Professional Documents
Culture Documents
BATASAN
sindrom
penyakit radang,
timbul
ada
kecenderungan kambuh,
dapat
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
GEJALA KLINIS
Gejala
keradangan umum :
subfebris,
lesu,
anoreksia,
tampak pucat,
artralgia,
sakit perut.
.GEJALA KLINIS
.GEJALA KLINIS
Artritis
.GEJALA KLINIS
.GEJALA KLINIS
Eritema
marginatum :
.GEJALA KLINIS
.GEJALA KLINIS
Khorea :
.GEJALA KLINIS
Nodul
Infeksi akibat
hemolitikus Streptokokus Grup A
Infeksi Kuman Hemolitikus Streptokokus
Group A
Infeksi Tenggorokan
Periode silent
(2mgg)
Rheumatic
Fever
Carditis
Polyarthritis
Chorea
Erythema marginatum
Nodul
Sub Kutan
Rheumatic
Heart Disease
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM DAN
PENUNJANG DIAGNOSIS
EKG NORMAL
P-R Interval
menunjukkan waktu antara depolarisasi
atrium sampai awal depolarisasi ventrikel
(0.12 - 0.20 detik = 3-5 kotak)
diukur dari awal gelombang P sampai awal
QRS kompleks ( pada titik Q atau R)
memendek dengan meningkatnya
frekuensi jantung
Electrocardiography Diagnosis
R
T
P
Q
DIAGNOSIS
Kriteria Jones (revisi) utk pedoman dlm
diagnosis demam reumatik (1992):
Manifestasi mayor
Manifestasi minor
Manifestasi mayor :
Karditis
Poliartritis
Korea Syndenham
Eritema marginatum
Nodul subkutan
KaPoChES
Manifestasi minor:
Artralgia
Demam
Leukositosis
Kriteria WHO
Kategori diagnostik
Demam reumatik serangan pertama
Kriteria :
2 mayor
atau
1 mayor & 2 minor
.Kriteria WHO
Kategori diagnostik
Demam reumatik serangan rekuren tanpa PJR
Kriteria :
2 mayor
atau
1 mayor & 2 minor
.Kriteria WHO
Kategori diagnostik
Demam reumatik serangan rekuren dengan PJR
Kriteria :
2 minor + bukti infeksi SGA sebelumnya
.Kriteria WHO
Kategori diagnostik
Korea Sydenham
Kriteria :
Tidak diperlukan kriteria mayor lainnya atau bukti
infeksi SGA
.Kriteria WHO
Kategori diagnostik
PJR (stenosis mitral murni atau kombinasi dengan
insufisiensi mitral dan/atau gangguan katup
Aorta)
Kriteria :
Tidak diperlukan kriteria lainnya utk diagnosis
sbg PJR
(sumber: WHO, 2004)
KOMPLIKASI/
PENYULIT
Gagal jantung
TATALAKSANA
1. Tindakan umum & tirah baring
Aktivitas
Tirah
baring
Aktivitas
dalam
rumah
Aktivitas
di luar
rumah
Aktivitas
Penuh
Artritis
Karditis
minimal
1-2 mgg
2-3 mgg
1-2 mgg
2-3 mgg
2 mgg
setelah
6-10 mgg
2-4 mgg
setelah
6-10 mgg
Karditis
sedang
Karditis
berat
4-6 mgg
2-4 bln
4-6 mgg
1-3 bln
setelah
3-6 bln
2-3 bln
2-3 bln
bervariasi
2. Pemusnahan streptokok:
- Eradikasi pd tonsil & farings (= pengobatan
faringitis streptokok):
1. Benzantin penicillin G, dosis tunggal
1,2 juta U i.m. untuk BB > 30 kg
600.000 U i.m. untuk BB < 30 kg
berfungsi sbg pencegahan
juga
dosis pertama,
bila alergi:
2. Eritromisin 40 mg/kgBB/hari dibagi 2-4 dosis
selama 10 hari
Pemusnahan streptokok
Alternatif lain:
Oral penisilin V 2 x 250 mg
Oral sulfadiazin 1 x 1gr
Oral eritromisin 2 x 250 mg
Artritis
Karditis
ringan
Prednison
0
Aspirin
1-2 mgg
Dosis: Prednison :
Aspirin
Karditis
sedang
Karditis
berat
0
0
2-6 mgg
3-4 mgg
6-8 mgg
2-4 bln
2 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
kardiomegali ringan
berat
PENCEGAHAN :
Lama pencegahan :
- Sampai usia 21-25 thn pd pasien tanpa kel. katup
- Seumur hidup bila ada kelainan katup
Pencegahan
Pilihan lain:
Penisilin V p.o. 2 x 125-250 mg
Sulfadiazin 1 g p.o. sekali
Eritromisin 2 x 250 mg p.o.
BATASAN
PATOFISIOLOGI
-
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
Diagnosis
kongenital
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
: X- foto dada
EKG
Ekokardiografi
KOMPLIKASI
Kambuh
Gagal
demam rematik.
jantung.
Endokarditis
Fibrilasi
bakterial subakut.
atrium.
Pembentukan
Robekan
trombus.
korda tendinea.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan medikal
Pembedahan
Pencegahan sekunder :
Pencegahan terhadap infeksi streptokokus :
1. Penisilin Benzatin 600.000 U (BB < 30 kg) dan 1,2 juta U (BB > 30
kg), intra muskular, diberikan sekali tiap 4 minggu.
2. Penisilin oral 2 x 250 mg/hari setiap hari.
3. Sulfadiazin 1 x 500 mg/ hari (BB < 30 kg) dan 1 gram (BB > 30 kg).
4. Bila alergi penisilin dan sulfa dapat diberikan eritromisin 2 x 250 mg
setiap hari.
PENCEGAHAN
Pencegahan Primer :
PROGNOSIS
tergantung berat ringannya kelainan katup
AUSKULTASI
Diskripsikan secara rinci karakteristik bising jantung :
Bising sistolik
bj I
bj II
bj I
bj I
bj II
bj I
bj I
bj II
bj I
bj I
bj II
bj I
(A)
(B)
(C)
(D)
Keterangan Gambar :
(A) bising ejeksi sistolik. Terdapat misalnya pada stenosis pulmonal, tetralogi Fallot, atau
sebagian besar bising inosen; (B) bising pansistolik pada insufisiensi mitral atau defek septum
ventrikel; (C) bising sistolik dini pada defek septum ventrikel muscular kecil; (D) bising sistolik
akhir pada insufisiensi mitral ringan yang sering menyertai prolaps katup mitral.
Bising Diastolik
bj I
bj II
bj I
bj I
bj II
bj I
bj I
bj II
bj I
(A)
(B)
(C)
Keterangan Gambar :
(A) bising diastolic dini pada insufisiensi aorta; (B) bising mid-diastolik aliran
(diastolic flow murmur) misalnya pada insufisiensi mitral berat; (C) bising diastolic
akhir dengan aksentuasi presistolik pada stenosis mitral organik.
bj II
bj I
bj I
bj II
bj I
(A)
(B)
Keterangan Gambar :
(A) bising kontinu pada duktus arteriosus persisten; (B) bising to-and-dro pada
kombinasi stenosis dan insufisiensi aorta.
Area :
aorta: ICS II kanan
pulmonal: ICS II kiri
mitral: apeks
trikuspid dan VSD: L lower sternal border
Patologi :
diastolik, holosistolik, late systolic, continuous