You are on page 1of 55

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Blok Homeostasis, Stress, dan Adaptasi adalah blok ke 6 di semester 2 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang
menerapkan kasus Tn. Mubarak 45 tahun, berangkat dari Kairo ke Jakarta untuk
menghadiri seminar. Ia terbang dari Kairo pukul 13.00 WIB (waktu setempat)
tanggal 23 Mei selama 10 jam dan tiba di Jakarta pukul 6.00 WIB (pagi) tanggal
24 Mei. Setelah tiba, ia langsung menghadiri acara seminar tanpa sempat
beristirahat. Dalam seminar, Tn. Mubarak melakukan presentasi sambil berjalan
mengelilingi ruang agar lebih interaktif dengan peserta. Setelah seminar Tn.
Mubarak tampak lelah, gelisah, dan mengantuk. Ia secara spontan langsung
tertidur di bangku depan. Saat dibangunkan dan dibawa ke ruang istirahat, Tn.
Mubarak mengeluh sakit perut, perut kembung dan sakit kepala. Ia juga mengeluh
matanya kering dan sinusitisnya kumat karena sirkulasi udara di dalam pesawat
yang kurang baik. Selain itu, kakinya merasa pegal dan kram karena terlalu lama
duduk diam selama penerbangan.
Ia memohon diri untuk beristirahat karena mengalami gangguan irama
sirkadian akibat menempuh perjalan jauh melintasi beberapa zona waktu dan
meridian bumi. Selain itu ia juga mengalai gangguan karena pengaruh
kelembaban udara yang kering dan tekanan udara yang rendah di dalam pesawat.
2

Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari


system

pembelajaran

KBK

di

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 1

Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode


analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Data Tutorial
Tutor

: dr. Iskandar Zulkarnain, M.Kes

Moderator

: Merri Pebriyanti

Sekretaris

: Fajar Setia Budi

Notulen

: Selina Heraris

Waktu

: Senin, 14 Mei 2012


Rabu, 16 Mei 2012

Rules :
1
2
3
4
2.2

Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.


Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument.
Izin saat akan keluar ruangan.
Dilarang makan dan minum.
Skenario
Tn. Mubarak 45 tahun, berangkat dari Kairo ke Jakarta untuk menghadiri

seminar. Ia terbang dari Kairo pukul 13.00 WIB (waktu setempat) tanggal 23 Mei
selama 10 jam dan tiba di Jakarta pukul 6.00 WIB (pagi) tanggal 24 Mei. Setelah
tiba, ia langsung menghadiri acara seminar tanpa sempat beristirahat. Dalam
seminar, Tn. Mubarak melakukan presentasi sambil berjalan mengelilingi ruang
agar lebih interaktif dengan peserta. Setelah seminar Tn. Mubarak tampak lelah,
gelisah, dan mengantuk. Ia secara spontan langsung tertidur di bangku depan. Saat
dibangunkan dan dibawa ke ruang istirahat, Tn. Mubarak mengeluh sakit perut,
perut kembung dan sakit kepala. Ia juga mengeluh matanya kering dan
sinusitisnya kumat karena sirkulasi udara di dalam pesawat yang kurang baik.
Selain itu, kakinya merasa pegal dan kram karena terlalu lama duduk diam selama
penerbangan.
Ia memohon diri untuk beristirahat karena mengalami gangguan irama
sirkadian akibat menempuh perjalan jauh melintasi beberapa zona waktu dan

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 3

meridian bumi. Selain itu ia juga mengalai gangguan karena pengaruh


kelembaban udara yang kering dan tekanan udara yang rendah di dalam pesawat.
2.3

Seven Jumps Step

2.3.1

Klarifikasi Istilah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Interaktif : saling mempengaruhi/ berkomunikasi


Lelah : penat payah tidak bertenaga
Gelisah : tidak tentram, selalu khawatir, dan cemas
Mengantuk : berasa ingin tidur
Spontan : keadaan reflek diluar kendali
Sakit perut : gastroesa : sakit atau nyeri yang dirasakan dibagian perut
Perut kembung : meningkatkan jumlah gas dalam saluran pencernaan

nama lainya flatulensi


8. Sakit kepala : cephalalgie : suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam
kepala
9. Mata kering : keratokonjungtivista : penyakit mata dimana jumlah
produksi air mata berkurang
10. Sinusitis : radang sinus
11. Sirkulasi : peredaran
12. Kram : kejang
13. Irama sirkardian : sebuah irama biologis yang menunjukkan adaptasi yang
dikendalikan oleh hipotalamus
14. Kelembaban : konsentrasi uap air di udara
15. Tekanan udara : tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara
dalam satuan luas tertentu, dan diukur menggunakan barometer

2.3.2

Identifikasi Masalah

1. Tn. Mubarok laki-laki (45 tahun) terbang dari Kairo ke Jakarta selama 10
jam untuk menghadiri seminar.
2. Setelah tiba, Tn. Mubarak langsung menghadiri acara seminar tanpa
sempat beristirahat dan dalam seminar, tn. Mubarak melakukan presentasi
sambil berjalan mengelilingi ruang agar lebih interaktif dengan peserta.
3. Setelah seminar Tn. Mubarak tampak lelah, gelisah, mengantuk dan secara
spontan langsung tertidur di bangku depan.
4. Saat dibangunkan dan dibawa ke ruang istirahat, Tn. Mubarak mengeluh
sakit perut, perut kembung, dan sakit kepala.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 4

5. Tn. Mubarak juga mengeluh matanya kering dan sinusitisnya kumat


karena sirkulasi udara di dalam pesawat yang kurang baik.
6. Selain itu, kaki Tn. Mubarak terasa pegal dan kram karena terlalu lama
duduk diam selama penerbangan.
7. Tn. Mubarak memohon diri untuk beristirahat karena mengalami
gangguan irama sirkadian akibat menempuh perjalanan jauh melintasi
beberapa zona waktu dan meridian bumi.
8. Selain itu, Tn. Mubarak juga mengalami gangguan karena pengaruh
kelembaban udara yang kering dan tekanan udara yang rendah di dalam
pesawat.
2.3.3

Analisis Masalah

1. Tn. Mubarok laki-laki (45 tahun) terbang dari Kairo ke Jakarta selama 10
jam untuk menghadiri seminar.
a. Apa dampak duduk selama 10 jam dalam pesawat?
Jawab:
Saat duduk otot pada regio fossa poplitea akan tertekuk sehingga
peredaran darah tidak berjalan lancar dan akan mengakibatkan

kram otot.
Terjadi edema pada kaki karena cairan di dalam tubuh mengikuti
gaya gravitasi bumi yang akan mengakibatkan cairan selalu ke

bawah.
b. Sistem apa yang terlibat saat Tn. Mubarak duduk selama 10 jam
dalam pesawat?
Jawab:
Sistem muskuloskeletal, sistem saraf, sistem respirasi, sistem
kardiovaskuler.
c. Apa dampak dari perjalanan dengan perubahan zona waktu ?
Jawab :
Terjadi perubahan waktu aktivitas : perubahan zona waktu akan
menyebabkan perubahan jam biologiis dari kebiasaan jam

biologis sebelumnya, seperti perubahan wajtu tidur.


Penghambat atau faktor pengganggu dalam proses homeostasis.

d. Bagaimana adaptasi tubuh terhadap perjalanan jauh melewati zona


waktu selama 10 jam?
Jawab:

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 5

Adaptasi waktu aktivitas yaitu adaptasi perubahan waktu siang

dan malam terhadap irama sirkadian tubuh.


Adaptasi fungsional, berupa:
a) Aklimatisasi : upaya adaptasi dari suatu organisme terhadap
suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya, misalnya
suhu lingkungan, derajat keasaman (pH), dan kadar oksigen.
b) Aklimasi : perubahan fisiologis dapat balik yang membantu
mempertahankan fungsi dari organisme dalam kondisi

lingkungan yang berubah.


Adaptasi jaringan, berupa: adaptasi fungsi sistem-sistem tubuh.
Adaptasi biokimia, berupa: pada saat berada di ketinggian terjadi
stress reduktif yang mengakibatkan radikal bebas oleh trasnpor
elektron di mitokondria di kompleks 1 dan 3 yang mengeluarkan
enzim superoksida dismutasi, dan katalase.

2. Setelah tiba, Tn. Mubarak langsung menghadiri acara seminar tanpa


sempat beristirahat dan dalam seminar, tn. Mubarak melakukan presentasi
sambil berjalan mengelilingi ruang agar lebih interaktif dengan peserta.
a. Bagaimana pola tidur yang normal?
Jawab:
Terdapat dua jenis tidur, yakni tidur paradoksal atau rapid eye
movement (REM) dan tidur gelombang lamabat atau non-REM
(NREM). Tidur NREM dibagi menjadi 4 stadium. Seseorang yang
baru tertidur memasuki stadium 1 yang ditandai oleh aktivitas
elektroensefalogram (EEG) frekuensi tinggi amplitude rendah.
Stadium 2 ditandai oleh munculnya kumparan tidur (sleep spindle). Di
sini terjadi letupan-letupan gelombang mirip alfa (10-14 Hz, 50 V.
Pada stadium 3, pola yang timbul adalah gelombang dengan frekuensi
yang lebih rendah dan amplitudo meningkat. Perlambatan maksimum
dengan gelombang-gelombang besar dijumpai pada stadium 4.
Dengan demikian, karakteristik tidur dalam pola gelombang lambat
ritmik, menunjukkan adanya sinkronisasi yang jelas.
b. Apa dampak Tn. Mubarak tidak beristirahat?
Jawab:
Tubuh akan kekurangan energi untuk melakukan aktivitas.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 6

Tn. Mubarak tidak dapat melakukan adaptasi dengan kondisi


waktu yang terjadi di Indonesia sehingga ia merasa mengantuk,
hal ini karena Tn. Mubarak melakukan perjalanan yang melewati
zona waktu maka tubuh perlu melakukan adaptasi dengan kondisi
yang terjadi.

c. Sistem apa yang terlibat ketika Tn. Mubarak berjalan mengelilingi


ruangan?
Jawab:
Sistem muskuloskeletal, sistem saraf, sistem respirasi, sistem
kardiovaskuler.
3. Setelah seminar Tn. Mubarak tampak lelah, gelisah, mengantuk dan secara
spontan langsung tertidur di bangku depan.
a. Mengapa ia tampak lelah, gelisah, dan mengantuk?
Jawab:
Lelah : karena kurang asupan nutrisi dan energi karena tidak
istirat selama di pesawat. Sehingga, ketika tubuh dituntut untuk
tetap beraktivitas maka menyebabkan stress tubuh atau kerja otot

yang lebih akan menyebabkan kelelahan otot.


Gelisah : karena sistem sarafnya tidak seimbang dan akibat lelah
menbuat tubuh menjadi stress yang akan mengakibatkan sekresi

hormon epineprine dan kortisol meningkat.


Mengantuk : karena pada pukul 06.00 WIB merupakan pukul
23.00 waktu Kairo,waktu ini merupan waktu tidur sehingga irama
biologisnya membuat mengantuk. Selain itu, bisa juga disebabkan
oleh hipoksia.

b. Sistem apa saja yang terlibat saat ia lelah, gelisah, mengantuk dan
tertidur secara spontan?
Jawab:
Sistem saraf, sistem endokrin, sistem respirasi, sistem kardiovaskuler,
dan sistem muskuloskletal.
c. Bagaimana mekanisme lelah, gelisah, mengantuk, dan spontan
tertidur?
Jawab:

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 7

Lelah : penumpukan CO2 karena metabolisme dan kurang nutrisi

kekurangan energi lelah.


Gelisah : aktivitas CNS (Central Nervous Syatem) saraf

simpatis mengikat epinefrin dan kortisol meningkat gelisah


Mengantuk dan tertidur spontan : pusat tidur terdapat di substansi
vebtrikulo retikularis medulo oblongata. Jika terjadi perubahan
zona waktu sehingga jam internal berbeda dengan jam lingkungan
maka terjadi desinkronisasi yang dipicu oleh rostal medulo
oblongata (aurosal state). Proses tidur juga dipengaruhi oleh
mekanisme hutang tidur. Setiap jam kita terjaga adalah hutang
tidur yang akan memberikan rasa kantuk. Rasa kantuk ini akan
bekerja berlawanan dengan jam biologis yang mendorong kita
untuk terjaga. Rangsang sadar dan rangsang untuk tidur, saling
bersaing untuk mempengaruhi tubuh.

4. Saat dibangunkan dan dibawa ke ruang istirahat, Tn. Mubarak mengeluh


sakit perut, perut kembung, dan sakit kepala.
a. Bagaimana mekanisme sakit perut, perut kembung, dan sakit kepala?
Jawab:
Sakit perut: perubahan zona waktu mengakibatkan perubahan
pola makan sehingga terganggunya sistem digestif yang di
stimuluskan olah reseptor rasa sakit dalam traktus digestivus
terletak pada serabut saraf C yang berasal dari sistem saraf
otonom pada mukosa usus. Reseptor nyeri pada perut terbatas di
submukosa, lapisan muskularis dan serosa dari organ di abdomen.
Serabut C ini bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke ganglia
pre dan paravertebra, memasuki akar dorsa ganglia. Impuls
aferen

akan

melewati

medula

spinalis

pada

traktus

spinotalamikus lateralis menuju ke talamus, kemudian ke konteks


serebri. Impuls nyeri mencapai medula spinalis pada segmen

thoracalis 6, 7, 8 serta dirasakan di daerah epigastrium.


Perut kembung: perbedaan waktu Jakarta-Kairo (jam 06.00 pagi
waktu Jakarta dan jam 23.00 malam waktu Kairo) asam

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 8

lambung meningkat (kelebihan ion H+ menyebabkan kalebihan

asam lambung HCl) Perut Kembung.


Sakit kepala: tekanan udara rendah suplai O2 ke otak
berkurang hipoksia saki kepala

b. Sistem apa saja yang terlibat saat ia mengeluh sakit perut, perut
kembung, dan sakit kepala?
Jawab:
Sistem digestifus, sistem endokrin, sistem saraf (aferen, deferen,
otonom)
5. Tn. Mubarak juga mengeluh matanya kering dan sinusitisnya kumat
karena sirkulasi udara di dalam pesawat yang kurang baik.
a. Bagaimana pengaruh sirkulasi udara dalam pesawat terhadap keluhan
yang dirasakan Tn. Mubarak?
Jawab:
Mata kering berhubungan dengan kelembaban udara rendah
sehingga cairan pada mata mengalami penguapan yang membuat

mata menjadi kering.


Sinusitis berhubungan dengan tekanan udara yang rendah
mengakibatkan

sel

pada

rongga

sinus

mengkerut

yang

menimbulkan peradangan. Juga berhubungan dengan sirkulasi


udara pada ruang tertutup yang memungkinkan bakteri tidak
bersirkulasi.
b. Bagaimana mekanisme dari mata kering dan sinusitis?
Jawab:
Mata kering : kelembeban udara rendah (kering) cairan pada
mata mengalami penguapan cairan mata berkurang mata

kering.
Sinusitis : tekanan udara yang rendah sel pada rongga sinus
mengkerut daya imun menurun timbula alergi terjadi
peradangan sinusitis.

c. Sistem apa saja yang terlibat saat ia mengeluh matanya kering dan
sinusitisnya kumat?
Jawab:
Sistem lakrimasi dan sistem hipersensitif (alergi)

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 9

d. Mengapa penyakit sinusitis Tn. Mubarak kambuh?


Jawab:
Karena tekanan udara di dalam pesawat yang rendah sehingga
mengakibatkan sel pada rongga sinus mengekerut lalu mengalami
peradanagan, apabila sistem imunologi tubuh menurun maka akan
mengakibatkan sinusitis
e. Apa dampak Sinusitis?
Jawab:
Terjadi radang tulang apabila sudah berat terjadi infeksi pada

tulang tersebut.
Pada mata dapat berupa nyeri mata, pengelihatan kabur, bengkak
kelopak mata, penonjolan bola mata, bahkan dapat terjadi

pecahnya bola mata.


Pada otak dapat berupa nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran,

dan kejang.
Pada telinga akan merasakan telinga yang terasa penuh, kurang
pendengaran, nyeri telinga, dan keluar cairan dari telinga

6. Selain itu, kaki Tn. Mubarak terasa pegal dan kram karena terlalu lama
duduk diam selama penerbangan.
a. Mengapa timbul rasa pegal dan kram saat ia duduk terlalu lama?
Jawab:
Rasa pegal: penumpukan asam laktat karena terjadi metabolisme
anaerob pada saat di dalam pesawat selama 10 jam dan saat Tn.
Mubarak berjalan mengelilingi ruangan untuk berinteraksi dengan

peserta seminar.
Kram: terlalu lama duduk mengakibatkan aliran darah tidak
berjalan lancar (terhambat) sehingga terjadilah kram.

b. Bagaimana mekanisme pegal dan kram?


Jawab:
Pegal : Sirkulasi udara di dalam pesawat yang kurang baik
distribusi O2 kurang terhambat supalai O2 ke ektrsmitas bawah

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 10

sel melakukan glikolisis anaerob dan mengahasilkan asam

laktat asam laktat menumpuk pegal


Kram : Terlalu lama duduk (dalam kasus ini 10 jam) terjadi
vasokontraksi aliran darah terhambat nyeri sinyal
sensorik di m. Spinalis reflek kontraksi otot meningkat
kram

c. Sistem apa yang terlibat?


Jawab:
Sistem Saraf, sistem muskuluskletal, dan sistem respirasi.
7. Tn. Mubarak memohon diri untuk beristirahat karena mengalami
gangguan irama sirkadian akibat menempuh perjalanan jauh melintasi
beberapa zona waktu dan meridian bumi.
a. Apa yang menyebabkan gangguan irama sirkadian?
Jawab:
Melintasi beberapa zona waktu dan meridian bumi.
b. Bagaimana pengaruh/hubungan irama sirkadian
Jawab :
Sistem imunitas : berkaitan dengan hormon kortisol yang bisa

menekan kerja limfosit sehingga mengganggu sistem imunitas.


Sistem saraf : RAS (Retikular Activating System) sistem terhadap

pola tidur dan terjaga/bangun.


Sistem endokrin : berkaitan dengan hiphotalamus hipofisis

korteks adrenal.
Sistem respirasi : berhubungan dengan pola keseimbangan antara

tekana O2 dan CO2.


Sistem digestif : pola kerja digestif yang berhubungan dengan

jadwal makan.
Sistem kardiovaskuler : pola kerja sistem ksrdiovaskuler terhadap

jam kerja
Urinarius : berhubungan dengang pola produksi urin menurut

waktu.
Regulasi suhu tubuh : pola suhu tubuh terhadap aktifitas tubuh
yang pada saat siang hari akan naik dan pada malam hari akan

turun.
c. Apa dampak dari terganggunya irama sirkardian?
Jawab:

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 11

Gangguan tidur, seperti insomnia, bangun tidur terlalu cepat, dan

bangun tidur terlalu lama.


Lelah pada siang hari.
Sulit berkonsentrasi seperti saat dalam kondisi normal.
Gangguan pencernaan, kram, dan diare.
Perasaan tidak nyaman atau gelisah.
Pada wanita yang sering menggunakan pesawat udara bisa terjadi
gangguan pada menstruasi.

8. Selain itu, Tn. Mubarak juga mengalami gangguan karena pengaruh


kelembaban udara yang kering dan tekanan udara yang rendah di dalam
pesawat.
a. Apa hubungan kelembaban yang kering dan tekanan udara yang
rendah terhadap tubuh?
Jawab:
kram
Hubungan kelembaban udara adalah cairan yang ada di
tubuh

akan mengalami penguapan (evaporasi).


Hubungan tekanan udara yang rendah adalah akan terjadi
Aliran darah terhambat
pengerutandengan
pada dinding
sel.
ubarak (45 tahun) melakukan perjalanan
pesawat
udara selama 10 jam dan melewati merid
b. Sistem apa saja yang terlibat?
Jawab:
Terlalu lama duduk
Sistem saraf berguna menerima rangsangan sensoris yang

diterima oleh panca indera.


Sistem eksokrin berhubungan dengan mekanisme pengeluaran

panas oleh kelenjar keringat.


Kelembaban udara yang kering
Terjadi gangguan irama sirkadianTekanan udara yang rendah
2.3.4

Kerangka Konsep

Mata kering

Desyncronosis/ jed-leg
Sel rongga sinus mengkerut
Kurang asupan O2

Mengantuk, gelisah, lelah, sakit kepala, perut kembung


Glikolisis anaerob
Daya imun menurun

Penumpukan asam lak


Alergi
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 12

Sinusitis

pegal

2.3.5

Hipotesis

Tn. Mubarak laki-laki (45 tahun) mengalami desyncronosis karena gangguan


irama sirkadian akibat melintasi meridian bumi dan terlalu lama berada di pesawat
udara.
2.3.6

Keterbatasan Ilmu

No

Pokok

What I

What I

What I have to

How I Will

Pembahasan

Know

dont

Prove

Learn

Definis

Know
Fungsi,

Bagian-bagian

Textbook,

antomi

serta fungsi

Internet
Internet.

1.

Sistem Saraf

2.

Sistem

Definis

Fungsi

masing-msing
Fungsi yang

3.

Imunitas
Sistem

i
Definis

Fungsi,

lebih spesifik.
Peran bagi

Textbook,

Kardiovaskul

anatomi

tubuh dalam hal

internet

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 13

ar
Sistem

Definis

Fungsi,

homeostasis
Organ-organ

Respirasi

anatomi

respirasi, fungsi

5.

Sistem

Definis

Fungsi

masing-masing.
Organ-organ

Textbook,

6.

Urinaria
Sistem

i
Definis

Fungsi

eskresi.
Perannya bagi

Internet.
Internet

7.

Digestif
Sistem

i
Definis

Antomi,

tubuh
Hormon yang

Teks book,

Endokrin

fungsi.

dihasilkan

Internet

4.

Internet.

beserta fungsi
8.

9.

Sistem

Definis

Regulasi

Fungsi

masing-masing
Perannya bagi

Textbook,Inter

tubuh dalam hal

net
Biologi
campblee,

suhu tubuh
Desyncronosi Definis

Dampak

homeostasis
Cara mengatasi

s/ jet-leg

dari jed-

efek jed-leg

leg

Fisiologi
Manusia dari
Sel ke Sistem

2.3.7

Sintesis

1.
A.
1.

Sistem saraf
Makroanatomi Sistem Saraf Pusat
Meninges
Sistem saraf pusat dikelilingi oleh lapisan pembungkus yaitu meninges,

berfungsi sebagai pelindung otak dan corda medulla dari kerusakan mekanis serta
memberi suplai nutrisi pada sel-sel saraf. Meninges dari luar ke dalam terdapat 3
lapisan yaitu duramater, arachnoidea, dan piamater.

Gambar 1. Lapisan Meningers

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 14

Duramater melekat pada dinding tengkorak, membentuk periosteum. Pada


duramater dijumpai dua lipatan besar yang terdapat pada muka interna yaitu falx
cerebri dan tentorium cerebelli. Pertemuan dua lipatan tersebut membentuk
protuberantia occipitalis interna fibrossa.
Arachnoidea merupakan membran lunak hampir transparan, terdapat
diantara duramater dan piamater, mempunyai trabekula sampai ke piamater.
Piamater merupakan membran tipis yang terdiri dari jaringan ikat dan pembuluh
darah, berguna untuk menyuplai nutrisi. Arachnoid dan piamater saling melekat
dan seringkali dipandang sebagai satu membrane yang disebut pia-arachnoid
(Walter & Sayles, 1959) (Musana, 2010).
2.

Encephalon
a. Cerebrum
Cerebrum terdiri dari dua hemispherium cerebri, merupakan bagian
terbesar dari encephalon. Kedua hemispherium

cerebri dipisahkan

oleh celah yang dalam yang disebut fisura longitudinale.Cerebrum terdiri


dari beberapa lobus

sesuai letak tulang yang berada di

atasnya, yaitu lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis, dan lobus
occipitalis, serta lobus pyriformis yang terletak di ventral. Hemispherium
cerebri

dipisahkan

dari

cerebellum

dengan

adanya fissura

transversa. Pada permukaan dorsal terdapat banyak lipatan konveks yang


disebut gyri. Gyri merupakan tonjolan-tonjolan yang dipisahkan oleh
parit-parit yang dinamakan fisura atau sulki.
b. Cerebellum
Terletak diatas medula oblongata, berbentuk oval. Terdiri atas vermis (di
tengah), dua hemispherium di lateralis dipisahkan oleh fissura sagital.
c. Brainstem
Terdiri dari:
a) Medulla Oblongata : Pars posterior dari brainstem, bentuk kerucut
b) Pons : Korpus ujung anterior dari medulla oblongata.
c) Pedenculli cerebri, permukaannya:
Corpora quadrigemina : Corpus yang bulat berjumlah empat
Thalamus : Corpus yang berbentnk oval
Posterior hemispherium cerebri
d. Hipothalamus
Diantara thalamus dan pedenculi cerebri. Berdekatan dengan :
a) Corpus mammilaris
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 15

b) Tubercinerium : bentukan oval di ujung anterior brainstem


c) Chiasma nervi optici : berbentuk X yang disusun oleh n. opticus dan
tractus opticus (Musana, 2010)
Ventrikel dalam Encephalon :
a. Ventrikel lateral
Terdiri atas ventrikel I dan II, terdapat di hemispherium cerebri. Berisi
corpus callosum, hippocampus, plexus choroideus, dan nucleus caudatus.
Ventrikel

lateral dengan ventrikel III dihubungkan oleh foramen

interventricularis atau nama lainnya foramen Monro(Walter & Sayles,


1959).
b. Ventrikel III
Mengelilingi thalamus kanan dan kiri. Berhubungan dengan ventrikel IV
melalui aquaductus cerebri.
c. Ventrikel IV
Diantara brainstem dan cerebellum. Di dorsal medulla oblongata
membentang ke anterior dan posterior. (Musana, 2010)

3.

Medulla Spinalis
a. Medulla spinalis merupakan lanjutan dari batang otak (medulla
oblongata).
Medulla spinalis juga diselubungi meninges.
b. Mengisi canalis vertebralis dr cervicalis I sampai lumbar V-VII (pada
anjing)
atau sacralis III (pada kucing)
c. Tersusun dari substansia grisea pada bagian tengah dan substansia alba pd
bagian perifer dan terdapat canalis centralis

B.

Mikroanatomi Sistem Saraf Pusat


Encephalon (cerebrum, cerebellum, dan brainstem) dan medulla spinalis

secara histologi terbagi menjadi dua komponen utama yaitu substansi grisea dan
substansi alba.

Substansi grisea : Jaringan saraf berisi banyak perikarya atau soma dari
neuron, dendrit, glia, pembuluh darah, dan sedikit serabut saraf yang
bermyelin. Karakter utama dari substansi grisea ini berwarna kelabu
karena adanya badan sel saraf yang relatif besar, nukleus bulat
dikelilingi badan Nissl. Substansi grisea pada otak berada di perifer,
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 16

membentuk cortex cerebrum dan cerebellum. Tetapi pada medulla spinalis

berada di sentral berbentuk H.


Substansi alba: Kontras dengan substansi grisea. Substansi alba berwarna
putih, tidak mempunyai perikarya, axon bermyelin secara merata. Terletak
pada lapisan dalam otak. Tidak termasuk nuclei dan ganglia. Di otak
dalam juga terdapat substansi grisea yang dikelilingi sedikit atau banyak
substansi alba, inilah yang disebut nuclei. (Samuelson, 2007)

1. Cerebral Cortex
Di cerebral cortex terdapat enam lapisan yang dapat dibedakan, membentuk
bagian perifer dari hemispherium cerebri.
a. Lapisan molecular : berisi serabut saraf yang berasal dari otak bagian lain,
paralel dengan permukaan.
b. Lapisan granular externa : berisi sel granular (stellate interneuron) kecil
dan neuroglia.
c. Lapisan piramidal externa : juga berisi neuroglia dan piramidal yang
semakin ke dalam semakin besar.
d. Lapisan granular interna : relatif tipis, berisi neuron yang menerima input
sensoris. Pada area visual, lapisan ini sangat menonjol.
e. Lapisan piramidal interna : tersusun atas sel piramidal besar yang
mempunyai jarak antar sel satu dengan yang lain. Sel besar terutama pada
area motorik cortex cerebri.
f. Lapisan multiformis (fusiformis) : memiliki neuroglia dan neuron yang
berbentuk gelendong, tetapi bisa juga memiliki bentuk

dan orientasi

yang bermacam-macam.
2. Cerebellar Cortex
Dibagi menjadi 3 lapisan yang sedikit bervariasi tergantung areanya.
a. Lapisan pertama (molecular) : berisi neuropil yang berasal dari dari
dendrit neuron yang berada di dalam lapisan tengah, dan

axon neuron

yang berada di dalam lapisan terdalam.


b. Lapisan tengah : tipis, terbentuk oleh selapis neuron besar yaitu sel
piriformis atau sel Purkinje. Bentuknya seperti botol dan

mempunyai

cabang dendrit yang sangat besar, memanjang sampai lapisan pertama.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 17

c. Lapisan ketiga (granular) : berisi banyak neuron kecil (sel granular), axon
menuju arah yang berlawanan dari sel piriformis.
3. Medulla Spinalis
Posisi substansia alba dan grisea terbalik dibandingkan dengan otak.
Lapisan eksternal berisi substansia alba yang menyusun berkas serabut saraf yang
naik dan turun. Serabut saraf yang memasuki medulla spinalis (aferen) terletak di
dorsal, sedangkan yang keluar dari medulla spinalis (eferen) terletak di ventral.
Substansia grisea dalam potongan melintang tampak berbentuk H atau
kupu-kupu, dengan kanalis sentralis berada di tengah yang disebut gray
commissure.
(Samuelson, 2007)
C. Fungsi masing-masing bagian Sistem Saraf Pusat
1.

Otak depan
Menerima dan memproses informasi sensorik, berpikir, memahami,

produksi dan pemahaman bahasa, dan pengendalian fungsi motorik. There are two
major divisions of forebrain: the diencephalon and the telencephalon. Ada dua
divisi utama dari otak depan :
Diencephalon : berisi struktur seperti talamus dan hipotalamus yang
bertanggung jawab atas fungsi seperti kontrol motorik, menyampaikan informasi
sensorik, dan pengendalian fungsi otonom. Telencephalon berisi bagian terbesar
dari otak, korteks cerebral. Sebagian besar pemrosesan informasi aktual di otak
terjadi dalam korteks cerebral.
2.

Otak tengah

Otak tengah dan otak belakang bersama-sama membentuk brainstem. Otak tengah
terlibat dalam tanggapan pendengaran dan visual serta fungsi motorik.
3.

Otak belakang
Membentang dari sumsum tulang belakang dan terdiri dari metencephalon

dan myelencephalon. Metencephalon: struktur seperti pons dan serebelum. Daerah

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 18

ini membantu dalam menjaga keseimbangan dan keseimbangan, koordinasi


gerakan, dan informasi konduksi sensorik.
Myelencephalon : dari medula oblongata yang bertanggung jawab untuk
mengontrol fungsi otonomik seperti pernapasan, denyut jantung, dan pencernaan.
Area Lain Pada Otak

Basal ganglia : Terlibat dalam pengaturan gerakan sadar

Brainstem : Menyampaikan informasi antara saraf tepi dan sumsum tulang


belakang ke bagian atas otak.

Sulcus Tengah (fisura Rolando) : Alur yang dalam yang memisahkan


parietalis dan frontalis lobus.

Otak kecil : Kontrol gerakan koordinasi dan keseimbangan

Cerebral Cortex : Menerima dan memproses informasi sensorik. Dibagi


menjadi lobus korteks cerebral.

Lobus Cortex Cerebral :


-

Lobus frontal : keputusan, pemecahan masalah, dan perencanaan


Lobus oksipital : terlibat dalam penglihatan dan pengenalan warna
Lobus parietal : menerima dan memproses informasi sensorik
Lobus temporal : tanggapan emosional, memori, dan bersuara

Amygdala : terlibat dalam respons emosional, sekresi hormon, dan


memori.

Cingulate Gyrus : sensor tentang emosi dan pengaturan perilaku agresif.

Fornix : pita melengkung dari serabut saraf yang menghubungkan


hippocampus dengan hippothalamus.

Hippocampus : mengirim memori ke bagian yang tepat dari belahan otak


untuk penyimpanan jangka panjang dan memanggil kembali ketika
diperlukan.

Hypothalamus : mempunyai banyak fungsi penting seperti pengaturan


suhu tubuh, rasa lapar, dan homeostasis.

Olfactory Cortex : menerima informasi sensorik dari bulbus olfaktorius


dan terlibat dalam identifikasi bau.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 19

Thalamus substansi sel kelabu yang menyampaikan sinyal sensoris ke


dan dari sumsum tulang belakang dan otak besar.

Medulla oblongata : Membantu untuk mengontrol fungsi otonom.

Bulbus olfaktorius : Terlibat dalam indera penciuman

Kelenjar pineal : Kelenjar endokrin yang berguna dalam keseimbangan


biologis. Mengeluarkan hormon melatonin

Kelenjar pituitari : Kelenjar endokrin yang terlibat dalam homeostasis.


Mengatur kelenjar endokrin lainnya

Pons : Menyampaikan informasi sensorik antara otak besar dan otak kecil

Formasi retikular : Serabut saraf yang terletak di dalam brainstem.


Mengatur kesadaran dan tidur

Substantia Nigra : Membantu untuk mengontrol gerakan sadar dan


pengaturan suasana hati

Sistem ventrikel : Menghubungkan sistem internal rongga otak, berisi


cairan cerebrospinal:

2.

Aqueductus Sylvius : kanal antara ventrikel III dan ventrikel IV


Plexus choroideus : menghasilkan cairan cerebrospinal
Ventrikel IV - kanal yang melalui pons, medula oblongata, dan

cerebellum
Ventrikel lateral :ventrikel terbesar dan berlokasi di kedua hemispher

cerebri
Ventrikel III - menyediakan jalur untuk aliran cairan cerebrospinal

Sistem imunitas
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang

melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan


membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,
bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan
memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 20

Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi


yang menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri
dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus.
Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada
keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut
termasuk peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem
komplemen. Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif
baru-baru ini, dengan adanya evolusi vertebrata. Imunitas vertebrata seperti
manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan jaringan yang
berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon
imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui
patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis
dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan pada masa depan
dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari
vaksinasi.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh
juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit.
Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada
biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab
dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi
oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS)
yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem
imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut
merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid
arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting
imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.
Keterkaitan dengan skenario yaitu jika sistem imun terganggu ,maka akan
terjadi peningkatan hormon kortisol,yang berdampak pada seseorang mengalami
stres dan mudah gelisah.
3.

Sistem kardiovaskuler

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 21

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem


organ yang berfungsi memindahkan zat dari sel. Sistem ini juga membantu
stsbilisasi suhu dan pH tubuh. Ada dua jenis sistem peredaran darah:
1. Sistem peredaran darah terbuka
2. Sistem peredaran darah tertutup
Sistem peredaran darah yang juga merupakan bagian dari kinerja jantung
dan jaringan pebuluh darah (sistem kardiovaskular) dibentuk. Sistem ini
menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
a. Jantung sebagai pemompa
Organ jantung berfungsi sebagai pompa yang mengalirkan darah keseluruh
tubuh. Sesungguhnya jantung merupakan dua buah pompa yang menempel
menjadi satu. Masing-masing pompa tidak berhubungan melainkan
dipisahkan oleh sekat jantung. Oleh karena itu, jantun dapat dibagi
menjadi dua, yaitu jantung kiri dan jantung kanan. Jantung kiri memompa
darah dari pulmonal (paru-paru) ke sistemik (jaringn seluruh tubuh).
Aliran darah ini kaya akan O2. Jantung kanan memompakan darah
kesistemik polmonal. Aliran darah yang melewati jantung kanan ini kaya
akan CO2. Pembuluh darah yang keluar dari jantung disebut sistem arteri,
sistem arteri akan berakhir dikapiler.selanjutnya pembuuh darah akan
berubah enjadi sistem vena. Sistem vena adalah istem pembuluh darah
yang menuju kejantung. Seluruh arter mengalirkan darah yang kaya akan
O2 kecuali arteri pulmonalis. Sedangkan vena mengalirkan darah yang
kaya akan CO2 kecuali vena pulmonalis. Jantung memiliki 4 buah ruang,
yaitu atrium kiri, ventrikel kiri, atrium kanan, dan ventrikel kanan. Darah
dari pulmonal akan masuk ke atrium kiri kemudian diteruskan ke ventrikel
kiri. Selanjutnya, darah dari ventrikel kiri dipompakan keseluruh tubuh
(jaringan). Darah dar seluruh tubuh akan kembali kejantung dan masuk ke
atrium kanan yang kemudian diteruskan ke ventrikel kanan. Darah di
ventrikel kanan kemudian dipompakan ke pulmonal.
b. Irama Jantung dan Regulasinya
Jantung berfungsi sebagai pompa. Sebagai pompa jantung harus
melakukan kontraksi da relaksasi secara bergantian. Pada saat kontraksi,

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 22

jantung akan meremas ototnya sehingga darah dipompakan keluar. Pada


saat relaksasi, volume jantung akan membesar sehingga darah dapat
masuk kedalam ruang jantung. Kontraksi dan relaksasi akan membentuk
irama jantung. Irama kontraksi dan relaksasi ini bergantung kepada
rangsangan listrik. Sel otot jantung akan berkontraksi bila terdapat
rangsang listrik yang mengalir di sel tersebut. Otot jantung akan kembali
berelaksasi bila rangsang listrik telah hilang. Bila kontraksi otot rangka
haru dirangsang listrik dari syaraf yang berasal dari otak, maka otot
jantung dapat mencetuskan rangsang listriknya sendiri. Oleh karena itu
otot jantung dapat berkontraksi dengan sendirinya.
kecepatan normal rangsang listrik berkisar anatara 1/100-1/60 menit. Hal
ini menyebabkan antung manusia secara normal berdenyut 60-100x per
menit.
Bila jantung berdenyut <60x/menit disebut brakikardi
Bila jantung berdenyut >100x/menit disebut takikardi
c. Periode Refraktori
Periode refraktori adalah periode dimana impuls/rangsang listrik tidak
menyebar melewati otot jantung. Hal ini terjadi setelah impuls menyebar.
Dengan adanya periode refraktori memungkinkan otot jantung dapat
brelaksasi setelah kontraksi.
d. Katup Jantung
Katup jantung adalah pintu yang membatasi antar ruang jantung. Katup
jantung berjumlah 4 buah yaitu:
1. Katup trikuspid
: Pintu antara atrium dan ventrikel kanan
2. Katup mitral
: Pintu antara atrium dan ventrikel kiri
3. Katup pulmonal
: Pintu antara ventrikel kanan dan arteri
pulmonal
4. Katup aortal

: Pintu antara ventrikel kiri dan aorta

(sistemik)
Kedua katub trikuspid dan mitral disebut katub atrioventrikular (AV) dan
kedua katub aortal dan pulmonal disebut katub semilunar. Katub berfungsi agar
darah yang mengalir tidak dapat kembali ke belakang. Adanya katub AV
menyebabkan darah di ventrikel tidak dapat kembali lagi ke atrium, demikian juga
untuk katub yang lainnya. Katub hanya bisa membuka 1 rah kedepan. Katub AV
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 23

tidak dapat membuka ke belakang karena terikat oleh ligmen korda tendiae.
Sedangkan katub semilunar tidak membuka ke belakang karena bentuknya yang
sudah mengarah ke sistemik.
4.

Sistem respirasi
Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara

harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya


menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan
sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan
mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi
(respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan
makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.
Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk
melakukan beberapa aktifitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi
sebenarnya saling berhubungan.
A. Struktur Pernafasan Manusia
a) Hidung
Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan
tersusun atas tulang rawan. Pada bagian ujung dan pangkal hidung
ditunjang oleh tulang nasalis. Rongga hidung dibagi menjadi dua bagian
oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri dan kanan. Bagian depan septum
ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang ditunjang oleh
tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid. Bagian bawah rongga hidung
dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi oleh
ethmoid, bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis inferior, dan
ethomoid sedangkan bagian tengah dibatasi oleh septum nasalis.
Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka
nasalis superior, konka media dan konka inferior. Melalui celah-celah pada
ketiga tonjolan ini udara inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam
kapiler dan dilembapkan oleh lendir yang disekresikan oleh sel goblet.
Lendir juga dapat membersihkan udara pernapasan dari debu. Bagian atas
dari rongga hidung terdapat daerah olfaktorius, yang mengandung sel-sel

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 24

pembau. Sel-sel ini berhubungan dengan saraf otak pertama (nervus


olfaktorius). Panjangnya sekitar 10 cm. Udara yang akan masuk ke dalam
paru-paru pertama kali akan masuk melalui hidung terlebih dahulu. Sekitar
15.000 liter udara setiap hari akan melewati hidung.
b) Faring
Udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung
masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di
belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring
berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian
depan dan saluran pencernaan(orofaring) pada bagian belakang.
c) Laring
Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan
atau disebut juga laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang
membentuk jakun. Jakun tersebut tersusun oleh tulang lidah, katup tulang
rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.
Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan
(epiglotis). Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah,
dan ketemu dengan katup pangkal tenggorokan sehingga membuka jalan
udara ke tenggorokan. Saat menelan makanan, katup tersebut menutupi
pangkal tenggorokan dan saat bernapas katup tersebut akan membuka.
Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara
melaluinya. Misalnya saja saat kita berbicara.
d) Trakea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis
dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam
rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang
masuk ke saluran pernapasan.
e) Bronkus

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 25

Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri.


Letak bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal
daripada kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah
kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih
mudah terserang penyakit bronkhitis.
Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini
berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah
masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi.
Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada
penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir. Bronkus
kemudian

bercabang

lagi

sebanyak

2025

kali

percabangan

membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus


yang berbentuk seperti buah anggur.
f) Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paruparu. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada,
tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan
yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua
bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga
gelambir yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang
memiliki dua gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang
disebut pleura. Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui
gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Jumlah alveolus pada paruparu kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan
permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan paruparu
sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan
sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang
terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menem
bus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk
ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di
dalam sel darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2).

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 26

Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai


ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin
kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk oksidasi.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma
darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus,
CO2 menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari
alveolus,

karbondioksida

akan

disalurkan

menuju

hidung

untuk

dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di


alveolus.
B. Mekanisme pernapasan manusia
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun, karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara
dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada
dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar,
maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih
besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara
(inspirasi) dan pengeluaran udara ( ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
a) Pernapasan Dada
Apabila kita menghirup dan menghempaskan udara menggunakan
pernapasan dada, otot yang digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini
terbagi dalam dua bentuk, yakni otot antartulang rusuk luar dan otot
antartulang rusuk dalam.
Saat terjadi inspirasi, otot antartulang rusuk luar berkontraksi,
sehingga tulang rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga dada

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 27

membesar. Membesarnya volume rongga dada menjadikan tekanan udara


dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal tekanan udara bebas
tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru
melewati saluran pernapasan.
Sementara saat terjadi ekspirasi, otot antartulang rusuk dalam
berkontraksi (mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang
dada ke posisi semula. Akibatnya, rongga dada mengecil. Oleh karena
rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada menjadi meningkat,
sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang
berada dalam rongga paru-paru menjadi terdorong keluar.
b) Pernapasan Perut
Pada proses pernapasan ini, fase inspirasi terjadi apabila otot
diafragma (sekat rongga dada) mendatar dan volume rongga dada
membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil
daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi
terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume
rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih
besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar.
C. Mekanisme
Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup
melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung danpernapasan tak langsung.
Pengambilan udara secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat
proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran
pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung.
Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu.
Dengan lain kata, kita melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paruparu. Walaupun begitu, proses difusi pada pernapasan langsung tetap terjadi pada
paru-paru. Bagian paru-paru yang meng alami proses difusi dengan udara yaitu
gelembung halus kecil atau alveolus. Oleh karena itu, berdasarkan proses
terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas.
Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme
pernapasan eksternal dan internal.
a) Pernafasan Eksternal
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 28

Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut


akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen
tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang
mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen
(O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru
dinamakan pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru,
sebagian besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) .
Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) air
(H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb)
melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga
ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O2)
menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO2).
Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena
adaperbedaan tekanan parsial antara udara dan darah dalam alveolus.
Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan karbondioksida pada
darah dan udara berbeda.
Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar
dibandingkan tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan
kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi
oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi
menuju darah pada alveolus paru-paru.
Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih
besar dibandingkan tekanan parsial karbondioksida pada udara. Sehingga,
konsentrasi karbondioksida pada darah akan lebih kecil di bandingkan
konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida pada
darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.
b) Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran
gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses
pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung
dalam respirasi seluler.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 29

Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen


akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut
akan digunakan dalam proses metabolisme sel. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut.
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga
melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan
tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan
jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah
dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi
oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam
darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah
daripada cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung
dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang
diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama
hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2). Reaksinya sebagai
berikut.
Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam
plasma darah dan bergabung dengan air menjadi asam karbonat (H 2CO3).
Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan segera terurai menjadi dua ion,
yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO - Persamaan reaksinya
sebagai berikut.
CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar
tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang
berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion
bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bu. er atau larutan
penyangga.\ Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga
stabilitas pH (derajat keasaman) darah.
5.

Sistem urinaria
a. Ginjal
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu

system kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan


keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 30

produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi lainnya yang
akan dijelaskan kemudian. Sistem perkemihan melibatkan beberapa organ, yaitu:

Ginjal
Ureter
Kandung Kemih
Saluran Kencing (Uretra)
Organ yang paling berperan dalam hal ini adalah Ginjal (Renal; Kidney).

ANATOMI GINJAL
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua
sisi columna vertebralis, di bawah liver dan limphe. Di bagian superior ginjal
terdapat adrenal gland (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat
retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritonium yang melapisi rongga
abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan
biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas.
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak
pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena
tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi iga
keduabelas, sedangkan ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Pada orang
dewasa, panjang ginjal sekitar

12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebal 2,5 cm dan

beratnya 140 gram ( pria=150 170 gram, wanita = 115-155 gram)


Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10-12 inci (25
ningga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter
menyalurkan urine ke vesica urinaria.
Vesica urinaria merupakan kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak dibelakang simfisis pubis. Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat
penyimpanan urine, dan (2) mendorong urine keluar dari tubuh. Potongan
longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu Korteks dan
medula.
Korteks : bagian luar dari ginjal
Medula : Bagian dalam dari ginjal

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 31

Piramid : Medula yang terbagi-bagi menjadi baji segitiga


Kolumna Bertini ; Bagian korteks yang mengelilingi piramid.
Papilaris berlini : Papila dari tiap piramid yang terbentuk dari persatuan bagian
terminal dari banyak duktus pengumpul.
Pelvis: Reservoar utama sistem pengumpulan ginjal.
Kaliks minor: bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang mengalami
penyempitan karena adanya duktus papilaris yang masuk ke bagian pelvis ginjal.
Kaliks mayor: Kumpulan dari beberapa kaliks minor.
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 11,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
NEFRON
Di ulangi lagi. Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap
ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan
fungsi yang sama. Dapat dibedakan dua jenis nefron:

Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar
dari korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada
korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari

medula.
Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada
bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung
henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula,
sebelum berbalik dan kembali ke cortex.

FISIOLOGI GINJAL
Ginjal memiliki fungsi yaitu:

Pengeluaran zat sisa oranik


Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
Pengaturan produksi sel darah merah
Pengaturan tekanan darah
Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino

darah
Pengeluaran zat beracun

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 32

b. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang
0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :

Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)


Lapisan tengah otot polos
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5

menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih
(vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk
ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang
fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi
pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
c. Vesikula urinaria ( Kandung Kemih )
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari :

Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah,


bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh

jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.


Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 33

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium


(lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa
(lapisan bagian dalam).
Proses Miksi (Rangsangan Berkemih). Distensi kandung kemih, oleh air
kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih
dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi).
Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat
yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi
spinter interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi
sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan
miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf saraf yang menangani
kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan retensi
urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar
dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk
relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter
masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan
menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri
vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk
anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus
limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan
berkelok kelok melalui tengah tengah prostat kemudian menembus lapisan

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 34

fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya 20 cm. Uretra
pada laki laki terdiri dari :

Uretra Prostaria
Uretra membranosa
Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling

dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis
pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra
pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris
dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
6.

Sistem digestif
Pada sistem pencernaan banyak organ yang terlibat mulai dari mulut dan

gigi sampai ke anus. Organ-organ tersebut bekerja secara sinergis dengan tujuan
mencerna / menghaluskan kompleks molekul makanan yang besar menjadi zat-zat
nutrisi (katabolik). Selanjutnya zat-zat nutrisi tersebut akan diabsorbsi untuk
masuk ke sistem kardiovaskular dan sirkulasi darah.
Makanan pertama kali masuk ke dalam mulut, kemudian dikunyah oleh
gigi dan lidah bercampur dengan air ludah (pencernaan kimiawi dengan bantuan
enzim amilase). Makanan tersebut kemudian ditelan masuk ke saluran cerna. Di
dalam saluran cerna, makanan diuraikan oleh berbagai enzim pencernaan,
mengalami suasana asam dan suasana basah. Di dalam usus halus (duodenumjejunum-ileum) dan usus besar (colon) nutrien akan diabsorbsi. Makanan yang
tidak diabsorbsi akan dikeluarkan dalam bentuk feses (kotoran).
Di dalam sistem digestif terjadi pengeluaran berbagai enzim dan proses
gerak mekanik (peristaltik dan mixing) usus yang bertujuan mengubah makanan
menjadi bentuk bahan nutrisi yang sederhana seperti glukosa, asam amino dan
asam lemak. Zat nutrisi tersebut akan diabsorbsi melalui dinding usus dan masuk
ke pembuluh darah vena dan dihantarkan ke seluruh jaringan tubuh. Dalam
menjalankan fungsinya sistem digestif melakukan berbagai upaya seperti :
Mendorong dan mencampur makanan,
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 35

Sekresi enzimdan cairan khusus,


Digesti (mencerna) makanan,
Absorbsi zat nutrisi,
Defekasi makanan sisa yang tidak diabsorbsi.
Kerja sistem digestif diatur oleh susunan saraf otonom simpatis dan

parasimpatis. Sistem saraf simpatis disalurkan melalui korda spinalis. Rangsangan


simpatis akan menurunkan aktivitas digestif. Sistem parasimpatis disalurkan
melalui nerus vagus (nervus X), efek parasimpatis akan meningkatkan aktivitas
digestif. Apabila sistem pencernaan mengalami gangguan, maka akan timbul
keluhan-keluhan, salah satunya adalah perut kembung (flatulensi).
Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam
saluran pencernaan.
Penyebab
Udara adalah gas yang dapat tertelan bersama makanan. Menelan sedikit
udara adalah normal; tetapi secara tidak sadar, beberapa orang menelan udara
dalam jumlah banyak, terutama bila terjadi kecemasan.
Sebagian besar udara yang masuk kemudian dikeluarkan lagi melalui
sendawa. Sehingga hanya sebagian kecil saja yang melewati lambung menuju ke
saluran pencernaan berikutnya.
Masuknya sejumlah besar udara menyebabkan seseorang merasa penuh
dan orang tersebut akan bersendawa atau mengeluarkannya melalui anus (kentut).
Gas-gas yang lain juga dihasilkan di dalam saluran pencernaan:
1. Hidrogen, metan dan karbon dioksida berasal dari metabolisme makanan
oleh bakteri dalam usus, terutama setelah makan makanan tertentu seperti
kacang dan kol.
2. Kekurangan enzim pemecah gula tertentu, juga cenderung menghasilkan
gas jika penderita memakan makanan yang mengandung gula tersebut.
3. Kekurangan laktase, sariawan tropikal dan insufisiensi pankreas juga
dapat menyebabkan produksi gas yang berlebihan. Tubuh akan
mengeluarkan gas tersebut melalui :

Sendawa.
Penyerapan gas melalui dinding saluran pencernaan ke dalam darah
dan mengeluarkannya melalui paru-paru.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 36

Anus (kentut).
Bakteri-bakteri pada saluran pencernaan juga ikut memetabolisme
beberapa gas.

Gejala
Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan
banyak kentut. Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak
diketahui. Beberapa orang tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran
pencernaan, sedangkan yang lainnya bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa
menimbulkan gajala-gejala.
Flatulen bisa menyebabkan sendawa yang berulang-ulang. Dalam keadaan
normal, pengeluaran gas melalui anus terjadi lebih dari 10 kali dalam sehari, pada
flatulensi, pengeluaran gas lebih sering terjadi. Bayi dengan kram perut kadangkadang mengeluarkan gas dalam jumlah yang berlebihan.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.
Pengobatan
Perut kembung dan sendawa memang sulit untuk dihilangkan. Jika terus
bersendawa merupakan masalah yang utama, bisa dibantu dengan mengurangi
jumlah udara yang masuk/tertelan. Tetapi hal ini sulit, karena udara sering tertelan
tanpa disadari. Mungkin bisa dibantu dengan makan perlahan dan santai dan
menghindari mengunyah permen karet. Orang yang sering bersendawa atau
mengeluarkan gas secara berlebihan harus mengubah pola makannya dengan
menghindari makanan yang sulit dicerna.
Bila diketahui makanan penyebabnya, maka harus mengurangi konsumsi
makanan tersebut. Bisa dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya,
kemudian buah segar, sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa
disebabkan oleh minuman bersoda atau antasid (misalnya baking soda).
Minum beberapa obat kadang membantu untuk mengurangi pembentukan
gas, meskipun secara umum tidak efektif.

Simethicone yang terdapat pada

beberapa jenis antasid dan juga bisa diberikan secara terpisah, bisa mengurangi
gejalanya.
Kadang-kadang obat lain (antasid lainnya, metoclopramide dan betanecol)
juga dapat membantu. Pada beberapa penderita, makanan yang lebih banyak
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 37

mengandung serat bisa membantu, tetapi pada penderita lainnya hal ini akan
memperburuk keadaannya.
Keterkaitan dengan skenario :
Dalam kasus ini, Tuan Mubarak mengalami perut kembung (flatulensi)
karena ia terlalu lama berada dalam pesawat tanpa mengkonsumsi makanan,
akibatnya secara tidak sadar, udara tertelan dalam jumlah banyak. Masuknya
sejumlah besar udara menyebabkan perut Tuan Mubarak merasa penuh
(kembung).
7.

Sistem endokrin
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan

memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk


mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf
bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
A. Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau
organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar,
pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis
untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke
dalam darah. Kelenjar endokrin meliputi :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
B. Hormon dan fungsinya

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 38

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan
atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur
kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum yaitu :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
C. Klasifikasidalam hal struktur kimianya
Dalam hal struktur kimianya hormon diklasifikasikan sebagai hormon
yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air
termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH),

gastrin)

dan

katekolamin

(mis.,

dopamin,

norepinefrin,

epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,


progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin).
Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara
hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.
D. Karakteristik Setiap Hormon
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur
tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon
disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut
(1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada
pagi hari dan turun pada malam hari.
(2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan
lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
(3) Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons
terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat
positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 39

lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak


mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang
mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon
mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya. Hormone
secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh
ginjal.
E. Regulasi Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise
Dua kelenjar endokrin yang utama dalah hipotalamus dan hipofise.
Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus,
yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam
berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam
darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan
inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang
mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar
hipofise dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap
kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap
hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar
induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar
hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi
hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh
hormon disebut kelenjar target. Sistem umpan balikKadar hormon dalam darah
juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala kadar hormon telah mencukupi
untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh
dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon mengurangi
perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi
ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol
dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak.
Kadar substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan
dikontrol melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan di
pankreas didorong oleh kadar glukosa darah.Aktivasi sel-sel targetManakala
hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 40

dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator intraselular
dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular
adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan
permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel
akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon
berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi
dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya
protein (mis., enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses
selular.
1. Struktur dan fungsi hipotalamus
Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat
dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius) Hipotalamus sebagai pusat
tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral
(hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor
R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan
kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh
darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal
hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon


ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
TRH : Tyroid Releasing Hormpn
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
PRH : Prolaktin Releasing Hormon
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
GRH : Growth Releasing Hormon
GIH : Growth Inhibiting Hormon
MRH : Melanosit Releasing Hormon
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan

sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal


sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
2. Struktur dan Fungsi Hipofise
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 41

Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii.


Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus
anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari
hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior,
merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut
juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus
posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior
dan posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi
yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating
hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan
berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:
a. Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori,
berdiameter 350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel
inilah

yang

menghasilkan

hormon

somatotropin

atau

hormon

pertumbuhan.
b. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter
27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.
c. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori
dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
d. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung
granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof
diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula terbesar,
menghasilkan ACTH.
e. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% sel kelenjar
hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan
dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai
adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang
berfolikel.
Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan
mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon
nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 42

3. Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih
kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang
dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan
lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai
lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam
folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan
arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri
karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri
subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar
dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.
saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus
vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini
adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang
dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke
dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut
pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin
yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan
Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan
DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan
membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini
dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid,
dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma
dalam bentuk PBI (protein binding Iodine). Fungsi hormon-hormon tiroid antara
adalah:

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 43

a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya


meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan
produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan
testes
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam
intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya
tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit
jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan
dari folikel kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang
d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah
kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
h. Bereaksi sebagai antagonis insulin.
Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama
menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di
tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium
serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran
tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang
pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi
gastrin di lambung.
4. Struktur dan Fungsi Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua
lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah.
Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief
cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan
mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ
:argetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH
mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum :neningkat. Di tubulus
ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 44

peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun
akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan
pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di
tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Factor yang mengontrol
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH
5. Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan
lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan
splenikus.
Pankrea berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau
Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang
menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha yang
menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak.
Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat
,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak
belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya
untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila
kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukoagon ini
juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam meningkatkan kadar
gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi
glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan
glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam
metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak).Dalam
menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolik terutama akan
meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di jaringan. Efek anabolik
penting lainnya dari hormon insulin adalah sebagai berikut:a. Efek pada hepar1)
Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa2) Menghambat glikogenolisis,
glukoneogenesis dan ketogenesis3) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 45

lemak bebas di heparb. Efek pada otot1) Meningkatkan sintesis protein2)


Meningkatkan transportasi asam amino3) Meningkatkan glikogenesisc. Efek pada
jaringan lemak
a. Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
b. Meningkatkan penyimpanan trigliserida3) Menurunkan lipolisis
6. Struktur dan Fungsi Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar
suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai
kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian
medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun
hanya korteks yang esensial untuk kehidupan.
a. Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon
adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa
tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan
androgen.
b. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk
pada

zona

glomerulosa

korteks

adrenal.

Hormon

ini

mengatur

keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan


ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi
mineralokortikoid

(penyakit Addisons)

mengarah

pada hipotensi,

hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok.


Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
c. Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan
glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh
antara lain dalam: metabolisms glukosa (glukosaneogenesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein; keseimbangan
cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.d.
Hormon seksKorteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari
zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 46

estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi


oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat
menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen
menyebabkan virilisme. sementara kelebihan pelepasan estrogen (mis.,
akibat karsinoma adrenal menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium
dan air.
7. Struktur dan Fungsi Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada
minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat
jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad
terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH
dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.
a. Testis
Dua buah testis ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormone
testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan
untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk
memulai dan mempertahankan spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek
menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap
FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik
negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di
tubulus seminiferus.Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi
dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini
akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti
perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital,
distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta
perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang
pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.
b. Ovarium
Seperti halnya testis, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan
organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon
estrogen

dan

progesteron.

Sebagai

organ

reproduksi,

ovarium

menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk
selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan
Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 47

mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium


untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum.
Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.
Tabel 1. Hormon Utama Tubuh
Yg
Hormon

menghasilka

Fungsi

Aldosteron

Hormon antidiuretik
(vasopresin)

Kelenjar
adrenal

Kelenjar
hipofisa

Membantu

mengatur

keseimbangan

garam & air dengan cara menahan


garam & air serta membuang kalium
Menyebabkan ginjal menahan air

Bersama

dengan

aldosteron,

membantu mengendalikan tekanan darah


Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh,
terutama sebagai:

Kortikosteroid

Kelenjar
adrenal

Anti peradangan
Mempertahankan kadar gula darah,
tekanan darah & kekuatan otot

Membantu

mengendalikan

keseimbangan garam & air


Kortikotropin

Kelenjar

Mengendalikan

pembentukan

&

hipofisa

pelepasan hormon oleh korteks adrenal


Merangsang pembentukan sel darah

Eritropoietin

Ginjal

Estrogen

Indung telur

Glukagon

Pankreas

Meningkatkan kadar gula darah

Hormon

Kelenjar

Mengendalikan

merah
Mengendalikan

perkembangan

ciri

seksual & sistem reproduksi wanita

pertumbuhan

&

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 48

pertumbuhan

hipofisa

perkembangan
Meningkatkan pembentukan protein
Menurunkan kadar gula darah

Insulin

Pankreas

Mempengaruhi

metabolisme

glukosa, protein & lemak di seluruh


tubuh

LH

(pembentukan sperma & sementum,

(luteinizing

hormone)
FSH

(follicle-

stimulating

Mengendalikan fungsi reproduksi

pematangan sel telur, siklus menstruasi


Kelenjar

Mengendalikan ciri seksual pria &

hipofisa

wanita

(penyebaran

rambut,

pembentukan otot, tekstur & ketebalan

hormone)

kulit, suara dan bahkan mungkin sifat


kepribadian)

Oksitosin

Hormon paratiroid

Kelenjar

Menyebabkan kontraksi otot rahim &

hipofisa

saluran susu di payudara

Kelenjar
paratiroid

Mengendalikan pembentukan tulang


Mengendalikan pelepasan kalsium &
fosfat
Mempersiapkan lapisan rahim untuk

Progesteron

Indung telur

penanaman sel telur yg telah dibuahi


Mempersiapkan kelenjar susu untuk
menghasilkan susu

Polaktin
Renin
angiotensin
Hormon tiroid
TSH

&

Kelenjar

Memulai

&

mempertahankan

hipofisa

pembentukan susu di kelenjar susu

Ginjal

Mengendalikan tekanan darah

Kelenjar

Mengatur pertumbuhan, pematangan &

tiroid

kecepatan metabolisme

Kelenjar

Merangsang pembentukan & pelepasan

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 49

(tyroid-stimulating
hormone)
8.

hipofisa

hormon oleh kelenjar tiroid

Sistem regulasi suhu tubuh


Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor

yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu


tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu
tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut
titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita dilakukan
untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak
minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold S.
Koplewich, 2005).
Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres dalam upaya
menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering
(buli-buli), kompres dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan
selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2007)
Pada skanario suhu tubuh tuan mubarak mengalami kompensasi di dalam
hipotalamus yang menyebabkan tuan mubarak tidak mengalami gejala demam
ataupun panas selama di pesawat dengan waktu 10 jam adalah salah satu bentuk
adaptasi dari tubuh.
9.

Desyncronosis/Jed-leg
Jetlag (biasa juga ditulis Jet lag atau Jet-lag) disebut juga desynchronosis,

yaitu gangguan fisiologi akibat perubahan ritme sirkadian (ritme biologis tubuh

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 50

yang mengatur waktu tidur dan bangun, produksi urine, termoregulasi, sistem
endokrin dan perubahan tekanan darah). Perubahan ritme tersebut terjadi akibat
perjalan jarak jauh (menggunakan pesawat terbang) yang melewati garis meridian
(perjalanan barat ke timur atau timur ke barat).
Manusia memperlihatkan jenis perilaku ritmik (berirama) yang diulang
secara teratur. Banyak kajian telah menguji kepentingan relatif dari petunjuk
eksternal dan penjaga waktu internal dalam memelihara perilaku berirama. Kajian
tersebut menunjukkan bahwa irama sirkadian umumnya mempunyai komponen
internal yang kuat, yang dirujuk sebagai jam biologis. Pera peneliti tertantang
untuk menemukan mekanisme internal yang mengatur irama perilaku. Hipotesis
awal bahwa lokasi mekanisme kontrol bervariasi pada kelompok-kelompok
taksonomik adalah berbeda. Pada mamalia, sepasang struktur yang disebut
nucleus suprakiasmatik (suprachiasmatic nuclei, SCN) dalam hipotalamus
berfungsi sebagai jam biologis.
Para peneliti juga telah menyelidiki peranan petunjuk eksternal dalam
irama sirkadian. Umumnya, irama suatu jam biologis tidak sepenuhnya cocok
dengan kejadian di lingkungan, dan petunjuk eksternal diperlukan untuk
mempertahankan siklus itu agar waktunya sesuai dengan dunia luar. Cahaya
adalah suatu petunjuk eksternal umum pada irama sirkadian; informasi visual
yang diterima oleh SCN melalui neuron sensoris pada mata memungkinkan jam
mamalia agar tetap sinkron dengan siklus alamiah panjang siang hari dan malam
hari.
Ketika melakukan perjalan melewati zona waktu yang berbeda, ritme
biologis tubuh belum menyesuaikan dengan waktu setempat. Misalnya saja, orang
Indonesia melakukan perjalanan ke Inggris yang memiliki perbedaan waktu 7 jam
dari Indonesia bagian barat. Meskipun di Inggris masih jam 2 siang, namun orang
tersebut merasakan ngantuk. Hal itu disebabkan jam biologis tubuh yang belum
menyesuaikan, orang tersebut masih terbiasa dengan waktu Indonesia Sehingga
ritme biologis pun akan kacau, merasa ngantuk di pagi hari dan terjaga di malam
hari. NASA memperkirakan bahwa manusia membutuhkan satu hari pemulihan
tubuh (ritme biologis dan energi) untuk setiap satu zona waktu yang dilewati.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 51

Gejala Jetlag dapat bervariasi pada setiap orang dan tergantung dari jarak yang
ditempuh. Beberapa gejalanya, antara lain: lelah, mual, sakit kepala, dehidrasi,
kehilangan nafsu makan, gangguan pola tidur, dan menurunnya daya ingat.
Berikut beberapa tips untuk mengurangi efek Jetlag:
1. Pastikan kondisi tubuh fit sebelum terbang. Bagi yang ingin melakukan
perjalanan jauh, pastikan anda beristirahat yang cukup, makan dengan
teratur dan sering berolahraga. Jika anda memiliki penyakit yang berat
(misalnya sakit jantung), konsultasikan terlebih dahulu pada dokter anda.
Dengan kondisi tubuh yang fit, akan lebih mudah bagi anda untuk
mengatasi Jetlag ketika tiba di tujuan.
2. Sebelum melakukan perjalanan, sebaiknya anda beradaptasi terlebih dahulu
dengan zona waktu pada tempat tujuan. Terlebih lagi jika anda akan
menetap dalam jangka waktu lama di negara tersebut. Cobalah mengubah
rutinitas harian anda sesuai dengan waktu di tempat tujuan. Anda tidak
perlu mengubahnya secara drastis, lakukan perlahan-lahan dengan
mengubah jadwal sejam lebih awal atau lebih lambat dari waktu normal.
Cara ini dapat dimulai sejak tiga atau empat minggu sebelum jadwal
keberangkatan.
3. Ketika melakukan perjalanan jauh, gunakan pakaian dan sepatu yang
membuat anda nyaman. Dalam hal ini, kenyamanan jauh lebih penting
daripada hanya sekadar terlihat keren. Jangan lupa untuk menyesuaikan
pakaian dengan iklim di tempat tujuan anda.
4. Hindari minuman berkafein atau beralkohol sebelum, ketika dan setelah
melakukan perjalanan. Minuman tersebut dapat menyebabkan dehidrasi
dan mengganggu jadwal tidur. Dehidrasi juga dapat disebabkan karena
udara yang kering di pesawat. Oleh karena itu disarankan untuk banyak
minum. Mengkonsumsi air putih akan lebih baik dari pada meminum jus,
teh atau kopi.
5. Tetaplah aktif selama di pesawat. Setiap satu atau dua jam, cobalah untuk
berjalan-jalan di pesawat atau lakukan perenggangan sederhana agar badan
anda tidak kaku. Hindari mengkonsumsi obat tidur. Jika tidur dalam jangka
waktu yang lama tanpa mengubah posisi, akan mengakibatan sirkulasi
darah anda tidak lancar.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 52

6. Apabila anda telah tiba di tempat tujuan, segera sesuaikan diri anda dengan
waktu setempat dan makan secara teratur. Semakin cepat anda beradaptasi,
akan semakin bagus bagi tubuh anda. Ketika siang hari, usahakan diri anda
terkena paparan sinar matahari.
Keterkaitan dengan skenario adalah Tuan Mubarak, laki-laki 45 tahun
terbang dari Kairo pukul 13.00 (waktu setempat menempuh perjalanan selama 10
jam, dan tiba di Jakarta pukul 06.00 WIB (waktu setempat). Dalam hal ini Tuan
Mubarak melintasi zona waktu, garis meridian yang mengakibatkan ia mengalami
sindrom jet-lag (desynchronosis) karena gangguan irama sirkadian.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 53

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2011.

Mengenal

dampak

sinusitis.

URL:

http://majalahkasih.pantiwilasa.com/index.php?
option=com_conent&task=view&id=99&Itemid=1. Diakses tanggal 16 Mei
2012.
Bailey,

R.

2010.

Anatomy

of

The

Brain.

URL

http://www.biology.about.com/library/organs/brain. diakses tanggal 7 April


2010.
Dorland, W.A. Newman. 1996. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 25. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Campbell. 2004 . Biologi Edisi Kelima Jilid-3. Jakarta : Erlangga.
Ganong. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton & Hall. 2006. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://medicastore.com/penyakit/479/Flatulensi_perut_kembung.html.

diakses

tanggal 16 Mei 2012


http://www.scribd.com/doc/28285604/anatomi-dan-fisiologi-sistem-endokrin.
diakses tanggal 16 Mei 2012
http://www.wikipedia.org/wiki/imunitas. diakses tanggal 18 Mei 2012
Musana, D. K. 2010. Encephalon dan Cranialis. Yogyakarta : presentasi Kuliah
pengatar 6 April 2010 Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Nurhayati, Tri Kurnia. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Eksa
Media Press.
Samuelson, D. A. 2007. Textbook of Veterinary Histology. Philadelphia: Saunders
Elsevier.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 54

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Laporan Proses Tutorial Skenario A Blok VI | 55

You might also like