You are on page 1of 3

BAB II

ANALISIS KASUS
Pada kasus ini diagnosis diare dengan dehidrasi sedang ditegakkan berdasarkan:
A. Anamnesis
BAB cair lebih dari 3 kali sehari. BAB dengan cairan lebih banyak dari ampasnya
tanpa disertai dengan lendir dan darah. Jumlah setiap kali BAB sekitar gelas belimbing.
BAB berwarna kuning dan berbau. Pasien juga muntah sebanyak 2 kali sehari. Jumlah
setiap kali muntah sekitar gelas belimbing berisi makanan dan minuman yang
dikonsumsi. BAK sudah mulai berkurang, warna kuning pekat. Pasien terlihat lemas dan
kehausan.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : tampak sakit sedang, kompos mentis, gizi kesan baik
2. Tanda vital penderita didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 120 x/menit,
pengisian cukup, kuat; frekuensi pernafasan 28 x/menit; suhu tubuh pada saat itu
adalah 36,4C per aksiler.
3. UUB sudah menutup, mata cekung (+/+), air mata (+/+) sedikit menurun, mukosa
bibir basah (+), bising usus (+) sedikit meningkat, turgor kulit kembali melambat,
CRT <2 detik, arteri dorsalis pedis teraba kuat.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan feses rutin
a) Makroskopis:
- Konsistensi cair, cair lebih banyak daripada ampas
- Warna kuning
b) Lendir (-)
c) Pus (-)
d) Darah (-)
Kesimpulan: Tinja warna kuning berbau, lendir darah (-), tidak ditemukan bakteri
dan leukosit.
Berdasarkan kriteria diagnosis dari IDAI tahun 2004, pasien dapat didiagnosis
dengan diare akut dengan dehidrasi ringan sedang berdasarkan penemuan klinis sebagai
berikut :

1. BAB cair lebih dari 3x sehari, dengan volume tiap kali BAB gelas belimbing,
lendir (-), darah (-), warna kuning, bau (+) sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit.
2. Anak tampak lemas dan kehausan
3. Turgor kulit kembali melambat
4. Air mata sedikit menurun (+/+)
5. Mata cekung (+/+)
6. Mukosa bibir basah (+)
Pada pasien ini dapatkan 2 gejala mayor dan lebih dari 2 gejala minor pada diare
berdasarkan IDAI 2009. Dengan demikian dapat di tegakkan diagnosis diare akut dengan
dehidrasi ringan sedang.
Selanjutnya pasien dirawat di bangsal gastroenterologi anak. Sehingga perawatan
dan rehidrasi perlu dilakukan dengan jalur lain (enteral atau parenteral). Dikhawatirkan
bisa juga menjadi dehidrasi berat sehingga diperlukan rehidrasi segera.
Tatalaksana lintas diare terdiri dari:
1.

Cairan
Pada pasien dengan diare akut dehidrasi ringan sedang, diberikan cairan rehidrasi
infus RL 135 ml /kgBB/hari ~ 3240 ml/hari ~ 135 ml/jam ~ 35 tpm makro. Rehidrasi
ini dilakukan dalam waktu 24 jam, kemudian dievaluasi. Apabila dehidrasi sudah
teratasi maka dilanjutkan terapi maintenance dengan D NS menggunakan rumus
Darrow sebanyak 1580 ml/24 jam ~ 65 ml/jam ~ 15,8 tetes per menit makro. Selain itu
karena pasien muntah maka diberikan juga cairan oralit.

2.

Seng (Zinc)
Seng digunakan untuk menurunkan frekuensi BAB dan volum tinja. Diberikaan
zinc dengan dosis 1 x 20 mg per oral untuk usia > 6 bulan.

3.

Nutrisi
Makanan dengan menu yang sama saat anak sehat tetap diberikan, dengan porsi
sedikit-sedikit tapi sering.

4.

Antibiotik yang tepat


Antibiotik diberikan bila ada indikasi seperti disentri atau kolera.

5.

Edukasi
Edukasi pada orang tua pasien ini antara lain:
a. Edukasi keluarga tentang penyakit dan cara penyebarannya

b. Edukasi ibu tentang cara pemberian nutrisi yang baik dan optimal
c. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

You might also like