Professional Documents
Culture Documents
DSS
Harry Fernando Simatupang
KASUS
Nama
J. Kelamin
Usia
Agama
Alamat
: An. W
: Laki-laki
: 11 Tahun
: Islam
: Ds. Lengkong03/03 Wonorejo Pringapus
Semarang
Kelompok : BPJS PBI
Bangsal
: Anggrek
No. RM : 076376
Tanggal Masuk : 17 Maret 2015
Anamnesa
ANAMNESA
Keluhan Utama
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan rujukan dari PKM dengan DHF
grade II, pasien mengeluh demam sejak 4 hari SMRS,
naik turun, meningkat terutama malam hari. Demam
dirasakan menurun sejak 2 hari lalu dan pasien
sudah dapat beraktvitas. Namun 1 malam SMRS
pasien mulai demam lagi disertai mimisan (+), gusi
berdarah (+), muntah 1x, darah (+).
Pasien juga mengeluh persendiannya pegal-pegal,
dan merasa matanya berat. Selain itu pasien juga
mengeluh perutnya terasa nyeri.
KELUHAN
TAMBAHAN
NYERI SENDI
LEMAS
NYERI ULU HATI
dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, terasa perih,
terasa kembung, jika makan terasa mual dan
perut terasa kembung
MIMISAN
GUSI BERDARAH
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
RIWAYAT
PENGOBATAN
RIWAYAT PERSALINAN
Aterm, lahir normal, BBL 2900 kg
RIWAYAT NUTRISI
0-6 bulan : ASI
7-12 bulan : Bubur lunak
12bulan-skrg : Nasi
RIWAYAT TUMBUH
KEMBANG
6 bulan : Duduk
10 bulan : Berdiri
12
: Jalan
RIWAYAT IMUNISASI
Lengkap
TELINGA
Bentuk : normal simetris antara kiri dan kanan.
Lubang telinga : normal, secret (-/-).
Nyeri tekan (-/-).
Peradangan pada telinga (-)
Pendengaran : normal
MULUT
Simetris.
Bibir : sianosis (-), stomatitis angularis
Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-).
Lidah: glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah
berselaput (-), kemerahan di pinggir (-), tremor
(-), lidah kotor (-).
Gigi : caries (-)
Mukosa : normal
LEHER
Simetris (-), Kaku kuduk (-), Limfadenopati (-),
Trakea terletak di tengah, pembesaran thyroid (-)
THORAX (PULMO)
Inspeksi
bentuk simetris, ukuran dinding dada normal,
pergerakan dinding dada simetris, retraksi
intracosta (-)
Palpasi
Pergerakan dinding dada simetris, Fremitus raba :
Lobus superior : D/S sama, Lobus medius dan
lingua: D/S sama, Lobus inferior : D/S sama, Nyeri
tekan (-), edema (-), krepitasi (-).
Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru, nyeri ketok (-)
Auskultasi
Suara napas vesikuler (+/+), Suara tambahan
THORAX (COR)
I : iktus cordis tidak tampak
Pa: iktus cordis tidak teraba
Pe: batas atas : ics 3 midclavicula kiri
batas kanan : ics 3 parasternal kanan
batas kiri : ics 5 axilaris anterior
batas bawah : ics 5 axilaris anterior
A : S1 dan S2 reguler, irama jantung reguler, tidak
ada gallop S3
ABDOMEN
Inspeksi : bentuk normal, distensi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium,
hepar dan lien tidak teraba, turgor cukup, massa (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
EKSTREMITAS
SUPERIOR
Akral dingin : -/Deformitas : -/Edema: -/Sianosis : -/Ptekie: -/Clubbing finger: -/-
INFERIOR
Akral dingin : -/Deformitas : -/Edema: -/Sianosis : -/Ptekie: -/Clubbing finger: -/-
ASSESMENT
Observasi febris susp DHF grade II
DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid
Demam Chikungunya
TREATMENT PLANNING
Penunjang
Lab darah lengkap
Terapi
Inf. RL 25 tpm
Cefixime 2/100 mg
Paracetamol 500 mg 3X1
Inj. Ranitidin 1/12 j
Kalnex 2x1
Subjective
18 Maret 2015
Demam
sudah
mulai
Objective
turun, KU: tampak sakit sedang
Planning
Terapi lanjut
S : 35,4oC
Kepala: CA -/-, SI -/-,
Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler
Abdomen: datar, BU (+), NT(+)
Extremitas: akral dingin, CRT <2detik
18 Maret 2015
Jam 16.30
lanjut 30 tpm
Jam 17.00
19 Maret 2015
O2 2L
N: 60 x / menit
P: 40 x / menit
Bed rest
S: 36,5oC
Dengue
Transfusi Trombosit 5
kolf
O2 2L/menit
Inf RL 20 tpm
N: 99 x / menit
P: 20 x / menit
S: 36,9oC
Kepala: CA -/-, SI -/-, bibir kering
Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler
Abdomen: datar, supel, BU (+), nyeri tekan (+)
Extremitas: akral lembab, CRT 2detik
Urin 300cc jernih
21 Maret 2015
Ulang trombosit
kering (+)
Terapi lanjut
22 Maret 2015
Kalnex 3x1tab
TD: 90 / 50 mmHg
Ranitidine stop
N: 66 x / menit
Omeprazole 1x20mg
P: 20 x / menit
S: 36,6oC
Kepala: CA -/-, SI -/-, bibir kering
Thorax: SDV +/+, S1 > S2 reguler
Abdomen: datar, supel, BU (+), nyeri tekan (+)
Extremitas: akral lembab, CRT <2detik
Urin 300cc jernih
PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI RUJUKAN
SATUAN
METODE
13.5 - 17.5
g / dL
Spectrophotometry
18 Maret 2015
Hematologi
Darah Rutin
13,5
Hemoglobin
2,6 L
5 - 11
ribu
E. Impedance
Leukosit
5,44 H
4,1 5,3
juta
E. Impedance
Eritrosit
39,7
35 - 47
Integration Volume
Hematokrit
45
150 - 400
mikro m3
E. Impedance
Trombosit
73,0
77 - 91
pg
E. Impedance
MCV
24,6
24 - 30
g / dL
E. Impedance
MCH
33,8
32 - 36
MCHC
14,1
10 - 16
mikro m
E. Impedance
RDW
..
7 - 11
10 / mikro
E. Impedance
MPV
1,5 L
1,5 - 6,5
103 / mikro
E. Impedance
Limfosit
0,3
0 0,8
10 / mikro
E. Impedance
Monosit
0,0
0 - 0,6
103 / mikro
E. Impedance
Eosinofil
0,0
0 - 0,2
103 / mikro
E. Impedance
Basofil
0,7 L
1,8 8,0
10 / mikro
E. Impedance
Neutrofil
59,2 H
25 - 40
E. Impedance
Limfosit%
12,3 H
2-8
E. Impedance
Monosit%
0,4 L
2-4
E. Impedance
Eosinofil%
0,4
0-1
E. Impedance
Basofil%
27,7 L
50 - 70
E. Impedance
Neutrofil%
0,2 - 0,5
E. Impedance
PCT
10 - 18
E. Impedance
PDW
0-8
mm/jam
LED I
18 H
0 - 15
mm/jam
LED II
E. Impedance
3
PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI RUJUKAN
SATUAN
METODE
19 Maret 2015
Hematologi
Darah Rutin
13,8
13.5 - 17.5
g / dL
Spectrophotometry
Hemoglobin
5,2
5 - 11
ribu
E. Impedance
Leukosit
5,86 H
4,1 5,3
juta
E. Impedance
Eritrosit
41,9
35 - 47
Hematokrit
32
150 - 400
mikro m
E. Impedance
Trombosit
71,5
77 - 91
pg
E. Impedance
MCV
23,5
24 - 30
g / dL
E. Impedance
MCH
32,9
32 - 36
E. Impedance
MCHC
12,5
10 - 18
mikro m3
E. Impedance
PDW
9,9
7 - 11
10 / mikro
E. Impedance
MPV
1,8
1,5 - 6,5
103 / mikro
E. Impedance
Limfosit
0,9 H
0 0,8
103 / mikro
E. Impedance
Monosit
2,4
2-4
103 / mikro
E. Impedance
Granulosit
35,0
25 - 40
E. Impedance
Limfosit%
17,9 H
2-8
E. Impedance
Monosit%
47,1 L
50 - 80
E. Impedance
0,2 - 0,5
E. Impedance
Granulosit%
PCT
0,032
LED I
0-8
LED II
18 H
0 - 15
Positif
Positif
Integration Volume
3
mm/jam
mm/jam
PEMERIKSAAN
HASIL
20 Maret 2015
NILAI
SATUAN
METODE
RUJUKAN
Hematologi
Darah Rutin
13,7
13.5 - 17.5
g / dL
Spectrophotometry
Hemoglobin
7,6
5 - 11
ribu
E. Impedance
Leukosit
5,56 H
4,1 5,3
juta
E. Impedance
Eritrosit
41,1
35 - 47
Integration Volume
Hematokrit
84 L
150 - 400
mikro m3
E. Impedance
Trombosit
73,9 L
77 - 91
pg
E. Impedance
MCV
24,6
24 - 30
g / dL
E. Impedance
MCH
33,3
32 - 36
E. Impedance
MCHC
10,2
10 - 18
mikro m3
E. Impedance
PDW
8,4
7 - 11
103 / mikro
E. Impedance
MPV
0,070 L
0,2 - 0,5
103 / mikro
E. Impedance
PCT
Landasan Teori
Dengue syok sindrom adalah derajat
terberat dari DBD yang terjadi
karena peningkatan permeabilitas
kapiler sehingga cairan keluar dari
intravaskuler
ke
ekstravaskuler,
sehingga terjadi penurunan volume
intravaskuler dan hipoksemia.
Etiologi
Virus dengue merupakan small single
stranded
RNA.
Infeksi
dengue
disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk kelompok B Arthropod
Virus (Arbovirus) yang sekarang
dikenal dengan genus Flavivirus,
famili Flaviviride, dan mempunyai 4
jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2,
Den-3, Den-4.
Vektor
Aedes aegypti adalah vektor utama
nyamuk demam berdarah.
Virus berkembang di nyamuk selama
8-10
hari
(extrinsic
incubation
period) sebelum menularkan kembali
ke manusia.
Di tubuh manusia, virus memerlukan
waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic
incibation
period)
sebelum
menimbulkan penyakit.
Patogenesis
Virus dengue masuk ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk dan
infeksi pertama kali mungkin memberi
gejala sebagai demam dengue.
Reaksi tubuh memberikan reaksi yang
berbeda ketika seseorang mendapat
infeksi yang berulang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk. (the
secondary heterologous infection atau the
sequential infection hypothesis)
Disisi
lain,
aktivasi
koagulasi
akan
menyebabkan aktivasi faktor Hageman
sehinga
terjadi
aktivasi
sistem
kinin
sehingga
memacu
peningkatan
permeabilitas
kapiler
yang
dapat
mempercepat terjadinya syok.
Jadi
perdarahan
pada
DBD
akibat
trombositopenia,
penurunan
faktor
pembekuan akibat KID, kelainan fungsi
trombosit, kerusakan dinding endotel kapiler.
Risiko
>100.000
50.000-100.000
20.000-50.000
<20.000
<10.000
Manifestasi Klinis
Fase
demam:
Demam
tinggi
mendadak,
terus
menerus,
berlangsung 2-7 hari, naik turun
tidak
berpengaruh
dengan
antipirektik.
Suhu
tubuh
bisa
mencapai 40oC dan dapat terjadi
kejang demam. Kadang terdapat
muka yang merah, eritema, myalgia,
arthralgia, dan sakit kepala.
Fase Resolusi: bila dalam waktu 2448 jam pasien berhasil melewati fase
kritis, keadaan umum dan nafsu
makan
membaik,
status
hemodinamik stabil. Semua nilai lab
kembali normal secara perlahan.
Demam
Tanda perdarahan (petekie, purpura,
ekimosis, dll)
Hepatomegali
Nyeri sendi
Syok
pusing
Osmolalitas plasma
darah meningkat
haus
Hormonal:
Hormonal:
ADH
ADH
Angiotensin II
Angiotensin II
Saraf
Stimulasi baroreseptor
& kemoreseptor
SSP
Aldosteron
EPO
Urin pekat,
oliguria
Perangsangan sistem
kardiovaskuler
Hormonal:
Adrenalin &
noradrenalin
Vasokonstriksi perifer,
peningkatan aliran balik
vena
Pucat
Ekstremitas terasa dingin
Pengisian kapiler memanjang
RR meningkat
Denyut jantung
meningkat
Nadi lemah
Bibir kering
Kompensasi hipovolemik
gagal
Peningkatan
permeabilitas
kapiler
Jantung
Kerusakan
miokardium
Jaringan
Jaringan kekurangan
O2
Asidosis
metabolik
Kerusakan
ireversibel
miokardium
Kerusakan SSP
ireversibel
Disorientasi
Otak
Tekanan arteri
menurun
penurunan
kesadaran
kematian
Sirkulasi
kolaps
Vasodilatasi general
Heart rate
Takikardia +
Tekanan
Normal
Sistolik
Nadi/volum Normal/menur
e
un
Capillary
Normal/mening
refill
kat
3-5 detik
Kulit
Dingin, pucat
Tanda klinis
Pernafasan
Takipneu
Dekompensa
I
si
reversible
25 40
> 40
Takikardia ++
Taki/bradikar
dia
Normal/menur Tidak terukur
un
Menurun +
Menurun ++
Takipneu +
Sighing
Diagnosis
Demam tinggi atau kontinyu selama
2- 7 hari
Adanya perdarahan spontan atau uji
torniket positif
Trombositopenia ( 100.000/ul)
Hemokonsentrasi atau adanya tanda
kebocoran plasma (efusi pleura,
ascites)
Derajat DBD
Grade I
Demam dan gejala konstitusional
Uji torniket +
Grade II
Grade 1 + Perdarahan spontan (pada kulit ataupun
perdarahan lainnya)
Grade III
Kegagalan sirkulasi, tekanan nadi < 20mmhg
Tekanan Sistolik normal
Grade IV
Syok mendalam
Hipotensi, tekanan darah tidak terdeteksi
Pemeriksaan Lab
Lekosit
Trombosit
Hematokrit
IgG, IgM Anti Dengue
NS1
Penatalaksanaan
BAB II.doc
Komplikasi
Overload cairan
Edema paru
DIC
Perdarahan
Syok
Prognosis
Demam berdarah dengue mempunyai
kemungkinan
5%
menyebabkan
kematian, tetapi bila berkembang
menjadi sindrom syok dengue akan
meningkatkan kematian hingga 40%.
Prognosis
buruk
pada
koagulasi
intravaskular diseminata dan sindrom
syok
dengue
dengan
renjatan
berulang atau berkepanjangan.
Analisa Kasus
S (Subjective)
Pasien datang dengan rujukan dari PKM
dengan DHF grade II, pasien mengeluh
demam sejak 4 hari SMRS, naik turun,
meningkat terutama malam hari. Demam
dirasakan menurun sejak 2 hari lalu dan
pasien sudah dapat beraktvitas. Namun 1
malam SMRS pasien mulai demam lagi
disertai mimisan (+), gusi berdarah (+),
muntah 1x, darah (+).
Pasien juga mengeluh persendiannya pegalpegal, dan merasa matanya berat. Selain itu
pasien juga mengeluh perutnya terasa nyeri. .
Demam menandakan adanya infeksi yang
sedang belangsung yang bisa disebabkan
karena
bakteri
ataupun
virus
yang
menyebabkan keluarnya mediator inflamasi
sehingga timbul demam. Mimisan dan gusi
berdarah menunjukan adanya perdarahan
yang
bisa
disebabkan
karena
adanya
kebocoran plasma
O (Objective)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang,
tanda vital yaitu frekuensi nadi 100
x/menit, regular, isi cukup, frekuensi
napas 20 x/menit, dan suhu 37,7 C.
Status
generalis
didapatkan
pemeriksaan dalam batas normal.
A (Assesment)
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik terhadap pasien dapat ditegakkan
diagnosis
DHF
grade
II
yang
mengalami
perburukan
menjadi
Dengue Shock Syndrome.
Planning
IVFD RL 25 tpm
Ringer laktat merupakan salah satu cairan kristaloid yang bersifat
isotonik, yaitu cairan yang osmolaritas (tingkat kepekatannya)
cairannya mendekati serum tubuh. Komposisi RL terdiri dari Na +
(130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca2+ (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L).
osmolaritassnya sebesar 273 mOsm/L. Sediannya adalah 500 ml
dan 1000 ml. Untuk kebutuhan nutrisi, pasien mendapatkan diet
makanan biasa.
Paracetamol 4 x 375 mg
Merupakan antipiretik yang bekerja dengan cara menghambat
produksi prostaglandin sehingga dapat menurunkan demam.
Cefixime 2 x 100 mg
Merupakan antibiotik golongan sefalosporin untuk membunuh
mikroorganimse
Kalnex
Adalah obat golongan anti fibrinolitik yang digunakan untuk
mencegah, mengehentikan atau mengurangi perdarahan yang
massif.
Omeprazole 1 x 20 mg
Merupakan golongan proton pump inhibitor untuk mengurangi
produksi asam lambung.
TERIMAKASIH