Professional Documents
Culture Documents
GHAYATRIE HEALTHANIA
Dr PEMBIMBING
Dr. GUNTUR MUHAMAD, Sp.An
IDENTITAS PASIEN
Nama : Bp. ES
Jenis Kelamin
Umur
: Laki-laki
: 16 tahun
Alamat : Harjawinangun
Agama : Islam
No RM : 559691
Tanggal masuk RS : 14 febuari 2015
Tanggal Operasi : 20 febuari 2015
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang pada sabtu tanggal 14 febuari 2015 ke IGD Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Soeselo Slawi dengan dengan
mengeluhkan nyeri perut dan tidak bisa BAB 2 hari SMRS.
Awalnya ketika pasien akan buang air besar yang keluar hanya
lendir namun tidak disertai darah.Namun makin lama os tidak
bisa bab. Os juga mengeluhkan adanya muntah sejak 2 hari yang
lalu . Muntah berwarna hijau dan frekuensi nya 3 x dalam sehari.
Pasien merasakan sangat sakit pada perutnya apalagi bila
ditekan. Pasien juga tidak dapat kentut. 1 hari SMRS. Pusing
disangkal pasien. Demam juga disangkal oleh pasien, buang air
kecil tidak ada perubahan.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Riwayat operasi disangkal
:
: disangkal
: disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Gizi : Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
BB : 55 kg
Vital Sign
-
TD
N : 80 x/ menit
RR
Suhu : 36,60C
: 120/80 mmHg
: 18
STATUS GENERALIS
Kepala : dbn
leher : dbn
thoraks: dbn
Inspeksi
: distensi
abdomen (+)
Auskultasi :
peristaltik (+), metalis
sound (+),
Palpasi
: Nyeri Tekan
(+)
Perkusi
: Hipertimpani
Eksteremitas :
dbn
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
8.0 103/uL
5.5 106/uL
16.4 %
Trombosit
201 103/uL
APTT
32.2 detik
PT
11.5 detik
Golongan darah
Rhesus factor
Gula darah sewaktu
O
Positif
72
Ureum
29.7
Kreatinin
0.59
HBsAG
Non reaktif
SGOT
21
SGPT
10
Kalium
4.4
Chloride
97.0
Natrium
131.0
Albumin
3.82
DIAGNOSA KERJA
Ileus obstruktif letak tinggi
KESIMPULAN
Pada kasus, seorang pasien dengan keluhan sakit perut, mual muntah dan
tidak bisa BAB sejak sekitar2 HARI. Badan merasa lemas,terdapat mntah
berwarna hijau. Dari pemeriksaan radiologi menyokong gambaran ileus
dengan adanya perforasi, dengan diagnosis ileus obstruktif. Tekanan darah
120/80 Pada pemeriksaan lokalis
Inspeksi : distensi abdomen (+)
Auskultasi : peristaltik (+), metalis sound (+),
Palpasi : Nyeri Tekan (+)
Perkusi : Hipertimpani
PENATALAKSANAAN
Terapi operatif : Laparotomi dengan General
Anesthesia pada pasien ASA III.
PRE-OPERATIF
Pasien puasa 6 jam pre-operatif. Os
menolak pasang NGT
Intra Operatif
Pasien masuk ke ruang OK, diposisikan di atas meja operasi, pasang
alat monitoring: monitor tensi, Heart Rate, SpO2, untuk monitoring
ulang vital sign pasien. Pemberian obat analgesik fentanyl 25 g iv
dan obat antracurium 25 mg.
(TD : 110/70 mmHg, N : 76x/menit, Saturasi O2 99%)
Induksi anestesi
Diberikan antiemetik
ondansentron
8mg
IV
dan
analgesia
ketorolak 30mg
IV
Selama tindakan anestesi berlangsung, tekanan darah dan nadi senantiasa dikontrol setiap 5 menit.
Kemudian
didukung
dengan
pemberian
Ringer
Laktat
sebanyak
3
flabot
yang diberikan selama
operasi berlangsung.
Anestesi dimatikan
Nadi 76x/menit, TD 120/80
mmHg, SPO2 99 %, ETT dan
guedel dicabut setelah
pasien dapat dibangunkan.
Lendir dikeluarkan dengan
suction lalu pasien diberi
oksigen murni selama 5
menit. Setelah semua
peralatan dilepaskan pasien
Kemudian
setelah
operasi
selesai.
dibawa
ke ruang
pemulihan.
Ketika operasi
menjelang selesai
(10 menit), N2O
mulai diturunkan
volumenya dan O2
dinaikkan
volumenya, serta
dosis sevoflurane
juga perlahan
dikurangi hingga
akhirnya 0 vol%.
Selama puasa dan operasi pasien telah diberikan cairan RL 500cc sebanyak 3 kali maka total terapi cairan
yang paisen dapat adalah 1500 cc, maka terapi cairan pasien terpenuhi.
Post Operatif
Operasi berakhir pukul 11.00 WIB.
Selesai operasi pasien belum sadar kemudian pasien
dipindahkan ke Ruang Pemulihan (Recovery Room), pasien
segera diberi bantuan oksigenasi melalui nasal O2 3 lt/menit,
melanjutkan pemberian cairan, dan diobservasi terus dipantau
setiap 15 menit dinilai pernafasan, tekanan darah, dan nadi.
Saturasi O2 : 99 % TD : 110/70 mmHg, N : 65x/menit
ILEUS
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang
merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang
segera memerlukan pertolongan dokter.
Ileus
obstruktif
Ileus
Paralitik
kerusakan atau
hilangnya pasase isi
usus yang disebabkan
oleh sumbatan
mekanik.
kembu
ng
munta
h
Sembel
it yang
berat
Kram
perut
Anestesi Umum
Anestesi umum adalah tindakan untuk menghilangkan rasa
sakit yang dilakukan dengan cara menghilangkan nyeri secara
sentral serta hilangnya kesadaran dan bersifat reversibel (pulih
kembali). Dengan anestesi umum, akan diperoleh triad (trias)
anestesia, yaitu :
1.Hipnosis (tidur)
2.Analgesia (bebas dari nyeri)
3.relaksasi otot
Tramus merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi. Pelumpuh otot non depolarisasi
(inhibitor kompetitif, takikurare) berikatan dengan reseptor nikotinik-kolinergik, tetapi tidak
menyebabkan depolarisasi, hanya menghalangi asetilkolin menempatinya sehingga
asetilkolin tidak dapat bekerja. Mula kerja dan lamanya tergantung pada dosis yang
diberikan. Dosis dan cara pemberiannya:
Untuk intubasi endotrakea, dosisnya 0,5 0,6 mg/kgBB, diberikan secara intravena.
Untuk relaksasi otot pada saat pembedahan, dosisnya 0,5 0,6 mg/kgBB,diberikan secara
intravena.
Midazolam
Merupakan obat larut dan stabil dalam air , tidak menimbulkan nyeri ditempat suntikan ,
mempunyai sifat ansiolitik ,sedative, anti konfulsif, dan anterograde amnesia. Mekanisme
kerjanya sama dengan diazepam , tapi onset lebih cepat, durasi kerja lebih pendek dan
kekuatannya 1,5- 3x diazepam. Dosis :
Untuk sedasi dan anxiolitik 0.1 mg/kbgg. Onset sekitar 15 menit puncaknya dalam 30-45 menit.
Untuk induksi 10-15 mg /kgbb.
Sevofluran (ultane), waktu induksi dan waktu pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan
isofluran. Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan napas, sehingga digemari
untuk induksi anestesi inhalasi disamping halotan.
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi status fisik
Klasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang
adalah yang berasal dari The American Society of Anesthesiologists
(ASA). Klasifikasi fisik ini bukan alat perkiraan resiko anestesi, karena
dampak samping anestesi tidak dapat dipisahkan dari dampak samping
pembedahan.
Kelas I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
Kelas II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang
Kelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin
terbatas
Kelas IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan
aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya
setiap saat
Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa
Premed
ikasi
Induksi anestesi
Rumatan anestesi
BAB IV
KESIMPULAN
TERIMA KASIH