You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTEK

ELEKTRONIKA TERAPAN
RANGKAIAN PENGENDALI PANAS PADA
PESAWAT BABY INCUBATOR

Nama : Naufal Zukhrufa


NPM : P2.31.38.1.13.065

DOSEN PEMBIMBING : ZAHARA GUSTI,BE.ST


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
JL. Hang Jebat III Blok F3, KebayoranBaru, Jakarta Selatan 12120
Telp. 021-7243687, 7231826, Fax. 021-7222387

SIMULATION BABY INCUBATOR


1. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang sensor suhu LM35
2. Agar mahasiswa mengetahui kegunaan MOC dan TRIAC
3. Agar mahasiswa bisa membuat rangkaian simulasi baby incubator
4. Agar mahasiswa mengerti bagaimana cara kerja dari rangkaian baby incubator
5. Agar mahasiwa menganalisa bagaimana kerja LM35, MOC, dan TRIAC pada
rangkaian simulasi baby incubator

2. DASAR TEORI
1. LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35
yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi
oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan
perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan
kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 A hal ini berarti LM35
mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat
menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 C pada suhu 25 C .
1.

Struktur Sensor LM35

Gambar Sensor Suhu LM35


Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3
pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber
tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau V out
dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor

LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik
sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

VLM35 = 10 mV/ C
2.

Karakteristik Sensor LM35.

1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C seperti terlihat
pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 C pada
udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.

Grafik akurasi LM35 terhadap suhu

Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.
Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100C setara dengan 1 volt.
Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1C, dapat dioperasikan
dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface)
rangkaian control yang sangat mudah.
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit
(IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini
berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki
koefisien sebesar 10 mV /C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1 C maka akan terjadi
kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena
ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka
sensor mulai dari 55C sampai dengan 150C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah,
difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri
arus 60 A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0
C di dalam suhu ruangan.
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat
dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature
sensor.
Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :
Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
Lineritas +10 mV/ C.
Akurasi 0,5 C pada suhu ruang.
Range +2 C 150 C.
Dioperasikan pada catu daya 4 V 30 V.
Arus yang mengalir kurang dari 60 A
Impedansi output 0,1 ohm pada beban 1 mA.
Tegangan output -1 Vdc s/d +6 Vdc.
Low self heatingnya sebesar 0,08 C
Rentang suhu antara -55 s/d 150 C

2. POTENSIOMETER
Potensiometer ( Variabel Resistor ) adalah komponen elektronika yang masih masuk
keluarga Resistor yang mempunyai resistansi yang dapat diatur. Meskipun masih termasuk
Resistor tetapi bentuk dari Potensiometer berbeda jauh dengan bentuk resistor. Potensiometer
akan berganti Resistansi dengan cara mengatur atau menggeser bagian pengatur dari
Potensiometer tersebut. Komponen elektronika ini pada umumnya memiliki 3 kaki.
Potensiometer biasa digunakan untuk pengatur tegangan atau resistansi suatu perangkat
elektronik, misalnya sebagai pengatur Tone Control suatu perangkat audio dan masih banyak
lagi yang lainnya. Berikut adalah simbol Potensiometer:

Simbol Potensiometer
Prinsip kerja dari Potensiometer dapat kita asumsikan dua buah resistor biasa yang dirangkai
seri, tapi dapat dirubah nilai resistansinya. Resistansi total pada potensiometer akan selalu
tetap dan ini merupakan nilai Potensiometer ( Variabel Resistor ). Jika nilai resistansi dari R1
diperbesar dengan cara memutar bagian potensiometer, maka otomatis nilai resistansi dari R2
akan berkurang, begitu juga sebaliknya.

Struktur Potensiometer beserta Bentuk dan Simbolnya


Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :

Penyapu atau disebut juga dengan Wiper


Element Resistif
Terminal

Kelebihan Potensiometer:
Potensiometer memiliki ketahanan maksimum dimana arus sesaat akan terus mengalir,
pembagi dapat bervariasi tegangan output dari tegangan maksimum (Vs) ke ground ( nol Volt
) sebagai wiper bergerak dari satu ujung potensiometer yang lain.
Kekurangan Potensiometer:
Potensiometer jarang digunakan untuk mengatur beban lebih dari 1 watt, karena
potensiometer biasa digunakan untuk pengatur sinyal analog.
3. OPTOISOLATOR

MOC3021 adalah Optocoupler / Optoisolator TRIAC Driver yang dirancang untuk


mengarah-kendalikan rangkaian elektronika bertegangan 220 Volt AC (listrik
PLN)dalamkemasan standar DIP 6-pin. Optoisolator merupakan komponen semikonduktor
yang tersusun atas LED infrared dan sebuat phototriac yang digunakan sebagai pengendali
triac. Optoisolator biasanya digunakan sebagai antar mukaantara rangkaian pengendali
dengan rangkaian daya (triac) dan juga sebagai pengaman rangkaian kendali, karena antara
infrared dan photo triac tidak terhubung secara elektrik, sehingga bila terjadi kerusakan pada
rangkaian daya(triac) maka rangkaian pengendali tidak ikut rusak..
Optoisolator biasanya terdiri dari dua macam optoisolator yang terintergrasi dan
rangkaian zerocrossing detector dan optoisolator yang tidak memiliki rangkaian zero crossing
detector. Optoisolator yang terintergrasi dengan zero crossing detector biasanya
menggunankan triac sebagai Solid State Relat (SSR), sedangkan yang tidak terintergrasi
dengan zero crossing detector biasanya menggunakan triac untuk mengendalikan tegangan.
Simbolnya adalah sebagai berikut:

4. TRIAC
Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas diode empat lapis
berstruktur p-n-p-n dengan tiga p-n junction. Triac memiliki tiga buah elektrode, yaitu : gate,
MT1, MT2. Triac biasanya digunakan sebagai pengendali dua arah (bi-directional).

Bentuk dan symbol TRIAC


PRINSIP KERJA TRIAC
Triac akan tersambung (on) ketika berada di quadran I yaitu saat arus positif kecil
melewati terminal gate ke MT1,dan polaritas MT2 lebih tinggi dari MT1, saat triac terhubung
dan rangkaian gate tidak memegang kendali, maka triac tetap tersambung selama polaritas
MT2 tetap lebih tinggi dari MT1 dan arus yang mengalir lebih besar dari arus genggamnya
(holding current/Ih), dan triac juga akan tersambung saat arus negatif melewati terminal gate
ke MT1,dan polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2, dan triac akan tetap terhubung walaupun
rangkaian gate tidak memegang kendali selama polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2. Selain
dengan cara memberi pemicuan melalui teminal gate, triac juga dapat dibuat tersambung (on)
dengan cara memberikan tegangan yang tinggi sehingga melampaui tegangan breakover-nya
terhadap terminal MT1 dan MT2, namun cara ini tidak diizinkan karena dapat menyebabkan
triac akan rusak. Pada saat triac tersambung (on) maka tegangan jatuh maju antara terminal
MT1 dan MT2 sangatlah kecil yaitu berkisar antara 0.5 volt sampai dengan 2 volt.

Kurva karakteristik TRIAC

5. OP-AMP (LM741)
Pengertian
Penguat operasional (Op Amp) didefinisikann sebagai suatu rangkaian terintegrasi
yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional
memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk
dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris
yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V)
terhadap tanah (ground). Simbol dari penguat operasional :

Simbol OP-AMP
Aplikasi Penguat Operasional
1. Pembanding (Comparator)
Comparator adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan
yang masuk pada input (+) dan input (-).

Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan mengeluarkan tegangan
positif dan jika input (-) lebih tinggi dari input (+) maka op amp akan mengeluarkan
tegangan negatif. Dengan demikian op amp dapat dipakai untuk membandingkan dua
buah tegangan yang berbeda.
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya
untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.

di mana Vs adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara +
Vs dan Vs.)
2. Penguat Pembalik (Inverting)

Penguat pembalik adalah penggunanan op amp sebagai penguat sinyal dimana


sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat dari sinyal input.

dimana :

Zin = Rin karena V adalah bumi maya (virtual ground)

sebuah resistor dengan nilai :

ditempatkan di antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan,


hal ini mengurangi galat karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:

Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan.

3. Penguat tidak membalik (Non Inverting)


Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal
dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama
dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun
menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang didesain
untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik. Rangkain penguat takmembalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan
keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian
penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga sangat tinggi dengan nilai
impedansi sekitar 100 MOhm.

Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh penguat tak-membalik


memnggunakan sumber tegangan DC simetris. Dengan sinyal input yang diberikan
pada terminal input non-inverting, maka besarnya penguatan tegangan rangkaian
penguat tak membalik diatas tergantung pada harga Rin dan Rf yang dipasang.
Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian penguat tak membalik diatas
dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:

Apabila besarnya nilai resistor Rf dan Rin rangkaian penguat tak membalik
diatas sama-sama 10KOhm makabesarnya penguatan tegangan dari rangkaian penguat
diatas dapat dihitung secara matematis sebagai berikut:

4. Penguat Differensial

Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang
telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu
sebesar Rf/R1 untuk R1 = R2 dan Rf = Rg. Penguat jenis ini berbeda dengan
diferensiator. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sedangkan untuk R1 = R2 dan Rf = Rg maka bati diferensial adalah:

3. ALAT-ALAT DAN BAHAN


1. LM35
2. LM741
3. POTENSIOMETER 50K
4. RESISTOR 1K
5. RESISTOR 10K
6. RESISTOR 1,5K
7. RESISTOR 22K
8. LED
9. KAPASITOR 4,7 Uf
10. MOC 3021
11. TRIAC 600
12. BEBAN (LAMPU)
13. PORJECT BOARD
14. JUMPER
4. WIRING DIAGRAM

5. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Pastikan komponen yang digunakan dalam keadaan baik dan siap digunakan.
3. Rangkailah sesuai dengan wiring atau skematik.
4. Setelah selesai, siapkan power supplay DC +12 dan -12 volt.
5. Kalibrasi Oschyloscope 2 channel.
6. Posisikan CH1 di TP1 dan CH2 di TP2, atur Potensiometer 1 agar tegangan
pada TP2 bernilai 10x dari TP1.
7. Pindahkan CH1 ke TP3, atur Potensiometer 2 untuk menentukan batas suhu
yang dikehendaki. Misalkan, batas suhu sebesar 37 C, maka setting TP3
sebesar 3,7 V.
8. Apabila sudah, posisikan LM35 berdekatan dengan beban (lampu AC).
Kenapa menggunakan lampu? Lampu AC memiliki suhu, sehingga lebih
praktis dalam menggetahui kerja sensor sebagai indicator dan sumber suhu.
9. Perhatikan perubahan pada TP1, TP2 dan TP3.

6. HASIL PERCOBAAN
Penguatan tegangan dari LM35 (A) sebesar 10x tegangan LM35
Batas suhu yang diinginkan: 37 C, maka referensi pada komparator,
Vreff = 37 C x 10mV x 10
= 3700mV
= 3,7 V

Hasil Praktek
Tegangan yang dihasilkan oleh LM35 pada TP1 sebesar 280mV (dikarenakan suhu
ruangan pada saat itu 28 C), karena mengatur besarnya potensiometer 1 sebesar 10x
penguatan dari inputan, maka besar tegangan pada TP2 sebesar 2,8 V. Potensiometer 2 sudah
diatur besar tegangan 3,7V untuk 37 C.
Pada saat Rangkaian mendapat catu daya, LED1 aktif dan Lampu AC juga aktif.
Dengan memperhatikan besar tegangan pada TP2 dan TP3 di oschyloscope terlihat perubahan
tegangan pada TP2. Dari awalnya 2,8 V meningkat terus menerus (dikarenakan suhu pada
lampu bertambah) sehingga mencapai tegangan referensi sebesar 3,7 V. Pada saat mencapai
tegangan referensi, LED 1 dan Lampu AC mati, sedangkan LED 2 aktif. Pada saat tegangan
pada TP2 turun >3,7V maka LED 2 mati, sedangkan LED 1 kembali hidup dan Lampu AC
juga hidup. Hal itu terjadi terus menerus.

7. CARA KERJA RANGKAIAN


Sensor LM35 memiliki spesifikasi 10mV/ C, sensor akan mendeteksi besarnya suhu
pada ruangan dan dijadikan besaran tegangan (TP1). Tegangan tersebut dikuatkan sebesar
10x penguatan (TP2). Setelah mendapatkan penguatan, lanjut ke komperator. Disini tegangan
inputan dibandingkan dengan tegangan referensi. Apabila tegangan input pada komperator
(terminal negatif) lebih besar dari tegangan referensi (terminal positif), maka akan
menghasilkan negatif saturasi (-sat). Dengan sat, LED 1 terbias mundur dan LED 2 terbias
maju. LED 2 hidup sedangkan LED 1 mati.
Sebaliknya, saat tegangan input (terminal negatif) lebih kecil dari tegangan referensi
(terminal positif), maka akan menghasilkan positif saturasi (+sat). Pada saat ini LED 1 terbias
maju dan transistor mendapatkan basis. Dengan aktifnya transitor, infrared pada
Optoisolator/MOC hidup dan DIAC juga aktif. Dengan aktifnya Optoisolator, Gate TRIAC
mendapat teganan dan DIAG juga aktif. Lampu AC pun menyala.
8. KESIMPULAN
LM35 akan mendeteksi suhu dan mengubahnya dalam besaran tegangan, dengan
mengatur potensiometer 1, tegangan pada LM35 dikuatkan sebesar 10x penguatan. Dengan
adanya tegangan referensi dengan mengatur potensiometer 2 pada komperator, terjadinya
perbandingan antara terminal positif dan terminal negatif. Apablia pada komparator
menghasilkan sat, maka lampu mati dan pada saat komparator mengahasilkan +sat, lampu
akan hidup.

LAMPIRAN

Peningkatan suhu (CH2) dan batas suhu (CH1)

Inputan belum mencapai tegangan referensi,


LED 1(merah) aktif dan Lampu hidup

Tegangan LM35 (CH2) dan Tegangan


referensi (CH1)

komparator

Penguatan tegangan LM35 10x penguatan

Inputan mencapai referensi, LED 1 mati dan


Lampu juga mati, LED 2 (hijau) hidup.

Inputan mencapai tegangan referensi pada

You might also like