You are on page 1of 53

LAPORAN KASUS

DSS
Harry Fernando Simatupang

KASUS
Nama
J. Kelamin
Usia
Agama
Alamat

: An. W
: Laki-laki
: 11 Tahun
: Islam
: Ds. Lengkong03/03 Wonorejo Pringapus
Semarang
Kelompok : BPJS PBI
Bangsal
: Anggrek
No. RM : 076376
Tanggal Masuk : 17 Maret 2015

Anamnesa
ANAMNESA
Keluhan Utama
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan rujukan dari PKM dengan DHF
grade II, pasien mengeluh demam sejak 4 hari SMRS,
naik turun, meningkat terutama malam hari. Demam
dirasakan menurun sejak 2 hari lalu dan pasien
sudah dapat beraktvitas. Namun 1 malam SMRS
pasien mulai demam lagi disertai mimisan (+), gusi
berdarah (+), muntah 1x, darah (+).
Pasien juga mengeluh persendiannya pegal-pegal,
dan merasa matanya berat. Selain itu pasien juga
mengeluh perutnya terasa nyeri.

KELUHAN
TAMBAHAN
NYERI SENDI
LEMAS
NYERI ULU HATI
dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, terasa perih,
terasa kembung, jika makan terasa mual dan
perut terasa kembung
MIMISAN
GUSI BERDARAH

RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU

Tidak pernah sakit seperti ini


sebelumnya
Riwayat penyakit DM
:
disangkal
Riwayat penyakit jantung :
disangkal
Riwayat penyakit asma :
disangkal
Riwayat penyakit ginjal :
disangkal
Riwayat
keganasan
RIWAYAT
PENYAKIT :
disangkal
KELUARGA
Tidak ada
yang memiliki
serupa
Riwayat
perdarahan
lamakeluhan
:
Riwayat tekanan darah tinggi (-), kencing manis
disangkal
(-), asma
(-),keganasan
(-),:TBC ( - )
Mudah
berdarah
& memar
disangkal

RIWAYAT
PENGOBATAN

Sudah berobat ke dokter umum namun panas


hanya turun beberapa jam kemudian naik lagi

RIWAYAT PRIBADI DAN


SOSIAL

Tetangga ada yang menderita DBD

RIWAYAT PERSALINAN
Aterm, lahir normal, BBL 2900 kg

RIWAYAT NUTRISI
0-6 bulan : ASI
7-12 bulan : Bubur lunak
12bulan-skrg : Nasi

RIWAYAT TUMBUH
KEMBANG
6 bulan : Duduk
10 bulan : Berdiri
12
: Jalan

RIWAYAT IMUNISASI
Lengkap

PEMERIKSAAN FISIK (O)


PEMERIKSAAN
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis
Nadi
: 100 x/m, reguler, kuat angkat
cukup.
Pernafasan
: 20 x/m
Suhu
: 37,7oC
KEPALA
Bentuk mesosephal, rambut berwarna hitam,
terdistribusi merata dan tidak rontok
MATA
Simetris, edema palpebra (-/-), konjungtiva
pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor dan

TELINGA
Bentuk : normal simetris antara kiri dan kanan.
Lubang telinga : normal, secret (-/-).
Nyeri tekan (-/-).
Peradangan pada telinga (-)
Pendengaran : normal
MULUT
Simetris.
Bibir : sianosis (-), stomatitis angularis
Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-).
Lidah: glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah
berselaput (-), kemerahan di pinggir (-), tremor
(-), lidah kotor (-).
Gigi : caries (-)
Mukosa : normal

LEHER
Simetris (-), Kaku kuduk (-), Limfadenopati (-),
Trakea terletak di tengah, pembesaran thyroid (-)
THORAX (PULMO)
Inspeksi
bentuk simetris, ukuran dinding dada normal,
pergerakan dinding dada simetris, retraksi
intracosta (-)
Palpasi
Pergerakan dinding dada simetris, Fremitus raba :
Lobus superior : D/S sama, Lobus medius dan
lingua: D/S sama, Lobus inferior : D/S sama, Nyeri
tekan (-), edema (-), krepitasi (-).
Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru, nyeri ketok (-)
Auskultasi
Suara napas vesikuler (+/+), Suara tambahan

THORAX (COR)
I : iktus cordis tidak tampak
Pa: iktus cordis tidak teraba
Pe: batas atas : ics 3 midclavicula kiri
batas kanan : ics 3 parasternal kanan
batas kiri : ics 5 axilaris anterior
batas bawah : ics 5 axilaris anterior
A : S1 dan S2 reguler, irama jantung reguler, tidak
ada gallop S3
ABDOMEN
Inspeksi : bentuk normal, distensi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium,
hepar dan lien tidak teraba, turgor cukup, massa (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal

EKSTREMITAS
SUPERIOR
Akral dingin : -/Deformitas : -/Edema: -/Sianosis : -/Ptekie: -/Clubbing finger: -/-

INFERIOR
Akral dingin : -/Deformitas : -/Edema: -/Sianosis : -/Ptekie: -/Clubbing finger: -/-

ASSESMENT
Observasi febris susp DHF grade II
DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid
Demam Chikungunya
TREATMENT PLANNING
Penunjang
Lab darah lengkap
Terapi
Inf. RL 25 tpm
Cefixime 2/100 mg
Paracetamol 500 mg 3X1
Inj. Ranitidin 1/12 j
Kalnex 2x1

Subjective
18 Maret 2015

Demam

sudah

mulai

Objective
turun, KU: tampak sakit sedang

Planning
Terapi lanjut

mimisan (-), gusi berdarah (+), Kesadaran: composmentis


nyeri sendi (+), sakit perut bagian N: 72 x / menit
tengah, mual (+), muntah (-), P : 20 x / menit
pusing (+)

S : 35,4oC
Kepala: CA -/-, SI -/-,
Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler
Abdomen: datar, BU (+), NT(+)
Extremitas: akral dingin, CRT <2detik

18 Maret 2015

Demam (-), gusi berdarah sedikit, KU: tampak sakit sedang

Inf RL 300cc 1 jam

Jam 16.30

bibir kering pecah-pecah, nafsu Kesadaran: composmentis

lanjut 30 tpm

makan baik, nyeri perut (+)

TD: 100 / 60 mmHg


N: 100 x / menit
P : 54 x / menit
S : 35,9oC
Kepala: CA -/-, SI -/-,
Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler
Abdomen: datar, BU (+), NT(+)
Extremitas: akral hangat, CRT< 2detik

Jam 17.00

TD: 110 / 60 mmHg


N: 100 x / menit
P: 48 x / menit
S: 35,5oC

19 Maret 2015

Demam (-), bibir kering pecah-pecah, KU: tampak sakit sedang

O2 2L

keringat dingin, nafsu makan baik, TD: 76 / 63 mmHg

Inf RL 300cc 1 jam

BAB dan BAK dbn

N: 60 x / menit

pertama lanjut 30 tpm

P: 40 x / menit

Bed rest

S: 36,5oC

Cek IgM dan IgG Anti

Kepala: CA -/-, SI -/-, bibir kering

Dengue

Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler

Transfusi Trombosit 5

Abdomen: datar, supel, BU (+), nyeri tekan (+)

kolf

Extremitas: akral dingin, CRT 2detik


20 Maret 2015

Demam (-), nyeri perut (+), mual KU: lemas

O2 2L/menit

muntah (-), batuk kering (+)

TD: 100 / 56 mmHg

Inf RL 20 tpm

N: 99 x / menit

Ranitidine 2x1 ampul

P: 20 x / menit
S: 36,9oC
Kepala: CA -/-, SI -/-, bibir kering
Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler
Abdomen: datar, supel, BU (+), nyeri tekan (+)
Extremitas: akral lembab, CRT 2detik
Urin 300cc jernih

21 Maret 2015

Demam (-), nyeri perut (+), batuk KU: lemas

Ulang trombosit

kering (+)

Terapi lanjut

TD: 100 / 60 mmHg


N: 80 x / menit
P: 20 x / menit
S: 36,5oC
Kepala: CA -/-, SI -/-, bibir kering
Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler
Abdomen: datar, supel, BU (+), nyeri tekan (+)
Extremitas: akral hangat, CRT <2detik
Urin 300cc jernih

22 Maret 2015

Demam (-), nyeri perut (+), mimisan KU: lemas

Kalnex 3x1tab

1x, gusi berdarah sedikit

TD: 90 / 50 mmHg

Ranitidine stop

N: 66 x / menit

Omeprazole 1x20mg

P: 20 x / menit
S: 36,6oC
Kepala: CA -/-, SI -/-, bibir kering
Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler
Abdomen: datar, supel, BU (+), nyeri tekan (+)
Extremitas: akral lembab, CRT <2detik
Urin 300cc jernih

PEMERIKSAAN

HASIL

NILAI RUJUKAN

SATUAN

METODE

13.5 - 17.5

g / dL

Spectrophotometry

18 Maret 2015
Hematologi
Darah Rutin

13,5

Hemoglobin

2,6 L

5 - 11

ribu

E. Impedance

Leukosit

5,44 H

4,1 5,3

juta

E. Impedance

Eritrosit

39,7

35 - 47

Integration Volume

Hematokrit

45

150 - 400

mikro m3

E. Impedance

Trombosit

73,0

77 - 91

pg

E. Impedance

MCV

24,6

24 - 30

g / dL

E. Impedance

MCH

33,8

32 - 36

MCHC

14,1

10 - 16

mikro m

E. Impedance

RDW

..

7 - 11

10 / mikro

E. Impedance

MPV

1,5 L

1,5 - 6,5

103 / mikro

E. Impedance

Limfosit

0,3

0 0,8

10 / mikro

E. Impedance

Monosit

0,0

0 - 0,6

103 / mikro

E. Impedance

Eosinofil

0,0

0 - 0,2

103 / mikro

E. Impedance

Basofil

0,7 L

1,8 8,0

10 / mikro

E. Impedance

Neutrofil

59,2 H

25 - 40

E. Impedance

Limfosit%

12,3 H

2-8

E. Impedance

Monosit%

0,4 L

2-4

E. Impedance

Eosinofil%

0,4

0-1

E. Impedance

Basofil%

27,7 L

50 - 70

E. Impedance

Neutrofil%

0,2 - 0,5

E. Impedance

PCT

10 - 18

E. Impedance

PDW

0-8

mm/jam

LED I

18 H

0 - 15

mm/jam

LED II

E. Impedance
3

PEMERIKSAAN

HASIL

NILAI RUJUKAN

SATUAN

METODE

19 Maret 2015
Hematologi
Darah Rutin

13,8

13.5 - 17.5

g / dL

Spectrophotometry

Hemoglobin

5,2

5 - 11

ribu

E. Impedance

Leukosit

5,86 H

4,1 5,3

juta

E. Impedance

Eritrosit

41,9

35 - 47

Hematokrit

32

150 - 400

mikro m

E. Impedance

Trombosit

71,5

77 - 91

pg

E. Impedance

MCV

23,5

24 - 30

g / dL

E. Impedance

MCH

32,9

32 - 36

E. Impedance

MCHC

12,5

10 - 18

mikro m3

E. Impedance

PDW

9,9

7 - 11

10 / mikro

E. Impedance

MPV

1,8

1,5 - 6,5

103 / mikro

E. Impedance

Limfosit

0,9 H

0 0,8

103 / mikro

E. Impedance

Monosit

2,4

2-4

103 / mikro

E. Impedance

Granulosit

35,0

25 - 40

E. Impedance

Limfosit%

17,9 H

2-8

E. Impedance

Monosit%

47,1 L

50 - 80

E. Impedance

0,2 - 0,5

E. Impedance

Granulosit%
PCT

0,032

LED I

0-8

LED II

18 H

0 - 15

Anti Dengue IgG

Positif

Anti Dengue IgM

Positif

Integration Volume
3

mm/jam
mm/jam

PEMERIKSAAN

HASIL

20 Maret 2015

NILAI

SATUAN

METODE

RUJUKAN

Hematologi
Darah Rutin

13,7

13.5 - 17.5

g / dL

Spectrophotometry

Hemoglobin

7,6

5 - 11

ribu

E. Impedance

Leukosit

5,56 H

4,1 5,3

juta

E. Impedance

Eritrosit

41,1

35 - 47

Integration Volume

Hematokrit

84 L

150 - 400

mikro m3

E. Impedance

Trombosit

73,9 L

77 - 91

pg

E. Impedance

MCV

24,6

24 - 30

g / dL

E. Impedance

MCH

33,3

32 - 36

E. Impedance

MCHC

10,2

10 - 18

mikro m3

E. Impedance

PDW

8,4

7 - 11

103 / mikro

E. Impedance

MPV

0,070 L

0,2 - 0,5

103 / mikro

E. Impedance

PCT

Landasan Teori
Dengue syok sindrom adalah derajat
terberat dari DBD yang terjadi
karena peningkatan permeabilitas
kapiler sehingga cairan keluar dari
intravaskuler
ke
ekstravaskuler,
sehingga terjadi penurunan volume
intravaskuler dan hipoksemia.

Syok yang biasanya terjadi pada saat


atau
segera setelah suhu turun, antara hari ke 3
sampai hari sakit ke 7 disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas vaskular sehingga
terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke
rongga pleura dan peritonium, hipoproteinemia,
hemokonsentrasi
dan
hipovolemia
yang
mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena,
preload miokard, volume sekuncup dan curah
jantung sehingga terjadi disfungsi sirkulasi dan
penurunan perfusi organ.

Etiologi
Virus dengue merupakan small single
stranded
RNA.
Infeksi
dengue
disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk kelompok B Arthropod
Virus (Arbovirus) yang sekarang
dikenal dengan genus Flavivirus,
famili Flaviviride, dan mempunyai 4
jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2,
Den-3, Den-4.

Vektor
Aedes aegypti adalah vektor utama
nyamuk demam berdarah.
Virus berkembang di nyamuk selama
8-10
hari
(extrinsic
incubation
period) sebelum menularkan kembali
ke manusia.
Di tubuh manusia, virus memerlukan
waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic
incibation
period)
sebelum
menimbulkan penyakit.

Penularan dari manusia ke nyamuk


hanya terjadi bila nyamuk menggigit
manusia yang sedang mengalami
viremia, yaitu 2 hari sebelum panas
sampai 5 hari sebelum timbul
demam.

Patogenesis
Virus dengue masuk ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk dan
infeksi pertama kali mungkin memberi
gejala sebagai demam dengue.
Reaksi tubuh memberikan reaksi yang
berbeda ketika seseorang mendapat
infeksi yang berulang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk. (the
secondary heterologous infection atau the
sequential infection hypothesis)

menyebabkan suatu reaksi anamnestik


antibodi, sehingga menimbulkan kompleks
antigen-antibodi
dengan
konsentrasi
tinggi.
berikatan
dengan
Fc
reseptor
dari
membran sel leukosit terutama makrofag.
Oleh karena antibodi heterolog maka virus
tidak dinetralisasi oleh tubuh sehingga
akan bebas melakukan replikasi dalam sel
makrofag.

antbodi dependent enchancement (ADE), suatu


proses yang akan meningkatkan infeksi dan
replikasi
virus
dengue
di
dalam
sel
mononuklear.
terjadi sekresi mediator vasoaktif yang
kemudian
menyebabkan
peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, sehingga
mengakibatkan keadaan hipovolemik dan syok.
mengakibatkan proliferasi dan transformasi
limfosit dengan menghasilkan titer tinggi
antibodi IgG anti dengue.

Replikasi virus dengue terjadi juga dalam


limfosit yang bertransformasi dengan akibat
terdapatnya virus dalam jumlah banyak.
mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen
antibodi yang kaan mengaktifkan sistem
komplemen.
Pelepasan C3a dan C5a akibat aktivasi C3 dan
C5 menyebabkan peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah dan merembesnya
plasma dari ruang intravaskular ke ruang
ekstravaskuler.

Perembesan plasma ini terbukti


dengan
adanya
peningkatan
hematokrit,
penurunan
kadar
natrium, dan terdapatnya cairan
pada
rongga
serosa
(efusi
pleura,ascites).
menyebabkan agregasi trombosit
dan mengaktivisasi sistem koagulasi
melalui kerusakan endotel pembuluh
darah.(menyebabkan perdarahan)

Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari


perlekatan
kompleks
antigen-antibodi
pada
membran trombosit mengakibatkan pengeluaran
ADP, sehingga trombosit melekat satu sama lain.
Hal ini membuat trombosit dihancurkan oleh RES
sehingga terjadi trombositopenia.
Agregasi trombosit ini menyebabkan pengeluaran
platelet faktor III sehingga terjadi koagulopati
konsumtif (KID), ditandai dengan peningkatan FDP
(fibrinogen degredation product) sehingga ada
penurunan faktor pembekuan.

Disisi
lain,
aktivasi
koagulasi
akan
menyebabkan aktivasi faktor Hageman
sehinga
terjadi
aktivasi
sistem
kinin
sehingga
memacu
peningkatan
permeabilitas
kapiler
yang
dapat
mempercepat terjadinya syok.
Jadi
perdarahan
pada
DBD
akibat
trombositopenia,
penurunan
faktor
pembekuan akibat KID, kelainan fungsi
trombosit, kerusakan dinding endotel kapiler.

Tabel mengenai hubungan jumlah


trombosit dengan risiko perdarahan
Trombositopenia dan Risiko Perdarahan
Jumlah Trombosit (sel/l)

Risiko

>100.000

Tidak ada risiko tinggi

50.000-100.000

Risiko trauma mayor

20.000-50.000

Risiko trauma minor

<20.000

Risiko perdarahan spontan

<10.000

Risiko perdarahan yang mengancam nyawa

Manifestasi Klinis
Fase
demam:
Demam
tinggi
mendadak,
terus
menerus,
berlangsung 2-7 hari, naik turun
tidak
berpengaruh
dengan
antipirektik.
Suhu
tubuh
bisa
mencapai 40oC dan dapat terjadi
kejang demam. Kadang terdapat
muka yang merah, eritema, myalgia,
arthralgia, dan sakit kepala.

Fase Kritis: Akhir fase demam


merupakan fase kritis , anak terlihat
seakan sehat, hati-hati karena fase
tersebut dapat sebagai awal kejadian
syok. Hari ke 3-7 adalah fase kritis.
Dimana kebocoran plasma bisa
terjadi kurang dari 24-48 jam.

Fase Resolusi: bila dalam waktu 2448 jam pasien berhasil melewati fase
kritis, keadaan umum dan nafsu
makan
membaik,
status
hemodinamik stabil. Semua nilai lab
kembali normal secara perlahan.

Demam
Tanda perdarahan (petekie, purpura,
ekimosis, dll)
Hepatomegali
Nyeri sendi
Syok

Suplai darah otak


menurun
Penurunan volume & tekanan
darah

Respon Jangka Panjang

pusing

Osmolalitas plasma
darah meningkat

haus

Respon Jangka Pendek

Hormonal:

Hormonal:

ADH

ADH

Angiotensin II

Angiotensin II

Saraf

Stimulasi baroreseptor
& kemoreseptor

SSP

Aldosteron
EPO
Urin pekat,
oliguria

Perangsangan sistem
kardiovaskuler

Kenaikan volume darah

Aktivasi saraf simpatis

Hormonal:
Adrenalin &
noradrenalin
Vasokonstriksi perifer,
peningkatan aliran balik
vena

Peningkatan curah jantung

Peningkatan volume & tekanan


darah

Pucat
Ekstremitas terasa dingin
Pengisian kapiler memanjang

RR meningkat
Denyut jantung
meningkat
Nadi lemah
Bibir kering

Kompensasi hipovolemik
gagal

Penurunan sangat besar pada


volume darah

Peningkatan
permeabilitas
kapiler

Curah jantung menurun

Penurunan aliran balik


vena

Jantung

Kerusakan
miokardium

Aliran darah ke jantung


menurun

Tekanan arteri menurun


Penggumpalan darah pada
pembuluh darah

Peningkatan asam laktat, pH,


CO2

Jaringan

Jaringan kekurangan
O2

Asidosis
metabolik

Aktivasi simpatis & respon


iskemik sentral

Aliran daraf perifer


menurun

Kerusakan
ireversibel
miokardium

Kulit pucat &


dingin
Aktivitas simpatis menurun

Kerusakan SSP
ireversibel

Disorientasi

Otak

Penurunan curah jantung


bertahap

Tekanan arteri
menurun

Aliran darah ke SSP


menurun

penurunan
kesadaran

kematian

Sirkulasi
kolaps

Vasodilatasi general

Perubahan kimia yang


drastis pada jaringan

Aliran darah perifer


sangat rendah

Manifestasi Syok Hipovolemik


Kompensas
i
Blood loss ( Sampai 25
%)

Heart rate
Takikardia +

Tekanan
Normal
Sistolik

Nadi/volum Normal/menur
e
un

Capillary
Normal/mening
refill
kat

3-5 detik

Kulit
Dingin, pucat
Tanda klinis

Pernafasan

Takipneu

Dekompensa
I
si
reversible
25 40
> 40
Takikardia ++

Taki/bradikar
dia
Normal/menur Tidak terukur
un
Menurun +

Menurun ++

Meningkat > 5 Meningkat +


detik
+
Dingin/mottled Dingin+/deadl
y pale

Takipneu +
Sighing

Diagnosis
Demam tinggi atau kontinyu selama
2- 7 hari
Adanya perdarahan spontan atau uji
torniket positif
Trombositopenia ( 100.000/ul)
Hemokonsentrasi atau adanya tanda
kebocoran plasma (efusi pleura,
ascites)

Derajat DBD
Grade I
Demam dan gejala konstitusional
Uji torniket +
Grade II
Grade 1 + Perdarahan spontan (pada kulit ataupun
perdarahan lainnya)
Grade III
Kegagalan sirkulasi, tekanan nadi < 20mmhg
Tekanan Sistolik normal
Grade IV
Syok mendalam
Hipotensi, tekanan darah tidak terdeteksi

Pemeriksaan Lab

Lekosit
Trombosit
Hematokrit
IgG, IgM Anti Dengue
NS1

Penatalaksanaan
BAB II.doc

Komplikasi

Overload cairan
Edema paru
DIC
Perdarahan
Syok

Prognosis
Demam berdarah dengue mempunyai
kemungkinan
5%
menyebabkan
kematian, tetapi bila berkembang
menjadi sindrom syok dengue akan
meningkatkan kematian hingga 40%.
Prognosis
buruk
pada
koagulasi
intravaskular diseminata dan sindrom
syok
dengue
dengan
renjatan
berulang atau berkepanjangan.

Analisa Kasus
S (Subjective)
Pasien datang dengan rujukan dari PKM
dengan DHF grade II, pasien mengeluh
demam sejak 4 hari SMRS, naik turun,
meningkat terutama malam hari. Demam
dirasakan menurun sejak 2 hari lalu dan
pasien sudah dapat beraktvitas. Namun 1
malam SMRS pasien mulai demam lagi
disertai mimisan (+), gusi berdarah (+),
muntah 1x, darah (+).

Pasien juga mengeluh persendiannya pegalpegal, dan merasa matanya berat. Selain itu
pasien juga mengeluh perutnya terasa nyeri. .
Demam menandakan adanya infeksi yang
sedang belangsung yang bisa disebabkan
karena
bakteri
ataupun
virus
yang
menyebabkan keluarnya mediator inflamasi
sehingga timbul demam. Mimisan dan gusi
berdarah menunjukan adanya perdarahan
yang
bisa
disebabkan
karena
adanya
kebocoran plasma

O (Objective)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang,
tanda vital yaitu frekuensi nadi 100
x/menit, regular, isi cukup, frekuensi
napas 20 x/menit, dan suhu 37,7 C.
Status
generalis
didapatkan
pemeriksaan dalam batas normal.

A (Assesment)
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik terhadap pasien dapat ditegakkan
diagnosis
DHF
grade
II
yang
mengalami
perburukan
menjadi
Dengue Shock Syndrome.

Planning
IVFD RL 25 tpm
Ringer laktat merupakan salah satu cairan kristaloid yang bersifat
isotonik, yaitu cairan yang osmolaritas (tingkat kepekatannya)
cairannya mendekati serum tubuh. Komposisi RL terdiri dari Na +
(130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca2+ (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L).
osmolaritassnya sebesar 273 mOsm/L. Sediannya adalah 500 ml
dan 1000 ml. Untuk kebutuhan nutrisi, pasien mendapatkan diet
makanan biasa.

Injeksi Ranitidin 2 x 1 ampul


Merupakan gastroprotektor dan mencegah efek samping dan
interaksi dari obat lain. Ranitidine adalah suatu histamin antagonis
reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif
pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.

Paracetamol 4 x 375 mg
Merupakan antipiretik yang bekerja dengan cara menghambat
produksi prostaglandin sehingga dapat menurunkan demam.
Cefixime 2 x 100 mg
Merupakan antibiotik golongan sefalosporin untuk membunuh
mikroorganimse
Kalnex
Adalah obat golongan anti fibrinolitik yang digunakan untuk
mencegah, mengehentikan atau mengurangi perdarahan yang
massif.
Omeprazole 1 x 20 mg
Merupakan golongan proton pump inhibitor untuk mengurangi
produksi asam lambung.

TERIMAKASIH

You might also like