You are on page 1of 3

ETIKA KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DENGAN PASIEN : INJEKSI INTRA MUSKULAR

PADA PASIEN TODDLER ( 1,5 -3 TAHUN )


Tokoh Drama :
Pasien
Perawat
Ibu pasien

: Achmad Damyati
: Afrilita Putri Yuza
: Desi Ratna Sari

Fase Pra Interaksi


Perawat mempersiapkan semua alat diruang perasat serta mempersiapkan diri
untuk melayani pasien.
(rasional) agar perawat memang benar-benar siap sepenuhnya untuk pasien tanpa
ada lagi untuk mempersiapkan alat ataupun mempersiapkan diri lagi.
Menganalisis kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri
Sesuatu yang kita lakukan sebelum melakukan komunikasi terapeutik kepada
klien yaitu dengan cara mengeksplorasi perasaan diri, fantasi, dan ketakutan serta
menggunakan diri secara maksimal, mengumpulkan data yang mungkin dan
merencanakan pertemuan pertama dengan klien.
Kasus
Anak A (1,5 tahun ) di ruang Anak akan dilakukan pemberian antibiotik melalui IM di
dampingi ibunya Ny. D .
Fase Orientasi
Melakukan perkenalan dengan klien. Membina hubungan saling percaya,
penerimaan dan melakukan komunikasi terbuka dengan klien, membuat kontrak,
mengeksplorasi perasaan, pikiran dan tindakan klien, mengidentifikasi masalah atau
kebutuhan klien dan menetapkan tujuan dengan klien.
Salam terapeutik
Perawat
Ibu pasien
Perawat
Ibu pasien
Perawat
Ibu Pasien

: Selamat pagi , Assalamualaikum bu ( Sambil Tersenyum, Sikap Hormat)


: Pagi, Walaikumsalam sus ( tersenyum )
: Selamat pagi dek ( menyentuh pasien )
: Pagi kakak (sambi menyetuh pasien )
: Perkenalkan bu, saya perawat Lita dari Poltekkes Kemenkes Padang yang dinas
pagi ini di ruang ini. Benar ini dengan ibu Desi, ibu dari pasien Ahmad ?
: Benar suster ,

(Perawat harus memiliki sikap hormat kepada pasien dan keluarga pasien karena perawat
harus mampu menunjukan sikap kepedulian / perhatian, rasa suka dan menghargai pasien
dankeluarga, sikap hormat yang di lakuka kepada pasien dapat di lihat ke arah pasien saat
komunikasi, memberikan perhatian, senyum disaat yang tepat, menyapa pasien. Jika
perawat tidak mempunyai sikap hormat maka pasien dan keluarga merasa tidak dihormati
atau tidak merasa perhatian kepada pasien dan perawat karena sebagai perawat harus
mampu memberikan rasa hangat dan peduli kepada pasien dan keluarga. Perwat harus
mempunyai sikap empati, karena perawat harus menempatkan diri pada posisi pasien atau
pun orang tua, perawat harus mampu menjadi pendengar yang baik oleh pasien atau
komunikan )
Validasi
Perawat
: Bagaimana kondisi adek Ahmad pagi hari ini bu ? Apakah tidurnya tadi malam
Nyenyak ? ( Sikap Empati )
Ibu Pasien
: Mulai membaik suster , tapi masih rewel sus, tadi malam tidurnya nyenyak,
tapi terkadang terbangun dan menangis karna haus suster
Perawat
: Alhamdulillah bu , nanti saya akan periksa kondisi adek Ahmad bu
Ibu Pasien
: Iya suster
Kontrak
Perawat
: Baik lah bu, sekarang saya akan memberikan obat antibiotik kepada adek
Ahmad berupa suntikan yang bertujuan memberi kekebalan tubuh adek ahmad .
Apa ibu bersedia diberikan kepada adek ahmad ?
Ibu Pasien
: Bersedia suster , tapi anak saya ahmad biasa takut kalau mau di berika obat atau
suntikan suster, dia nanti akan menangis suster
Perawat
: Kita coba dulu ya bu , saya akan coba bujuk adek ahmad , mungkin
membutuhkan waktu 10 menit bu , untuk pemberian imunisasinya
Ibu Pasien
: Saya akan coba juga suster
Perawat
: Apakah ibu ada bawa mainan adek Ahmad ? Supaya perhatiannya tidak tertuju
kepada pemberian obat ini bu
Ibu Pasien
: Ada suster , saya ambil dulu ya suster ( Mengambil mainan di tas, lalu
memberikan kepada Ahmad )
Pasien
: ( Memainkan permainan yang diberikan kepada nya )
Perawat
: Wah , bagus permainan adek ya , adek sekarang main dulu ya , nanti kakak mau
berikan obat kepada adek , biar cepat sembuh dan tidak sakit lagi
( Menyentuh pasien dan ikut sebentar bermain bersama pasien)
Perawat
: Baiklah bu , sementara adek Ahmad lagi main , saya mau mempersiapkan alat
dulu ya bu
Ibu Pasien
: Iya suster

(Perawat harus mampu mempunya sikap kongkret karena perawat harus mampu
mempertahankan respon terhadap pasien dengan memberikan penjelasan yang
akurat dengan memberikan visualisasidengan benda atau gambaran agar tidak
takut dengan apa yang nanti diberikan dan mendorong pasien untuk memikirkan
masalah spesifik. Jika perawat tidak mempunyai yang kongkret pasien bisa saja
memberontak dan tidak mau melakukan pengobatan karena memikirkan hal-hal
yang buruk terhadap pengobatan yang akan di berikan)
Fase Kerja
( Mempersiapkan peralatan injeksi IM obat antibiotik dan cuci tangan)
Perawat
Ibu Pasien
Perawat
Ibu Pasien
Pasien
Ibu Pasien
Pasien
Perawat
Pasien
Perawat
Ibu Pasien

: Adek Ahmad nya sudah selesai main bu ?


: Udah kakak , tapi masih mau megang mainannya dulu
: Tidak apa-apa bu , saya mau lakukan suntikannya di paha , jadi adek Ahmad
dapat berbaring saja
: Baik suster, nak , tidur dulu ya nak , kakaknya mau berikan obat dulu
: (Tidak mau untuk di tidurkan, dan maunya bersama ibunya saja )
: Ibu disini saja ko sayang , ibu temani Ahmad ya , mainnya sambil tiduran ya nak
: ( Mau untuk berbaring)
: Adek Ahmad sekarang kakak mau berikan obat ya ( memberikan suntikan tidak
sambil tersenyum )
: ( Menangis dan rewel )
: Sudah selesai bu,
: Iya Suster

Fase Terminasi
Perawat

Ibu Pasien
Perawat
Ibu Pasien

: Tindakannya sudah selesei bu, jika ibu membutuhkan saya ibu bisa temui saya
di ruang / conter perawat , nanti saya akan kembali 30 menit lagi untuk mencek
keadaan adek Ahmad dan membawakan obat untuk di minum adek Ahmad
: Iya suster , terima kasih sus
: Iya bu , Saya permisi dulu bu , terima kasih atas kerja samanya bu
: Sama-sama sus

You might also like