Professional Documents
Culture Documents
pertama sudah terlalu banyaknya tugas dan program yang diemban oleh puskesmas dalam
aspek kesehatan masyarakat dan kedua puskesmas memiliki tanggungjawab kewilayahan.
Pelayanan kedokteran keluarga diharapkan nantinya jika telah berjalan akan mempunyai
posisi strategis karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan di
daerah dengan cara mengubah orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan
mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, mengubah
pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer
sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan
kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga
bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan.
Menurut Dr Alfred WT Loh (Chief Eksekutif dari World Organisation of Family Doctors),
salah satu keuntungan lainnya dari dokter keluarga adalah penghematan keuangan negara
melalui tiga cara.
1. Sebagai palang pintu, membantu mengurangi jumlah pasien yang membanjiri rumah
sakit sehingga menurunkan penggelembungan pengeluaran perawatan rumah sakit.
2. Fokus kepada usaha pencegahan penyakit akan menurunkan jumlah penyakit yang
timbul.
3. Mengurangi timbulnya komplikasi akibat penyakit yang timbul kronis sehingga
apabila dijalankan dengan baik pada akhirnya dapat menghemat keuangan negara.
Saat ini, pendidikan bagi mahasiswa calon dokter telah diarahkan agar menjadi seorang
dokter keluarga sehingga di masa yang akan datang dokter-dokter tersebut mempunyai cara
pandang yang lebih luas lagi terhadap pasien, tidak hanya sebagai individu, tetapi sebagai
bagian dari keluarga dan masyarakat. Mereka juga dididik untuk lebih mengutamakan
pencegahan dan peningkatan taraf kesehatan keluarga yang ditanggungnya.
Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer
sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis
di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap,
diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia
serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman,
1971; McWhinney, 1981)
Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya penyelenggaraan kesehatan
perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan,
kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Diharapkan akan mampu
mengatasi permasalahan kesehatan yang hingga sekarang belum terselesaikan karena belum
jelasnya bentuk sub sistem pelayanan kesehatan dan terkait dengan sub sistem pembiayaan
kesehatan.
Sistem dokter keluarga merupakan antisipasi perkiraan bergesernya status puskesmas menjadi
sarana umum. Tugas puskesmas akan mengatur sanitasi dan lingkungan atau yang bersifat
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)atau public good, sedangkan dokter keluarga menjadi
pelayanan yang bersifat upaya pelayanan kesehatan perorangan atau private good, dokter
akan menjadi bagian dari keluarga.
Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau merupakan
sesuatu yang esensial, dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan model dokter keluarga
diharapkan dokter keluarga sebagai ujung tombak dalam pelayanan kedokteran tingkat
pertama, yang dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua dan yang
bersinergi dengan sistem lain.2
Menurut pendapat Prof. Dr. Azrul Azwar. Perkembangan yang sangat cepat dari ilmu
kedokteran dan teknologi memiliki dapak positif dan negatif terhadap pelayanan kesehatan.
Dengan kondisi ini lahirlah begitu banyak jenis praktek spesialis dan sub spesialis, namun
hasilnya seringkali terjadi kualitas pelayanan kesehatan yang kurang karena dengan
pembagian spesialis dan subspesialis ini dokter hanya memeriksa penyakit yang berhubungan
dengan keahliannya sedangkan bagian lainnya akan terlewatkan atau bila ditemukan akan
dirujuk ke ahli lainnya, sehingga berakibat biaya yang dibutuhkan menjadi tinggi. Prof. Azrul
Azwar, sebagai pendiri ikatan dokter keluarga Indonesia ini, untuk mengatasi masalah mutu
dan biaya dibutuhkan dokter keluarga.
Dokter keluarga adalah suatu spesialis kesehatan yang memiliki konsentrasi pelayanan
kesehatan yang komprehensif untuk setiap individu dan keluarganya, dan menggabungkan
antara aspek biomedikal, kebiasaan hidup dan sosial. (WHO-sear,2003). Prinsip-prinsip dari
dokter keluarga adalah mereka dokter ;
1. yang memiliki pengetahuan tentang tubuh secara keseluruhan,
2. mengetahui tentang konteks dari sakit,
3. rutin melakukan kontak dengan pasiennya untuk memberikan pendidikan pencegahan
dan pendidikan kesehatan,
4. dokter keluarga tinggal dalam satu lokasi dengan para pasiennya,
5. dan mengatahui pekerjaan, dan aktifitas dirumah dari pasiennya.
6. Praktek dokter keluarga menangani seluruh keluarga dalam satu rumah termasuk
mereka yang bekerja dirumah tersebut.
Praktek dokter keluarga di Indonesia berlangsung masih dalam tahap awal. Bila dibandingkan
dengan negara lain, Indonesia ketinggalan. Beberapa faktor yang menghambat perkembangan
dokter keluarga di Indonesia adalah karena:
1. Peraturan penerintah: yang masih menjalankan 'fee for service system'
2. Kesehatan konsumen: banyak pasien yang senang langsung mengunjungi dokter
spesialis.
3. Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh dokter keluarga di Indonesia masih terbatas.
4. Dokter keluarga di Indonesia adalah 'Primary Health Care Doctor' sehingga yang
melaksanakan adalah dokter umum bukan dokter spesialis.
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer
sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis
di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap,
diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia
serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman,
1971; McWhinney, 1981)
Karakteristik Dokter Keluarga
Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS
2. Keluarga adalah kelompok yang mempunyai peran yang sangat penting dalam
mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan atau memperbaiki masalah kesehatan
yang ditemukan dalam keluarga.
3. Masalah kesehatan anggota keluarga saling berkait dengan pelbagai masalah anggota
keluarga lainnya.
4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang penting dan karenanya
untuk keberhasilan pelayanan kesehatan terhadap anggota keluarga pemahaman
tentang keluarga tersebut tidak dapat diabaikan.
5. Keluarga adalah wadah atau saluran yang paling efektif untuk melaksanakan pelbagi
upaya penyampaian pesan pesan kesehatan.
Marby (1964) dalam Pengantar pelayanan dokter keluarga (Azrul Azwar 1996) mengatakan
bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pelbagai tindakan kedokteran
yang akan dilakukan, baik diagnosis, pencegahan penyait, pengobatan maupun perawatan.
Pengaruh keluarga terhadp diagnosisi penyakit adalah sebagai tempat bertanya pertama
(reference group). Tergantung dari pendapat yang disampaikan oleh keluarga, maka persepsi
penderita tentang diagnosis penyakit akan berbeda. Semua hal tersebut menentukan perilaku
pengobatan dan perawatan penyakit selanjutnya.
FIVE STAR DOCTOR
Masih ada lagi kriteria lain yang diharapkan ada pada diri seorang dokter keluarga, bahkan di
buku A Primer On Family Medicine Practice tulisan Profesor Goh Lee Gan (2004),
menyebutkan bahwa dokter keluarga itu adalah dokter yang bertugas sebagai care provider,
decision maker, community leader, communicator dan manager bagi semua keluarga yang
menjadi kliennya. Ke Lima peran tersebut menyebabkan dokter keluarga dikenal sebagai Five
Star Doctor atau dokter lima bintang. Dengan peran lima bintang ini, maka dokter diminta
untuk dapat lebih berperan dari sekedar tenaga penyembuh, tetapi juga sebagai agen
perubahan yang mampu menjaga kesehatan fisik, mental dan sosial dari bangsa. Adapun
Lima bintang tersebut adalah dokter sebagai :
1. Care Provider (Penyelenggara pelayanan kesehatan).
a. Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan
sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,
lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang
dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan
mempercayai.
b. Pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan
2. DECICION MAKER (Pembuat keputusan)
a. Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran
berdasarkan
kaidah
ilmiah
yang
mapan
dengan
mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk
kepentingan pasien sepenuhnya.
b. Membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
3. COMMUNICATOR (Penghubung/penyampai pesan)
a. Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang
efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatannya sendiri.
b. Memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya.
4. COMMUNITY LEADER (Pemimpin masyarakat)
a. Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan
nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama
masyarakat.
b. Menjadi panutan masyarakat
5. MANAGER (Manajer SDM pelayanan kesehatan).
a. Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada.
b. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana.
Indonesia sehat itu terdiri dari tiga pilar utama; Perilaku sehat, lingkungan sehat, dan
pelayanan kesehatan. Adanya dokter keluarga diharapkan dapat mengintervensi perilaku
warga yang menjadi kliennya, selalu memantau keadaan lingkungan tempat tinggal kliennya
melalui pelayanan kesehatan yang holistik dan komprehensif sehingga mewujudkan ketiga
pilar utama menuju Indonesia sehat seperti yang kita dambakan bersama dan pada akhirnya
diharapkan setiap penduduk Indonesia mendapatkan haknya untuk hidup sehat
KOMPETENSI DAN WEWENANG DOKTER KELUARGA
Defenisi tentang Kompetensi adalah sebagai berikut, yaitu berdasarkan SK Mendiknas
045/U/2002 tentang KOMPETENSI yakni ; Seperangkat tindakan cerdas dan penuh
tanggungjawab yg dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Kompetensi profesi dokter memiliki elemen elemen sebagai berikut ;
1. Landasan kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan ketrampilan
3. Kemampuan berkarya
4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan Ilmu dan
ketrampilan yg dikuasai.
5. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.
Dengan di kuasai Standar Kompetensi oleh Profesi dokter, maka ybs akan mampu ;
1. Menjalankan tugas/pekerjaan profesinya.
2. Mengorganisasikan tugasnya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang
berbeda dengan rencana semula.
4. Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang
profesinya.
5. Melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda.
Standar Kompetensi dokter dilengkapi dengan :
1. Daftar masalah Yang akan di hadapi dokter di UKM & UKP strata I
2. Daftar penyakit dan Diagnosa banding setiap penyakit telah di tentukan sesuai dengan
tingkat kemampuan dokter layanan strata pertama.
3. Daftar ketrampilan klinis Yg harus di kuasai oleh dokter UKM & UKP strata I, setiap
ketrampilan telah ditentukan tingkat kemampuan yg dikuasai.
10
1. Mewawancarai pasien
2. Memeriksa fisik dan mental pasien.
3. Menentukan pemeriksaan penunjang
4. Menegakkan diagnosis
5. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien.
6. Melakukan tindakan kedokteran
7. Menulis resep obat dan alat kesehatan.
8. Menulis surat keterangan dokter
9. Menyimpan obat dan alat kesehatan dalam jumlah dan jenis yang diizinkan
10. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktek di daerah terpencil
yang tidak ada apotik.
PENGALAMAN SUMSEL MELAKSANAKAN DOKTER KELUARGA.
Di bawah program ini, satu dokter yang memiliki kompetensi sederajat dokter umum akan
bertanggungjawab atas kesehatan 2500-3000 warga. Dokter tersebut akan menangani
berbagai penyakit, mempromosikan kesehatan, dan membantu pelaksanaan tindakan
pencegahan di kelompok warga tersebut. Selain itu, dokter keluarga juga akan memegang
data-data medis kelompok masyarakat yang ditanggungnya, termasuk data imunisasi dan
penggunaan KB.
Pelaksanaan program ini direncanakan dimulai di daerah perkotaan. Karena perkotaan telah
memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih baik dibandingkan derah perifer. Perkotaan
diharapkan dapat menjadi model yang baik untuk pelaksanaan sistem rujukan yang dirancang
untuk program dokter keluarga.
Sistem pembiayaan dokter keluarga dilakukan melalui asuransi. Premi yang harus dibayar per
individu diperkirakan sejumlah Rp.10.000,- per bulan. Harga ini dapat lebih tinggi atau lebih
rendah tergantung kemampuan ekonomi pasien. Pasien dengan kemampuan ekonomi yang
lebih tinggi akan memberi subsidi kepada pasien dengan kemampuan ekonomi yang lebih
rendah. Karena mekanisme pembayaran ini pula, semakin sedikit pasien yang sakit berarti
semakin sedikit uang yang terpakai sehingga pendapatan dokter semakin meningkat.
Perubahan ini diharapkan akan memicu tumbuhnya kualitas pelayanan yang lebih baik.
Jika dibandingkan dengan Jaskesmas, Dokter Keluarga lebih efektif dalam menangani pasien.
Pada Program Dokter Keluarga, setiap dokter memiliki tanggung jawab penuh dalam
menangani pasien baik dalam keadaan berobat maupun tidak berobat sedangkan Jamkesmas,
dokter hanya memiliki tanggung jawab pada saat pasien berobat. Selain itu, pendataan
masyarakat miskin lebih mudah karena pendataan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil
yang dilayani oleh seorang dokter. Akan tetapi, pada Jamkesmas pendataan masyarakat
miskin lebih sulit karena dilakukan secara nasional.
Dari segi ekonomi, program Dokter Keluarga hanya membutuhkan dana untuk honor dokter
sehingga dana yang dibutuhkan lebih murah dibandingkan dengan Jamkesmas. Hal ini
dikarenakan program Jamkesmas tidak hanya membutuhkan dana yang berasal dari honor
dokter melainkan dari biaya subsidi rumah sakit. Selain itu juga, pada program Dokter
Keluarga, dokter memiliki tanggungjawab penuh atas risiko yang dilakukan kepada
pasiennya sehingga memicu dokter untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
pasiennya. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan di atas, sangatlah wajar jika di saat
sekarang pemerintah seharusnya perlu merubah sistem pelayanan kesehatan yang lebih
efisien salah satunya dengan program Dokter Keluarga.
Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS
11