dan pengujian semen-semen bila
diperlukan akan dilakukan oleh Direksi dan bahwa sampling,
pengujian dan pemeriksaan harus sesuai dengan Standard
Indonesia N.I.8 atau ASTM, Model C.150 atau test yang equivalent
dengan Standard Inggris. Kontraktor harus menyampaikan
keterangan kepada Direksi, waktu dan tempat semen dikeluarkan
dari pabrik. Direksi setiap saat mempunyai wewenang untuk
meneliti dan memeriksa material, laporan analisa laboratorium,
dan pengambilan sample semen untuk diperiksa. Kontraktor harus
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
pengambilan contoh atau (sample) tersebut.
b. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
setiap waktu sebelum semen tersebut dipergunakan. Semen yang
tidak memenuhi syarat tidak akan dapat dipakai. Jika ternyata ada
semen yang tidak memuaskan dan telah terpasang maka bagian
yang telah menjadi campuran beton dan grout tersebut harus
dibongkar dan diganti dengan semen yang baru, dengan biaya dari
Kontraktor. Pengetesan silinder, kubus beton atau campuran
semen yang akan digunakan, dapat diperintahkan oleh Direksi
pada setiap waktu untuk maksud keperluan testing dan Kontraktor
harus melaksanakan dan mempersiapkan semen dan campuran
semen/beton yang diminta untuk ditest tanpa pungutan bayaran
dari pada Direksi.
c. Semen boleh saja tidak dapat dipakai sebagai kebijaksanaan dari
Direksi, seandainya tidak memenuhi syarat-syarat yang
dibutuhkan. Semen dapat diterima setelah 7 (tujuh) hari hasil test
sesuai dengan kriteria mengenai kwalitas dari pabrik semen yang
telah ditetapkan 12 (dua belas) bulan atau sebagai hasil dari 28
(dua puluh delapan) hari pengetesan pada nilai testing normal
harus disetujui sebelum pengiriman dari pabrik.
1.3. Gudang/Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan suatu tempat menyimpan (gudang)
yang memenuhi syarat untuk penyimpanan semen-semen tersebut,
dari setiap waktu semen tersebut harus terlindung dari
kelembaban dan pembekuan. Tempat/rumah penyimpanan semenDokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

164

semen tersebut benar-benar rapat/ tertutup, mempunyai jarak di


atas lantai dengan ukuran minimum 30 cm yang luasnya juga harus
cukup untuk menyimpan semen yang didatangkan. Selain itu untuk
menghindari adanya penundaan-penundaan gangguan-gangguan
pekerjaan harus mempunyai suatu tempat yang luas agar dapat
menampung truck yang mengangkut semen tersebut secara
terpisah, sehingga masih ada jalan untuk menarik/mengambil
(sampling) semen tersebut, menghitung semen yang akan disimpan
atau-pun semen yang akan dipindahkan. Tumpukan semen pada
kantong atau zak, jangan melebihi 2 m.
b. Untuk menghindari penyimpanan yang terlalu lama atas semen semen yang telah dikirim tersebut, Kontraktor harus mengatur
penggunaan semen-semen yang ada dalam zak-zak tersebut secara
berturut-turut sesuai dengan urutan waktu pengiriman
(cronological order) sampai di lokasi. Setiap pengiriman dari
semen tersebut harus langsung disimpan dan dengan mudah dapat
dibedakan antara zak-zak yang baru dengan yang lama, begitu juga
zak-zak bekas yang sudah kosong segera dikumpulkan dan tandai
sedemikian rupa atas persetujuan Direksi, sebelum dibuang.
c. Kontraktor harus menyediakan alat timbang yang baik, teliti dalam
skala yang memenuhi syarat untuk pengetesan berat semen yang
disimpan pada setiap tempat yang berhubungan dengan pekerjaan
bila diminta oleh Direksi.
d. Kontraktor harus memperkerjakan penjaga gudang yang baik dan
mampu menata pergudangan (tempat penyimpanan semen
tersebut), menyimpan dan mencatat dengan baik semua
pengiriman dan pemakaian semen. Copy/salinan dari catatan
tersebut juga harus diberikan/ diperlihatkan kepada Direksi, bila
diminta, dan juga memperlihatkan secara detail jumlah zak semen
yang telah digunakan selama pelaksanaan untuk tiap-tiap bagian
pekerjaan.
2. PASIR, AGREGAT DAN BAHAN-BAHAN PERKUATAN
2.1. Ruang Lingkup Kerja
Semua pasir, agregate dan bahan perkuatan yang akan dipakai untuk
semua struktur/bangunan dan pekerjaan atas dasar Dokumen Kontrak
dan untuk semua hal yang ada hubungannya, yang mungkin
diminta/diperlukan oleh Direksi terdiri dari material, dirinci sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan. Segala ketentuan dan kebutuhankebutuhan harus dilaksanakan kecuali segala ketentuan dan
kebutuhan-kebutuhan yang sudah dirubah oleh Direksi untuk/ bagi
pekerjaan tertentu.
2.2. Handling dan Stockpiling
a. Kontraktor harus mengangkut dan membongkar semua pasir,
agregate dan bahan perkuatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan bangunan-bangunan yang
terinci. Semua cara-cara yang dikerjakan oleh Kontraktor seperti

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

165

b.

c.

d.

membongkar, memuat dan menumpuk pasir, agregate dan bahan


perkuatan setiap waktu harus disetujui oleh Direksi.
Lokasi dan pengaturan semua daerah stockpille (penimbunan)
harus disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus membersihkan dan
mengatur drainase semua tempat yang dipersiapkan untuk
stockpiling dan harus mengatur stockpiling pasir, agregate dan
bahan perkuatan sehingga adanya kerusakan ataupun
pemisahan/hilang dapat dikurangi seminimal mungkin dan
stockpille material tidak akan berkontaminasi dengan tanah atau
bahan-bahan lain sehubungan dengan permukaan air banjir dan
air tanah.
Kontraktor menyediakan biaya untuk pemrosesan kembali pasir,
agregate atau bahan perkuatan yang mungkin akan menjadi rusak
atau berkontaminasi sehubungan dengan strockpiling yang tidak
memadai/perlindungan yang kurang baik. Kontraktor juga harus
melakukan semua pelaksanaan stock piling dengan cara
menyimpan langsung semua material pada stockpiles secara
berlapis. Pasir, agregate dan bahan perkuatan jangan dipindahpindah dari suatu tempat ke tempat stockpiles yang lain kecuali
pada suatu keadaan tertentu yang memerlukan penyediaan jalan
untuk truck dalam penempatan material secara berlapis yang
cukup. Kontraktor harus dapat membuat sesuatu untuk
menghindari adanya kerusakan-kerusakan dari agregate dan
bahan perkuatan yang mungkin terjadi karena operasi truck yang
melewati stockpiles.
Penimbunan pada bagian sisi ujung stockpile tidak diizinkan.

2.3. Pasir (Sand)


a. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan type dan jenis pasir yang
dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut:
- PASIR BUATAN
: (Manufacture
sand)
pasir
yang
dihasilkan dari batuan-batuan).
- PASIR ALAM
: (Natural sand) pasir yang diambil dari
sungai-sungai ataupun pasir alam yang
didapat dari lain sumber, dan ini semua
harus telah disetujui oleh Pemberi
Tugas.
- PASIR CAMPURAN
: (Blended Sand) campuran antara pasir
alam dan pasir buatan yang dibuat
dengan ukuran yang tepat, yang
dijelaskan pada sub-clouse (g).
b. Semua pasir alam yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi
harus diusahakan dan mendapatkannya dari sungai ataupun
sumber alam yang lainnya yang telah disetujui.
c. Apabila pasir alam itu diperoleh dari sumber-sumber yang tidak
dikuasai oleh Pemerintah maka Kontraktor harus membuat suatu
peraturan/pembicaraan khusus dengan pemilik usaha pasir
tersebut, dan Kontraktor harus membayar semua biaya-biayanya.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

166

d.

e.

f.

g.

Persetujuan tentang pasir yang diperoleh dari sumber-sumber


alam jangan ditafsirkan sebagai suatu persetujuan yang sah untuk
semua material yang diperoleh dari sumber-sumber alam lainnya,
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua kwalitas
dari semua material yang digunakan dalam pekerjaan. Kontraktor
harus menyerahkan kepada Direksi tentang persiapan dan
persetujuan test dengan contoh sebanyak 15 kg sebagai sample
dari pasir alam tersebut yang selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari sebelum pemakaian bahan-bahan tersebut.
Deposit pasir alam harus dibersihkan dari vegetasi, bahan-bahan
lain yang mengotori dan yang dapat menimbulkan pasir menjadi
jelek.
Deposit harus sedemikian rupa sehingga mutu tidak berkurang.
Material-material tersebut harus diangin-anginkan (screened) dan
dicuci bila memang perlu untuk memperoleh pasir yang sesuai
kebutuhan.
Pasir atau agregate halus (fine agregate) harus benar-benar bersih
dan bebas dari clay lumps, soft, flaki particle, sckale alkali, organik
matra, loam, mica dan injurious amounts yang menimbulkan pasir
menjadi tidak sesuai. Jumlah persentase dari semua material
tersebut beratnya tidak akan melebihi 50%. Agregate yang baik
adalah yang berbentuk tajam atau sharp, cubical, keras, tebal dana
tahan lama.
Semua pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton seperti yang
telah ditentukan harus dari pasir campuran dalam perbandingan
yang sesuai. Pasir-pasir tersebut harus mempunyai modulus
antara 2/3,2 atau pengetesan dengan saringan sesuai dengan
Standard Indonesia. Untuk beton PBI.1971 atau sebagai berikut:
No Saringan
Persentase Bagian Yang
(Screen No.)
Tinggal Dalam Berat
4
05
8
6 15
16
10 25
30
10 30
50
15 35
100
12 20
PAN
37
Kalau persentase yang tinggal (tertahan) dari saringan No. 16 20 %
atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase yang
tertahan dari saringan No. 8 boleh naik menjadi 20 %.

h.

Pasir yang digunakan untuk adukan bagi pekerjaan pasangan batu


atau batu bata untuk lining, untuk permukaan atau tubuh
pekerjaan, harus berupa pasir alam dan bila ditest harus
memenuhi standar seperti berikut:

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

167

i.

Screen No. Passing

Percent Bay Weight


Screen

8
100

100
15 (max)

Dengan nilai tersebut di atas harus dengan gradasi baik (well


graded) sehingga sesuai dengan pekerjaan adukan yang
diperlukan.
Pasir alam dan pasir campuran dapat diminta untuk ditest oleh
Direksi untuk menentukan apakah pasir-pasir tersebut sesuai
dengan apa yang telah ditentukan dan dibutuhkan. Kontraktor
harus menyiapkan dan melaksanakan pengambilan contoh yang
diperintahkan oleh Direksi tanpa pungutan bayaran yang meliputi
tenaga, material dan operasinya.

2.4. Agregate Kasar


a. Coarse agregate harus didapat dari sumber-sumber yang telah
disetujui yang terdiri dari kerikil, batu gunung atau batu pecah
(crushed stone) atau campuran dari semuanya itu.
b. Coarse agregate harus bersih bebas dari partikel lunak, satuan
tebal dan memanjang, alkali, organik dan bahan lain yang tidak
sesuai ini tidak lebih dari 3%.
c. Coarse agregate harus dengan gradasi yang baik dengan ukuran
butir antara 5 mm - 50 mm atau dengan ukuran yang dibatasi
untuk pekerjaan-pekerjaan khusus seperti yang ditentukan. Coarse
agregate mempunyai modulus yang baik (fitness modules) antara 6
- 7.5 atau bila dengan pengetesan berarti sesuai dengan Standard
Indonesia (PBI 1971).
d. Coarse agregate harus sesuai dengan spesifikasi yang ada. Apabila
ditest oleh Direksi tidak memenuhi spesifikasi, Kontraktor harus
mengayak kembali atau memproses material-material tersebut
dengan biaya sendiri. Kontraktor harus meningkatkan mutu
produksi agregate sehingga memenuhi syarat seperti yang
disetujui oleh Direksi.
2.5. Bahan-bahan Perkuatan atau Batu
a. Batu diperoleh dari suatu pengambilan yang telah disetujui. Batubatu yang dipakai/digunakan adalah boulder atau batu gunung,
mempunyai berat jenis (spesific-gracity) minimum 2.4.
Compression Strenght (tegangan kompressi) tidak boleh kurang
dari 400 kg/cm2.
b. Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, pasangan batu
kosong dan agregate jalan maka batu-batu tersebut harus keras,
kasar, padat dan tahan lama serta bebas dari retak ataupun pecah.
Pasangan batu kosong beratnya antara 10 - 25 kg/buah dan harus
dibelah sedikitnya satu sisi.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

168

c.

d.

Batu untuk pasangan harus dibentuk/dibuat dengan ukuran


seperti pada gambar atau sesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh Direksi.
Bahan untuk perkerasan jalan inspeksi terdiri dari batu kali, kerikil
dan pasir.

3. TULANGAN
3.1 Bahan-Bahan dan Ukuran Tulangan
a. Semua tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran
yang sesuai dengan Indonesia Standard for Concrete N.I.2, PBI
1971 atau ASTM Design Nation A.15 dan harus disetujui oleh
Direksi.
b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat
pengetesan tulangan beton terhadap adukan yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan Direksi.
3.2. Pembuatan dan Pembersihan
a. Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari kotorankotoran, karat, minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau
mengurangi mutu. Bilamana terdapat penundaan di dalam
pengecoran beton, tulangan harus diperiksa kembali dan
dibersihkan bilamana perlu.
b. Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar
konstruksi yang harus diselesaikan oleh Kontraktor.
c. Tulangan janganlah diluruskan atau dilekukkan kembali dengan
cara yang akan merusak bahan. Batangan dengan putaran/tekukan
atau lekukan-lekukan yang tidak ditunjukkan pada gambar,
janganlah digunakan. Semua batangan harus dilekukkan dalam
keadaan dingin. Pemanasan hanya diperbolehkan bila seluruh
operasi disetujui oleh Direksi.
3.3. Pemasangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap
penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klipklip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan
kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di
dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar
harus digunakan sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada
batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat
dari logam yang tidak berkarat.
b. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm.
Tulangan di dalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok
harus ditopang dengan logam.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

169

c.

Jarak minimum antara batang yang sejajar harus sama dengan


diameter batang, tetapi jarak bersih antara batang tidak kurang
dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar. Pada
permukaan pondasi, plat, dinding dan konstruksi pokok lainnya
dimana beton dicor secara langsung terhadap dasar, tulangan
harus mempunyai lapisan penutup beton min. 7.5 cm.

3.4. S a m b u n g a n
Bila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari
yang ditunjuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh
Direksi. Panjang penyambungan di dalam dinding tulangan dan harus
min. 30 x diameter tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
3.5. Pengukuran dan Pembayaran
a. Harga satuan penawaran di dalam daftar kuantitas dan harga akan
meliputi harga yang tepat dimana tulangan digunakan,
pembongkaran, penyimpanan, penanganan dan pemasangan di
tempat-tempat pemakaian akhir di dalam konstruksi beton
bertulang dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
b. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk tulangan yang tertuang,
hilang atau tidak diperhitungkan sebagai akibat penanganan yang
tidak tepat, serta tulangan yang digunakan sebagai pengganti
tulangan beton yang rusak atau yang digunakan oleh kontraktor
dengan tujuan memungkinkan atau memudahkan pelaksanaan
konstruksinya.
c. Semua biaya penyediaan tulangan sedemikian rupa harus sudah
termasuk ke dalam harga satuan penawaran seperti di dalam
Daftar Kwantitas dan Harga untuk uraian yang tepat dimana
tulangan akan digunakan.
4. AIR
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, adukan dan grout harus
bebas dari lumpur yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, garam dan
hal-hal lain yang tidak baik. Air yang dapat digunakan di dalam semua beton,
adukan dan grout akan ditest oleh Direksi untuk menentukan kecocokannya
terhadap keperluan-keperluan.
5. BAHAN-BAHAN LAIN
5.1. Bahan Tambahan (Admixture/additif)
a. Kontraktor akan melengkapi dan memakai bahan tambahan
campuran beton (admixture) untuk memperbaiki mutu dan
mempermudah pekerjaan beton dan mortar.
Bahan tambahan lain untuk perbaikan pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan yang mungkin dipakai harus mendapat
persetujuan Direksi. Bahan tambahan harus disertai dengan
sertifikasi pabrik yang sesuai dengan spesifikasi pabrik.

Direksi akan menolak usulan pemakaian bahan tambahan


yang diajukan kontraktor bila dianggap bahan tambahan

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

170

tersebut kurang baik dipakai untuk menghasilkan homogenitas


tinggi pada pekerjaan yang bersangkutan.

Kontraktor harus siap bila Direksi menganggap perlu untuk


mengajukan contoh dan melakukan test untuk contoh bahan
dan test tambahan setelah bahan sampai ke lokasi pekerjaan.

Kontraktor harus bertanggung jawab pada kesulitan yang


timbul atau kerusakan yang terjadi akibat pemilikan dan
pemakaian bahan tambahan, seperti penundaan, kesulitan
pengecoran beton atau kerusakan beton atau kerusakan beton
waktu pembukaan bekesting
Bahan tambahan lainnya bila dipakai harus memenuhi spesikasi
yang dibutuhkan seperti:
Bahan Tambahan
Pengurangan Volume Udara
Pengurangan Kadar Air
Perlambatan Pengerasan Awal
b.
c.

Spesifikasi
ASTM C260-77
ASTM C 494-82, type A
ASTM C 494-82, type B & D

Kecocokan pemakaian bahan tambahan, dua macam atau lebih


yang dapat dipakai pada campuran beton, harus ditest dengan cara
yang disetujui oleh Direksi.
Penyimpanan cairan atau bubuk bahan tambahan untuk beton
harus ditempatkan pada gudang tahan air. Tempat penyimpanan
harus direncanakan di tempat dimana akan digunakan bahan
tersebut.

5.2. Pipa Galvanis


Pipa galvanis adalah metode coating dengan komponen zinc. Komponen
dicelupkan ke dalam molten zinc bath pada suhu sekitar 450-470 deg
C. Sederhananya proses galvanising meliputi cleaning - pickling (acid)
- fluxing - and dipping. Selain itu metode lain misal calorising
(aluminum), Sheradizing (zinc), electro plating, metal spray, dll bisa
dijadikan referensi untul metal coating dengan bahan selain zinc.
Periode Proteksi, yang lazim di rujuk adalah tahan selama 20 tahun
untuk hot deep galvanize tanpa perlu perawatan lain.
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SII 2527-90 atau JIS
G3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata
padaseluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis.
5.4. Kayu Bekisting
Tidak ada jenis material yang luas penggunaannya dibandingkan
dengan kayu dalam pembuatan bekisting dan perkuatannya. Kayu
memiliki sifat tidak mahal, kuat, fleksibel, serbaguna, tahan lama,
ringan, dan mudah pengerjaannya.
Penggunaan kayu sebagai material bekisting diatur ketentuan dan
persyaratannya dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI).
Dalam peraturan PKKI ini jenis-jenis kayu diklasifikasikan berdasarkan

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

171

berat jenis, kekuatan lentur serta kekuatan tekan mutlaknya menjadi 5


(lima) kelas.
Tabel Klasifikasi Kayu di Indonesia
No.

Kelas Kuat

Berat Jenis
Kering Udara
(gr/cm3)
>0.9

Kuat Lentur
Mutlak
(kg/cm2)
>1100

Kuat Tekan
Mutlak
(kg/cm2)
>650

II

0,90 0,60

1100 725

650 425

III

0,60 0,40

725 500

425 300

IV

0,40 0,30

500 360

300 215

< 0,3

< 360

< 215

Material kayu memiliki sifat-sifat menguntungkan dalam fungsinya


sebagai bagian dari konstruksi yaitu :
Kekuatan yang besar pada suatu massa volumik yang kecil.
Harga yang relative murah dan dapat diperoleh dengan mudah.
Mudah dikerjakan dan alat-alat sambung yang sederhana.
Isolasi termis yang sangat baik.
Dapat dengan baik menerima tumbukan-tumbukan dan getarangetaran serta penanganan yang kasar ditempat pendirian sebuah
bangunan.
Dalam penggunaannya sebagai bagian dari konstruksi banyak yang
mempengaruhi sifat dan kekuatan kayu tersebut. Oleh karena itu
terdapat faktor-faktor pengali yang disesuaikan dengan kondisi
konstruksi dimana kayu tersebut di tempatkan yaitu :
(a) Faktor 2/3
a. Untuk konstruksi yang selalu terendam air.
b. Untuk bagian konstruksi yang tidak terlindung dan mungkin
besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi.
(b) Faktor 5/6
Untuk konstruksi kayuyang tidak terlindung tetapi kayu tersebut
dapat mongering dengan cepat.
(c) Faktor 5/4
a. Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh
muatan tetap dan muatan angin.
b. Untuk bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan
oleh muatan tetap dan tidak tetap.
(d) Faktor 3/2
Untuk pembebanan yang bersifat khusus (getaran, dll).
Sebagai dasar perhitingan kekuatan kayu dalam analisa
perencanaan bekisting ini yang ditinjau adalah properti tegangan-

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

172

tegangan ijin serta modulus elastisitas dan material kayu yang akan
digunakan tersebut.
Tabel Nilai-nilai
Elastisitasnya
No.
1
2
3
4
5

Tegangan

Ijin

Kayu

dan

Modulus

Kelas Kuat Kayu


Jenis Tegangan
(Kg/cm2)
I
II
III
IV
Tegangan lentur
150
100
75
50
sejajar serat
Tegangan tekan =
Tarik sejajar
130
85
60
45
serat
Tegangan tekan
40
25
15
10
tegak lurus serat
Tegangan geser
20
12
8
5
sejajar serat
Modulus
125.000 100.000 80.000 60.000
elastisitas

V
-

5.6. Kayu Cerucuk


Bahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu nibung/ kayu bakau
dengan berdiameter antara 1015 cm. Apabila menggunakan kayu lain
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
5.7. Drain Hole
Drain hole sebagai penyalur resapan air pada tanggul saluran maupun
bangunan pada irigasi, dipakai pipa PVC dengan tekana rencana sedang
antara 10 kg/cm2 8 kg/cm2. Sifat PVC yang tahan lama dan tidak
gampang dirusak dan tidak berkarat atau membusuk menjadikan PVC
paling sering digunakan dalam sistem perpipaan. Drain hole terbuat
dari bahan pipa PVC berdiameter 2, dengan panjang 50 cm dan terdiri
dari bahan ijuk dan kerikil atau geotekstil dan kerikil. Pemakaian pipa
PVC, ijuk dan kerikil atau geotekstil dan kerikil harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direksi.
5.8. Gebalan Rumput
Gebalan rumput harus berakar dan dicangkul setebal 4 cm. Gebalan
rumput harus segera ditanamkan dalam jajaran bersambung dan
segera disiram air. Agar gebalan tidak tergelincir maka harus dipasang
pasak bambu sedalam 10 cm. Rumput yang ditanam adalah jenis
rumput Pait-paitan dengan pola tanam papan catur.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

173

BAGIAN II
SPESIFIKASI KHUSUS

A. URAIAN SINGKAT PEKERJAAN


I.

PEKERJAAN UNTUK MATA PEMBAYARAN UMUM


1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
a. Pekerjaan pembersihan adalah pada lokasi/lapangan pekerjaan maupun
lokasi untuk jalan masuk peralatan agar dapat ditempuh langsung
dengan mudah. Semua daerah yang ditempati bangunan atau yang
dilewati jalur bangunan dibersihkan sesuai petunjuk Direksi.
Pembersihan meliputi pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan
lain yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil pembersihan itu
harus ditempatkan diluar tempat kerja atau dibuang, kecuali ada
ketentuan lain sesuai petunjuk Direksi.
b. Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang banyak
ditumbuhi pepohonan dengan diameter lebih besar 30 cm, yang
bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut
dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada suatu lokasi/ tempat
dengan syarat tidak menggangu lingkungan atau dibuang kelokasi
lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi
c. Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan
dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak terdapat pepohonan,
apabila tidak dilaksanakan pekerjaan cabut tunggul dibuang keluar
lokasi pekerjaan dengan syarat tidak merusak lingkungan atau dibuang
kelokasi lainnya atas persetujuan dari Direksi.
d. Kontraktor diminta untuk memulai pekerjaan pembersihan ini sebelum
pekerjaan utama dimulai.
e. Semua kerusakan yang timbul akibat pekerjaan tersebut terhadap milik
umum atau perseorangan yang dilaksanakan untuk kontraktor, hal
tersebut harus diperbaiki atau diganti atas biaya kontraktor.
2. PEKERJAAN UITZET/PENGUKURAN UNTUK M.C. NOL DAN PEMASANGAN
PROFIL
a. Untuk mendukung pelaksanaan pekerjan konstruksi, Kontraktor harus
melakukan pengukuran terlebih dahulu. Pelaksanaan pekerjaan
pengukuran tersebut harus disaksikan oleh pengawas/pihak Direksi
yang akan menunjukkan titik referensi.
b. Patok-patok sementara yang terpasang dibuat dari kayu, dipasang pada
setiap jarak antara 25 sampai 50 meter atau ditentukan dalam jarak lain,
menurut pertimbangan teknis oleh Direksi. Patok-patok ini dipasang
sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau hilang dan patok ini
dipakai sebagai titik uitzet, dimana ketinggian patok tersebut dapat
diketahui dari hasil pengukuran. Agar mudah terlihat, patok dicat warna
merah.
c. Kontraktor diwajibkan menjaga titik uitzet ini sebagai titik bantu dalam
pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi pekerjaan ataupun oleh Tim
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

174

d.

e.

f.

g.

h.

Pemeriksa Serah terima Pekerjaan. Apabila patok/titik uitzet tersebut


hilang/rusak maka Kontraktor diwajibkan mengganti patok baru dengan
persetujuan Direksi atas biaya Kontraktor.
Pengukuran M.C.-0, untuk mutual chek nol yang akan menghasilkan:
Data Ukur
Gambar situasi
Gambar profil memanjang
Construction drawing (CD)
Setiap hasil pengukuran baik yang data ukur dan gambar harus
diketahui dan diparaf dan ditandatangani oleh Pihak Kontraktor serta
Pihak Direksi. Data dan gambar yang disajikan harus dibuat pada kertas
reproduksi yang berkualitas baik, sehingga hasilnya dapat dibaca
dengan jelas dan dijilid rapi.
Kontraktor harus telah menyerahkan gambar-gambar Contruction
Drawing (CD) dari pengukuran M.C.-Nol, selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
untuk diperiksa oleh Direksi sebelum dilakukan persetujuan.
Setiap ada terjadi perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus
dituangkan dalam gambar dan tulisan dan boleh dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan pihak Direksi.
Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah larut dalam
harga satuan pekerjaan.

3. PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


a. Sesuai persyaratan dalam Kontrak, maka Kontraktor harus
mengadakan Mobilisasi peralatan yang akan dipakai dalam
melaksanakan pekerjaan.
b. Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk
mendatangkan alat berat ke dan dari lokasi pekerjaan.
c. Pembayaran untuk pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dilakukan
lamp sump dalam 2 (dua) tahap yaitu :
Tahap kesatu sebesar 50% (lima puluh persen) pada tahap akhir
mobilisasi (mendatangkan alat), dan alat siap dioperasikan.
Tahap kedua sebesar 50% (lima puluh persen) pada saat pekerjaan
konstruksi siap 100% (seratus persen), dan alat sudah dipulangkan.
4. DIREKSI KEET, BARAK KERJA/GUDANG DAN LAIN-LAIN
a. Kantor Direksi Lapangan yang disiapkan oleh kontraktor adalah
merupakan bagian dari persiapan kontraktor dalam pekerjaan
sementara sesuai dengan yang tertuang dalam spesifikasi umum.
b. Barak kerja untuk pemondokan pekerja maupun bangunan gudang,
bengkel sebagai penyimpanan bahan/material ataupun peralatan kerja
harus sesuai dengan spesifikasi umum.
c. Apabila tidak disebutkan dalam RAB atau dalam ketentuan lain, biaya
yang timbul akibat kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan
pekerjaan lainnya.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

175

d. Bentuk bangunan Barak Kerja, Kantor Direksi, dan gudang akan


disesuaikan dengan kondisi lapangan dan kebutuhan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
5. PEMBUATAN /PEMELIHARAAN JALAN MASUK
a. Untuk kelancaran mendatangkan bahan/material maupun alat-alat berat
ke dan dari lokasi proyek, Kontraktor dapat memanfaatkan jalan desa,
jalan inspeksi yang sudah ada.
b. Apabila jalan masuk tersebut rusak yang diakibatkan lalu lalangnya alataat berat dan lain-lainnya ke dan dari lokasi proyek kontraktor harus
memperbaikinya.
Biaya yang timbul akibat kegiatan ini dianggap larut dalam harga
satuan pekerjaan lainnya.
6. DEWATERING /PENGALIHAN ALIRAN
Pekerjaan pengeringan (Dewatering)/Pengalihan Aliran harus dilakukan
untuk pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan
dilakukan secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun beton
bertulang sudah mengering dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan
pasangan batu maupun beton dalam keadaan tergenang air.
6.1. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Dewatering (pengeringan)
dilakukan menurut harga satuan lump sump, pekerjaan yang
dilaksanakan menurut kebutuhan dalam pekerjaan konstruksi seperti
yang tercantum dalam Daftar kuantitas dan Harga atau sesuai yang
ditentukan oleh Direksi.

II. PEKERJAAN UNTUK MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA


A. PEKERJAAN TANAH
1. Ruang Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan tanah yang diminta untuk dilaksanakan pada dokumendokumen kontrak untuk semua tujuan yang bersangkutan, dan seperti yang
diminta oleh direksi, akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat yang diajukan disini akan berlaku kecuali bila untuk suatu
item pekerjaan tertentu. Tempat pengambilan dan pembuangan tanah
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
2. Pembersihan
a. Tanah harus dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak dan bahanbahan yang mengganggu lainnya selanjutnya bahan tersebut akan
dibuang ketempat yang disetujui oleh direksi.
b. Sisa-sisa bongkaran bangunan harus dibuang ketempat sesuai
persetujuan direksi.
c. Penyedia jasa akan diminta untuk melakukan pembersihan sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

176

d.

e.

Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan atau bangunan masyarakat


atau pemerintah yang disebabkan pelaksanaan kontraktor di dalam
pembersihan akan diperbaiki atau diganti atas biaya kontraktor.
Ukuran dan Pembayaran.
Pembersihan lapangan dalam spesifikasi ini dibuat atas dasar harga
satuan dalam rencana anggaran biaya yang meliputi pecabutan pohonpohon, pembersihan akar-akar pohon dan bangunan yang dibongkar
(dimana tidak termasuk pembersihan gulma, rumput dan semak) dan
sayarat-syarat lain yang sesuai dengan spesifikasi.

3. Galian
a. Semua galian akan dilaksanakan sesuai dengan syarat bab ini dan
dengan profil dan elevasi yang ditunjukkan gambar-gambar atau
ditentukan oleh direksi.
b. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh
direksi untuk merubah kemiringan-kemiringan ataupun dimensidimensi galian dengan mengadakan revisi kemiringan ataupun dimensi
gambar dengan spesifikasi ini.
c. Jika galian tidak ditutup oleh konstruksi maka galian harus dibuat
dengan dimensi penuh yang diminta yang disempurnakan menurut
profil dan elevasi yang diberikan. Semua tindakan yang perlu harus
diambil untuk menjaga agar material dibawah dan diatas profil dalam
kondisi sebaik mungkin. Setiap galian yang dibuat untuk memudahkan
kontraktor dengan suatu alasan atau tujuan kecuali bila ditentukan lain,
harus ditimbun kembali bila diminta atas biaya sendiri.
d. Penyedia jasa harus menjaga dan mengontrol kecepatan dan
penambahan dan penurunan muka air terhadap galian sehingga tidak
membahayakan stabilitas lereng-lereng atau bangunan-bangunan,
pondasi-pondasi, konstruksi-konstruksi dan lainnya.
e. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menjaga
stabilitas jalan-jalan dan konstruksi berdekatan lainnya.

4. Ukuran dan Pembayaran


Galian tanah harus pada ketentuan yang ditunjukkan dalam gambar yang
telah disetujui oleh direksi, termasuk pemindahan ketentuan pembuangan
atau penimbunan apabila galian tersebut digunakan kembali. Apabila tidak
ditunjukkan pada gambar, galian tanah harus diukur untuk mendapatkan
gambaran pasti atau menggunakan ketentuan lain yang paling baik tingkat
dan ukurannya dan disetujui direksi.
5. Bahan-bahan yang Digali/Bahan Timbunan
a. Semua hasil bahan galian yang cocok dengan spesifikasi yang diminta
akan digunakan dan akan ditempatkan pada lokasi tertentu langsung
dari tempat penggalian, kecuali bahan galian yang akan dipakai untuk
penimbunan kembali sesuai dengan petunjuk direksi harus ditempatkan
disekitar
tempat-tempat dimana penimbunan kembali akan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

177

b.

c.

d.

dilaksanakan. Bahan galian yang akan digunakan untuk penimbunan


tanggul harus dipadatkan dengan kadar air yang optimum yang dapat
diperoleh dengan penyiraman atau dengan cara lain yang cocok sebelum
dan selama penggalian.
Semua timbunan dan timbunan kembali disekitar bangunan pada
lereng-lereng dan garis batas bangunan sampai dengan permukaan
tanah asli harus diapadatkan dengan alat pemadat, sedangkan timbunan
atau timbunan kembali diatas permukaan tanah asli harus diperlakukan
sebagai pemadatan tanggul, kecuali bila ditentukan lain pada gambar.
Apabila hasil galian yang cocok tidak mencukupi untuk penimbunan
tanggul, kisdam, timbunan kembali pada bangunan dan pekerjaan
timbunan lainnya yang ditunjuk dalam gambar atau sesuai perintah
direksi, maka dapat dipakai timbunan tanah didatangkan untuk
mencukupi volume pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana.
Bahan-bahan yang berisikan kayu, akar, humus dan lainnya yang tidak
berguna dan bahan galian yang tidak dibutuhkan untuk timbunan
kembali pada bangunan, tanggul-tanggul dan konstrusi permanen
lainnya, harus ditempatkan pada tempat pembuangan yang telah
ditentukan oleh direksi.

6. Timbunan
a. Timbunan harus ditempatkan pada garis-garis dan profil-profil yang
ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh direksi sesuai dengan
spesifikasi.
b. Semua bahan timbunan dan timbunan kembali harus terdiri dari hasil
galian yang baik dan disetujui oleh direksi yang dihamparkan dalam
lapisan-lapisan dan dipadatkan sebagaimana ditentukan dalam syarat
teknik atau sesuai atas garis-garis elevasi yang ditunjukkan pada
gambar.
c. Bilamana timbunan lokal yang sesuai tidak cukup, maka kekurangan
didatangkan yang harus diusahakan oleh kontraktor dan dibawa
kelokasi.
7. Galian di Tempat Pengambilan Tanah
Penyedia jasa harus memperoleh tanah yang cocok untuk pemadatan
timbunan, jalan inspeksi dan pekerjaan lainnya.
Daerah tempat
pengambilan tanah, kedalaman dan kemiringan harus mendapat persetujuan
dari direksi. Bilamana menurut direksi bahan-bahan yang diperlukan tidak
cocok, maka kontraktor tidak boleh menggunakan tanah tersebut dan
mengganti dengan tanah yang lain.
8. Pemadatan
a. Timbunan tanah dan timbunan kembali yang direncanakan pada gambar
atau oleh direksi harus dipadatkan pada suatu garis lurus (jalur),
tersusun padat dan berlereng seperti yang ditunjukkan pada gambar
atau seperti yang ditetapkan oleh direksi.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

178

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Material yang dipadatkan harus ditimbun (dikumpulkan) dalam lapisan


horizontal dengan tebal tidak boleh lebih dari 25 cm sesudah dipadatkan
dan pendistribusian material akan homogen dan bebas dari bentuk
pengelupasan berkantong, retakan atau ketidaksempurnaan.
Penggalian dan pelaksanaan pemadatan dilaksanakan sehingga material
yang dipadatkan tercampur dan dijamin pemadatannya dapat mencapai
tingkat terbaik. Bila menggunakan tamping roller kaki tamping roller
harus dijaga tetap bersih dari material yang merugikan keefektifan kerja
dari tamping roller.
Untuk beberapa bagian dari timbunan tanah atau timbunan kembali
yang berdekatan dengan bangunan termasuk pipa-pipa beton dimana
pemadatan timbunan tanah atau timbunan kembali dibutuhkan, dalam
hal tersebut tidak memungkinkan mencapai pemadatan yang memadai
dengan pemadatan rolling, timbunan tanah atau timbunan kembali
harus dipadatkan dengan stempers mekanis pada tingkatan yang sama
pada pemadatan mendekati timbunan tanah atau timbunan kembali
dipadatkan.
Pemadatan dengan tenaga manusia.
Material yang akan dipadatkan harus dihamparkan dan lapisan-lapisan
horizontal yang tebal tidak lebih dari 15 cm. Alat stemper tangan
mempunyai berat tidak lebih dari 15 kg, dan tinggi jatuh untuk
menyelesaikan pekerjaan adalah 30 cm. Material dipadatkan harus
mencapai density yang dimaksud. Metode pemadatan harus disetujui
oleh direksi.
Dalam menempatkan alat pemadat dalam hal pekerjaan timbunan
kembali atau timbunan tanah yang berhubungan dengan pipa beton,
kedua sisi pipa dipukul dan dipadatkan sehingga menjadi perletakan
pipa yang kuat. Material kemudian harus ditempatkan dan dipadatkan
dalam lajuran seperti yang ditetapkan.
Percobaan pemadatan. Sebelum dimulai pekerjaan timbunan, penyedia
jasa harus menunjukkan kepada direksi, peralatan dan cara-cara
penempatan material timbunan dan pemadatannya paling tidak tiga
lapisan percobaan timbunan.

9. Galian Tanah (Mekanik)


a. Semua galian menggunakan alat berat, galian ini harus dilakukan sesuai
dengan Gambar yang ditentukan dan Syarat-Syarat Teknik ini atau
seperti diperintahkan oleh Direksi. Selama pekerjaan berlangsung
Direksi mungkin mengubah lereng, kemiringan atau dimensi galian
karena sesuatu sebab.
b. Kontraktor tidak akan mendapatkan biaya tambahan akibat perubahan
semacam itu. Galian lain yang dilakukan oleh Kontraktor untuk
keperluannya sendiri seperti untuk jalan masuk atau untuk mengangkut
bahan hasil galian harus mendapat persetujuan Direksi dan atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat dibebankan kepada Pimpinan Proyek.
c. Kontraktor harus selalu berusaha agar batuan di bawah galian berada
dalam kondisi tidak terganggu. Semua penggalian yang melebihi batas
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

179

d.

e.

f.

g.

yang ditentukan oleh Direksi dianggap tidak sah dan tidak dapat
dibebankan kepada Pimpinan Proyek.
Kecuali kalau Direksi memerintahkan lain, semua galian-lebih harus
ditimbun kembali dengan tanah, tanah dipadatkan, beton atau bahan
lain yang ditentukan oleh Direksi atas biaya Kontraktor. Namun
demikian apabila galian lebih terjadi akibat keadaan geologi yang tidak
menguntungkan dan bukan karena kelalaian Kontraktor maka
Kontraktor berhak atas suatu pembayaran untuk mengisi kembali
galian-lebih tersebut.
Pembayarannya berdasarkan harga satuan yang sesuai dengan bahan
yang digunakan dan harga satuannya sudah ada dalam Kontrak. Semua
galian untuk pondasi bangunan harus merupakan galian dalam keadaan
kering. Tidak ada biaya tambahan untuk galian dalam keadaan basah.
Kontraktor harus mengambil semua tindakan guna melindungi lereng
galian terhadap erosi atau degradasi selama pekerjaan berlangsung.
Biaya untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam harga satuan
pekerjaan yang berkaitan dengan penggalian.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar atau diperintahkan oleh Direksi
kemiringan lereng galian harus mengikuti Tabel berikut. Selain itu untuk
setiap tinggi 6 m harus dibuat berm lebar 2 m pada galian tanah.
Bahan

Batuan

Kemiringan
(V:H)

Keterangan

1 : 0.3

Untuk lereng permanen

1 : 0.2

Untuk lereng sementara dan galian yang


diisi kembali

1 : 1.0

Untuk lereng permanen

1 : 0.6

Untuk lereng sementara dan galian yang


diisi kembali

Tanah

1 : 1.5

Untuk lereng permanen

Tanah residual

1 : 1.0

Untuk lereng sementara dan galian yang


diisi kembali

Aluvium

1 : 2.5

Untuk lereng permanen

1 : 2.0

Untuk lereng sementara dan galian yang


diisi kembali

Batuan lapuk

h. Golongan bahan yang digali ditentukan oleh Direksi berdasar klasifikasi


yang berlaku dalam Spesifikasi Teknis ini.
i. Sebelum pekerjaan dimulai dan segera setelah pekerjaan selesai harus
dilakukan pengukuran volume galian. Kontraktor harus memasang
tanda-tanda di lapangan sehingga kondisi sebelum dan setelah
penggalian dapat diketahui guna menghitung volume galian. Kemudian
hasil pengukuran Kontraktor akan diperiksa ulang oleh Direksi.
j. Paling lambat 7 hari sebelum mulai pekerjaan pengukuran Kontraktor
harus menyerahkan kepada Direksi suatu rencana yang menunjukkan
tata-letak semua patok, garis referensi, profil dan rincian metode
pengukuran yang akan digunakan untuk menghitung volume.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

180

k. Garis referensi dan patok harus dipasang di lapangan paling lambat 24


jam sebelum pengukuran dimulai dan memberitahukan hal itu kepada
Direksi.
l. Semua jenis referensi dan patok harus tetap berada di tempatnya dalam
kondisi baik sampai waktu yang ditentukan oleh Direksi untuk
memungkinkan Direksi dapat melakukan pengukuran ulang.
m. Semua catatan lapangan pengukuran dan penghitungan volume galian
harus diserahkan kepada Direksi.
n. Semua pengukuran untuk menghitung volume yang akan dipakai dasar
untuk mengajukan pembayaran tambahan harus dilakukan dengan
kehadiran Direksi. Kontraktor harus memberitahukan Direksi
sebelumnya sehingga pengukuran bersama bisa dilakukan tanpa
mempengaruhi kemajuan pekerjaan penggalian.
B. PEKERJAAN BETON
1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Semua "beton" yang akan digunakan pada bagian konstruksi harus sesuai
spesifikasi dan yang diminta oleh Direksi. Beton harus terdiri dari bahan
yang disetujui oleh Direksi. Beton harus terdiri dari bahan yang telah
ditentukan dan harus secara proporsi sesuai dengan yang ditentukan
menurut ketentuan-ketentuan dan kebutuhan seperti tersebut di atas.
Konstruksi harus dilaksanakan kecuali bila mana ada ketentuan-ketentuan
yang tidak diperinci disini harus sesuai dengan Standard Beton Indonesia
yaitu NI. 2 PBI 1971.
2. BAHAN
Seluruh material untuk beton, termasuk semen, pasir , agregat kasar dan air
akan disesuaikan dengan Bagian I, yaitu spesifikasi umum.
3. MUTU BETON
3.1. Mutu Beton
Mutu beton harus disesuaikan dengan Standard Indonesia untuk beton
NI. 2 PBI 1971 seperti tabel berikut ini:
Us Grade

Tbk

Tbm
With S = 46
(Kg/cm2)

Category of
(Kg/cm2)

Non
Structural

B1

Structural

K-125

125

200

Structural

K-175

175

250

Structural

K-225

225

300

Structural

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

Supervision
Agregate
Structure
Visual
Inspection
Stric
Inspection
Detailed
Examination
by Dation
Detailed
Examination
by Dation
Detailed
Examination
by Dation

Control
Crushing
No Test
No Test
No Test
Test To
be Carried
Out
Test To
be Carried
Out

181

Dimana T'bk adalah karakteristik "Crushing Strength" yang diperoleh


dari beberapa percobaan sample crushing, dengan penyimpangan
maksimum 5 % di bawah yang disyaratkan.
T'bm adalah nilai crusing stregth rata-rata.
Jika tidak ditentukan lain, nilai crushing strength selalu diambil nilai
compresive strength dari kubus ukuran 15 (0.06) cm per sisi, diuji pada
umur 28 hari.
Formula untuk menghitung adalah :
T ' bk T ' bm 1.64S

(T ' b T ' bm ) 2
N 1

Dimana:
N
=
T'b =
T'bm =
S
=

Jumlah sample yang diuji (minimum 20 buah sample)


Crushing Strength untuk tiap sample (kg/cm2)
Nilai Crushing rata-rata
Standard Crushing Deviasi (kg/cm2)

3.2. Kriteria
Secara umum USBR dapat diterima dengan ketentuan bahwa strength
80% dari hasil test specemen harus lebih besar dari design strength.
Design strength klasifikasi seperti:
Class I = 160 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari;
Class II = 200 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 21 hari;
Class III = 225 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari.
4. CAMPURAN BETON
a. Beton terdiri dari semen portland, pasir, agregat kasar, air seperti yang
telah tercantum pada spesifikasi, semua dicampur secara baik dan
membawa konsistensi yang layak.
b. Untuk beton mutu grade "B" campuran biasanya untuk "Non-Structural
Work" digunakan dengan kondisi bahwa proporsi semen portland, pasir,
dan agregat tidak kurang dari 1:8. Jumlah semen untuk tiap-tiap m3
beton harus sedikitnya 225 kg.
c. Untuk mutu beton B1 dan K-125, campuran normal semen portland,
pasir dan kerikil batu pecah akan berlaku proporsi 1:2:3 atau 1:1,5:2,5.
Jumlah semen untuk tiap m3 beton harus diantara 300 - 325 kg.
d. Untuk mutu K-175 dan mutu yang lebih tinggi harus digunakan "Design
Mix". Design Mix harus dari hasil pengujian campuran untuk
memperoleh ketentuan-ketentuan dan karakteristik kekuatan. Jumlah
semen untuk tiap m3 beton sekurang-kurangnya 325 kg.
e. Ukuran maksimum agregat dalam beton untuk beberapa bagian
pekerjaan adalah yang paling besar dari ukuran yang telah ditentukan

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

182

f.

g.

h.

i.

dan penggunaannya mulai dari pengadukan beton sampai pemasangan


hingga memuaskan.
Proporsi untuk bermacam bahan-bahan yang akan digunakan untuk
tempat yang berbeda harus seperti yang didapatkan dari hasil
percobaan test, dari waktu ke waktu selama pekerjaan berlangsung.
Proporsi campuran air dan semen akan dideterminasi dari beton sudah
diproduksi yang mempunyai density yang cocok, impermeabilitas,
ketahanan, dan tegangan yang dibutuhkan tanpa menggunakan semen
dengan jumlah yang berlebihan.
Perbandingan air semen dari beton (tak termasuk air dalam atau
diabsorsi oleh agregat) tidak akan lebih 0.55 dari berat untuk Class III
dan tidak lebih 0.60 dari berat untuk Class-class lain.
Pengujian beton dibuat oleh Direksi dan propor-si campuran akan
diganti bilamana diperlukan untuk maksud pengukuhan kebutuhan
ekonomi, kemampuan kerja, density, impermeabilitas, ketahanan atau
kekuatan dan Kontraktor harus menyanggupi bahwa tidak ada
kompensasi tambahan karena pertukaran yang demikian.

5. PENGUJIAN KONSISTENSI BETON DAN SAMPLE BETON


a. Jumlah air yang digunakan dalam beton harus diatur sesuai kebutuhan
untuk menjamin konsistensi beton yang sebenarnya dan untuk
pengaturan berbagai variasi dalam kandungan kadar air atau gradasi
dari agregate sebagai mana dimasukkan ke dalam mixer. Penambahan
air untuk mengganti kekakuan dari hasil beton yang telah diaduk yang
melampaui batas untuk dapat dipakai lagi karena terlalu kering sebelum
penurunan, tidak boleh lebih dari 5 cm untuk beton yang mengandung
ukuran agregate maksimum 7,5 cm. Untuk beton lantai jembatan, pada
puncak-puncak dinding, pilar, tepi trotoar dan plat yang horizontal atau
mendekati horizontal dan tidak akan lebih dari 7.5 cm. Untuk semua
beton pengujian (test) disesuaikandengan standar Indonesia NI.2 PBI
1971. Direksi menyatakan kebenaran tentang keperluan lesser slump.
b. Compressive Strength dan pada beton akan didapatkan Direksi melalui
pengujian pada silinder dengan diameter 15 cm dengan 30 cm atau
kubus 15 x 15 atau 20 x 20 dibuat dan diuji sesuai dengan NI.2 PBI 1971
atau designation 29 sampai 33, termasuk edisi terakhir dari USBR
Concrete Manual, kecuali untuk semua sample beton silinderis yang
dicetak. Butir dengan ukuran lebih besar dari 3.8 cm harus dipisahkan
dengan ayakan.
Slump test akan dibuat oleh Kontraktor dengan pengawasan Direksi
sesuai dengan NI.2 PBI 1971 atau designation 22 USBR Concrete Manual.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk
memperoleh dan mendapatkan test sample yang memadai.
c. Frekuensi test akan ditetapkan oleh direksi dengan dasar "Placement
Rate" pada bangunan, tetapi tidak lebih dari yang diperlukan untuk
menjamin bahwa beton yang dipasang sesuai dengan spesifikasi dan
kebutuhan-kebutuhan design.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

183

6. PENUMPUKAN BAHAN (BATCHING)


Penyedia jasa harus melengkapi beberapa hal dengan perlengkapan
sebagaimana dibutuhkan oleh direksi pekerjaan dengan teliti untuk dapat
mengecek jumlah masing-masing bahan terpisah sampai menjadi beton.
Beberapa macam perlengkapan dan cara operasinya berlangsung, pada
setiap waktu harus disetujui oleh direksi pekerjaan.
7. PENGADUKAN
7.1. Mesin Pengaduk Campuran Beton
a. Bahan-bahan untuk adukan beton harus dicampur dalam batch
mixer atau "Portable Mixer", waktu pengadukan tidak kurang dari
15 menit, sesudah seluruh bahan-bahan (kecuali untuk air dengan
jumlah yang penuh) di dalam mixer. Waktu pengadukan perlu
ditambah apabila kapsitas mixer melebihi dari 15 m3. Direksi
memberi syarat untuk penembahan waktu pengadukan bila mana
pengisian dan operasi pengadukan gagal menghasil-kan beton
melalui bahan-bahan yang didistribusi dan konsis-tensi yang
uniform concrete harus seragam. Dalam komposisi dan konsistensi
dari kelompok-kelompok kecuali bila perganti-an dalam komposisi
atau konsistensi dibutuhkan. Air harus ditambahkan sebelum
pengisian dan pengadukan berikutnya dilaksanakan. Campuran
yang berlebihan dengan penamba-han air untuk mendapatkan
konsistensi beton tidak diizinkan.
b. Truck mixer akan diizinkan hanya jika mixer-mixer dan operasi
menunjukkan beton yang diolah adalah uniform dari tiap-tiap
pengolahan dengan memperhatikan konsistensi dan grading.
Setiap mixer yang menghasilkan hasil yang tidak memuaskan harus
dibuang dari atas biaya sendiri dari Kontraktor. Setiap mixer yang
memberikan hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mixer
dalam pengolahan secara sentralisasi dan mixing plant harus
dirangkai sedemikian rupa sehingga gerak-an pengadukan dalam
mixer dapat diobservasi dari tempat yang sesuai terhadap tempat
operator-operator mixing plant. Mixer tidak akan dibebani dengan
bahan yang melebihi dari kapasitasnya, kecuali dalam keadaan
khusus yang diizinkan. Setiap mixer harus dilengkapi dengan alat
pencatat waktu pengadukan mekanis yang menunjukkan dan
menjamin periode adukan-adukan yang dibutuhkan terhadap yang
sudah selesai.
7.2.

Hand Mixing Beton


Untuk pekerjaan kecil dapat dilakukan pengadukan dengan tangan
apabila ada izin dari direksi pekerjaan:
a. Karena strain daripada beton sangat tergantung pada
kesempurnaan pengadukan, maka pekerjaan ini harus dijaga dan
dilaksanakan serta dicoba sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi
setiap saat dapat memeriksa beberapa penampang dari bentuk
yang dijumpai dengan serba kekurangannya dan perhatiannya, dan
Kontraktor harus segera memperbaiki pekerjaan dengan biaya
sendiri;
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

184

b.

c.

d.

Box pengukuran agregat, saringan agregat dan pengadukan beton


dengan bentuk datar dilengkapi dengan ukuran yang cukup untuk
meningkatkan dan mempercepat pengadukan sekurang-kurangnya
dua batching pada waktu yang sama. Tiap-tiap bahan tidak akan
lebih dari 15 cm3;
Dalam box-box pengadukan, pengukuran jumlah pasir disebar
lebih dahulu dalam adukan, kemudian semen harus disebar di atas
pasir, dan pasir serta semen secara sempurna dicampur hingga
warna seragam, kemudian penambahan air yang membuat lapisan
mortar. Setelah campuran dibentuk lengkap sebagai mortar,
kemudian agregat disebarkan di atas permu-kaan dan
keseluruhannya disodok dan dibalik, atau dicampur sampai
adukan tercampur sempurna dan semua agregat ditutup dengan
mortar. Hal ini mungkin membutuhkan adukan dibalik dan
disodok berkali-kali sampai sempurna.
Hand mixing tidak diizinkan untuk beton bendung, jembatan dan
bangunan-bangunan yang besar.

8. TEMPERATUR
Temperatur beton ketika dipasang tidak lebih dari 32OC dan tidak kurang
dari 4.5OC. Ketika tempereatur beton waktu bekerja mungkin 27O C dan
32OC, beton akan dicampurkan dijob site dan dituangkan ke dalam pekerjaan dengan segera setelah pengadukan selesai. Jika dipasang pada keadaan
cuaca dengan temperatur beton lebih dari 32OC, seperti yang didapatkan
oleh direksi maka campuran pada malam perlu dilakukan untuk
mempertahankan temperatur beton terpasang di bawah 32OC.
9. TULANGAN/PEMBESIAN
9.1 Bahan-Bahan dan Ukuran Tulangan
a. Semen tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran
yang sesuai dengan Indonesia Standard for Concrete N.I.2, PBI
1971 atau ASTM Design Nation A.15 dan harus disetujui oleh
Direksi.
b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat
pengetesan tulangan beton terhadap adukan yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan Direksi.
9.2. Pembuatan dan Pembersihan
a. Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari kotorankotoran, karat, minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau
mengurangi mutu. Bilamana terdapat penundaan di dalam
pengecoran beton, tulangan harus diperiksa kembali dan
dibersihkan bilamana perlu.
b. Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar
konstruksi yang harus diselesaikan oleh Kontraktor.
c. Tulangan janganlah diluruskan atau dilekukkan kembali dengan
cara yang akan merusak bahan. Batangan dengan putaran/tekukan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

185

atau lekukan-lekukan yang tidak ditunjukkan pada gambar,


janganlah digunakan. Semua batangan harus dilekukkan dalam
keadaan dingin. Pemanasan hanya diperbolehkan bila seluruh
operasi disetujui oleh Direksi.
9.3. Pemasangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap
penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klipklip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan
kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di
dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar
harus digunakan sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada
batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat
dari logam yang tidak berkarat.
b. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm.
Tulangan di dalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok
harus ditopang dengan logam.
c. Jarak minimum antara batang yang sejajar harus sama dengan
diameter batang, tetapi jarak bersih antara batang tidak kurang
dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar. Pada
permukaan pondasi, plat, dinding dan konstruksi pokok lainnya
dimana beton dicor secara langsung terhadap dasar, tulangan
harus mempunyai lapisan penutup beton min. 7.5 cm.
9.4. S a m b u n g a n
Bila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari
yang ditunjuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh
Direksi. Panjang penyambungan di dalam dinding tulangan dan harus
min. 30 x diameter tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
Setelah rencana tersebut disetujui atau diminta untuk memperbaiki
oleh Direksi, pekerjaan pengalihan tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah disetujui. Pembayaran untuk pekerjaan
sementara tersebut ditanggung dalam item Prop. Sum sesuai dengan
permintaan Kontraktor yang dilampiri dengan penjelasan
penggunaannya secara detail sesuai dengan perintah Direksi.
11. DESAIN PERANCAH DAN BEKESTING
Desain perancah dan bekesting disesuaikan dengan berbagai bentuk,
ketinggian dan dimensi dari beton seperti terlihat dalam gambar atau
sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi. Bahan yang dipergunakan dalam
desain akan ditentukan oleh direksi sebelum pelaksanaan dimulai, meskipun
telah disetujui bukan berarti bahwa Kontraktor tidak bertanggung jawab
atas bentuk-bentuk atau perbaikan beberapa bagian yang rusak yang dapat
berkembang atau menjadi tidak dapat digunakan.
Pengerjaannya dilakukan dengan langkah berikut :

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

186

a.

b.

c.

d.

Perancah dan bekesting untuk membentuk beton sesuai dengan


keperluan harus dibuat seperlunya. Perancah dan bekesting dapat
dibuat dari logam, dengan line kayu, plywood linning, tempered
presswood linning atau papan halus, dalam kondisi baik yang
dibutuhkan menghasilkan permukaan yang baik seperti yang
ditentukan.
Permukaan halus dari beton yang sudah dikerjakan sangat diperlukan,
bila pekerjaan ini untuk dilalui air. Perancah cetakan untuk beberapa
permukaan boleh terbuat dari kayu atau metal lain dan harus benar
dalam setiap penempatan, bentuk dan ukuran dan harus dengan
strength yang cukup dan kaku untuk menjaga posisi dan bentuk akibat
beban dan operasi pemasangan dan vibrasi beton. Semua cetakan kayu
untuk permukaan yang dilalui air harus rata dan bersih. Kekuatan dan
keefektifan harus dijamin sehingga dalam konstruksi seluruh cetakan
dapat mengikat sisi yang berdampingan dengan ujung dari panel-panel
dan membentuk penampang yang tepat. Ini semua untuk melidungi
pembentukan tumpukan, pembongkaran-pembongkaran halus atau
yang rusak permukaan betonnya setelah terpasang.
Semua cetakan harus rapat ketika didirikan agar diperoleh hasil yang
cocok dan baik untuk pembongkaran cetakan tanpa mengganggu
permukaan beton yang telah terpasang harus dipersiapkan sebelum
beton dituang permukaan cetakan diberi oli yang akan secara efektif
mencegah pelekatan dari beton dengan cetakan dan tidak akan menodai
beton. Semua baha-bahan yang tersimpan atau yang telah dipakai hanya
boleh digunakan bila disetujui direksi. Kontak antara tulangan baja
cetakan juga harus diperhatikan, jangan sampai menghasilkan
perpaduan yang tidak baik.
"Chamfer Strips" (bingkai penguat) harus ditempatkan pada sudut
cetakan hingga menghasilkan sisi yang dibentuk atas permukaan beton.
Sudut-sudut interior pada beberapa permukaan dan sisi miring kecuali
sisi miring dapat diketahui dari gambar-gambar.

12. PEMASANGAN PERANCAH


a. Tidak dibolehkan untuk pemasangan beton sebelum semua perancah,
cetakan dan persiapan-persiapan lainnya yang berhubungan dengan
pemasangan disetujui oleh Direksi. Tidak diperbolehkan memasang
beton di dalam air tanpa izin tertulis dari Direksi, dan metode
pengecoran harus disetujui. Tidak diperbolehkan memasukkan beton ke
dalam air yang mengalir dan tidak boleh mengalirkan air sebelum beton
telah cukup mengering. Semua kerak-kerak beton, mortar, grout yang
melekat pada permukaan cetakan harus dibersihkan sebelum
pengecoran beton berikutnya dimulai.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan yang akan diisi
beton harus bersih dan bebas dari genangan air, lumpur, kotoran atau
loose material. Permukaan bahan-bahan yang akan menyerap beton
harus dibasahi sehingga kadar air dari beton tidak terserap.
c. Bagian permukaan yang akan ditutup dengan beton bila dirasa perlu
untuk menyediakan penggetar (vibrator) beton di dalam pengerasan
dan pondasi seperti ditentukan oleh Direksi, Kontraktor harus
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

187

d.

e.

memasang beton kelas. B atau kepingan beton yang terdiri dari


ketebalan 5 cm sebagai lantai kerja. kepingan kasar harus tersebar
secara merata di seluruh pondasi yang akan dilindungi, baru
diperbolehkan mengadakan pengecoran setelah 24 jam.
Permukaan beton yang sudah mengeras yang akan dilapisi dengan beton
baru, tidak boleh dicor dengan begitu saja, harus dilaksanakan sebagai
penyambungan
konstruksi
(constructions
joints).
Permukaan
sambungan konstruksi harus bersih dan basah bila ditutup dengan
beton baru atau mortar. Pembersihan harus menghilangkan semua
lailance, beton yang lepas atau yang rusak, lapisan atau bahan asing.
Permukaan sambungan konstruksi harus dibersihkan dengan sandblasting dan pencucian harus dilakukan pada kesempatan terakhir
sebelum penempatan yang pasti. Semua genangan air harus dihilangkan
dari permukaan sambungan konstruksi sebelum beton yang baru
dipasang.
Permukaan dari semua sambungan konstruksi atau expansion joint
seperti ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan dengan baik dari
tempelan beton atau bahan-bahan asing lain dengan menggaruk,
shipping, atau cara lain yang disetujui Direksi

13. PENEMPATAN
a. Metode dan perlengkapan yang digunakan untuk mengangkut beton
harus sedemikian sehingga beton yang mempunyai komposisi dan
konsistensi yang dibutuhkan akan terjamin tanpa pemisahan atau
kehilangan slump yang merugikan.
b. Beton boleh dicor apabila Direksi atau wakilnya yang dikuasakan, sudah
hadir permukaan konstruksi sambungan atas dimana beton baru akan
dicor harus ditutupi lapisan grout semen yang rapi atau ditutup dengan
lapisan mortar kira-kira 2 cm tebalnya. Mortar harus mempunyai
proporsi semen dan pasir yang sama dengan campuran beton yang telah
diatur kecuali diarahkan dengan lain. Rasio air semen dari mortar tidak
melebihi dari rasio beton yang akan dipasang di atasnya, dan konsistensi
dari mortar harus sama dengan pengecoran dan pekerjaan dengan caracara yang ditetapkan. Mortar harus menyebar secara seragam dan harus
dikerjakan dengan teliti. Beton harus ditempatkan segera pada mortar
yang baru, didalam menempatkan beton pada sambungan-sambungan
konstruksi yang dibentuk, tindakan-tindakan pencegahan khusus harus
diambil untuk menjamin bahwa beton baru dimasukkan ke dalam kotak
yang erat dengan permukaan sambungan, dengan secara hati-hati
dengan alat yang cocok.
c. Pengaturan kembali beton tidak akan diizinkan. Suatu beton yang telah
kaku, demikian pula penempatan yang tepat tidak dapat dijamin akan
sia-sia dan tidak ada pembayaran kepada Kontraktor. Beton harus
ditempatkan dalam semua hal, sedapat mungkin dapat dilaksanakan
secara langsung di dalam posisi akhir dan tidak akan mengalir dengan
suatu cara sehingga menyebabkan pemisahan. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar di dalam beton yang disebabkan karena
membiarkan beton jatuh bebas dari ketinggian yang terlalu tinggi, atau
pada sudut partikel yang terlalu besar atau yang akan merusak cetakan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

188

d.

e.

f.

g.

h.

i.

dan tulangan baja tidak dibolehkan bila pemisahan-pemisahan terjadi,


Kontraktor harus menyediakan jeram-jeram penjatuhan yang cocok dan
bafle untuk membatasi dan mengontrol beton yang jatuh.
Kecuali karena dihalangi oleh sambungan-sambungan, semua beton
yang terbentuk harus ditempatkan di dalam lapisan-lapisan horizontal
yang menerus, yang ketebalannya tidak melebihi 50 cm. Direksi berhak
memerintahkan
ketebalan lapisan kurang dari 50 cm bilamana
ketebalan 50 cm tersebut tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan
tuntutan spesifikasi. Semua interseksi dari sambungan-sambungan
konstruksi dengan permukaan harus dibuat lurus dan datar atau tegak.
Dalam menempatkan beton di daerah-daerah yang diekpose dengan
ketebalan yang besar, Kontraktor harus menjaga daerah yang diekpose
dari beton baru dengan syarat-syarat praktis yang minimum, dengan
mula-mula membentuk beton dengan lebar bangunan dengan ketinggian yang cukup di atas daerah yang dibatasi pada suatu ujung bangunan
dan kemudian dilanjutkan dalam tahap-tahap progressive yang serupa
terhadap daerah bangunan. Lereng yang dibentuk pada ujung mendaki
yang tidak terbatas dari lapisan-lapisan beton yang sudah baik harus
dijaga securam mungkin, beton pada sisi ujung-ujung ini tidak boleh
digetarkan segera dan kondisi-kondisinya sedemikian rupa sehingga
beton akan mengeras, dimana getaran berikutnya tidak akan
sepenuhnya mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan dengan beton
baru yang ditempatkan pada penyambungan kelompok-kelompok
agregat besar harus disebar sebelum beton yang baru dipasang di
atasnya, masing-masing deposit beton harus digetarkan sebelum deposit
beton beriikutnya ditempatkan di atasnya.
Beton tidak boleh dicor selama musim hujan lebat atau sehingga
menghanyutkan mortar dari agregat kasar pada lereng-lereng
penempatan. Selama hujan yang demikian mortar tidak boleh
ditebarkan pada sambungan konstruksi dan mortar yang telah
disebarkan harus dibuang dan diganti sebelum melanjutkan pekerjaan.
Sekali penempatan beton yang telah dimulai di dalam suatu bangunan,
penempatan tidak boleh diganggu.
Ember-ember beton yang digunakan harus dapat dengan cepat
mengeluarkan slump yang rendah, campuran-campuran beton yang
ditentukan dan mekanisme dumping harus dirancang sedemikian rupa
sehingga pengisian sebanyak 0.35 m3 bagian muatan di suatu tempat.
Ember-ember harus cocok untuk pengikatan dan pemakaian dari drop
chute (jeram) yang dibutuhkan di lokasi-lokasi terbatas.
Sambungan konstruksi harus mendekati horizontal kecuali bila
ditentukan lain pada gambar-gambar atau diperintahkan oleh Direksi.
Semua interseksi dari sambungan-sambungan konstruksi dengan
permukaan beton yang akan diekpose kepada pandangan akan dibuat
lurus dan datar atau tegak.
Bila beton ditempatkan secara monolitis seputar lubang-lubang yang
mempunyai dimensi vertikal yang lebih besar 60 cm, beton dalm deck
(geladak) dasar lantai, balok gelagar atau bagian-bagian bangunan yang

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

189

j.

serupa ditempatkan secara monolitis dengan beton yang menopangnya.


Instruksi-instruksi berikutnya harus diteliti baik-baik:
- Penempatan beton harus ditunda dari satu atau tiga jam pada
bagian atas lubang dan pada dasar bevel di bawah deck, lantai dasar,
gelagar atau bagian serupa dari bangunan-bangunan sewaktu bevel
ditentukan atau tidak ditentukan, tetapi dalam hal penempatan
ditunda sedemikian lamanya sehingga unit yang bergetar tidak akan
siap untuk penetrasi secara berat sendiri beton yang ditempatkan
sebelum penundaan. Ketika mengkonsolidasi-kan beton yang
ditempatkan setelah penundaan, unit yang bergetar harus menyerap
dan menggetarkan beton yang ditempat-kan sebelum penundaan;
- 60 cm terakhir atau lebih dari beton ditempatkan segera sebelum
penundaan harus ditempatkan dengan slump sepraktis mungkin
dan perhatian khusus dicurahkan agar konsolidasi beton yang teliti
akan terlaksana;
- Beton yang ditempatkan di atas lubang-lubang dan di dalam deckdeck, lantai-lantai, balok gelagar dan bangunan serupa lainnya harus
ditempatkan dengan slump serendah mungkin dan perhatian
khusus harus dicurahkan untuk menghasilkan konsolidasi yang teliti
dari beton.
Tiap-tiap lapisan beton harus dikonsolidasi sampai kepadatan yang
semaksimum mungkin sehingga bebas dari kantong-kantong agregat,
dan menutupi semua permukaan bentuk bahan-bahan yang ditanamkan, Di dalam mengkonsolidasikan setiap lapisan beton, getaran
terdahulu dari vibrator harus dibiarkan menyerap dan menggetarkan
kembali beton bagian atas lapisan.
Semua beton harus dikonsolidasikan dengan listrik atau type imersion
yang dikendalikan tenaga pneumatik yang beroperasi pada kecepatan
sekurang-kurangnya 7000 rpm. Bila dicelupkan dalam beton lapisan
tambahan beton tidak boleh ditempatkan sebelum lapisan yang
ditempatkan sebelumnya telah dikerjakan secara teliti sesuai dengan
yang ditentukan.

14. WAKTU DAN METODE PEMBONGKARAN PERANCAH


a. Waktu dan metode pembongkaran dan pemindahan perancah/ cetakan
harus seperti yang ditentukan oleh Direksi dan pekerjaan ini harus
dilakukan dengan teliti untuk menghindari kerusakan dari beton.
b. Penunjang dan penopang perancah tidak boleh dibongkar dari balokbalok beton tulang, lantai-lantai dan dinding-dinding sebelum mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu
muatan yang diperkirakan di atasnya.
c. Tidak dibolehkan adanya muatan pada beton yang belum mengeras
segera setelah perancah dilepas permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti dan setiap permukaan-permukaan yang tidak teratur harus
segera diperbaiki demi kerapian dan keindahan.
d. Pada umumnya waktu minimum sebelum melepaskan perancah adalah
dua hari untuk dinding-dinding yang tidak dimuati, 7 hari untuk dinding
penopang dan dinding induk serta 21 hari untuk lantai jambatan. Tabel
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

190

di bawah ini menunjukkan kekuatan minimumdari beton untuk


pelepasan bentuk.
KEKUATAN MINIMUM CONCRETE UNTUK PELEPASAN BENTUK
Klasifikasi Struktural

Kekuatan
minimum yang
diharuskan

Usia dengan
kondisi
perbaikan
yang baik

kg/cm2

psi

35

500

24 jam

53

750

36 jam

1. Beton yang tidak mengalami tekukan yang


berat, atau tekanan langsung, atau tidak
perlu tiang perancah untuk bantuan
vertikal, atau tidak perlu dikuatirkan
setelah pembongkaran perancah dan
operasi aktivitas-aktivitas lain selama
konstruksi
2. Beton yang dipengaruhi tekukan yang
diizinkan dan/atau tekanan langsung dan
sebagian memerlukan tiang perancah yang
vertikal subjek terhadap muatan mati saja

15. PERAWATAN (CURING)


a. Semua beton dibasahi dengan air siraman/rendaman sesuai dengan
yang ditentukan. Direksi berhak untuk menentukan metode apa yang
akan digunakan dalam bagian pekerjaan yang berlainan.
b. Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah sekurang-kurangya 14
hari berturut-turut setelah pemasangan. Perawatan harus dimulai
segera setelah beton cukup mengeras untuk mencegah kerusakan.
Curing harus dengan penutupan bahan yang basah suatu sistem dengan
pipa-pipa yang berlubang, sprinkler, mekanis, penyiram yang poreous
atau dengan metode lain yang disetujui yang akan menjaga agar semua
permukaan yang dirawat secara kontinyu tetap basah (tidak periodik).
Air yang digunakan untuk curing harus memenuhi ketentuan-ketentuan
spesifikasi air yang digunakan untuk mengaduk beton.
16. PERLINDUNGAN
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap gangguan sampai
akhirnya diterima oleh Direksi. Permukaan beton yang diekpose, kecuali
permukaan beton yang dilapisi dengan campuran penutup berpigmen putih,
harus dilindungi dari sinar matahari langsung selama sekurang-kurangnya 3
(tiga) hari pertama setelah pengecoran. Setiap perlindungan harus efektif,
sepraktis mungkin setelah pengecoran beton yang tidak berperancah atau
setelah perancah beton dibongkar.
17. PERAPIHAN
a. Perapihan permukaan beton harus dilakukan oleh pekerja-pekerja yang
terampil dengan kehadiran Direksi. Permukaan beton akan ditest oleh
Direksi untuk menentukan apakah keadaan permukaan yang tidak
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

191

b.

c.

teratur dalam batas-batas yang ditentukan. Perbaikan yang disebab-kan


karena pemindahan atau pemasangan cetakan yang salah, atau linning
dari penampang cetakan, pengancingan cetakan yang lepas atau
kerusakan cetakan dianggap sebagai bentuk yang tidak teratur dan akan
ditest dengan pengukuran langsung. Semua keadaan tidak teratur
lainnya dianggap sebagai keadaan tidak teratur yang berangsur
(gradualy) dan akan ditest dengan menggunakan template yang terdiri
dari ujung lurus atau yang disamakan untuk permukaan yang berlekuk.
Panjang template 1.5 m untuk pengetesan permukaan yang dibentuk
dan 3 m untuk pengetesan permukaan yang tidak dibentuk. Sebelum
Direksi menerima pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan semua
permukaan yang terlihat, kecuali ditetapkan lain seperti kerak dan nodanoda yang tidak tampak.
Permukaan bagian dalam yang tidak terbentuk harus dimiringkan untuk
pengeringan seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi. Permukaan yang sempit seperti puncak
dinding dan beton penahan harus dimiringkan 20 mm untuk setiap lebar
1 m. Permukaan yang lebih besar seperti plat form dan lantai harus
dimiringkan kira-kira 10 mm setiap lebar 1 m.
Permukaan yang tidak teratur yang diukur seperti yang digambarkan
dalam (a) melebihi 6 mm untuk keadaan yang tidak teratur dan tidak
terdapat tanda-tanda tambahan.
Sambungan dan ujung harus dikerjakan kecuali ditetapkan lain,
perapihan untuk permukaan yang tidak dibentuk dilakukan sebagai
berikut :
- Permukaan yang tidak dibentuk yang akan ditutup dengan bekas
galian atau dengan beton harus dirapikan dengan levelling yang
cukup panjang untuk menghasilkan permukaan seragam yang rata.
Permukaan yang tidak teratur yang diukur seperti (a) tidak melebihi
0.95 cm.
- Bajak keras harus digunakan untuk permukaan-permukaan yang
tidak dibentuk yang akan terpampang atau yang akan berhadapan
dengan air mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan subjek
terhadap lalu lintas pejalan kaki atau yang berkendaraan yang akan
dirapikan dengan menyapukan lapisan yang terang. Penambalan
dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan yang
dikendalikan dengan tenaga atau dengan tangan. Penambalan akan
dimulai segera setelah permukaan yang panjang telah cukup kaku
dan harus mencapai keadaan minimum yang diperlukan untuk
menghasilkan permukaan yang bebas dari tanda-tanda
perpanjangan dan pelebaran seragam dalam teksturnya.

18. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON


a. Apabila setelah pengupasan beton ternyata tidak berbentuk seperti yang
ditunjukkan pada gambar-gambar atau tidak lurus atau datar, dan
menunjukkan permukaan yang rusak hal ini akan dianggap tidak sesuai
dengan spesifikasi dan harus dihilangkan atau diganti oleh Kontraktor
atas biayanya, kecuali bila Direksi memberi izin untuk mem-perbaiki

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

192

b.

c.

d.

e.

daerah yang rusak. Perbaikan harus dilakukan seperti yang


digambarkan dalam pasal-pasal berikutnya.
Kerusakan yang perlu diganti atau diperbaiki adalah yang terdiri dari
sarang lebah, kerusakan yang disebabkan pengelupasan cetakan,
potongan-potongan yang lepas dari beton, lubang-lubang skrup, lubanglubang tongkat ikatan (tie rode), tepi-tepi dan pembengkakan yang
disebabkan karena bergeraknya cetakan. Tepi-tepi dan pem-bengkakan
(gelembung-gelembung)
akan
dihilangkan
dengan
shipping
(penyerpihan) atau tolling dan diikuti dengan penggosokan dengan batu
penggosok. Sarang lebah dan lainnya yang merusak beton akan
diserpihkan dengan alat yang berujung tajam dan berbentuk sedemikian rupa sehingga perbaikan akan dilakukan di tempat. Semua lubanglubang harus dibasahi dengan baik selama 24 jam. Permukaan pengisi
akan diselesaikan sesuai dengan dinding-dinding di sekitarnya sehing-ga
mempunyai tekstur yang sama. Semua tambalan harus dihaluskan.
Apabila menurut pendapat Direksi penambahan yang tidak sempurna
untuk bangunan yang terpampang sedemikian rupa sehingga tidak akan
menghasilkan suatu tembok dengan penampilan yang memuas-kan,
Kontraktor akan diminta untuk membuat tembok sebaik mungkin
dengan tembok yang berbatasan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Kekurangan-kekurangan pada daerah sarang kerikil harus diperbaiki
dengan diisi mortar penambahan kering yang terdiri dari satu bagian
semen dan dua bagian pasir beton (perbandingan volume) dengan
campuran tambahan yang tidak mengerut, dengan air yang cukup, dan
yang sudah disetujui oleh Direksi dengan jumlah yang sesuai dengan
spesifikasi pabrik sehingga setelah adukan bercampur baik mortar
melekat dan menyatu dengan baik tanpa ada gelembung-gelembung
udara. Mortar yang digunakan untuk memper-baiki beton dipasang
dengan lapisan yang tipis dan dipadatkan secara tipis dengan alat yang
memadai. Pengisian mortar harus diperhatikan secara khusus sehingga
setiap lubang terisi penuh dengan mortar yang padat.
Untuk beton permukaan mortar harus dibuat dengan warna yang sama
dengan menggunakan bahan pengganti yang terdiri dari semen putih
dalam jumlah yang sesuai. Sambungan beton harus kedap air, rapi dan
baik serta dapat diterima oleh Direksi.

19. LANTAI KERJA DAN BETON TUMBUK


Beton tumbuk dipakai untuk lantai kerja sebelum konstruksi diatasnya
dikerjakan, pada umumnya pekerjaaan beton tumbuk hampir sama dengan
pekerjaan beton bertulang, hanya pada beton tumbuk biasanya tidak
memakai bekesting karena letaknya pun pada dasar konstruksi (lantai
kerja) yang berfungsi sebagai perbaikan tanah. Beton tumbuk terdiri dari
perbandingan campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3
: 5. pengadukan dilakukan dengan campuran beton kental agar dapat
dilakukan penumbukan, supaya pori-pori dalam beton mengecil dan betulbetul padat. Pengadukan beton harus menggunakan Concrete mixer.
Komposisi material yang dibutuhkan untuk lantai beton tumbuk tebal 10 cm
setiap 1 m3, dibutuhkan 5,60 s/d 5,80 zak semen, 0,520 s/d 0,560 m3 pasir
dan 0,90 s/d 0,96 m3 kerikil.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

193

20. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


a. Beton
Semua beton dan grout yang dibutuhkan untuk pekerjaan dalam
spesifikasi ini harus dimasukkan dalam harga satuan penawaran di
dalam rencana anggaran biaya untuk item-item yang berhubu-ngan.
Harga satuan penawaran untuk pekerjaan demikian akan meliputi tetapi
tidak terbatas pada air, pasir dan agregat, campu-ran tambahan,
campuran yang tidak menyusut, campuran perbaikan dan perletakan
neoprene dan asbestos sheet packing dan juga meliputi semua
pengerjaan tetapi tidak terbatas pada pengolahan, pencampuran,
pengontrolan, temperatur, transpor-tasi persiapan untuk penempatan
perbaikan, perlindungan dan sewa pengerjaan lainnya, prosedurprosedur, penempatan-penempatan dan syarat-syarat yang diajukan.
Pada saat mengajukan pembayaran untuk mata pembayaran pekerjaan
beton harus dilampirkan hasil laboratorium pengujian mutu beton.
b. Tulangan/Pembesian
a. Harga satuan penawaran di dalam daftar kuantitas dan harga akan
meliputi harga yang tepat dimana tulangan digunakan,
pembongkaran, penyimpanan, penanganan dan pemasangan di
tempat-tempat pemakaian akhir di dalam konstruksi beton bertulang
dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
b. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk tulangan yang tertuang,
hilang atau tidak diperhitungkan sebagai akibat penanganan yang
tidak tepat, serta tulangan yang digunakan sebagai pengganti
tulangan beton yang rusak atau yang digunakan oleh kontraktor
dengan tujuan memungkinkan atau memudahkan pelaksanaan
konstruksinya.
c. Semua biaya penyediaan tulangan sedemikian rupa harus sudah
termasuk ke dalam harga satuan penawaran seperti di dalam Daftar
Kwantitas dan Harga untuk uraian yang tepat dimana tulangan akan
digunakan.
c. Perancah dan Bekesting
Semua perancah dan bekesting yang dibutuhkan harus dimasukkan ke
dalam harga satuan pekerjaan di dalam rencana anggaran biaya sesuai
dengan klasifikasinya. Harga satuan pekerjaan mengikuti dan tidak
terbatas pada bahan-bahan cetakan, transportasi, persia-pan,
pemasangan, pelepasan kembali dan semua pekerjaan yang lain sesuai
persyaratan dan prosedur.
C. PEKERJAAN PASANGAN BATU
1. Ruang Lingkup Pekerjaan
Semua pasangan batu yang ditentukan dalam persyaratan teknik dan yang
berhubungan dengannya, dibuat atas persetujuan direksi pekerjaan terdiri
dari bahan yang dipersyaratkan didalam spesifikasi teknik dan harus
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

194

dicampur sesuai dengan penggunaannya, serta pembuatan dan


pemasangannya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam spesifikasi
teknik ini. Ketentuan dan persyaratan lebih lanjut harus diterapkan untuk
semua pekerjaan batu, kecuali ada yang secara khusus untuk jenis pekerjaan
tertentu diubah oleh Direksi.
2. Bahan
Untuk pasangan batu yang dibutuhkan dalam persyaratan teknik ini meliputi
batu, semen, pasir dan air, harus sesuai dengan ketentuan dan sepenuhnya
memenuhi persyaratan dalam Bagian-I Spesifikasi Umum. Untuk pasangan
batu terdiri dari 1 PC : 4 pasir dalam satuan volume dan air secukupnya
sampai dihasilkan kekentalan yang sesuai dengan keperluan yang
diinginkan.
3. Adonan Adukan
Adukan dibuat dalam volume yang cukup dipakai untuk pekerjaan yang
segera dilaksanakan saja, semua adonan yang telah ditambah air dalam
adukan selama 30 menit tidak boleh dipakai lagi. Mengencerkan kembali
adukan tidak diperkenankan.
4. Pasangan batu kali
a. Batu yang dipakai dalam pasangan batu harus bersih dan sisetujui oleh
direksi pekerjaan.
b. Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang dapat mengikis
adukan dari pasangan batu. Adukan yang telah dipasang yang menjadi
encer karena kehujanan harus dibongkar dan diganti sebelum
melanjutkan pekerjaan yang baru.
c. Batu yang dipakai harus terlebih dahulu dibasahi dengan air antara 3-4
jam sebelum dipakai, dengan cara yang dapat menjamin bahwa tiap batu
telah menjadi basah dengan merata.
5. Plesteran
a.
Susunan adukan untuk plesteran harus terdiri dari campuran 1 PC : 2
pasir dan 1 PC : 3 pasir dalam volume air yang cukup untuk menghasilkan
kekentalan untuk keperluan yang diinginkan.
b.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, celah-celah dan permukaan
pasangan batu harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan
dipasang.
c.
Ketebalan plesteran adalah 15 mm.
6. Perawatan
a. Semua pasangan batu harus dirawat dengan memakai air atau dengan
cara yang dapat diterima dan disetujui direksi pekerjaan.
b. Bila dirawat dengan air maka pasangan batu harus dijaga supaya tetap
basah sekurang-kurangnya 14 hari, dengan cara tertentu atau dapat
dilakukan dengan memakai pipa yang berlubang-lubang. Air yang dipakai

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

195

untuk perawatan harus memenuhi syarat untuk air yang dipakai dalam
adonan beton.
7. Perbaikan Pasangan Batu
Setelah pekerjaan pasangan batu selesai dikerjakan, maka jika pasangan
batu keluar dari jalur atau tidak mendatar, atau tidak sesuai dengan garis
dan arah yang ditunjukkan dalam gambar, maka harus dibongkar dan diganti
atas biaya penyedia jasa, atau petugas teknik memberi jaminan secara
tertulis untuk menambal atau memperbaiki bagian yan rusak.
8. Rip rap/batu kosong
a. Pekerjaan timbunan batu kosong/rip rap dilaksanakan pada bangunan
sebagai landasan pondasi.
b. Batu kosong yang dipakai adalah jenis batu kali yang bermutu baik dan
tidak mudah pecah atau retak oleh goresan air.
9. Ukuran dan Pembayaran
a. Ukuran untuk pembayaran pasangan batu harus dibuat hanya sampai
batas yang terlihat pada gambar atau ditentukan direksi secara tertulis.
Volume rongga, pipa dan lekukan harus dikurangkan terhadap ukuran
pasangan.
b. Harga satuan harus meliputi harga air, pasir, semen, kapur, angkutan,
persiapan untuk pemasangan, perawatan, perlindungan, penyelesaian dan
perbaikan, prosedur kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan pasangan batu sesuai dengan persyaratan teknik
ini.
c. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Rip-rap/Batu Kosong
dilakukan menurut harga satuan meter kubik (m3), pekerjaan yang
dilaksanakan menurut kebutuhan dalam pekerjaan konstruksi seperti
yang tercantum dalam Daftar kuantitas dan Harga atau sesuai yang
ditentukan oleh Direksi.

III. PEKERJAAN UNTUK MATA PEMBAYARAN LAIN-LAIN


A. PEKERJAAN JALAN INSPEKSI
1. Umum dan Material
Lapis dasar untuk jalan harus dibangun sesuai dengan jalur, elevasi,
kemiringan, dan ukuran pada Gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
Material terdiri dari batu kali, kerikil dan pasir sesuai dengan persyaratan
untuk agregat beton dalam Spesifikasi Teknis ini kecuali yang diberikan
dalam spesifikasi yang telah ditentukan.
2. Pelaksanaan
a. Kontraktor mengirimkan material yang telah dipersiapkan sebelumnya,
sehingga ketebalan setelah pemadatan tidak Kurang dari 20 centimeter,
kecuali jika atas petunjuk atau persetujuan dari Direksi.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

196

b. Setelah material ditempatkan maka material tersebut dicampur/diaduk


dan dihamparkan (dalam kadar air yang diperlukan) dengan alat motor
grader atau alat lain yang telah disetujui, sehingga ketebalan lapisan
seragam dan distribusi dan gradasi material yang merata tercapai.
c. Ketika pemuatan dilakukan di atas material yang sebelumnya telah
ditempatkan, Kontraktor harus menentukan rute dari alat-alat pemuatan di
atas material yang sudah ditempatkan sedemikian sehingga perjalanan
menyebar secara seragam di seluruh permukaan untuk mendistribusikan
efek pemadatan dari alat itu dan untuk meminimalkan rutting dan
pemadatan yang tidak seragam.
d. Setelah dihamparkan, harus dipadatkan sampai kepadatan yang ditentukan
dengan penggilas vibrator roller dan alat-alat pemadatan lainnya yang
disetujui oleh Direksi. Semua metode pemadatan dan alat-alatnya harus
menurut persetujuan Direksi dan detail lengkap dari pekerjaan itu harus
diajukan kepada Direksi untuk persetujuan sebelum awal pekerjaan.
e. Penggilasan harus maju secara gradual dari sisi ke tengah (centre), paralel
dengan centreline jalan, dan harus dilaksanakan secara kontinyu sampai
seluruh permukaan telah digilas. Ketidak-teraturan atau penurunan yang
terjadi selama penggilasan harus dikoreksi dengan melepas material pada
tempat-tempat itu dan menambah atau mengurangi material sampai
permukaan seragam yang halus diperoleh. Untuk tempat-tempat yang
berdekatan dengan struktur dan tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau
roller besar, material harus dipadatkan dengan alat pemadat mekanik
tangan atau stamper (hand tamper).
3. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran untuk pembayaran akan ditentukan dari volume material yang
dipadatkan dalam meter kubik dengan kemiringan, elevasi, dan dimensi
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk dari Direksi.
b. Pembayaran dari penempatan dan pemadatan akan dihitung dari harga
unit per meter kubik yang telah ditenderkan sebelumnya dalam Daftar
Kuantitas Pekerjaan, dimana harga unit itu sudah termasuk kompensasi
penuh untuk tenaga, peralatan, dan material termasuk pemuatan,
pengangkutan, penempatan, penyebaran, pembasahan atau pengeringan
yang diperlukan, pemadatan, pembentukan dan penyelesaian, pengujian
dan item-item lainnya yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan.
4. Peralatan konstruksi
Semua peralatan dan mesin yang digunakan untuk konstruksi perkerasan
harus disetujui oleh Direksi. Tipe spesifik dari peralatan yang digunakan
adalah atas usul Kontraktor. Peralatan utama yang diperlukan untuk
konstruksi perkerasan terdiri atas mesin pemadat vibrator roller.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

197

5. Kontrol ketebalan
Direksi harus mengontrol keseragaman ketebalan dengan lubang uji jika
diperlukan. Ketebalan perkerasan jalan inspeksi harus sesuai dengan analisa
agar tercapai mutu.
B. PEKERJAAN KUPASAN (STRIPPING)
a.

Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas
(stripping) adalah pengupasan tanah lapis atas yang banyak
mengandung bahan organik: rumput, akar-akaran maupun bahan nonorganik. Material hasil kupasan tersebut dibuang ke lokasi yang sudah
ditentukan atau pada lokasi yang telah disetujui oleh Direksi.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau
sesuai dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi.
Kontraktor, sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi tentang batas wilayah yang tanah
lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil
kupasan.

b.

Pengukuran dan Pembayaran


Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-persegi (m2)
yang dihitung dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas
kupasan sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati.
Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini
dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga

C. DRAIN HOLE
a. Drain hole terbuat dari bahan pipa PVC berdiameter 2, dengan panjang
50 cm dan terdiri dari bahan ijuk, kerikil.
b. Drain hole dipasang pada pekerjaan pasangan batu, sesuai posisi yang
direncanakan.
c. Ujung pipa PVC bagian luar dipotong lancip sesuai kemiringan yang
diperlukan, sedangkan bagian dalam dipotong tegak lurus diberi ijuk
secukupnya dan diikat dengan kawat
d. Sewaktu pemasangan, bagian drain hole sebelah dalam (bagian yang
diberi ijuk) harus diberi kerikil secukupnya dan dipasang miring sesuai
kebutuhan agar drain hole dapat bekerja sesuai fungsinya.
e. Pengukuran dan pembayaran
Tidak diadakan pengukuran untuk pekerjaan ini. Pembayaran dilakukan
setelah pekerjaan dipasang dengan baik oleh Kontraktor yang dinyatakan
diterima oleh Direksi. Pekerjaan dibayarkan dalam harga satuan buah
(bh) sesuai daftar kuantitas dan harga.
D. GEBALAN RUMPUT
a. Gebalan rumput yang dipakai harus bersih, bebas dari tanaman lain yang
tidak diinginkan.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

198

b. Pekerjaan tersebut harus dilakukan pada seluruh permukaan timbunan


tanggul kecuali pada permukaan pasangan seperti Rip-rap, Jalan inspeksi
dan bronjong, sisa permukaan lubang galian yang tidak ditutup pasangan
seperti pada saluran pelimpah, irigasi, tanggul pematang batas genangan
seperti ditunjukkan dalam gambar desain dan tempat lain atas petunjuk
Direksi.
c. Gebalan rumput yang dipakasi harus berakar dan dicangkul setebal 4
cm.
d. Sebelum ditanami dengan gebalan rumput, permukaan lahan perlu
dilapisi dengan jenis tanah humus hasil kupasan setebal 3 cm.
e. Gebalan rumput harus segera ditanamkan dalam jajaran bersambung dan
segera disiram air.
f. Agar gebalan tidak tergelincir maka harus dipasang pasak bambu sedalam
10 cm.
g. Pola penanaman yang digunakan adalah papan catur.
h. Pengukuran dan Pembayaran.
Volume pekerjaan yang dibayar untuk pekerjaan Gebalan Rumput adalah
harga per m2, dimana pekerjaan tersebut telah dilaksanakan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan dan disetujui oleh Direksi.
E. PEKERJAAN PEMANCANGAN KAYU CERUCUK
1.
Kayu Cerucuk
1.1. Umum
Pekerjaan pemancangan dolken meliputi pekerjaan-pekerjaan :
penyediaan, pengangkutan dan pemancangan seperti yang ditunjuk
pada gambar rencana.
1.2. Material
Bahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu nibung/ kayu bakau
atau jenis kayu keras lainnya, yang telah disetujui oleh Direksi, dengan
berdiameter antara 1015 cm serta panjang 3 4 m
1.3. Pelaksanaan
a. Sebelum dilakukan pemancangan, maka ujung kayu yang akan
dipancang harus dilancipkan terlebih dahulu untuk memudahkan
pelaksanaan pemancangan, dan ujung pancang kayu yang
dilancipkan sekurang-kurangnya 25 cm.
b. Posisi kayu saat pemancangan harus dibuat vertikal dan betul-betul
tegak lurus sehingga akan diperoleh hasil yang optimal, toleransi
kemiringanya hanya 5 %.
c. Untuk kayu penyokong ataupun angker kayu harus dibuat sesuai
gambar rencana ataupaun petunjuk Direksi yang biayanya sudah
termasuk dalam biaya pemancangan.
1.4. Pembayaran
Volume pembayaran untuk pekerjaan ini adalah per m kayu yang
akan terpancang dan masuk kedalam tanah.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

199

F. PEKERJAAN FINISHING
1. Pembongkaran dan Pembersihan tempat Kerja
Setelah penyelesaian pekerjaan konstruksi dan sebelum disetujui Direksi,
kontraktor harus membongkar bangunan bangunan, sampah barangbarang yang tidak berguna, tangki-tangki penyimpanan, jaringan listrik
sementara dan bangunan yang ada, kecuali fasilitas-fasilitas yang tercantum
dalam speksifikasi umum, menimbun lubang-lubang dan merapikan tempattempat yang berongga yang diperlukan selama pelaksanaan dan
meninggalkan wilayah kegiatan seperti keadaan semula sebagaimana
ditentukan oleh Direksi.
Dalam hal kontraktor menolak atau gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diberitahukan oleh Direksi,
Bangunan-bangunan dan tambahan-tambahan lainnya menjadi milik pemilik
dan selanjutnya apabila ada kegagalan/kelalaian kontraktor untuk
melaksanakannya, maka tersebut diambil alih oleh pemberi pekerjaan atas
biaya kontraktor.
Biaya pembokaran dan pembersihan tempat kerja dan fasilitas/bangunan
lainnya harus sudah larut dalam harga penawaran untuk bermacam-macam
item dalam daftar kualitas dan harga.
2. Yang Harus Diserahkan Pada Proyek
Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal yang telah
lebih awal dikehendaki oleh Direksi, kontraktor harus mengosongkan dan
menyerahkan kepada Direksi seperti yang telah ditentukan dalam pasal ini.
Semua unit perumahan, kantor dan fasilitas yang lain harus dibersihkan dan
dalam keadaaan yang baik, (kecuali untuk membongkar) apabila diserahkan
kepada pemberi kerja.

B. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


I.

Pendahuluan
1.1. Volume pekerjaan adalah volume yang dihitung dari gambar dan diperlukan
untuk dapat memberikan ketentuan yang sama dalam mengajukan
penawaran yang selanjutnya akan dipakai dasar dan evaluasi terhadap
semua penawaran. Apabila kontrak sudah ditandatangani, yang mengikat
adalah harga satuan untuk tiap-tiap pekerjaan, sedangkan volume
pekerjaan didapat dari perhitungan kembali berdasarkan kenyataan di
lapangan.
1.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak adalah syarat-syarat
kontrak, spesifikasi dan gambar-gambar serta dokumen-dokumen lainnya,
karena ketentuan-ketentuan tersebut harus dipenuh dalm pelaksanaan
pekerjaan.
1.3. Volume pekerjaan yang dipakai dalam dasar menentukan pembayaran
adalah sesuai dengan metode pengukuran yang akan diuraikan selanjutnya.
1.4. Harga satuan yang harus dimasukkan dalam volume pekerjaan sudah
termasuk harga dan pengeluaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

200

pekerjaan, semua resiko umum, pertanggungjawaban dan kewajiban yang


tertera dalam dokumen kontrak.
1.5. Harga satuan pekerjaan tersebut harus dimasukkan pada setiap uraian pada
daftar volume dan bila pekerjaan tidak mempunyai harga satuan, sudah
harus diperhitungkan dalam harga lain atau harga satuan pekerjaan dalam
volume pekerjaan tersebut.
1.6. Petunjuk dan penjelasan pekerjaan secara umum sudah tercakup dalam
spesifikasi dan tidak perlu diulang dalam volume pekerjaan.
1.7. Satuan harga yang tertulis dalam volume pekerjaan harus disesuaikan
dengan syarat-syarat kontrak.
II. Metode Pengukuran
2.1. Umum
2.1.1. Pengukuran
Bila tidak ada petunjuk khusus, semua volume dihitung bersih dari
gambar pelaksanaan dan tidak diperhitungkan adanya penyusutan
atau pengurangan volume, dan dibulatkan keatas atau ke bawah
terhadap angka yang terdekat.
2.1.2 Uraian harga pokok
Uraian harga pokok pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sub
penyedia jasa, harus dicantumkan pada volume pekerjaan. Setiap
uraian harga pokok harus diikuti dengan:
a. Penjelasan mengenai penyediaan buruh apabila tidak ada
ketentuan dalam kontrak terhadap hal berlawanan termasuk:
(1). Apabila sub kontraktor yang ditunjuk untuk melaksanakan
pekerjaan dilapangan, diberikan kelonggaran kepadanya untuk
menggunakan perancah, ruang makan, pemondokan,
pemeriksaana kesehatan yang disediakan oleh kontraktor,
berupa: ruangan, perlengkapan kantor, gudang peralatan,
bahan, penerangan dan air;
(2). Apabila sub kontraktor yang ditunjuk tidak melaksanakan
pekerjaan dilapangan, untuk pekerjaan pembongkaran,
menyimpan/mengangkut bahan-bahan yang disediakan dan
mengembalikan bahan-bahan.
b. Penjelasan yang ditentukan dengan prosentase dari harga pokok
sesuai dengan biaya yang diperlukan. Apabila ada barang yang
disediakan oleh sub penyedia jasa yang harus digunakan oleh
penyedia jasa dalam setiap uraian pekerjaan harus diuraikan
kembali secara terinci dari pekerjaan tersebut, dimana bahanbahan dan barang tersebut harus disediakan.
2.2. Pembersihan lapangan
Uraian pekerjaan yang terinci harus diberikan kepada pembersihan
lapangan yang tidak berbeda sifatnya antara:
(1). Daerah berkayu ringan termasuk sawah, daerah terang berumput
dengan pohon-pohon yang jarang;
(2). Kampung termasuk dengan tanaman terpelihara dan bangunan kayu
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

201

yang kecil dan jarang;


(3). Hutan termasuk hutan muda dimana pohon yang jatuh sedikit;
(4). Bangunan termasuk pekerjaan batu seperti beton atau pasangan batu
kali.
2.3. Pekerjaan Tanah
2.3.1. Penggalian dan pengerukan
(1). Uraian pekerjaan harus dibuat secara terperinci untuk penggalian
sebagai berikut:
(a). Pengupasan muka tanah (m3);
(b). Galian tanah biasa (m3);
(c). Galian untuk bangunan (m3);
(d). Galian untuk saluran (m3).
(2). Galian yang berbeda-beda harus dibagi lagi sebagai berikut:
(a). Bahan untuk digunakan kembali;
(b). Bahan untuk dibuang;
(c). Pengangkutan bahan buangan untuk jarak berbeda-beda.
(3). Volume galian kecuali disebutkan lain, harus merupakan isi
bersih dari rongga yang dibentuk oleh pemindahan bahan yang
digali sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Dalam hal ini tidak
diberi kelonggaran untuk besarnya.
(4). Bahan yang digali harus dianggap bisa dipakai kembali kecuali
dinyatakan dalam uraian pekerjaan untuk dibuang. Dimana
bahan untuk dibuang dapat disimpan secara langsung di dekat
hasil galian, kecuali pengangkutan dicantumkan dalam uraian
pekerjaan.
(5). Bahan yang harus digali dianggap bahan asli, kecuali tanah cadas
atau permukaan tanah apabila tidak dicantumkan dalam uraian
pekerjaan.
(6). Volume yang diukur untuk galian sebuah bangunan, pondasi atau
pipa adalah volume yang dihitung secara vertikal diatas bagian
bangunan, pondasi atau pipa. Galian tambahan untuk ruang kerja
tidak diperhitungkan.
(7). Uraian pekerjaan yang terperinci tidak diperlukan untuk
menegakkan sisi galian.
(8). Volume pekerjaan secara terperinci yaitu bahan keras buatan
yang terjadi pada bahan yang harus digali tidak diperhitungkan
kecuali apabila volume lebih daripada 1 m3.
(9). Bahan yang digali 2 kali, hanya diukur sejauh yang diminta.
Volume yang diukur dalam pengangkutan 2 kali, akan menjadi
ruang kosong yang harus diisi dengan penimbunan sementara
pada saat bahan dipindahkan.
2.3.2. Penimbunan dan pemadatan, penggolongan dan satuan
(1). Uraian pekerjaan harus diberikan secara terperinci untuk setiap
penimbunan yang sifat, tujuan atau metode pelaksanaan yang
berbeda seperti berikut:
(a). Timbunan kembali pada bangunan m3;
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

202

(b). Penghamparan dan pemadatan


m3
(2). Untuk pekerjaan penimbunan harus diperinci lagi untuk bagianbagian yang dianggap perlu antara lain:
(a). Bahan hasil galian yang dipilih;
(b). Bahan yang didatangkan dari tempat penggalian;
(3). Volume timbunan dan pemadatan harus merupakan isi bersih
yang ditimbun sesuai dengan ukuran dan ketinggian yang terlihat
pada gambar.
(4). Volume tanggul yang diukur merupakan tanggul yang sudah
dipadatkan atau merupakan volume timbunan. Pengukuran
volume dari bahan timbunan yang dipadatkan apabila terjadi
perbedaan antara jumlah volume bahan timbunan dan volume
bahan yang digali, untuk keerluan penimbunan merupakan
volume timbunan yang sama yang dipadatkan. Timbunan
tambahan dan pemadatan yang diperlukan akibat penimbunan
atau penetrasi pada bahan yang dibawanya akan diukur apabila
kedalaman melebihi 75 cm.
(5). Bahan timbunan akan dianggap ditempatkan secara langsung
pada galian dimana jarak pengangkutan tidak ditentukan pada
uraian pekerjaan.
(6). Bahan timbunana yang dalam uraian pekerjaan diangkut dari luar
daerah proyek dianggap pengangkutan tak terbatas yang
ditentukan sendiri oleh kontraktor.
(7). Bahan timbunan dianggap tanah yang digali kecuali tanah cadas
atau permukaan tanah , apabila tidak dinyatakan dalam uraian
pekerjaan.
(8). Timbunan dari galian sekeliling bangunan yang sudah jadi akan
diukur hanya sejauh volume yang ditimbun juga diukur sebagai
galian.
(9). Uraian pekerjaan harus dberikan secara terperinci untuk
pemadatan tanggul dan volume timbunan , apabila terjadi volume
pemadatan yang berbeda akan ditentukan dengan bahan
timbunan yang sama, untuk itu harus ditentukan pada uraian
pekerjaan.
(10). Bilamana bahan harus ditimbuan di bawah air atau pada tanah
yang lembek dan volumenya tidak bisa dihitung secara pasti,
volume diukur pada banyaknya angkutan ditempat penimbunan
atau penggalian tersebut.
(11). Mata pembayaran timbunan tanah diakui setelah adanya asil uji
laboratorium terhadap material timbunan.
2.3.3. Penggalian dan penimbunan lainnya
Penggolongan dan satuan
(1). Uraian pekerjaan harus diberikan secara terperinci untuk gebalan
rumput.
(2). Keadaan lapangan, ukuran serta ketebalan bahan yang digunakan
untuk pekerjaan batu kosong ditentukan dalam uraian pekerjaan.
2.3.4 Pekerjaan dengan kerikil, penggolongan dan satuan.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

203

Uraian harus diberikan secara terperinci untuk lapisan atas jalan


inspeksi.
2.4.

Beton dan Beton lainnya


2.4.1. (1). Uraian pekerjaan harus diberikan secara terperinci dimana
memerlukan metode pelaksanaan untuk kegiatan pekerjaan
yang berbeda seperti berikut :
(a). Beton tumbuk yang dicor setempat m3
(b). Beton bertulang dicor setempat
m3
(2). Untuk pekerjaan beton tersebut dicor setempat harus diuraikan
secara terperinci dan di dalam hal ini sudah termasuk campuran
pengecoran dan pemadatan beton, pembersihan dan lebih
terperinci lagi sebagai berikut:
(a). Perbedaan mutu beton;
(b). Beton lantai kerja;
(c). Beton dasar, plat kaki dan plat dasar tanah.
(3). Volume beton yang diukur harus termasuk:
(a). Pembershan penampang besi lainnya.
(b). Komponen pengecoran masing-masing denga volume
kurang dari 0,1 m3;
(c). Pemotongan dan bagian yang runcing dalam tiap luas
penampang ukuran dari 0,01 m2;
(d). Kantong dan lubang dengan volume kurang dari 0,15 m3.
2.4.2. Perancah Dan Bekesting
Penggolongan dan satuan
(1). Perancah dan bekesting akan diukur dengan satuan luas dalam
m2 untuk keseluruhan permukaan beton yang dicor setempat
yang membutuhkan dukungan sementara selama pengecoran.
(2). Uraian pekerjaan terperinci harus diberikan untuk:
Golongan yang berbeda dari penyelesaian seperti yang telah
diuraikan dalam spesifikasi;
(3). Perancah dan bekesting akan diukur untuk permukaan
samping beton yang dicor setempat pada waktu penggalian,
kecuali beton tersebut betul-betul dibutuhkan untuk dicor
pada permukaan yang harus digali. Permukaan samping
adalah termasuk permukaan miring belakang dengan sudut
tidak melebihi 45 derajat terhadap bidang tegak, terhadap
bidang horizontal hanya dibutuhkan sementara selama
pengecoran. Uraian pekerjaan harus jelas bahwa perancah
untuk bagian atas, kecuali pada permukaan miring dengan
sudut tidak melebihi 10 % terhadap bidang tegak.
(4). Perancah dan bekesting untuk permukaan beton sementara ,
akan diukur pada tempat yang ditentukan, tetapi tidak pada
tempat yang ditentukan penyedia jasa. Perancah untuk lantai
kerja tidak akan dihitung.
(5). Perancah dan bekesting tidak akan diukur terpisah untuk:
(a). Pemotongan dan kemiringan dalam yang luas
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)

204

penampangnya kurang dari 16 mm;


(b). Kantong dan lubang dengan volume kurang dari 0,15 m3.
2.4.3. Pembesian
Penggolongan dan satuan
(1). Pembesian akan diukur dengan berat dalam kg.
(2). Masa baja pembesian diambil 785 kg/m per 100 mm2 dari
luas penampang (7,85 t/m3). Masa dari bahan lain diambil
seperti yang ditentukan dalam kontrak. Uraian yang terpisah
tidak diperlukan untuk pengikatan pembesian pendukung.
Masa pembesian yang diukur termasuk masa baja yang
mendukung ujung pembesian.
(3). Batang pembesian yang tidak bulat penampangnya akan
digolongkan dengan diameter batang bulat yang terdaftar
dalam golongan luas penampang melintang yang terdekat.
2.5. Pasangan Batu
2.9.1. Pasangan batu
Penggolongan dan satuan
(1). Volume pekerjaan pasangan diukur dalam m3.
(2). Uraian pekerjaan harus teperinci untuk:
Pasangan dengan campuran 1 semen : 4 pasir
(3). Untuk sambungan bungkus pipa saluran, pengecatan atau
pengikatan tidak diminta uraian secara terinci.
(4). Volume yang diukur termasuk pula sambungan. Tidak ada pengukuran atau
tambahan terhadap volume yang diukur untuk pemotongan arah atau
permukaan lain yang direncanakan untuk pemotongan arah atau permukaan
lain yang direncanakan untuk setiap penampang melintang dari 0,5 m2. Tidak
ada pengurangan volume terhadap pembuatan lubang dan bukaan dinding atau
permukaan lainnya untuk setiap luas penampang melintang kurang dari
0,25m2.

Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi


(Dengan Pascakualifikasi)

You might also like