You are on page 1of 4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1

Hasil
Biomassa yang digunakan pada percobaan fraksionasi biomassa ini adalah batang jagung.

Kadar air batang jagung yang digunakan pada percobaan ini adalah 15,22%. Pada percobaan
pertama, 25 gr batang jagung dimasak dengan 277,96 ml asam formiat 80%. Proses pemasakan
dilakukan selama satu setengah jam. Tujuan pemasakan dengan asam formiat adalah untuk
mendegradasi lignin pada batang kayu sehingga dihasilkan selulosa atau pulp.
Kemudian, setelah satu setengah jam, proses pemasakan dihentikan. Padatan yang
diperoleh dipisahkan dari cairannya (black liquor) dengan kain kasa. Padatan yang diperoleh
dicuci kembali dengan asam formiat. Kemudian padatan dibilas kembali dengan air untuk
menghilangkan sisa-sisa larutan pemasak atau sisa-sisa asam dari padatan. Setelah dicuci bersih,
padatan dihaluskan dengan menggunakan blender dengan menambahkan 600 ml air. Setelah
padatan halus, padatan disaring dan diperas kembali untuk memisahkan air dari padatan yang
diperoleh. Padatan dikeringkan selama 24 jam di udara terbuka. Kemudian padatan di oven
sampai beratnya konstan. Padatan yang kering tersebut ditimbang sebagai berat pulp. Berat pulp
yang diperoleh adalah 42,93 % berat biomassa.
Black liquor yang dihasilkan digunakan untuk recovery lignin. Black liquor dimasukkan ke
dalam kuvet sentrifugal dan ditambahkan air dengan perbandingan 1:8 dan 1:16. Campuran
cairan disentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm selama 10 menit. Cairan disentrifugasi untuk
memisahkan lignin dengan cara mengendapkannya. Kemudian lignin dipisahkan dari cairan
dengan kertas saring. Lignin yang diperoleh dioven sampai beratnya konstan. Pada perbandingan
1:8 berat lignin adalah 94,26% berat lignin bahan baku dan pada perbandingan 1:16 berat lignin
adalah 84,93% berat lignin bahan baku.
Percobaan kedua dilakukan kembali dengan cara yang sama pada percobaan pertama.
Tetapi cairan pemasak yang digunakan adalah asam asetat 80% sebanyak 323,79 ml. Pulp yang
diperoleh dari percobaan kedua adalah 60% berat biomassa dan berat lignin yang diperoleh
adalah 61,33%

pada perbandingan 1:8 dan 25,55%

pada perbandingan 1:16. Pulp yang

diperoleh pada percobaan dengan cairan pemasak asam asetat lebih besar dibandingkan dengan
pulp yang diperoleh pada percobaan dengan larutan pemasak asam formiat.

3.2

Pembahasan

3.2.1

Persiapan bahan baku


Komponen utama yang dipisahkan pada fraksionasi batang jagung adalah selulosa,

hemiselulosa dan lignin. Dari kedua percobaan yang dilakukan, variabel yang dibedakan pada
prosesnya adalah jenis pelarut organik yang digunakan sebagai cairan pemasak.

Perolehan Pulp

60.00%
42.93%

Asam Asetat

Asam Formiat

Gambar 3.1 Diagram Perolehan Pulp dari Dua Pelarut yang Berbeda
Dari gambar 3.1, perolehan pulp dengan menggunakan pelarut asam asetat lebih besar
dibandingkan dengan perolehan pulp dengan asam formiat. Perbedaan sifat kimia dan sifat fisika
kedua larutan merupakan faktor yang menyebabkan perbedaan perolehan pulp. Asam formiat
tersusun atas rantai karbon lebih pendek memiliki kemampuan melarutkan yang lebih baik
dibanding dengan asam asetat, sehingga hemiselulosa dan lignin yang larut dalam asam formiat
lebih banyak. Hemiselulosa dan lignin yang larut dengan asam formiat mempengaruhi
banyaknya yield pulp. Larutan asam formiat yang lebih banyak melarutkan hemiselulosa dan
lignin menghasilkan yield pulp lebih sedikit dibanding dengan asam asetat. Tingkat kejenuhan
dari katalis (HCl) juga mempengaruhi hasil pulp pada tiap-tiap pelarut (asam asetat dan asam
formiat), dimana tingkat kejenuhan pelarut asam formiat setelah ditambah katalis besar terhadap

lignin dan karbohidrat selama proses pemanasan dibandingkan pelarut asam asetat (Villaverde et
al, 2010).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, perolehan pulp fraksionasi batang jagung dengan
pelarut asam formiat 88% lebih lebih tinggi hasilnya. Zhang (2009) mendapat perolehan pulp
47,6% setelah proses berlangsung selama 8 jam. Berarti, konsentrasi pelarut dan waktu
mempengaruhi perolehan pulp.
3.2.2Recovery Lignin

Perolehan Lignin

94.36

0.61
asam asetat

asam formiat

Gambar 3.2 Perolehan Lignin dari black liquor dengan perbandingan air dan black liquor 8 : 1

Perolehan Lignin

84.93%
25.55%

asam asetat

asam formiat

Gambar 3.3 Perolehan Lignin dari black liquor dengan perbandingan air dan black liquor 16 : 1
Dari Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 perolehan lignin dengan pelarut asam formiat lebih
tinggi dibandingkan perolehan lignin dengan pelarut asam asetat.
Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, lignin yang terdegradasi dengan asam
asetat juga lebih tinggi. Fadillah et al (2008) mendapatkan lignin yang terdegradasi sekitar
84,1% pada biodelignifikasi batang jagung dengan jamur pelapuk putih Phanerochaete
chrysosporium. Berarti, degradasi lignin lebih efektif dengan asam asetat dibandingkan dengan
asam formiat atau jamur pelapuk putih. Dalam batang jagung, selulosa dikelilingi oleh lignin,
sehingga lignin yang terlebih dahulu terdegradasi ( Fadillah, 2008).

You might also like