Professional Documents
Culture Documents
Definisi Tetanus
(Lack Jaw-Rahang Terkunci)
Epidemiologi
Timbul didaerah yg mdh
terkontaminasi dg tanah dan
perawatan luka yg buruk
Insiden yg plg sering
Tetanus Neonatorum, Abses Gigi,
perlubangan cuping telinga.
Patogenesis
Jejas (terinfeksi C. Tetani)
Spora tumbuh dan keluarkan toksin
Cornu anterior Susunan saraf pusat
Diikat oleh jaringan Saraf
Pelepasan neurotransmiter terganggu
Sistem Saraf autonom tidak stabil
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi 2-14 hari tetapi ada yg sampai
berbulan bulan sesudah jejas.
Gejala dan tanda:
1. Disfagia, gelisah, nyeri kepala
2. Trismus (spasme m. masseter)
3. Kaku kuduk sampai epistotonus
4. Ketegangan otot perut (toksin ada di cornu ant)
5. Risus sardonikus (senyuman sengit)
6. Asfiksia dan sianosis (spasme otot pernafasan
dan laring)
7. Disuria dan retensi urin
Derajat penyakit
Derajat I (tetanus ringan)
Trismus ringan sampai sedang
Kaku kuduk,epistotonus,perut papan (+)
Tidak dijumpai disfagia/ringan
Tidak dijumpai kejang
Tidak dijumpai gangguan respirasi
Derajat II (tetanus sedang)
Trismus sedang
Kekakuan jelas
Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan
Takipnea
Disfagia
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah didapatkan
leukositosis ringan.
Kadang-kadang dijumpai peninggian
tekanan intrakranial
Diagnosis banding
Abses gigi
Abses parafaring/peritonsiler
Meningitis bakterialis
Ensefalitis
Rabies
Epilepsi
Diagnosis
Adanya luka (port de entre) dan
ketegangan otot yang khas terutama
pada rahang sangat membantu
Pengobatan
Bebaskan jalan nafas (suction lendir dan memindah posisi
pasien secara bergantian)
Komplikasi
1.
2.
3.
4.
Pneumonia aspirasi
Asfiksia
Atelektasis
Fraktur kompresi
Prognosis
Angka mortalitas di FK-UI RSCM
80 % untuk tetanus neonatorum
30 % untuk tetanus anak
Pencegahan
1. Mencegah terjadinya luka
2. Perawatan luka yang adekuat
3. Pemberian ATS dalam beberapa jam
untuk kekebalan pasif (1500 U IM)
4. Pemberian antibiotik selama 2-3 hari
setelah mendapatkan luka kotor
5. Imunisasi dasar