Professional Documents
Culture Documents
A.
Definisi
Laringitis adalah peradangan
banyak sebab.
Etiologi
Penyebab inflamasi ini hampir selalu virus. Invasi bakteri mungkin
sekunder. Laringitis biasanya berkaitan dengan rimtis atau nasofaring.
Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan
suhu mendadak, defisiensi diet, mal nutrisi, dan tidak ada imunitas.
Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan
(Smeltzer, 2009 ; 551).
Penyebab laringitis pada umumnya yaitu infeksi virus, infeksi
bakteri atau jamur, peradangan berlebihan pada pita suara, batuk yang
berlebihan, merokok, atau konsumsi alkohol, alergi (http://www.newsmedical.net/health/Laryngitis-Causes-Symptoms).
Patofisiologi
Laringitis akut merupakan inflamasi dari mukosa laring dan pita
suara yang berlangsung kurang dari 3 minggu. Parainfluenza virus, yang
merupakan penyebab terbanyak dari laringitis, masuk melalui inhalasi
dan menginfeksi sel dari epitelium saluran nafas lokal yang bersilia,
ditandai dengan edema dari lamina propia, submukosa, dan adventitia,
diikuti dengan infitrasi saluran dengan histosit, limposit, sel plasma dan
lekosit polimorfonuklear (PMN). Terjadi pembengkakan dan kemerahan
dari saluran nafas yang terlibat. Kebanyakan ditemukan pada dinding
lateral dari trakea dibawah pita suara. Karena trakea subglotis dikelilingi
oleh kartilago krikoid, maka pembengkakan terjadi pada lumen saluran
nafas dalam, menjadikannya sempit, bahkan sampai hanya sebuah celah.
Laringitis akut terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penggunaan
suara yang berlebih, inhalasi polutan lingkungan. Laringitis kronik dapat
terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat diakibatkan
oleh penyakit traktus urinarisu atas kronik, merokok, pajanan terhadap
iritan yang bersifat konstan, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari
laringitis kronik ini yaitu nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara
serak, dan terdapat edema pada laring (Astari, 2011).
Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3
tahun, dan biasanya disertai inflamasi pada trakea dan bronkus dan
disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh
virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza A dan B,
RSV, dan virus campak. Selain itu, M. Pneumoniae juga dapat
menyebabkan croup. Infeksi oleh bakteri dan virus menyebabkan
MANIFESTASI KLINIS
Pada laringitis akut teradapat gejala radang umum, seperti demam,
malaise, gejala rinofaringtis, batuk disertai suara paru sampai tidak
bersuara sama sekali (afoni). Gejala yang mula-mula timbul adalah rasa
kering ditenggorok, nyeri ketika menelan atau berbicara. Sering disertai
batuk kering dan lama-kelamaan akan timbul batuk dengan dahak yang
kental. Pada keadaan lanjut sering menimbulkan gejala sumbatan jalan
napas bagian atas sampai sianosis. Hal ini sering terjadi pada anak. Pada
pemeriksaan laringoskopi tampak mukosa laring kemerhan dan
membengkak. Gerakan pita suara tidak terganggu kecuali bila sudah
terjadi edema pada pita suara (Soepardi, 2003 ; 272).
Pada laringitis kronis, serak merupakan gejala yang paling sering
ditemukan. Gejala serak berubah-ubah sepanjang hari, namun paling
parah pada pagi hari. Sering disertai batuk dan mendehem oleh karena
adanya sekret yang lengket dan kental di tenggorok (Soepardi, 2003 ;
275). Laringitis kronis ditandai dengan suara serak yang persisten.
Laringitis kronis mungkin sebagai komplikasi dari sinusitis kronis dan
bronchitis kronis (Smeltzer, 2009 ; 551).
Gejala laringitis pada umumnya seperti sakit tenggorokan, batuk
yang dapat merupakan gejala dari/atau faktor dalam menyebabkan
laringitis, kesulitan menelan, sensasi pembengkakan di daerah laring,
dingin atau gejala seperti flu (seperti batuk, juga dapat menjadi faktor
penyebab untuk laringitis), demam, kesulitan bernafas (kebanyakan pada
anak-anak), kesulitan makan, peningkatan produksi air liur dalam mulut
(http://www.news-medical.net/health/Laryngitis-Causes-Symptoms).
E.
FAKTOR PREDISPOSISI
1.
2.
3.
4.
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :
Laringoskopi, yang menunjukkan adanya pita suara yang
membengkak dan kemerahan
Kultur eksudat pada kasus laringitis yang lebih berat
Biopsi, yang biasanya dilakukan pada pasien laringitis kronik dengan
riwayat merokok atau ketergantungan alkohol
Pemeriksaan laboratorium CBC (complete blood cell count)
Pemeriksaan foto toraks pada tanda dan gejala yang berat
G.
3.
keras.
Antibiotika, bila terdapat tanda infeksi.
Ekspektoral
DAFTAR PUSTAKA
Efiaty Arsyad Soepardi, Fachri Hadjat, dan Nurbaiti Iskandar. 2003.
Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan Telinga Hidung Tenggorok.
Jakarta : Gaya Baru Fakultas Kedokteran UI.
Smeltzer, Suzanne C. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Volume
1. Jakarta : EGC.
Astari,
Elisabet
Lana.
2011.
Faringitis
dan
Laringitis.
Laryngitis-Causes-Symptoms.
[http://www.news-
LARINGITIS
Untuk Melengkapi Tugas Sistem Respirasi
Dosen : dr. Theodorus Sapta A., MM.
Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Dewin Saputra
2. Novera Widiastuty