Professional Documents
Culture Documents
Pembagian Sistem
Saraf
1. Sistem Saraf Pusat
sensory
neurone
relay
neurone
motor
neurone
Neuroglia
menunjang
antarneuron&
membantu
mempertahankan metabolisme
90% SSP bukanlah Neuron, tetapi sel glia
atau Neuroglia.
Walaupun jumlahnya besar, sel glia menempati
hanya sekitar separuh dari volume otak, karena selsel ini tidak memiliki cabang-cabang ekstensif
seperti neuron
Sel-sel glia berfungsi sebagai jaringan ikat SSP
Terdapat 4 jenis sel glia di SSP :
Astrosit
Oligodendrosit
Sel ependimal
Mikroglia
Fungsi
Astrosit
Menunjang Neuron-Neuron
Menginduksi pembentukan sawar darah otak
Membentuk jaringan parut saraf
Menyerap dan menguraikan neurotrasmiter yang
dikeluarkan menjadi bahan-bahan dasar untuk sintesis
lebih banyak neurotransmiter oleh neuron
Memiliki reseptor untuk neurotrasmiter, yang mungkin
penting dalam sistem penyampaian sinyal kimiawi
Oligodendrosit
Sel ependimal
Mikroglia
a.
ethmoidalis
a.
maxillaris
interna
a.
a.
a.
a.
supratrochlearis
supraorbitalis
temporalis superficialis
occipitalis
a. meningea
accesoria
a.
pharyngica
ascendens
a. meningea
anterior
a.
meningea
media
a.
meningea
posterior
SCALP
Arachnoid avascular
Piamater arteri otak bersama substansia
otak
OTAK
Bagian luar berwarna kelabu (badan sel saraf) : substansi grissea
Bagian dalam otak berwarna putih(serabut saraf ) : substansi alba
Antara sel-sel saraf di otak terdapat jaringan ikat sel neuroglia
Berdasarkan letak
1. Prosencephalon
a. Telencephalon
b. Diencephalon
2. Mesencephalon
3. Rombencephalon
a. Cerebellum
b. Pons
c. Medulla oblongata
MESENCHEPHALON
2 bagian: pars
basilaris/ventralis
(basis pontis) dan
pars
dorsalis/tegmentalis
(tegmentum pontis)
Vaskularisasi : 3
kelompok pembuluh
darah yang berasal dari
a.basilaris (paramedian,
sirkumferential pendek
dan sirkumferential
panjang)
CEREBELLUM
Bagian terbesar kedua setelah cerebrum, terletak di
metencephalon
Berat : 140-150 gram
Terbagi: corpus cerebelli dan lobus floculonodularis
Terdiri dari 2 hemispherium
Potongan melintang : cortex cerebelli (stratum
moleculare, stratum gangliosum, stratum
granulosum) dan medulla cerebelli
Cerebellum dgn sekitar dihub.kan olh 3 psg
kumpulan serabut saraf:
Pedunculus cerebellaris superior
Pedunculus cerebellaris media
Pedunculus cerebellaris inferior
DIENCEPHALON
Daerah jaringan
otak yang
terletak antara
tegmentum
mesencephali
dan dorsal
thalamus
TELENCEPHALON
Bagian terbesar dan tertinggi dari otak (80% massa
otak)
Mempunyai hemispherium kanan dan kiri,
dipisahkan secara tak lengkap oleh fissura
longitudinalis cerebri, dihubungkan oleh corpus
callosum
Hemispherium terdiri dari 2 lapisan : cortex cerebri,
medulla cerebri
Berat dan ukuran otak serta susunan lipatan otak
tidak mempunyai korelasi dengan kecerdasan
Hemispherium di bagi menjadi 4 lobus :
Lobus frontalis (fossa cranii anterior)
Lobus temporalis (fossa cranii media)
Lobus parietalis (bagian superior)
Lobus
frontalis
Lobus
frontalis
Lobus
Parietalis
Lobus
occipitalis
Bagian yang
paling besar
Membentuk
bagian anterior
dari tiap
hemisphere
dan menonjol
ke depan
sebagai polus
frontalis yang
mengisi fossa
cranii anterior
Lekukan yang
dalam dan jelas
sulcus/fissura
centralis
Rolandimemis
ahlan dengan
lobus parietalis
Dipisahkan
dengan lobus
parietalis dan
lobus frontalis
melalui fissura
cerebri lateralis
Sylvii
Terdapat
lipatan2
melintang di
bagian tengah
permukaan
atas gyrus
temporalis
superior gyri
temporalis
transversus
Heschl (cortex
pendengaran)
Di belakang
Sulcus centralis
Rolandi sampai
garis imajiner
yang di tarik
antara fissura
parieto
occipitalis
dengan
preoccipital
notch
Batas
belakang:garis
kedua yang
ditarik antara
pertengahan
garis imajiner
pertama
dengan ujung
dorsal ramus
Batas vebtral :
garis imajiner
antara fissura
parieto
occipitalis dan
preoccipital
notch dan
meluas ke arah
dorsal
membentuk
polus occipitalis
Daerah
penting :
Fissura
calcarina. Tepi
bawahnya
cortex
penglihatan
HISTOLOGI SUSUNAN
SARAF PUSAT
Struktur
Sel saraf / neuron
Badan sel : nukleus, sitoplasma,
organel
Prosesus / juluran : akson, dendrit
Sel glia
Struktur
Badan sel : piramid, lonjong, bulat
Akson, akson hilock & segmen awal
disebut zona pemicu.
Dendrit, cabang langsung dr badan
sel neuron, organelnya perikarion
FISIOLOGI SSP
PELINDUNG SSP
Pelindung SSP:
3 lapisan menings:
Neurogli
a
Neuron
Cairan
Intersitium Otak
Transportasi ke
dalam otak dari
arah sangat
dibatasi o/ BBB
Pertukara
n bebas
Darah
Arteri
Darah
Vena
Sinu
s
dur
a
PLASMA DARAH
Cairan
Serebrospina
lis (CSS)
Transport selektif
dari darah ke CSS
melewati plexus
koroideus
Korteks
Serebrum
Lobur parietalis
sensorik (sentuhan, tekanan, panas, dingin, nyeri (sensasi
somestetik) & proprioseptif
korteks somatosensorik tempat u/ pengolahan awal
(dibelakang sulkus sentralis)
masukan sensorik diterima terbalik !
talamus bisa merasakan sentuhan, tekanan, suhu
sederhana, namun tidak bisa menentukan lokasi &
intensitas
KONTROL MOTORIK
Korteks motorik primer pencetus sinyal eferen
ke organ efektor, namun banyak organ lain yg
terlibat dalam proses motorik:
Daerah otak yg lebih rendah & spinal cord kontrol
aktivitas otok involunter c/ postur
Daerah otak yg lebih tinggi yg mengontrol gerakan
terkoordinasi
Daerah motorik
suplementer
Medial hemisfer, anterior korteks Lateral hemisfer, anterior korteks motorik primer
motorik primer
Berhub dg korteks parietalis posterior u/
u/ program gerakan kompleks
orientasi tubuh ke sasaran
Lesi (-) paralisis
Dominan kanan
Hemisfer kiri :
tempat daerah bahasa
biasanya bag. Ini kontrol motoriknya > halus
Namun dalam sisi aktivitas mental, setiap hemisfer
ada keunggulan masing
Hemisfer Kiri
Hemisfer Kanan
KEMAMPUAN BERBAHASA
Daerah Bahasa hanya di hemisfer kiri
DAERAH ASOSIASI
Daerah motorik, sensorik, bahasa
dari korteks serebrum, sisanya: daerah
asosiasi
Daerah asosiasi fungsi tinggi / luhur
Pada EEG biasanya silent areas
Kortex asosiasi
prafrontalis
Kortex asosiasi
limbik
DAERAH SUBKORTEKS
Nukleus basal
Hipotalamus
Talamus
+
+
Talamus
Kortex
serebrum
Nukleus
Basal
Neuron di
Batang
Otak
+
Neuron
Motorik di
Korda
Spinalis
+
Otot rangka
Gerakan
SISTEM LIMBIK
Secara garis besar mencakup: nukleus basal,
korteks serebrum, talamus, hipotalamus
Sistem limbik: berperan dalam emosi, pola
perilaku sosioseksual & kelangsungan hidup,
motivasi, belajar
Adanya pusat penghargaan & hukuman
Mekanisme rasa motivasi:
Sebagian motivasi / perilaku berkaitan dg
homeostasis, cth: haus ok defisit air motivasi u/
minum
Namun jenis minuman yg dipilih (-) berkait dg
homeostasis bergantung pengalaman, belajar,
kebiasaan
Namun u/ motivasi lain (cth: karir, menang lomba)
SISTEM LIMBIK
Peran bagian dalam sistem limbik:
Hipotalamus persiapan lingkungan internal
sesuai dg keadaan emosi c/ HR, TD, pernafasan
saat marah
Korteks serebri u/ ekspresi emosi/perasaan,
dibutuhkan koordinasi otot c/ utk menyerang,
senyum
Urutan gerakan yg diatur korteks, tampaknya dapat
diprogram dan dipanggil sewaktu-waktu o/
sistem limbik volunter & involunter
SEREBELUM
Belakang-atas batang otak, dibawah
oksipital
3 bagian:
Vestibuloserebelum:
Spinoserebelum
Serebroserebelum:
Korteks
motorik
Spino
serebelum
Informasi
perintah
motorik
Membuat
penyesuaian
sesuai keperluan
Informasi
kinerja
sebenarnya
Geraka
n
Perintah
motorik ke
otot
Kontraksi
otot
rangka
SEREBELUM
Manifestasi Gangguan2 pada serebelum:
Gangguan keseimbangan, nistagmus
Penurunan tonus otot tanpa paralisis
Ketidakmampuan melakukan gerakan cepat dengan
mulus
Tremor intensional
Gerakan maju mundur sewaktu mendekati tujuan yg
dikehendaki berbeda dg tremor istirahat pada gg
Serebelum nukleus basal
Nukleus basal
Memantau & menyesuaikan aktivitas motorik dari kortex motorik; bersifat bawah
sadar
Memperhalus gerakan cepat
Meningkatkan tonus otot
Keseimbangan
BATANG OTAK
Medula, pons, midbrain
Fungsi batang otak:
Sebagian besar 12 pasang saraf kranialis berasal dari
batang otak
Tempat pusat sirkulasi, respirasi, pencernaan
Berperan dalam modulasi nyeri, & reflex otot yg berhub
dg keseimbangan & postur
Di batang otak ~ talamus jar. Neuron (formasio
retikularis) mengintegrasikan semua masukan / info
asenden menyebarkan ke serebrum dalam bentuk
sinyal. (Reticular Activating System / RAS)
Bertanggung jawab dalam proses tidur
KORDA SPINALIS
Korda spinalis:
Silinder jar. Saraf yg panjang & ramping (45cm, 2cm)
keluar dari lubang di dasar tengkorak berjalan didalam
kanalis vertebralis
Kolumna vertebra 25cm > panjang dari korda spinalis
serat saraf tidak sesuai dg lubang vertebra tempat ia
keluar
Berakhir pada L1 / L2 dibawahnya membentuk kauda
ekuina tempat u/ pungsi lumbal
KOMPONEN OTAK
Korteks Cerebral
Nuclei basalis
FUNGSI UTAMA
Presepsi sensori, kontrol pergerakan secara volunter, ttg
personalitas, sophisticated mental events (bpikir, mengingat,
membuat keputusan, kreativitas, & pengendalian diri (selfconsciousness)
Hambat tonus otot, koordinasi pgerakan sementara yg lambat,
supresi pola pgerakan yg tidak bguna
Thalamus
Hipothalamus
Cerebellum
Divisi
Sensorik
SST
Divisi Motorik
DIVISI AFFERENT
Menghantarkan impuls dari reseptor ke SSP
Menginformasikan kepada SSP tentang
keadaan di dalam dan di luar tubuh
Serabut saraf sensorik bisa bersifat
somatik (dari kulit, otot skelet, atau sendi)
maupun viseral (organ-organ dalam tubuh)
DIVISI EFFERENT
Menghantarkan impuls dari SSP ke organ
efektor (otot, kelenjar)
Serabut saraf motorik
Sistem Saraf
Somatik
Sistem Saraf Simpatis
Sistem Saraf
Otonom
Sistem Saraf
Parasimpatis
SOMATIK
Volunter
Otot skelet
1 neuron efferent
Axon terminal
melepaskan
acetylcholine
Selalu tereksitasi
Dikontrol oleh
cerebrum
OTONOM
Involunter
Otot polos, otot jantung,
kelenjar
Multipel neuron efferent
Axon terminal
melepaskan acetylcholine
atau norepinephrine
Dapat dieksitasi maupun
diinhibisi
Dikontrol oleh pusat
homeostatik di otak
(pons, hypothalamus,
medulla oblongata)
PARASIMPATIS
Rest and digest
Divisi D :
Digestion, defecation, and
diuresis
UPPER MOTOR
NEURON/SUPRANUCLEAR
PARALYSIS
LOWER MOTOR
NEURON/INFRANUCLEAR
PARALYSIS
Korteks serebral
Diagonal ke
Subcortical white matter (radiata
korona)
Kapsula internal
Cerebral peduncle
Traktus kortkilospinal
KELUMPUHAN UMN
Kelumpuhan UMN
Kelumpuhan UMN dibagi dalam :
1. Hemiplegia akibat hemilesi di korteks
motorik primer
2. Hemiplegia akibat hemilesi di kapsula
interna
3. Hemiplegia alternans akibat hemilesi di
batang otak :
Sindrom hemiplegia alternans di mensefalon
Sindrom hemiplegia alternans di pons
Sindrom hemiplegia alternans di medula
oblongata
1.
3. HEMIPLEGIA ALTERNANS
Kerusakan unilateral pada jaras
kortikobulbar/kortikospinal di tingkat
batang otak sindrom hemiplegia
alternans
1.Sindrom hemiplegia alternans di
mensefalon
hemilesi di batang otak menduduki
pendukulus serebri di tingkat mensefalon
3. HEMIPLEGIA ALTERNANS
3. HEMIPLEGIA ALTERNANS
Sindrom hemiplegia alternans di pons
3. HEMIPLEGIA ALTERNANS
Intrakranial
parasagital
Lesi yg tpisah dr
korteks serebral
atau projeksinya
Kapsula interna
Batang otak
Sumsum tulang
belakang unilateral
Di atas pons
Dibawah pons
Wajah
Korteks atau
subcortical white
matter
Serebral bilateral
TIPE PARALISIS
Atrofi
Gerakan involunter
Tonus
Postur
Kekuatan otot
Koordinasi
refleks
Pemeriksaan
kelemahan leher
dan batang tubuh
Kontraksi refleks
kerusakan LMN penurunan tonus/hipotonia otot menjadi flaksid
Kerusakan UMN hipertonia/spastisitas
6. Koordinasi
Kurang koordinasi --- ataksia
Tes koordinasi anggota gerak : memberi informasi ttg letak
lesi, umumnya lesi trdapat pada hemisfer serebelar sisi yg
sama (ipsilateral) dengan bagian tubuh yg kena
Tes koordinasi : tes tunjuk hidung-jari ( pd penyakit
serebelar salah tunjuk/past pointing) karena dismetri.
b. Refleks kutaneus
-
UMN
Atrofi
Fasikulasi
Mungkin ada
Tonus
Meningkat (spastisitas)
Postur
Penyimpangan gerakan
tangan yg diluruskan (mata
tertutup)
Kekuatan
Refleks tendon
Menurun/tidak ada
Meningkat
Klonus
Mungkin ada
Respon plantar
Ke atas(babinski positif)
Respon abdomen
superfisial
Ada
Mungkin ada
Pola berjalan
Spastik, langkah
menggunting, sirkumduksi
Hipertonia (tonus
meninggi)
2.
Hiperefleksia
3.
Klonus
Diiringi hiperefleksia
Gerak otot reflektorik yang bangkit secara
berulang-ulang selama perangsangan masih
berlangsung.
4.
5.
6.
Refleks automatisme
spinal
aphraxia
a state in which an attentive patient
loses the ability to execute
previously learned activities in the
absence of weakness, ataxia,
sensory loss, or extrapyramidal
derangement that would be
adequate to explain the deficit
Apraxia has been divided into three
types: ideational, ideomotor, and
kinetic
aphraxia
1. Ideational apraxia
kegagalan untuk melakukan aktivitas, baik secara spontan
atau sesuai perintah
difficulty in "what to do,
2. ideomotor apraxia
pasien mengetahui dan ingat apa yg akan dilakukan, tapi
karena gangguan pada koneksi saraf, pasien tidak bisa
melakukannya
ideomotor apraxia is a block in "how to do" as a result of an
inability to transmit the gesture to executive motor centers
3. limb-kinetic apraxia (also called kinetic limb apraxia)
- is an ill-defined clumsiness and maladroitness that is the
result of an inability to connect or isolate individual
movements of the hand and arm
Aphasia
Definisi
Kesulitan dalam memahami
dan/atau memproduksi bahasa yang
disebabkan oleh gangguan (kelainan,
penyakit) yang melibatkan hemisfer
otak
Patofsiologi afasia
Kata yang
didengar
Korteks auditorik
primer
Korteks auditorik
sekunder (area
wernicke)
Klasifkasi afaksia
Pada klasifikasi yang berdasarkan
manifestasi klinik ada yang membagi atas
dasar lancarnya berbicara. Pada klasifikasi
ini di dapatkan afasia yang berbentuk :
Lancar : - afasia reseptif (wernicke)
- afasia konduksi
- afasia amnestik (anomik)
- afasia transkortikal
Tidak lancar : - afasia ekspresif
- afasia global
Klasifikasi afaksia
Gambaran klinik
afasia tidak lancar
Gambaran klinik
afasia lancar
Keluaran bicara yang
lancar
Panjang kalimat normal
Artikulasi baik
Prosodi baik
Anomi
Terdapat parafasia
fonemik dan semantik
Komprehensi auditif dan
membaca buruk
Repetisi terganggu
Menulis lancar tetapi
isinya kosong
Klasifikasi afaksia
Afasia global
Klasifikasi afaksia
Afasia broka
Ciri klinik afasia broca :
Bicara tidak lancar
Tampak sulit memulai bicara
Kalimatnya pendek ( 5 kata
atau kurang perkalimat)
Repetisi buruk
Kesalahan parafasia
Pemahaman lumayan (namun
mengalami kesulitan
memahami kalimat yang
kompleks)
Gramatika bahasa kurang,
tidak kompleks
Irama kalimat dan irama bicara
terganggu
Afasia
wernicke
Klasifikasi afaksia
Afasia konduksi
Gangguan bahasa
yang lancar yang
ditandai olegh
gangguan yang berat
pada repetisi,
kesulitan dalam
membaca kuat-kuat
(namun pemahaman
dalam membaca
baik), gangguan
dalam menulis,
parafasia yang jelas,
namun umumnya
pemahaman bahasa
Afasia anomik
Keluaran lancar
Komprehensi baik
Repetisi baik
Gangguan (defisit)
dalam menemukan
kata
Klasifikasi afaksia
kelancar
an
Pemahama
n
(komprehe
nsi)
baik
Mengula
ng
(repetisi
) baik
buruk
lanc
ar
baik
buruk
buruk
Afasia
baik
baik
Tak lancar
buruk
Algoritma
klasifkasi
afasia
kortikal
buruk
bai
k
buru
k
Jenis
afasia
anomik
konduks
i
Transkortikal
sensorik
wernicke
Transkortikal
motorik
broca
Transkortikal
campuran
Global
Cerebrovascular Disease
CEREBROVASCULAR DISEASE
(Stroke)
Defnisi
Keadaan yg timbul karena terjadi
gangguan peredaran darah di otak
yang menyebabkan terjadinya
kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau
kematian.
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke.
Dari jumlah tersebut:
1/3 --> bisa pulih kembali,
1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai
sedang,
1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat
yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup
normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat,
sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat
kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.
ETIOLOGI
Hipertensif
Malformasi arteri-vena
Angiopati amiloid
3. Perdarahan subaraknoid (5%)
4. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau
perdarahan)
a.Trombosis sinus dura
b.Diseksi arteri karotis atau vertebralis
c.Vaskulitis sistem saraf pusat
d.Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial
yang progresif)
e.Migren
f. Kondisi hiperkoagulasi
g.Penyalahgunaan obat (kokain atau amfetamin)
h.Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia, atau
leukemia)
i. Miksoma atrium
Klasifikasi
KLASIFIKASI
1. Stroke iskemik (infark atau kematian jaringan)
a.
b.
2. Stroke hemoragik
a.
b.
STROKE ISKEMIK
DEFINISI
Trancient Ischemic Attack (TIA)
Hilangnya fungsi sistem SSP fokal
secara cepat yang berlangsung
kurang dari 24 jam
akibat : mekanisme vaskular emboli,
trombosis, atau hemodinamik
TIA (10-15%) menyebabkan stroke
iskemik dalam 3 bulan,namun
kebanyakan dapat terjadi dalam 48
jam.
Oleh karena itu baik TIA maupun
stroke iskemik memerlukan
ETIOLOGI
Penyakit degeneratif arterial (tersering)
Aterosklerosis pd pembuluh darah besar
(dengan tromboemboli)
Penyakit pembuluh darah kecil (lipohialinosis)
FAKTOR RESIKO
PATOFISIOLOGI
Infark pada otak
Trombus atau emboli
Hipoksia
Iskemia otak
Nekrosis neuron
Cardiac emboli
Stroke
Plak terlepas
Iskemia
Stroke
Stroke
Internal capsule
Basal ganglia
Corona radiata
Thalamus
Batang otak
Infark lakunar
Penyakit intrinsik (lipohialinosis) menyebabkan
sindrom yang karakteriktik
Ex : stroke sensorik murni/hemiparesis ataksik
Infark lakunar multiple menyebabkan gangguan
berjalan dan gangguan kognitif
PENATALAKSANAAN
Stroke iskemik:
aspirin 300mg/hari
Kombinasi dengan dipiridamol lebih efektif
Dipiridamol diberikan sedini mungkin
Dosis : 25mg 2x sehari ditingkatkan
bertahap 200 mg 2x sehari
Monoterapi : klopidogrel 75 mg /hari jika
ps. Tdk tahan aspirin
Heparin tdk direkomendasikan
Heparin IV diberikan pada keadaan khusus :
ps. Yang mengalami perburukan gejala akibat
trombosis vertebrobasilar
PENCEGAHAN
A.Pencegahan Primer
1.Menjalankan gaya hidup sehat bebas strok :
B. Pencegahan Sekunder
1. Modifikasi gaya hidup berisiko strok dan faktor
risiko misalnya :
1. Hipertensi: diet, obat antihipertensi yang
sesuai
2. DM : diet, obat hipoglikemik oral/insulin
3. Penyakit jantung aritmia nonvalvular
(antikoagulan oral)
4. Dislipidemia : diet rendah lemak dan obat
antidislipidemia.
5. Berhenti merokok
6. Hindari alkohol, kegemukan dan kurang gerak
7. Hiperurisemia : diet, antihiperurisemia
8. Polisitemia
STROKE HEMORAGIK
PERDARAHAN
INTRASEREBRAL (PIS)
DEFINISI
perdarahan primer dr pembuluh
darah dlm parenkim otak, bukan
oleh trauma
ETIOLOGI
Sekitar 70-90 % kasus PIS disebabkan
oleh hipertensi.
Perdarahan akibat pecahnya arteri
perforata subkortikal yaitu : a.
lentikulostriata dan a. perforata
thalamika (ciri anatomis khas untuk PIS
akibat hipertensi)
PATOFISIOLOGI
Hipertensi
Iskemik fokal
Gejala prodormal
tidak jelas,kecuali
nyeri kepala karena
hipertensi.
Serangan pada
siang hari, saat
aktivitas atau
emosi/marah.
Sifat nyeri kepala
yang sangat hebat.
Diagnosis
CT scan
MRI
PERDARAHAN
SUBARACHNOID (PSA)
DEFINISI
Perdarahan ke dalam ruang
subarachnoid antara Pia mater ,
arakhnoid mater dari meninges.
ETIOLOGI
10% disebabkan karena tekanan darah
yang naik dan terjadi saat aktivitas
Penyebab yg paling sering:
1. Trauma
2. Spontan
2.1. Perdarahan intraserebralruang
subarakhnoid
2.2. Primer: - Aneurisma ( Berry )
- AVM
- dll.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PDL
Pemeriksaan Koagulasi
Ureum dan elektrolit
Glukosa serum
EKG 12 sadapan
CT scan Kepala
PL
DIAGNOSIS BANDING
Migraine
Infeksi sistemik
Meningitis / ensefalitis
Hipertensif ensefalopati
Arthritis serfikalis
Infark serebri
KOMPLIKASI
Perdarahan ulang
Vasospasme
Hidrosefalus akut
Ruptur berulang
Hiponatremia (cerebral salt-wasting
syndrome)
Kejang (seizure)
Perluasan perdarahan ke
intraparenkim
PENATALAKSANAAN
Kesadaran menurun perawatan koma
Perawatan umum
Bedrest total (lk. 3 minggu)
Pengobatan simtomatik utk. Sakit kepala /
gelisah
Edema serebri: mannitol
Untuk mencegah vasospasme : calsium
entry blocker nimodipine
Tindakan operatif: untuk mencegah rebleeding, setelah prosedur diagnostik
(arteriografi)
REHABILITASI FISIK
Bed exercise
Positioning
Range of movement
Breathing
Bridging
Latihan duduk
Latihan berdiri
Latihan mobilisasi
Latihan adl (activity daily living)
Bed Exercise
Latihan Positioning (Penempatan) yang
meliputi :
Berbaring telentang
Latihan pindah
dari kursi roda ke mobil
Latihan berpakaian
Latihan mengucapkan
huruf A,I,U,E,O
Latihan membaca