You are on page 1of 11

1

Fakultas Kedokteran UMP


Kuliah Blok XXI K2
Dosen : H.Syahrul Muhammad, dr.MARS

PRAKTEK KEDOKTERAN KELUARGA II


1. FILOSOFY PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (FIVE
STAR DOCTOR)
2. PRINSIP PELAYANAN DOKTER KELUARGA
3. WEWENANG DOKTER PELAKSANA PELAYANAN TINGKAT PRIMER
PENDAHULUAN
Tercapainya kesehatan penduduk yang optimal melalui suatu sistem pelayanan kesehatan
yang ideal adalah impian semua pihak. Namun kondisi dan situasi di Negara kita sampai saat
ini masih banyak kendala yang ditemui antara lain :
1. Masih rendahnya anggaran kesehatan,
2. Inflasi keuangan,
3. Tidak adekuatnya antara pendistribusian dengan kebutuhan.
4. Tidak tersedianya alat dan pelayanan kesehatan
Kesemua hal diatas masih menjadi penghambat utama dari terciptanya kesehatan penduduk
yang ideal tersebut. Selain itu, rendahnya tingkat pembiayaan di bidang kesehatan,
penyalahgunaan subsidi pemerintah, dan besarnya suatu proporsi tertentu tanpa adanya
perlindungan asuransi adalah tantangan untuk dilakukannya suatu reformasi bertahap menuju
perencanaan kesehatan yang lebih adil dan merata. Oleh sebab itulah perlu diciptakan suatu
sistem baru yang diharapkan mampu menjadi penyeimbang antara kualitas, kesamaan dan isi
pelayanan di salah satu sisinya dan mampu menyingkirkan pembiayaan yang sama sekali
tidak diperlukan di sisi lainnya.
Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa setiap
warganegara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perlu
diikutsertakan dalam berbagai upaya kesehatan. Upaya kesehatan yang dimaksud adalah
pelayanan yang pelayanan yang bersifat menyeluruh, berjenjang, berkelanjutan, berkeadilan,
merata, bermutu, terjangkau dan saling terkait serta pelayanan kesehatan secara keseluruhan
sesuai dengan Sistem Pelayanan Kedokteran Terpadu (SPKT).
Selama ini sangat dirasakan terdapatnya mata rantai yang hilang (missing link) antara
perawatan di rumah sakit dengan pusat kesehatan masyarakat. Bagian yang hilang itu adalah
petugas kesehatan yang berfungsi mengawasi kesehatan orang per orang sebagai seorang
individu dan sebagai anggota dari keluarga dan masyarakat serta lingkungan tetap tinggalnya.
Petugas kesehatan inilah yang kemudian kita sebut sebagai dokter keluarga yang akan
menjembatani pelayanan kesehatan masyarakat dengan rumah sakit sebagai strata kedua.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem
Kesehatan Nasional disebutkan bahwa kelak di masa yang akan datang masyarakat dan
swasta akan menyelenggarakan sendiri Unit Kesehatan Penduduk strata pertama melalui
konsep dokter keluarga tersebut. Puskesmas dalam hal ini tidak lagi menyelenggarakan
pelayanan tersebut kecuali di daerah yang sangat terpencil. Hal ini disebabkan karena ;

Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

pertama sudah terlalu banyaknya tugas dan program yang diemban oleh puskesmas dalam
aspek kesehatan masyarakat dan kedua puskesmas memiliki tanggungjawab kewilayahan.
Pelayanan kedokteran keluarga diharapkan nantinya jika telah berjalan akan mempunyai
posisi strategis karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan di
daerah dengan cara mengubah orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan
mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, mengubah
pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer
sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan
kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga
bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan.
Menurut Dr Alfred WT Loh (Chief Eksekutif dari World Organisation of Family Doctors),
salah satu keuntungan lainnya dari dokter keluarga adalah penghematan keuangan negara
melalui tiga cara.
1. Sebagai palang pintu, membantu mengurangi jumlah pasien yang membanjiri rumah
sakit sehingga menurunkan penggelembungan pengeluaran perawatan rumah sakit.
2. Fokus kepada usaha pencegahan penyakit akan menurunkan jumlah penyakit yang
timbul.
3. Mengurangi timbulnya komplikasi akibat penyakit yang timbul kronis sehingga
apabila dijalankan dengan baik pada akhirnya dapat menghemat keuangan negara.
Saat ini, pendidikan bagi mahasiswa calon dokter telah diarahkan agar menjadi seorang
dokter keluarga sehingga di masa yang akan datang dokter-dokter tersebut mempunyai cara
pandang yang lebih luas lagi terhadap pasien, tidak hanya sebagai individu, tetapi sebagai
bagian dari keluarga dan masyarakat. Mereka juga dididik untuk lebih mengutamakan
pencegahan dan peningkatan taraf kesehatan keluarga yang ditanggungnya.
Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer
sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis
di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap,
diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia
serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman,
1971; McWhinney, 1981)
Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya penyelenggaraan kesehatan
perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan,
kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Diharapkan akan mampu
mengatasi permasalahan kesehatan yang hingga sekarang belum terselesaikan karena belum
jelasnya bentuk sub sistem pelayanan kesehatan dan terkait dengan sub sistem pembiayaan
kesehatan.
Sistem dokter keluarga merupakan antisipasi perkiraan bergesernya status puskesmas menjadi
sarana umum. Tugas puskesmas akan mengatur sanitasi dan lingkungan atau yang bersifat
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)atau public good, sedangkan dokter keluarga menjadi
pelayanan yang bersifat upaya pelayanan kesehatan perorangan atau private good, dokter
akan menjadi bagian dari keluarga.
Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau merupakan
sesuatu yang esensial, dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan model dokter keluarga
diharapkan dokter keluarga sebagai ujung tombak dalam pelayanan kedokteran tingkat
pertama, yang dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua dan yang
bersinergi dengan sistem lain.2
Menurut pendapat Prof. Dr. Azrul Azwar. Perkembangan yang sangat cepat dari ilmu
kedokteran dan teknologi memiliki dapak positif dan negatif terhadap pelayanan kesehatan.
Dengan kondisi ini lahirlah begitu banyak jenis praktek spesialis dan sub spesialis, namun
hasilnya seringkali terjadi kualitas pelayanan kesehatan yang kurang karena dengan
pembagian spesialis dan subspesialis ini dokter hanya memeriksa penyakit yang berhubungan
dengan keahliannya sedangkan bagian lainnya akan terlewatkan atau bila ditemukan akan
dirujuk ke ahli lainnya, sehingga berakibat biaya yang dibutuhkan menjadi tinggi. Prof. Azrul
Azwar, sebagai pendiri ikatan dokter keluarga Indonesia ini, untuk mengatasi masalah mutu
dan biaya dibutuhkan dokter keluarga.
Dokter keluarga adalah suatu spesialis kesehatan yang memiliki konsentrasi pelayanan
kesehatan yang komprehensif untuk setiap individu dan keluarganya, dan menggabungkan
antara aspek biomedikal, kebiasaan hidup dan sosial. (WHO-sear,2003). Prinsip-prinsip dari
dokter keluarga adalah mereka dokter ;
1. yang memiliki pengetahuan tentang tubuh secara keseluruhan,
2. mengetahui tentang konteks dari sakit,
3. rutin melakukan kontak dengan pasiennya untuk memberikan pendidikan pencegahan
dan pendidikan kesehatan,
4. dokter keluarga tinggal dalam satu lokasi dengan para pasiennya,
5. dan mengatahui pekerjaan, dan aktifitas dirumah dari pasiennya.
6. Praktek dokter keluarga menangani seluruh keluarga dalam satu rumah termasuk
mereka yang bekerja dirumah tersebut.
Praktek dokter keluarga di Indonesia berlangsung masih dalam tahap awal. Bila dibandingkan
dengan negara lain, Indonesia ketinggalan. Beberapa faktor yang menghambat perkembangan
dokter keluarga di Indonesia adalah karena:
1. Peraturan penerintah: yang masih menjalankan 'fee for service system'
2. Kesehatan konsumen: banyak pasien yang senang langsung mengunjungi dokter
spesialis.
3. Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh dokter keluarga di Indonesia masih terbatas.
4. Dokter keluarga di Indonesia adalah 'Primary Health Care Doctor' sehingga yang
melaksanakan adalah dokter umum bukan dokter spesialis.
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer
sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis
di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap,
diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia
serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman,
1971; McWhinney, 1981)
Karakteristik Dokter Keluarga
Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

Menurut ; Lynn P. Carmichael (1973)


1. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
2. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
3. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
4. Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit
5. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan
penyakit
Menurut ; Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)
1. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
2. Pelayanan primer dan lanjut
3. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
4. Memandang pasien dan keluarga
5. Melayani secara maksimal
Menurut IDI (1982)
1. Dokter yang memberikan pelayanan kesehtan berorientasi komunitas dengan titik
berat kepada keluarga
2. Tidak memandang pasien sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan masyarakat
3. Pelayanan menyeluruh dan maksimal dalam arti tidak hanya menanti secara pasif,
tetapi perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.
4. Mengutamakan pencegahan dan meningkatkan taraf kesehatan
5. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
6. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
1. Skala kecil:
a. Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga
b. Mewujudkan keluarga sehat sejahtera
2. Skala besar:
a. Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata
bagi seluruh rakyat Indonesia
Sejarah perkembangan Dokter Keluarga di Indonesia
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak
tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990
melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter
Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota
IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan
baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada
tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama
World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family
Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese
Dokter Keluarga Indonesia.
Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui
berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari
Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan


pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan
anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan
"community medicine" karena kedekatannya.
Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan
kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan
kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan. Sementara itu bagi dokter
umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk
mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan dengan cara
mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir
telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter
keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah
disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI /
KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :
1. Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,
2. Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
3. Paket C: ketrampilan klinik praktis
4. Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.
GLOSSARY
Ilmu kedokteran keluarga.
Wawasan ilmu kedokteran telah dikemukakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan
Komisi Bidang Ilmu Kedokteran pada tahun 1995, yaitu: mencakup ilmu-ilmu pengetahuan
yang mempelajari proses tumbuh kembang manusia mulai dari saat pembuahan sampai
dengan akhir hayat, serta berbagai konsep yang melandasi hidup dan kehidupan mulai pada
tingkat molekuler sampai dengan tingkat individu utuh. Jadi bidang garapan utama studi ilmu
kedokteran adalah perubahan, penyimpangan atau keadaan tidak optimalnya fungsi organ
tubuh secara terpadu pada
tingkat individu utuh sampai tingkat molekuler, dan adanya faktor genetik. Ilmu kedokteran
keluarga adalah ilmu kedokteran yang mempelajari:
1. Dinamika kehidupan keluarga dalam lingkungannya,
2. Pengaruh penyakit dan keturunan terhadap fungsi keluarga
3. Pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit
serta permasalahan kesehatan keluarga
4. Berbagai cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi keluarga
dalam keadaan normal.
Dokter Keluarga
Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi
kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk
menjalankan praktek dokter keluarga.
Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P. adalah:
1. Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan system pelayanan
kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang
mungkin dimiliki pasien.

Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

2. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun


karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia
dalam system pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan pasien.
3. Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis,
pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu
biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.
Secara singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter
Praktik Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer dengan
menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran keluarga. Berprofesi khusus, karena dididik secara
khusus untuk mencapai standar kompetensi tertentu.
Dokter Praktik Umum, yaitu Dokter yang dalam praktiknya menampung semua masalah yang
dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status sosial, jenis penyakit, golongan usia,
ataupun sistem organ.
Pelayanan kesehatan tingkat primer Ujung tombak pelayanan kesehatan tempat kontak
pertama dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan semua masalah sedini dan sedapat
mungkin atau mengkoordinasikan tindak lanjut yang diperlukan pasien.
Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif, kontinyu,
koordinatif (kolaboratif), mengutamakan pencegahan, menimbang keluarga dan
komunitasnya
Pelayanan kedokteran keluarga
Pelayanan kesehatan/asuhan medis yang didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini
secara menyeluruh (holistik), paripurna (komprehensif) terpadu, berkesinambungan untuk
menyelesaikan semua keluhan dari pengguna jasa/pasien sebagai komponen keluarganya
dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan sosialnya.
KELUARGA
Batasan tentang keluarga banyak macamnya namun yang penting menurut pendapat Azrul
Azwar dalam pengantar pelayanan dokter keluarga ada dua pendapat yang lebih cocok di
budaya kita adalah :
1. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya (UU
No. 10 Tahun 1992).
2. Keluarga adalah persekutuan dua atau lebih induvidu yang terikat oleh darah,
perkawinan atu adopsi yang membentuk satu rumah tangga, saling berhubungan
dalam lingkup peraturan keluarga, serta menciptakan dan memelihara budaya yang
sama (Tinkham and Voorlies).
PENGARUH KELUARGA TERHADAP KESEHATAN
1. Keluarga adalah unit terkecil yang ada dalam masyarakat dan melibatkan mayoritas
penduduk. Dengan demikian apa bila masalah kesehatan setiap keluarga dapat di
atasi, berarti masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan dapat turut
terselesaikan.

Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

2. Keluarga adalah kelompok yang mempunyai peran yang sangat penting dalam
mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan atau memperbaiki masalah kesehatan
yang ditemukan dalam keluarga.
3. Masalah kesehatan anggota keluarga saling berkait dengan pelbagai masalah anggota
keluarga lainnya.
4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang penting dan karenanya
untuk keberhasilan pelayanan kesehatan terhadap anggota keluarga pemahaman
tentang keluarga tersebut tidak dapat diabaikan.
5. Keluarga adalah wadah atau saluran yang paling efektif untuk melaksanakan pelbagi
upaya penyampaian pesan pesan kesehatan.
Marby (1964) dalam Pengantar pelayanan dokter keluarga (Azrul Azwar 1996) mengatakan
bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pelbagai tindakan kedokteran
yang akan dilakukan, baik diagnosis, pencegahan penyait, pengobatan maupun perawatan.
Pengaruh keluarga terhadp diagnosisi penyakit adalah sebagai tempat bertanya pertama
(reference group). Tergantung dari pendapat yang disampaikan oleh keluarga, maka persepsi
penderita tentang diagnosis penyakit akan berbeda. Semua hal tersebut menentukan perilaku
pengobatan dan perawatan penyakit selanjutnya.
FIVE STAR DOCTOR
Masih ada lagi kriteria lain yang diharapkan ada pada diri seorang dokter keluarga, bahkan di
buku A Primer On Family Medicine Practice tulisan Profesor Goh Lee Gan (2004),
menyebutkan bahwa dokter keluarga itu adalah dokter yang bertugas sebagai care provider,
decision maker, community leader, communicator dan manager bagi semua keluarga yang
menjadi kliennya. Ke Lima peran tersebut menyebabkan dokter keluarga dikenal sebagai Five
Star Doctor atau dokter lima bintang. Dengan peran lima bintang ini, maka dokter diminta
untuk dapat lebih berperan dari sekedar tenaga penyembuh, tetapi juga sebagai agen
perubahan yang mampu menjaga kesehatan fisik, mental dan sosial dari bangsa. Adapun
Lima bintang tersebut adalah dokter sebagai :
1. Care Provider (Penyelenggara pelayanan kesehatan).
a. Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan
sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,
lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang
dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan
mempercayai.
b. Pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan
2. DECICION MAKER (Pembuat keputusan)
a. Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran
berdasarkan
kaidah
ilmiah
yang
mapan
dengan
mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk
kepentingan pasien sepenuhnya.
b. Membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
3. COMMUNICATOR (Penghubung/penyampai pesan)
a. Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang
efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatannya sendiri.

Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

b. Memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya.
4. COMMUNITY LEADER (Pemimpin masyarakat)
a. Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan
nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama
masyarakat.
b. Menjadi panutan masyarakat
5. MANAGER (Manajer SDM pelayanan kesehatan).
a. Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada.
b. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana.
Indonesia sehat itu terdiri dari tiga pilar utama; Perilaku sehat, lingkungan sehat, dan
pelayanan kesehatan. Adanya dokter keluarga diharapkan dapat mengintervensi perilaku
warga yang menjadi kliennya, selalu memantau keadaan lingkungan tempat tinggal kliennya
melalui pelayanan kesehatan yang holistik dan komprehensif sehingga mewujudkan ketiga
pilar utama menuju Indonesia sehat seperti yang kita dambakan bersama dan pada akhirnya
diharapkan setiap penduduk Indonesia mendapatkan haknya untuk hidup sehat
KOMPETENSI DAN WEWENANG DOKTER KELUARGA
Defenisi tentang Kompetensi adalah sebagai berikut, yaitu berdasarkan SK Mendiknas
045/U/2002 tentang KOMPETENSI yakni ; Seperangkat tindakan cerdas dan penuh
tanggungjawab yg dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Kompetensi profesi dokter memiliki elemen elemen sebagai berikut ;
1. Landasan kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan ketrampilan
3. Kemampuan berkarya
4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan Ilmu dan
ketrampilan yg dikuasai.
5. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.
Dengan di kuasai Standar Kompetensi oleh Profesi dokter, maka ybs akan mampu ;
1. Menjalankan tugas/pekerjaan profesinya.
2. Mengorganisasikan tugasnya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang
berbeda dengan rencana semula.
4. Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang
profesinya.
5. Melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda.
Standar Kompetensi dokter dilengkapi dengan :
1. Daftar masalah Yang akan di hadapi dokter di UKM & UKP strata I
2. Daftar penyakit dan Diagnosa banding setiap penyakit telah di tentukan sesuai dengan
tingkat kemampuan dokter layanan strata pertama.
3. Daftar ketrampilan klinis Yg harus di kuasai oleh dokter UKM & UKP strata I, setiap
ketrampilan telah ditentukan tingkat kemampuan yg dikuasai.

Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) (SK Menkes RI 131/Menkes/SK/II/2004) menyatakan


bahwa system kesehatan nasional terdiri dari 6 subsistem yakni ;
1. Subsistem Upaya kesehatan
2. Subsistem Pembiayaan kesehatan
3. Subsistem SDM kesehatan
4. Subsistem obat & perbekalan kesehatan
5. Subsistem pemberdayaan masyarakat
6. Subsistem manajemen kesehatan
Subsistem upaya kesehatan terdiri dari ;Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) ..lihat slide power point
Sesuai dgn kompetensi yg di perlukan yaitu UKM & UKP Strata pertama UKM & UKP
Strata pertama sesuai dengan paradigma sehat, memiliki karakteristik, sebagai berikut :
1. Pelayanan yang komprehensif dengan pendekatan holistic
a. Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
b. Memandang manusia seutuhnya.
2. Pelayanan yg continue
a. Mempunyai rekam medis yg di isi dgn cermat
b. Menjalin kerjasama dgn profesi dan instansi lain untuk kepentingan Pasien
agar proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.
a. Mendiagnosa dan mengobati pesien sedini mungkin
b. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya.
c. Mencegah kecacatan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
a. Kerjasama professional dengan semua pengandil agar dapat di capai
pelayanan bermutu dan kesembuhan optimal.
b. Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk
penyembuhan.
5. Penanganan personal pasien sebagai integral dari keluarga.
a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas masyarakat dan
lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyakit.
b. Memanfaakan keluarga, komunitas dan lingkungan untuk membantu
penyembuhan pasien.
6. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
7. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
8. Pelayanan yang dapat di audit dan dipertanggungjawabkan yang merupakan perwujud
dari adanya ;
a. Rekam medis yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain
b. Standar pelayanan medis.
c. Penggunaan evidence base medicine untuk pengambilan keputusan.
d. Kesadaran akan keterbatasan dan kemampuan serta kewenangan.
e. Kesadaran untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar
sepanjang hayat dan pengembangan profesi berkelanjutan.
KEWENANGAN DOKTER KELUARGA
Telah diatur oleh KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA sebagai kewenangan layanan
dokter strata pertama yakni sebagai berikut ; Dokter yang telah memiliki STR berwenang
melakukan praktek kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki ;
Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

10

1. Mewawancarai pasien
2. Memeriksa fisik dan mental pasien.
3. Menentukan pemeriksaan penunjang
4. Menegakkan diagnosis
5. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien.
6. Melakukan tindakan kedokteran
7. Menulis resep obat dan alat kesehatan.
8. Menulis surat keterangan dokter
9. Menyimpan obat dan alat kesehatan dalam jumlah dan jenis yang diizinkan
10. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktek di daerah terpencil
yang tidak ada apotik.
PENGALAMAN SUMSEL MELAKSANAKAN DOKTER KELUARGA.
Di bawah program ini, satu dokter yang memiliki kompetensi sederajat dokter umum akan
bertanggungjawab atas kesehatan 2500-3000 warga. Dokter tersebut akan menangani
berbagai penyakit, mempromosikan kesehatan, dan membantu pelaksanaan tindakan
pencegahan di kelompok warga tersebut. Selain itu, dokter keluarga juga akan memegang
data-data medis kelompok masyarakat yang ditanggungnya, termasuk data imunisasi dan
penggunaan KB.
Pelaksanaan program ini direncanakan dimulai di daerah perkotaan. Karena perkotaan telah
memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih baik dibandingkan derah perifer. Perkotaan
diharapkan dapat menjadi model yang baik untuk pelaksanaan sistem rujukan yang dirancang
untuk program dokter keluarga.
Sistem pembiayaan dokter keluarga dilakukan melalui asuransi. Premi yang harus dibayar per
individu diperkirakan sejumlah Rp.10.000,- per bulan. Harga ini dapat lebih tinggi atau lebih
rendah tergantung kemampuan ekonomi pasien. Pasien dengan kemampuan ekonomi yang
lebih tinggi akan memberi subsidi kepada pasien dengan kemampuan ekonomi yang lebih
rendah. Karena mekanisme pembayaran ini pula, semakin sedikit pasien yang sakit berarti
semakin sedikit uang yang terpakai sehingga pendapatan dokter semakin meningkat.
Perubahan ini diharapkan akan memicu tumbuhnya kualitas pelayanan yang lebih baik.
Jika dibandingkan dengan Jaskesmas, Dokter Keluarga lebih efektif dalam menangani pasien.
Pada Program Dokter Keluarga, setiap dokter memiliki tanggung jawab penuh dalam
menangani pasien baik dalam keadaan berobat maupun tidak berobat sedangkan Jamkesmas,
dokter hanya memiliki tanggung jawab pada saat pasien berobat. Selain itu, pendataan
masyarakat miskin lebih mudah karena pendataan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil
yang dilayani oleh seorang dokter. Akan tetapi, pada Jamkesmas pendataan masyarakat
miskin lebih sulit karena dilakukan secara nasional.
Dari segi ekonomi, program Dokter Keluarga hanya membutuhkan dana untuk honor dokter
sehingga dana yang dibutuhkan lebih murah dibandingkan dengan Jamkesmas. Hal ini
dikarenakan program Jamkesmas tidak hanya membutuhkan dana yang berasal dari honor
dokter melainkan dari biaya subsidi rumah sakit. Selain itu juga, pada program Dokter
Keluarga, dokter memiliki tanggungjawab penuh atas risiko yang dilakukan kepada
pasiennya sehingga memicu dokter untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
pasiennya. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan di atas, sangatlah wajar jika di saat
sekarang pemerintah seharusnya perlu merubah sistem pelayanan kesehatan yang lebih
efisien salah satunya dengan program Dokter Keluarga.
Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

11

Handout Kuliah dokter keluarga Blok 21/dr.H.Syahrul Muhammad,MARS

You might also like