Professional Documents
Culture Documents
BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
A. PENDAHULUAN
1.
157
158
I.
159
160
161
162
163
BAGIAN I
SPESIFIKASI UMUM
I.
BAHAN-BAHAN UMUM
1. PORTLAND CEMENT
1.1. Semen
Semen yang akan dipakai adalah semen portland sesuai dengan
Standard Indonesia N.I.8, AST, Model C.150 atau Standard Inggris
Model BS.12.
1.2. Pengujian dan Pemeriksaan
a. Sampling, pemeriksaan dan pengujian semen-semen bila
diperlukan akan dilakukan oleh Direksi dan bahwa sampling,
pengujian dan pemeriksaan harus sesuai dengan Standard
Indonesia N.I.8 atau ASTM, Model C.150 atau test yang equivalent
dengan Standard Inggris. Kontraktor harus menyampaikan
keterangan kepada Direksi, waktu dan tempat semen dikeluarkan
dari pabrik. Direksi setiap saat mempunyai wewenang untuk
meneliti dan memeriksa material, laporan analisa laboratorium,
dan pengambilan sample semen untuk diperiksa. Kontraktor harus
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
pengambilan contoh atau (sample) tersebut.
b. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
setiap waktu sebelum semen tersebut dipergunakan. Semen yang
tidak memenuhi syarat tidak akan dapat dipakai. Jika ternyata ada
semen yang tidak memuaskan dan telah terpasang maka bagian
yang telah menjadi campuran beton dan grout tersebut harus
dibongkar dan diganti dengan semen yang baru, dengan biaya dari
Kontraktor. Pengetesan silinder, kubus beton atau campuran
semen yang akan digunakan, dapat diperintahkan oleh Direksi
pada setiap waktu untuk maksud keperluan testing dan Kontraktor
harus melaksanakan dan mempersiapkan semen dan campuran
semen/beton yang diminta untuk ditest tanpa pungutan bayaran
dari pada Direksi.
c. Semen boleh saja tidak dapat dipakai sebagai kebijaksanaan dari
Direksi, seandainya tidak memenuhi syarat-syarat yang
dibutuhkan. Semen dapat diterima setelah 7 (tujuh) hari hasil test
sesuai dengan kriteria mengenai kwalitas dari pabrik semen yang
telah ditetapkan 12 (dua belas) bulan atau sebagai hasil dari 28
(dua puluh delapan) hari pengetesan pada nilai testing normal
harus disetujui sebelum pengiriman dari pabrik.
1.3. Gudang/Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan suatu tempat menyimpan (gudang)
yang memenuhi syarat untuk penyimpanan semen-semen tersebut,
dari setiap waktu semen tersebut harus terlindung dari
kelembaban dan pembekuan. Tempat/rumah penyimpanan semenDokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)
164
165
b.
c.
d.
166
d.
e.
f.
g.
h.
167
i.
8
100
100
15 (max)
168
c.
d.
3. TULANGAN
3.1 Bahan-Bahan dan Ukuran Tulangan
a. Semua tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran
yang sesuai dengan Indonesia Standard for Concrete N.I.2, PBI
1971 atau ASTM Design Nation A.15 dan harus disetujui oleh
Direksi.
b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat
pengetesan tulangan beton terhadap adukan yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan Direksi.
3.2. Pembuatan dan Pembersihan
a. Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari kotorankotoran, karat, minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau
mengurangi mutu. Bilamana terdapat penundaan di dalam
pengecoran beton, tulangan harus diperiksa kembali dan
dibersihkan bilamana perlu.
b. Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar
konstruksi yang harus diselesaikan oleh Kontraktor.
c. Tulangan janganlah diluruskan atau dilekukkan kembali dengan
cara yang akan merusak bahan. Batangan dengan putaran/tekukan
atau lekukan-lekukan yang tidak ditunjukkan pada gambar,
janganlah digunakan. Semua batangan harus dilekukkan dalam
keadaan dingin. Pemanasan hanya diperbolehkan bila seluruh
operasi disetujui oleh Direksi.
3.3. Pemasangan
a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap
penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klipklip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan
kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di
dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar
harus digunakan sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada
batangan atau ikatan. Bilamana pengganjal tersebut akan
digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat
dari logam yang tidak berkarat.
b. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm.
Tulangan di dalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok
harus ditopang dengan logam.
169
c.
3.4. S a m b u n g a n
Bila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari
yang ditunjuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh
Direksi. Panjang penyambungan di dalam dinding tulangan dan harus
min. 30 x diameter tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
3.5. Pengukuran dan Pembayaran
a. Harga satuan penawaran di dalam daftar kuantitas dan harga akan
meliputi harga yang tepat dimana tulangan digunakan,
pembongkaran, penyimpanan, penanganan dan pemasangan di
tempat-tempat pemakaian akhir di dalam konstruksi beton
bertulang dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
b. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk tulangan yang tertuang,
hilang atau tidak diperhitungkan sebagai akibat penanganan yang
tidak tepat, serta tulangan yang digunakan sebagai pengganti
tulangan beton yang rusak atau yang digunakan oleh kontraktor
dengan tujuan memungkinkan atau memudahkan pelaksanaan
konstruksinya.
c. Semua biaya penyediaan tulangan sedemikian rupa harus sudah
termasuk ke dalam harga satuan penawaran seperti di dalam
Daftar Kwantitas dan Harga untuk uraian yang tepat dimana
tulangan akan digunakan.
4. AIR
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, adukan dan grout harus
bebas dari lumpur yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, garam dan
hal-hal lain yang tidak baik. Air yang dapat digunakan di dalam semua beton,
adukan dan grout akan ditest oleh Direksi untuk menentukan kecocokannya
terhadap keperluan-keperluan.
5. BAHAN-BAHAN LAIN
5.1. Bahan Tambahan (Admixture/additif)
a. Kontraktor akan melengkapi dan memakai bahan tambahan
campuran beton (admixture) untuk memperbaiki mutu dan
mempermudah pekerjaan beton dan mortar.
Bahan tambahan lain untuk perbaikan pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan yang mungkin dipakai harus mendapat
persetujuan Direksi. Bahan tambahan harus disertai dengan
sertifikasi pabrik yang sesuai dengan spesifikasi pabrik.
170
Spesifikasi
ASTM C260-77
ASTM C 494-82, type A
ASTM C 494-82, type B & D
171
Kelas Kuat
Berat Jenis
Kering Udara
(gr/cm3)
>0.9
Kuat Lentur
Mutlak
(kg/cm2)
>1100
Kuat Tekan
Mutlak
(kg/cm2)
>650
II
0,90 0,60
1100 725
650 425
III
0,60 0,40
725 500
425 300
IV
0,40 0,30
500 360
300 215
< 0,3
< 360
< 215
172
tegangan ijin serta modulus elastisitas dan material kayu yang akan
digunakan tersebut.
Tabel Nilai-nilai
Elastisitasnya
No.
1
2
3
4
5
Tegangan
Ijin
Kayu
dan
Modulus
V
-
173
BAGIAN II
SPESIFIKASI KHUSUS
174
d.
e.
f.
g.
h.
175
176
d.
e.
3. Galian
a. Semua galian akan dilaksanakan sesuai dengan syarat bab ini dan
dengan profil dan elevasi yang ditunjukkan gambar-gambar atau
ditentukan oleh direksi.
b. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh
direksi untuk merubah kemiringan-kemiringan ataupun dimensidimensi galian dengan mengadakan revisi kemiringan ataupun dimensi
gambar dengan spesifikasi ini.
c. Jika galian tidak ditutup oleh konstruksi maka galian harus dibuat
dengan dimensi penuh yang diminta yang disempurnakan menurut
profil dan elevasi yang diberikan. Semua tindakan yang perlu harus
diambil untuk menjaga agar material dibawah dan diatas profil dalam
kondisi sebaik mungkin. Setiap galian yang dibuat untuk memudahkan
kontraktor dengan suatu alasan atau tujuan kecuali bila ditentukan lain,
harus ditimbun kembali bila diminta atas biaya sendiri.
d. Penyedia jasa harus menjaga dan mengontrol kecepatan dan
penambahan dan penurunan muka air terhadap galian sehingga tidak
membahayakan stabilitas lereng-lereng atau bangunan-bangunan,
pondasi-pondasi, konstruksi-konstruksi dan lainnya.
e. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menjaga
stabilitas jalan-jalan dan konstruksi berdekatan lainnya.
177
b.
c.
d.
6. Timbunan
a. Timbunan harus ditempatkan pada garis-garis dan profil-profil yang
ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh direksi sesuai dengan
spesifikasi.
b. Semua bahan timbunan dan timbunan kembali harus terdiri dari hasil
galian yang baik dan disetujui oleh direksi yang dihamparkan dalam
lapisan-lapisan dan dipadatkan sebagaimana ditentukan dalam syarat
teknik atau sesuai atas garis-garis elevasi yang ditunjukkan pada
gambar.
c. Bilamana timbunan lokal yang sesuai tidak cukup, maka kekurangan
didatangkan yang harus diusahakan oleh kontraktor dan dibawa
kelokasi.
7. Galian di Tempat Pengambilan Tanah
Penyedia jasa harus memperoleh tanah yang cocok untuk pemadatan
timbunan, jalan inspeksi dan pekerjaan lainnya.
Daerah tempat
pengambilan tanah, kedalaman dan kemiringan harus mendapat persetujuan
dari direksi. Bilamana menurut direksi bahan-bahan yang diperlukan tidak
cocok, maka kontraktor tidak boleh menggunakan tanah tersebut dan
mengganti dengan tanah yang lain.
8. Pemadatan
a. Timbunan tanah dan timbunan kembali yang direncanakan pada gambar
atau oleh direksi harus dipadatkan pada suatu garis lurus (jalur),
tersusun padat dan berlereng seperti yang ditunjukkan pada gambar
atau seperti yang ditetapkan oleh direksi.
178
b.
c.
d.
e.
f.
g.
179
d.
e.
f.
g.
yang ditentukan oleh Direksi dianggap tidak sah dan tidak dapat
dibebankan kepada Pimpinan Proyek.
Kecuali kalau Direksi memerintahkan lain, semua galian-lebih harus
ditimbun kembali dengan tanah, tanah dipadatkan, beton atau bahan
lain yang ditentukan oleh Direksi atas biaya Kontraktor. Namun
demikian apabila galian lebih terjadi akibat keadaan geologi yang tidak
menguntungkan dan bukan karena kelalaian Kontraktor maka
Kontraktor berhak atas suatu pembayaran untuk mengisi kembali
galian-lebih tersebut.
Pembayarannya berdasarkan harga satuan yang sesuai dengan bahan
yang digunakan dan harga satuannya sudah ada dalam Kontrak. Semua
galian untuk pondasi bangunan harus merupakan galian dalam keadaan
kering. Tidak ada biaya tambahan untuk galian dalam keadaan basah.
Kontraktor harus mengambil semua tindakan guna melindungi lereng
galian terhadap erosi atau degradasi selama pekerjaan berlangsung.
Biaya untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam harga satuan
pekerjaan yang berkaitan dengan penggalian.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar atau diperintahkan oleh Direksi
kemiringan lereng galian harus mengikuti Tabel berikut. Selain itu untuk
setiap tinggi 6 m harus dibuat berm lebar 2 m pada galian tanah.
Bahan
Batuan
Kemiringan
(V:H)
Keterangan
1 : 0.3
1 : 0.2
1 : 1.0
1 : 0.6
Tanah
1 : 1.5
Tanah residual
1 : 1.0
Aluvium
1 : 2.5
1 : 2.0
Batuan lapuk
180
Tbk
Tbm
With S = 46
(Kg/cm2)
Category of
(Kg/cm2)
Non
Structural
B1
Structural
K-125
125
200
Structural
K-175
175
250
Structural
K-225
225
300
Structural
Supervision
Agregate
Structure
Visual
Inspection
Stric
Inspection
Detailed
Examination
by Dation
Detailed
Examination
by Dation
Detailed
Examination
by Dation
Control
Crushing
No Test
No Test
No Test
Test To
be Carried
Out
Test To
be Carried
Out
181
(T ' b T ' bm ) 2
N 1
Dimana:
N
=
T'b =
T'bm =
S
=
3.2. Kriteria
Secara umum USBR dapat diterima dengan ketentuan bahwa strength
80% dari hasil test specemen harus lebih besar dari design strength.
Design strength klasifikasi seperti:
Class I = 160 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari;
Class II = 200 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 21 hari;
Class III = 225 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari.
4. CAMPURAN BETON
a. Beton terdiri dari semen portland, pasir, agregat kasar, air seperti yang
telah tercantum pada spesifikasi, semua dicampur secara baik dan
membawa konsistensi yang layak.
b. Untuk beton mutu grade "B" campuran biasanya untuk "Non-Structural
Work" digunakan dengan kondisi bahwa proporsi semen portland, pasir,
dan agregat tidak kurang dari 1:8. Jumlah semen untuk tiap-tiap m3
beton harus sedikitnya 225 kg.
c. Untuk mutu beton B1 dan K-125, campuran normal semen portland,
pasir dan kerikil batu pecah akan berlaku proporsi 1:2:3 atau 1:1,5:2,5.
Jumlah semen untuk tiap m3 beton harus diantara 300 - 325 kg.
d. Untuk mutu K-175 dan mutu yang lebih tinggi harus digunakan "Design
Mix". Design Mix harus dari hasil pengujian campuran untuk
memperoleh ketentuan-ketentuan dan karakteristik kekuatan. Jumlah
semen untuk tiap m3 beton sekurang-kurangnya 325 kg.
e. Ukuran maksimum agregat dalam beton untuk beberapa bagian
pekerjaan adalah yang paling besar dari ukuran yang telah ditentukan
182
f.
g.
h.
i.
183
184
b.
c.
d.
8. TEMPERATUR
Temperatur beton ketika dipasang tidak lebih dari 32OC dan tidak kurang
dari 4.5OC. Ketika tempereatur beton waktu bekerja mungkin 27O C dan
32OC, beton akan dicampurkan dijob site dan dituangkan ke dalam pekerjaan dengan segera setelah pengadukan selesai. Jika dipasang pada keadaan
cuaca dengan temperatur beton lebih dari 32OC, seperti yang didapatkan
oleh direksi maka campuran pada malam perlu dilakukan untuk
mempertahankan temperatur beton terpasang di bawah 32OC.
9. TULANGAN/PEMBESIAN
9.1 Bahan-Bahan dan Ukuran Tulangan
a. Semen tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran
yang sesuai dengan Indonesia Standard for Concrete N.I.2, PBI
1971 atau ASTM Design Nation A.15 dan harus disetujui oleh
Direksi.
b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat
pengetesan tulangan beton terhadap adukan yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan Direksi.
9.2. Pembuatan dan Pembersihan
a. Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari kotorankotoran, karat, minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau
mengurangi mutu. Bilamana terdapat penundaan di dalam
pengecoran beton, tulangan harus diperiksa kembali dan
dibersihkan bilamana perlu.
b. Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar
konstruksi yang harus diselesaikan oleh Kontraktor.
c. Tulangan janganlah diluruskan atau dilekukkan kembali dengan
cara yang akan merusak bahan. Batangan dengan putaran/tekukan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)
185
186
a.
b.
c.
d.
187
d.
e.
13. PENEMPATAN
a. Metode dan perlengkapan yang digunakan untuk mengangkut beton
harus sedemikian sehingga beton yang mempunyai komposisi dan
konsistensi yang dibutuhkan akan terjamin tanpa pemisahan atau
kehilangan slump yang merugikan.
b. Beton boleh dicor apabila Direksi atau wakilnya yang dikuasakan, sudah
hadir permukaan konstruksi sambungan atas dimana beton baru akan
dicor harus ditutupi lapisan grout semen yang rapi atau ditutup dengan
lapisan mortar kira-kira 2 cm tebalnya. Mortar harus mempunyai
proporsi semen dan pasir yang sama dengan campuran beton yang telah
diatur kecuali diarahkan dengan lain. Rasio air semen dari mortar tidak
melebihi dari rasio beton yang akan dipasang di atasnya, dan konsistensi
dari mortar harus sama dengan pengecoran dan pekerjaan dengan caracara yang ditetapkan. Mortar harus menyebar secara seragam dan harus
dikerjakan dengan teliti. Beton harus ditempatkan segera pada mortar
yang baru, didalam menempatkan beton pada sambungan-sambungan
konstruksi yang dibentuk, tindakan-tindakan pencegahan khusus harus
diambil untuk menjamin bahwa beton baru dimasukkan ke dalam kotak
yang erat dengan permukaan sambungan, dengan secara hati-hati
dengan alat yang cocok.
c. Pengaturan kembali beton tidak akan diizinkan. Suatu beton yang telah
kaku, demikian pula penempatan yang tepat tidak dapat dijamin akan
sia-sia dan tidak ada pembayaran kepada Kontraktor. Beton harus
ditempatkan dalam semua hal, sedapat mungkin dapat dilaksanakan
secara langsung di dalam posisi akhir dan tidak akan mengalir dengan
suatu cara sehingga menyebabkan pemisahan. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar di dalam beton yang disebabkan karena
membiarkan beton jatuh bebas dari ketinggian yang terlalu tinggi, atau
pada sudut partikel yang terlalu besar atau yang akan merusak cetakan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)
188
d.
e.
f.
g.
h.
i.
189
j.
190
Kekuatan
minimum yang
diharuskan
Usia dengan
kondisi
perbaikan
yang baik
kg/cm2
psi
35
500
24 jam
53
750
36 jam
191
b.
c.
192
b.
c.
d.
e.
193
194
195
untuk perawatan harus memenuhi syarat untuk air yang dipakai dalam
adonan beton.
7. Perbaikan Pasangan Batu
Setelah pekerjaan pasangan batu selesai dikerjakan, maka jika pasangan
batu keluar dari jalur atau tidak mendatar, atau tidak sesuai dengan garis
dan arah yang ditunjukkan dalam gambar, maka harus dibongkar dan diganti
atas biaya penyedia jasa, atau petugas teknik memberi jaminan secara
tertulis untuk menambal atau memperbaiki bagian yan rusak.
8. Rip rap/batu kosong
a. Pekerjaan timbunan batu kosong/rip rap dilaksanakan pada bangunan
sebagai landasan pondasi.
b. Batu kosong yang dipakai adalah jenis batu kali yang bermutu baik dan
tidak mudah pecah atau retak oleh goresan air.
9. Ukuran dan Pembayaran
a. Ukuran untuk pembayaran pasangan batu harus dibuat hanya sampai
batas yang terlihat pada gambar atau ditentukan direksi secara tertulis.
Volume rongga, pipa dan lekukan harus dikurangkan terhadap ukuran
pasangan.
b. Harga satuan harus meliputi harga air, pasir, semen, kapur, angkutan,
persiapan untuk pemasangan, perawatan, perlindungan, penyelesaian dan
perbaikan, prosedur kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan pasangan batu sesuai dengan persyaratan teknik
ini.
c. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Rip-rap/Batu Kosong
dilakukan menurut harga satuan meter kubik (m3), pekerjaan yang
dilaksanakan menurut kebutuhan dalam pekerjaan konstruksi seperti
yang tercantum dalam Daftar kuantitas dan Harga atau sesuai yang
ditentukan oleh Direksi.
196
197
5. Kontrol ketebalan
Direksi harus mengontrol keseragaman ketebalan dengan lubang uji jika
diperlukan. Ketebalan perkerasan jalan inspeksi harus sesuai dengan analisa
agar tercapai mutu.
B. PEKERJAAN KUPASAN (STRIPPING)
a.
Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas
(stripping) adalah pengupasan tanah lapis atas yang banyak
mengandung bahan organik: rumput, akar-akaran maupun bahan nonorganik. Material hasil kupasan tersebut dibuang ke lokasi yang sudah
ditentukan atau pada lokasi yang telah disetujui oleh Direksi.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau
sesuai dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi.
Kontraktor, sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi tentang batas wilayah yang tanah
lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil
kupasan.
b.
C. DRAIN HOLE
a. Drain hole terbuat dari bahan pipa PVC berdiameter 2, dengan panjang
50 cm dan terdiri dari bahan ijuk, kerikil.
b. Drain hole dipasang pada pekerjaan pasangan batu, sesuai posisi yang
direncanakan.
c. Ujung pipa PVC bagian luar dipotong lancip sesuai kemiringan yang
diperlukan, sedangkan bagian dalam dipotong tegak lurus diberi ijuk
secukupnya dan diikat dengan kawat
d. Sewaktu pemasangan, bagian drain hole sebelah dalam (bagian yang
diberi ijuk) harus diberi kerikil secukupnya dan dipasang miring sesuai
kebutuhan agar drain hole dapat bekerja sesuai fungsinya.
e. Pengukuran dan pembayaran
Tidak diadakan pengukuran untuk pekerjaan ini. Pembayaran dilakukan
setelah pekerjaan dipasang dengan baik oleh Kontraktor yang dinyatakan
diterima oleh Direksi. Pekerjaan dibayarkan dalam harga satuan buah
(bh) sesuai daftar kuantitas dan harga.
D. GEBALAN RUMPUT
a. Gebalan rumput yang dipakai harus bersih, bebas dari tanaman lain yang
tidak diinginkan.
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)
198
199
F. PEKERJAAN FINISHING
1. Pembongkaran dan Pembersihan tempat Kerja
Setelah penyelesaian pekerjaan konstruksi dan sebelum disetujui Direksi,
kontraktor harus membongkar bangunan bangunan, sampah barangbarang yang tidak berguna, tangki-tangki penyimpanan, jaringan listrik
sementara dan bangunan yang ada, kecuali fasilitas-fasilitas yang tercantum
dalam speksifikasi umum, menimbun lubang-lubang dan merapikan tempattempat yang berongga yang diperlukan selama pelaksanaan dan
meninggalkan wilayah kegiatan seperti keadaan semula sebagaimana
ditentukan oleh Direksi.
Dalam hal kontraktor menolak atau gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diberitahukan oleh Direksi,
Bangunan-bangunan dan tambahan-tambahan lainnya menjadi milik pemilik
dan selanjutnya apabila ada kegagalan/kelalaian kontraktor untuk
melaksanakannya, maka tersebut diambil alih oleh pemberi pekerjaan atas
biaya kontraktor.
Biaya pembokaran dan pembersihan tempat kerja dan fasilitas/bangunan
lainnya harus sudah larut dalam harga penawaran untuk bermacam-macam
item dalam daftar kualitas dan harga.
2. Yang Harus Diserahkan Pada Proyek
Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal yang telah
lebih awal dikehendaki oleh Direksi, kontraktor harus mengosongkan dan
menyerahkan kepada Direksi seperti yang telah ditentukan dalam pasal ini.
Semua unit perumahan, kantor dan fasilitas yang lain harus dibersihkan dan
dalam keadaaan yang baik, (kecuali untuk membongkar) apabila diserahkan
kepada pemberi kerja.
Pendahuluan
1.1. Volume pekerjaan adalah volume yang dihitung dari gambar dan diperlukan
untuk dapat memberikan ketentuan yang sama dalam mengajukan
penawaran yang selanjutnya akan dipakai dasar dan evaluasi terhadap
semua penawaran. Apabila kontrak sudah ditandatangani, yang mengikat
adalah harga satuan untuk tiap-tiap pekerjaan, sedangkan volume
pekerjaan didapat dari perhitungan kembali berdasarkan kenyataan di
lapangan.
1.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak adalah syarat-syarat
kontrak, spesifikasi dan gambar-gambar serta dokumen-dokumen lainnya,
karena ketentuan-ketentuan tersebut harus dipenuh dalm pelaksanaan
pekerjaan.
1.3. Volume pekerjaan yang dipakai dalam dasar menentukan pembayaran
adalah sesuai dengan metode pengukuran yang akan diuraikan selanjutnya.
1.4. Harga satuan yang harus dimasukkan dalam volume pekerjaan sudah
termasuk harga dan pengeluaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
(Dengan Pascakualifikasi)
200
201
202
203
204