You are on page 1of 31

Lapsus

Tonsilofaringitis
Winta Asisie Salaka

IDENTITAS
Nama
: An. R
Umur
: 3,3 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Berat badan
: 20 kg
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Durian No.1
mertoyudan magelang
Tanggal masuk RSMS : 20 Januari 2015
Ruang Rawat
: Flamboyan
No. CM
:058351

SUBJEKTIF
Keluhan Utama :
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan demam sejak
3hari yang lalu, demam dirasakan terus
menerus. 1 hari sebelumnya panas dirasakan
lebih tinggi pada sore hari sampai menggigil.
Pasien sudah ke klinik dan diberikan
parasetamol tapi keluhan belum berkurang.
Batuk (+) berdahak berwarna putih yang
terkadang sulit dikeluarkan. Pilek (+) Muntah (-)
Diare (-) Sesak (-). BAK (+) BAB (+). Makan
minum DBN. Nyeri menelan (-). Mimisan (-).

Riwayat Penyakit Dahulu :


R.Serupa : tonsilitis sejak usia 2 tahun
R. Alergi : disangkal
R. Asma : disangkal
R. Kejang : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


DM
: disangkal
Alergi
: disangkal
Asma
: disangkal
Keluhan serupa : disangkal
Riwayat Pengobatan

Tumbuh Kembang

Selama demam pasien sudah di berikan paracetamol yang diberikan


dari klinik.

Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang

Imunisasi
Imunisasi lengkap

OBJEKTIF

Keadaan Umum : tampak lemas


Kesadaran/GCS : GCS 15
Berat Badan : 20kg
Tanda Vital :
Nadi : 154x/menit
Suhu : 39,30C
Respirasi : 28x/menit

Kepala & Leher :


Kepala : normocephal

Wajah : Sianosis (-)


Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik -/-,
Hidung : Nafas cuping hidung (-), discharge (+), epistaksis (-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), faring hiperemis (-), lidah
tampak kotor (-), T3-T3, Faring hiperemis (+)

Leher: Tidak ada pembesaran KGB

Thorax :
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : IC tdk kuat angkat
Perkusi : Batas jantung DBN
Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris, Retraksi (-)
Palpasi : vocal fremitus simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi
: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing
-/-,

Abdomen :
Inspeksi : Datar
Auskultasi : BU (+) N
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-).
Hepar & Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
Superior : Edema (-/-),akral dingin (-/-), sianosis
(-/-),ptekie (-/-)
Inferior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis
(-/-),ptekie (-/-)

FOLLOW UP

Lab tgl 20/1/2015

20/1/2015

Leukosit

3,9 L

Eritrosit

4,45

Hemoglobin

12,3

Hematokrit

36,9

Platelet

266

MCV

83,1

MCH

27,6

MCHC

33,3

RDW

10,4L

Assesment
Diagnosis Kerja : Tonsilofaringitis

Planning

Diagnostik
Darah Lengkap
Foto Thoraks

Terapi

Infus D5 1/2 NS 1500 Ml/24 jam


Kalfoxim 3 x 500 mg
Norages 3 x 200 mg
Ranitidin 2 x 1/4 amp

Monitoring
Keadaan umum
Vital sign
Efek samping obat

Tinjauan Pustaka

Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatine
yang merupakan bagian dari cincin waldeyer
sedangkan menurut Hembing (2004) Tonsilitis
adalah radang yang disebabkan oleh infeksi
bakteri kelompok A streptococcus beta
hemolitikus, namun dapat juga disebabkan oleh
bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus.

Etiologi
Paling sering disebabkan oleh streptokokus beta
hemolitikus group A, Misalnya:
Pneumococcus,
staphylococcus,
Haemalphilus influenza,
sterptoccoccus non hemoliticus atau streptoccus
viridens.

Klasifikasi
1. Tonsillitis akut
Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
a. Tonsilitis viral
Ini lebih menyerupai common cold yang disertai
rasa nyeri tenggorok.
Penyebab paling tersering adalah virus Epstein
Barr.
b. Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup
A stereptococcus beta hemoliticus yang dikenal
sebagai strept throat, pneumococcus,
streptococcus viridian dan streptococcus
piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit,
bakteri yang mulai mati.

2. Tonsilitis membranosa
a. Tonsilitis Difteri
Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium
diphteriae, kuman yang termasuk Gram positif
dan
b. Tonsilitis Septik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang
terdapat dalam susu sapi sehingga menimbulkan
epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi
dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum
diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.

3. Tonsilitis kronik
Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah
rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa
jenis makanan, higiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca kelemahan fisik dan pengobatan
tonsilitis yang tidak adekuat kuman penyebabnya
sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang
kuman berubah menjadi kuman golongan gram
negatif.

Patofisiologi
Droplet infection masuk melalui saluran nafas
bagian atas menginfiltrasi lapisan epitel bila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial
mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan,
radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear
detritus (korpus tonsil yang berisi bercak
kuning, kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang
terlepas)
edema, kemerahan tonsil membesar
menghambat keluar masuknya udara obs.jln
nafas

Manifestasi Klinis
a. Gejala berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika
penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan di telinga (karena
tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama ).
Gejala lain: Demam, tidak enak badan, sakit kepala, muntah.
b. Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan,
tenggorokan terasa kering, pernafasan bau, pada pemeriksaan
tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus
membesar dan terisi detritus, tidak nafsu makan, mudah lelah,
nyeri abdomen, pucat, letargi, nyeri kepala, disfagia (sakit saat
menelan), mual dan muntah.
c. Gejala pada tonsillitis akut : rasa gatal/ kering ditenggorokan,
lesu, nyeri sendi, odinafagia, anoreksia, otalgia, suara serak (bila
laring terkena), tonsil membengkak, sakit menelan, kadang
kadang muntah, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri
pada seluruh badan, kedinginan, sakit telinga. Pada tonsillitis
dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar
nanah pada lekukan tonsil.

d. Gejala klinis tonsilitis kronik


nyeri tenggorok atau nyeri
telan ringan, kadang kadang terasa seperti ada
benda asing di tenggorok
dimana mulut berbau, badan lesu, nafsu makan
menurun, sakit kepala dan
badan terasa meriang meriang.
Pilar/plika anterior hiperemis
Kripte tonsil melebar
Pembesaran kelenjar sub angulus mandibular
teraba
Muara kripte terisi pus
Tonsil tertanam atau membesar

Pembagian tonsil
Thane & Cody membagi pembesaran tonsil dalam
ukuran T1 T4 :
T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior
sampai jarak pilar anterior uvula
T2 : batas medial tonsil melewati jarak pilar
anterior uvula sampai jarak anterior uvula
T3 : batas medial tonsil melewati jarak pilar
anterior uvula sampai jarak pilar anterior
uvula
T4 : batas medial tonsil melewati jarak anterior
uvula sampai uvula atau lebih

Komplikasi
a. Abses pertosil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum
mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan
biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.
b. Otitis media akut
Infeksis dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba
auditorius (eustachi) dan dapat mengakibatkan otitis media
yang dapat mengakibatkan otitis media yang dapat
mengarah pada rupture spontan gendang telinga.
c. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebar infeksi
ke dalam sel-sel mastoid.
d. Laringitis
e. Sinusitis
f. Rhinitis

Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan tonsillitis akut :
1. Antibiotik sulfanamid selama 5 hari dan obat
kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila
alergi, diberikan eritromisin atau klidomisin.
2. Kortikosteroid untuk mengurangi edema pada
laring dan obat simptomatik.
3. Tirah baring, untuk menghindari komplikasi
kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil
usapan tenggorok 3 kali negatif
4. Banyak minum
4. Pemberian antipiretik

B. Penatalaksanaan tonsillitis kronik


1. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat
kumur / hisap.
2. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi
medikamentosa
atau terapi konservatif tidak berhasil.

Tonsilektomi
Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi) dilakukan jika:
1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih /tahun
.
2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih /
tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih /
tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap
pemberian antibiotik.

Faringitis
Faringitis adalah suatu peradangan pada
tenggorokan (faring) yang biasanya disebabkan
oleh infeksi akut.

Etiologi
Biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus
grup A. Namun bakteri lain seperti n.
gonorrhoeae, c. diphtheria, h. influenza juga
dapat menyebabkan faringitis. Apabila
disebabkan oleh infeksi virus biasanya oleh
rhinovirus, adenovirus, parainfluenza virus dan
coxsackie virus.

Gejala dan tanda


nyeri tenggorokan dan nyeri menelan
Tonsil (amandel) yang membesar
Selaput lendir yang melapisi faring mengalami
peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh
selaput yang berwarna keputihan atau
mengeluarkan nanah
Demam
Pembesaran kelenjar getah bening di leher

Faringitis Virus
Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan Sering ditemukan nanah di
nanah di tenggorokan.
tenggorokan
Demam
ringan
atau Demam
ringan
tanpa demam

sedang

Jumlah sel darah putih Jumlah


normal atau
agak meningkat
Kelenjar getah
normal atau

sampai

sel

darah

putih

meningkat
ringan sampai sedang
bening Pembengkakan
ringan
sampai sedang

sedikit membesar
pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan Tes
apus
tenggorokan
memberikan

memberikan

hasil negatif

hasil

Pada

biakan

laboratorium tidak

positif

untuk

strep

throat
di Bakteri tumbuh pada biakan
di

Terimakasih..

You might also like