You are on page 1of 18

LAPORAN TUTORIAL

SGD 3 LBM 5
CHILD DISEASES

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Agustia Fardeli
2. Ahmad Fahmi Fahrobi
3. Anita Yandi Putri W
4. Kabut Murlita Andriyana
5. Kardinah Puspita
6. Muhammad Adli H
7. Nadea Fairuz Ardra Zein
8. Nisa Danny Mahmudah
9. Nurul Novita Suhartono
10. Rohmatu Widya Ningrum
11. Tyara Mustika Devianti

31101300331
31101300333
31101300339
31101300357
31101300389
31101300363
31101300365
31101300369
31101300373
3110300382
31101300395

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014/2015

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL

SGD 3 LBM 5

CHILD DISEASE

Telah Disetujui oleh :

Tutor

Tanggal 05 April 2015

Drg. Grahita Aditya, Sp.Orth

DAFTAR ISI
Lembar pengesahan................................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I Pendahuluan................................................................................................................ 1
A.

Latar belakang............................................................................................................. 1

B.

Skenario...................................................................................................................... 2

C.

Identifikasi masalah.....................................................................................................3

BAB II Tinjauan Pustaka.........................................................................................................4


A.

Landasan Teori............................................................................................................ 4
1.

Definisi karies...........................................................................................................4

2.

Macam Karies.......................................................................................................... 5

3. Tanda dan gejala


karies.........................................................................................................6
4. Etiologi
karies........................................................................................................................
..8
5. Pencegahan
karies...............................................................................................................10
B.

Kerangka Konsep......................................................................................................12

BAB III Kesimpulan.............................................................................................................. 13


Daftar Pustaka..................................................................................................................14

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karies gigi adalah proses penghancuran atau pelunakan dari email maupun dentin. Proses
penghancuran tersebut berlangsung lebih cepat pada bagian dentin daripada email. Proses
berlangsung terus sampai jaringan dibawahnya dan ini adalah awal pembentukan lubang
pada gigi. orang awam membagi gigi menjadi gigi yang berlubang dan yang tidak
berlubang. Pembagian ini sesungguhnya kurang tepat. Penyakit jaringan keras gigi
sesungguhnya bersifat relatif. Sebuah lesi atau cacat pada gigi belum akan membuat lubang
kecuali berkembang mencapai titik yang membutuhkan tindakan perawatan.sebuah
tindakan yang tepat membutuhkan keakuratan dari indikasi klinis yang sesuai letak atau titik
dari lesi tersebut.
Klasifikasi karies adalah satu alasan untuk memudahkan indikasi yang tepat dari
tindakan perawatan tersebut. Klasifikasi ini dapat digunakan untuk menandai suatu kasus
tertentu kerusakan gigi agar lebih akurat mewakili kondisi kepada orang lain dan juga
menunjukkan tingkat keparahan gigi kehancuran. Pembagian klasifikasi ini dapat didasarkan
pada berbagai macam, FDI World Dental Federation menggolongkannya pada 2 kelompok
besar yakni berdasarkan principal criteria dan classification system. Pada makalah ini kami
akan membahas pembagian klasifikasinya berikut dengan contoh dan prinsipnya.

Unit belajar 5 : karies pada anak


Judul

: Gigi anakku kok gigis

SKENARIO
Seorang ibu membawa putrinya yang berumur 4 tahun ke dokter gigi untuk
memeriksakan gigi putrinya yang sakit sejak 2 hari yang lalu karena dari alloanamnesis
diperoleh informasi bahwa sejak usia 2 tahun suka minum susu dengan botol, terutama
pada malam hari, sambil tidur selain itu sangat susah untuk menyikat giginya dan
mempunyai kebiasaan makan permen coklat dan ngemil makanan ringan. Riwayat gigi
orang tuanya : pada masa kecilnya mudah berlubang.
Pemeriksaan IO : 54, 52, 51, 61, 62, 63, 65, 74, 72, 71, 81, 82, 85 karies profunda
Perkusi (+), tekanan (-), CE (+)

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian, etiologi, patofisiologi dari karies
2. Penatalaksanaan karies
1.3 Tujuan Masalah
1. Mahasiswa dapat memahami karies
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dan patofisiologi karies
3. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan karies

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3

A. Definisi Karies Gigi


Menurut Brauer (dalam Tarigan 1990) karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang
dimulai dengan kerusakan jaringan dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa.
Menurut Kidd dan Bechal (1992) Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras
gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam
suatu karbohidrat yang dapat diragikan.
Karies gigi adalah penyakit yang disebabkan oleh sisa makanan yang tertinggal
pada gigi oleh bakteri dalam mulut akan membentuk asam pada permukaan gigi
sehingga dapat menghancurkan struktur gigi (Moestopo, 1982).
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini
menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini
telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah
dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan. Peningkatan
prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah
menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang
dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan
glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi
sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi.
Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari
remineralisasi. Proses ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan
membuat lubang pada gigi.

Bentuk-bentuk karies:
A. Berdasarkan cara meluasnya karies
4

a. Karies Penetriende
Karies yang meluas dari email kedentin dalam bentuk kerucut perluasannya
secara penetrasi merembes ke dalam
b. Karies Unterminirende
Karies yang meluas dari email ke dentin dimana pada oklusal kecil tetapi di
dalam email atau dentin sudah melusa
A. Berdasarkan dalamnya karies
a. Karies Superfisialis
Karies yang baru mengenai lapisan email, tidak sampai dentin
b. Karies Media
Karies yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah dentin
c. Karies Profunda
Dmana karies sudah mengenai lebih setengahnya dentin dan kadang -kadang
sudah mengenai pulpa
1. Profunda pulpa terbuka
Bila pulpa sudah terbuka/ mengenai pulpa
2. Profunda pulpa tertutup
Bila karies belum mengenai pulpa
B. Berdasarkan Lokasi Karies (Olah G Black)
a. Karies kelas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (Pits dan fissure ) dari gigi premolar
dan molar.
b. Karies kelas II
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar atau premolar yang
umumnya meluas sampai bagian oklusal.
c. Karies kelas III
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior tetapi belum
d.

mencapai margo incisal (belum mencapai 1/3 incisal gigi).


Karies kelas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior dan sudah

mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal gigi )


e. Karies kelas V
Karies yang terletak di cerviks gigi anterior maupun posterior.
C. Berdasarkan Banyaknya Permukaan Yang Terkena
a. Simple karies
Bila hanya satu permukaan yang terkena.
b. Kompleks karies
Bila lebih dari satu permukaan gigi yang terkena.
B. Tanda dan Gejala Karies Gigi
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna
coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut
bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup
dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena
rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan
5

dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan
pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan
yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat
menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke
jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses.
Seseorang tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang
lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di
permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi
tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau
reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat
diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies.
Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif. Bila enamel dan dentin
sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna
dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan
akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan
makanan atau minuman yang manis.Karies gigi dapat menyebabkan nafas tak sedap dan
pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi
ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.

Tanda-tanda Karies Gigi :


1. Gigi Sensitive terhadap panas
2. Timbul rasa sakit pada saat dipakai untuk mengunyah
3. Bintik-bintik coklat pada gigi
Gejala Karies Gigi :
1. Gejala karies pada tahap awal :
a. Terdapat lubang pada permukaan gigi

b. Tanpa keluhan atau bisa juga disertai rasa ngilu bila kena rangsangan
makanan dan minuman
2. Gejala karies gigi pada tahap agak lanjut
a. Terdapat lubang agak dalam (mengenai lapisan dentin)
b. Kadang-kadang disertai keluhan rasa sakit, bila kena rangsangan
makanan

dan minuman (panas, dingin, manis) atau bisa juga disertai rasa

sakit.
3. Gejala karies gigi tahap lanjut
a. Terdapat lubang yang lebih dalam (mengenai atap pulpa atau ruang pulpa)
b. Terdapat keluhan rasa sakit spontan yang terus menerus yang hebat
dengan disertai rasa sakit kepala dan bisa juga disertai pembengkakan pada gusi
dan pipi.

C. Penyebab Karies Gigi


Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat
merubah semua makanan, terutama gula menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan,
dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi, lapisan
yang lengket inilah yang disebut dengan plak.
Plak akan terbentuk dalam waktu 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak
akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang paling
berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans.
Kebiasaan makan yang banyak mengandung gula juga mampu menyebabkan
penyakit karies. Biasanya anak-anak sangat suka mengonsumsi makanan yang manis,
namun apabila orang tua tidak memperhatikan kebersihan gigi dan mulut si anak maka
penyakit karies gigi akan dengan mudah terjadi.

Kebisaan yang kurang baik seperti tidak pernah menggosok gigi setelah sarapan
ataupun sebelum tidur juga adalah hal yang mampu menyebabkan terjadinya karies gigi,
dengan jarangnya gosok gigi bakteri Strepcoccus mutans akan mampu berkembang lebih
cepat dalam mulut.
Gigi yang sudah berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut
bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut, pada karies yang cukup
dalam keluhan yang bisa dirasakan pada pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena
rangsangan panas, dingin, dan manis. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu
kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses
yang terjadi selama beberapa kurun waktu.
D. Proses Terjadinya Karies Gigi
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi,
sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu
yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5)
dan akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi. Secara
perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang fokus tetapi
belum sampai kavitasi (pembentukan lubang).
Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadangkadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah rusak
secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makrokopis dapat dilihat. Pada karies
dentin yang baru mulai terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri dari
tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan
enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli
terdapat

lemak

yang

mungkin

merupakan

gejala

degenerasi

cabang-cabang

odontoblast). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada
proses

karies

yang

amat

dalam,

tidak

terdapat

lapisan-lapisan

tiga

(lapisan

demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang), lapisan empat
dan lapisan lima.
Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga minggu
menyebabkan terjadinya bercak putih. Waktu terjadinya bercak putih menjadi kavitasi
tergantung pada umur, pada anak-anak 1,5 tahun dengan kisaran 6 bulan ke atas dan ke
bawah, pada umur 15 tahun, 2 tahun dan pada umur 21-24 tahun, hampir tiga tahun.
Tentu saja terdapat perbedaan individual. Sekarang ini karena banyak pemakaian
flourida, kavitasi akan berjalan lebih lambat daripada dahulu.

Gigi berlubang yang kita lihat sebagai suatu lubang pada gigi geraham atau gigi
seri depan yang habis pada anak-anak menyisakan gigi yang terlihat lebih kecil dan
kecokelatan itu-umumnya tidak terjadi dalam waktu singkat. Diet yang buruk
dibandingkan dengan orang dewasa, pada anak-anak terdapat jumlah ludah dari
kapasitas buffer yang lebih kecil, diperkuat oleh aktivitas proteolitik yang lebih besar di
dalam mulut.
Menurut Srigupta (2004) proses karies berkembang berdasarkan tiga tahap yaitu :
1. Berbagai bakteri yang ada dalam mulut membentuk asam, dari gula yang terkandung
dalam makanan, yang melekat pada permukaan gigi
2. Asam ini melarutkan Email pelapis gigi berwarna putih yang menghancurkan susunan
gigi. Proses ini dikenal dengan karies gigi dan menyebabkan gigi berlubang
3. Lebih jauh lagi asam tersebut menyebabkan penetrasi karies dari email ke gigi bagian
dalam di bawah gigi kepala.

Pada anak-anak, kerusakan berjalan lebih cepat dibandingkan orang tua, hal ini
disebabkan :
1) Email gigi yang baru erupsi lebih mudah diserang selama belum selesai maturasi
setelah

erupsi

(meneruskan

mineralisasi

dan

pengambilan

flourida)

yang

berlangsung terutama 1 tahun setelah erupsi.


2) Remineralisasi yang tidak memadai pada anak-anak, bukan karena perbedaan
fisiologis, tetapi sebagai akibat pola makannya (sering makan makanan kecil)
3) Lebar tubuli pada anak-anak mungkin menyokong terjadinya sklerotisasi yang tidak
memadai
E. Akibat Penyakit Karies Gigi
Akibat dari penyakit karies gigi adalah
1. Bau mulut
terjadi penumpukan sisa-sisa makanan pada lubang gigi sehingga terjadi proses
pembusukan sisa makanan oleh bakteri, proses inilah yang menimbulkan bau di
mulut.
2. Terasa ngilu bila terkena makanan yang panas atau dingin, asam dan manis.
3. Tidak bisa tidur atau aktivitas sehar-hari terganggu
4. Keadaan yang parah, kalau tidak dicabut menyebabkan gusi bengkak, terdapat
nanah dan pilek-pilek.
5. Penyakit pada organ lain : penyakit jantung koroner, peradangan otot, penyakit katup
jantung, penyakit ginjal, penyakit mata, panyakit kulit.
9

6. Gigi tidak teratur


gigi yang berlubang dan tidak dapat dirawat sehingga harus berakhir dengan
pencabutan akan kehilangan kontak dengan gigi tetangganya dan gigi lawannya
sehingga gigi akan mencari kontak dengan bergerak ke posisi yang tidak normal.
7. Penurunan kualitas hidup
a. Tidak bisa mengunyah makanan dengan baik sehingga proses pencernaan
terganggu.
b. Bau mulut, keadaan ini membuat pasien menjadi malu, merasa rendah diri, dan
tidak nyaman.
c. Tidak masuk sekolah/tidak masuk kerja karena sakit gigi .
F. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Karies Gigi
Pencegahan dari penyakit karies gigi adalah :
1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari setelah
sarapan dan malam hari sebelum tidur.
2. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang
tersangkut di antara celah gigi-geligi.
3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum minuman yang
manis seperti soda.
4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, karena
pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.
6. Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.
Kebersihan mulut
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik. Kebersihan mulut yang
baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak
gigi. Plak tersebut mengandung bakteri. Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan
pemeriksaan gigi teratur.
Pengaturan makanan
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan. Gula yang tersisa
pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian permen karet dengan
xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini telah populer di Finlandia. Efek ini mungkin
disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol.

10

A. KERANGKA KONSEP

Pasien 4th
Karies

patofisiolo
gi

etiolog
i

Superfici
al

Klasifika
si karies

Medial

perawata
n

Profund
a

Faktor
predisposi
si
Interna
l

Ekstern
al

11
host

Agent

environmen
t

BAB III
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit
ini menyebabkan gigi berlubang.
2. Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna
coklat atau hitam.
3. Keberadaan bakteri dalam bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang
normal. Bakteri dapat merubah semua makanan, terutama gula menjadi asam.
Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus
mutans.
4. Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plaque di permukaan gigi,
sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu
tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut
menjadi kritis (5,5) dan akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut
menjadi karies gigi.
5. Akibat dari penyakit karies gigi adalah bau mulut, terasa ngilu bila terkena
makanan yang panas atau dingin, asam dan manis., tidak bisa tidur, keadaan
yang parah, kalau tidak dicabut menyebabkan gusi bengkak, terdapat nanah dan
pilek-pilek, penyakit pada organ, gigi tidak teratur, penurunan kualitas hidup.
6. Pencegahan dari penyakit karies gigi adalah sikat gigi, lakukan fossing, hindari
makanan yang terlalu manis, dan periksakan gigi ke Dokter Gigi.
7. Model ekologikal epidemiologi terdiri dari host, agent dan environmental.
B. Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah memperhatikan kesehatan ggi dan mulut agar
tidak terkena karies gigi atau gigi berlubang. Seperti menggosok gigi yang benar yaitu
menggosok gigi 2 kali sehari pada pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum
tidur, hindari makanan yang lengket, dan mengontrol gigi ke Dokter gigi tiap 6 bulan
sekali.

DAFTAR PUSTAKA

12

Hanifatunnisaa, 2012 Penyebab Gejala Pencegahan dan Pengobatan Karies Gigi


Avaliable: http://wordpress.com/penyebab-gejala-pencegahan-danpengobatan-karies-gigi/
Suryanto,

2007 90 Persen Anak Indonesia Menderita Karies Gigi , (online),


Avaliable : http://www.antaranews.com/view/?1=11982364283683C=Teks

Targian, R, 1990 , Karies Gigi, Jakarta: Hipokrates.


Suwelo, I. S., 1992, Karies Gigi pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi, Jakarta:ECG
Riskesdas, 2007, Laporan Nasional 2007 , Jakarta : Departemen Kesehatan
Kennedy, D, B., 1992, Konservasi Gigi Anak , Jakarta:ECG
Ford, T. R. P., 1993, Restorasi Gigi, Jakarta: ECG
Boediharjo, 1985, Pemeliharan Kesehatan Gigi Keluarga Gigi Keluarga, Surabaya: Airlangga
Universitas Press
Moestofo, (1982), Pemeliharaan Gigi Dimulai Sejak Dari Kandungan Sang Ibu, Ghalia
Indonesia, Bandung.

13

14

You might also like