Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
ditempuh
melalui
dua
cara
yaitu
dengan
menambahkan
unsur
Energi ion saat keluar dari tabung akselerator ditentukan oleh besar
tegangan pada tabung akselerator. Tenaga ion ini akan berpengaruh pada
jangkauan terproyeksi, makin besar tenaga ionnya akan semakin besar jangkauan
terproyeksinya. Berarti energi ion akan menentukan tebal lapisan. Alat deposisi
ion yang digunakan adalah implantor ion yang skema alatnya ditunjukkan pada
Gambar 1. Alat ini terdiri atas sumber tegangan terisolasi (0 -220V) yang
digunakan untuk menghasilkan elektron yang dipercepat dari katoda menuju
anoda. Elektron ini digunakan untuk mengionisasi gas yang ada dalam tabung
sumber ion. Dengan bantuan medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan
menyebabkan gerak elektron menuju anoda akan berbentuk spiral yang akan
menambah panjang lintasannya, sehingga menambah peluang terjadinya ionisasi.
Ion -ion positif yang dihasilkan dalam sumber ion, akan ditarik ke luar menuju
tabung akselerator oleh tegangan negatifnya melalui celah sempit pemfokus.
Tabung akselerator terdiri dari beberapa elektroda dengan tegangan yang
makin negatif terhadap elektroda sebelumnya untuk mempercepat berkas ion
positif. Tabung akselerator harus dihampakan sampai 10 -6 mmHg agar tidak
terjadi tumbukan antara ion yang dipercepat dengan sisa molekul gas.
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gambar 1. Sputter
Prinsip
yang
mendasari
Deposition Process
pemanfaatan
mendeposisikan
lapisian tipis pada permukaan bahan. Ada beberapa fenomena yang mungkin
terjadi sebagai akibat interaksi berkas ion sputter dengan material target : 1) Ion
gas sputter terpantul dan dapat menjadi netral dengan menangkap elektron auger;
2) Atom target akan terpental keluar dapat disertai dengan elektron sekunder; 3)
Ion gas sputter yang mempunyai energi tinggi dapat ter implantasi/ tertanam ke
dalam target dan dapat mengakibatkan perubahan-perubahan sifat-sifat permukaan
target; 4) elektron-elektron dalam plasma dapat terpantul oleh permukaan target.
Terjadinya proses sputtering yang pertama kali diawali oleh adanya tumbukan ion
dengan atom-atom pada permukaan target diikuti oleh tumbukan kedua dan ketiga
antar atom-atom yang berada di permukaan target, sehingga terjadi perpindahan
atom-atom dan suatu tumbukan yang berhasil akan mengeluarkan pada
permukaan target.
2.2.
Aluminium
Aluminium memiliki sifat-sifat istimewa, antara lain memiliki kekerasan
yang cukup tinggi, tahan aus, tahan temperatur tinggi (titik lebur tinggi), tahan
korosi, koefisien gesek rendah, penghantar panas yang tinggi, berwarna keemasan,
memiliki daya ikat yang baik antara pelapis dan bahan yang dilapisi. Sehingga
dengan sifat-sifat di atas sangat baik untuk pelapisan alat potong, dekoratif, dan
komponen instrumen. Aluminium diambil dari bahasa Latin: alumen, alum.
Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan
penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Sumber unsur ini tidak
terdapat bebas, bijih utamanya adalah bauksit. Aluminium murni adalah logam
yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat ditempa dengan penampilan luar
bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung kekasaran permukaannya.
Kekuatan tarik Aluminium murni adalah 90 MPa, sedangkan aluminium paduan
memiliki kekuatan tarik berkisar hingga 600 MPa.
Karena permukaan logam aluminium memiliki lapisan tipis oksida yang
kuat, lapisan tipis inilah yang dapat melindungi logam aluminium tersebut
terhadap udara, dalam arti lapisan tipis oksida ini cukup kuat untuk menahan
oksigen sehingga tidak terbentuk oksidasi lebih lanjut (peristiwa korosi). Selain
tidak dapat bereaksi dengan udara, logam aluminium juga tidak dapat bereaksi
dengan air karena adanya lapisan tipis oksida ini. Lapisan oksida ini
Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti korosi) yang
merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom yang terjadi secara spontan.
Tentunya harus dibedakan mekanisme protective layer ini dibandingkan baja yang
dilindungi dengan coating (misal seng dan cadmium) ataupun cat. Meskipun
seluruh kategori SS didasarkan pada kandungan krom (Cr), namun paduan lainnya
ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifat SS sesuai aplikasi-nya.
Tabel 1. Perbandingan Komposisi Kimia Stainless Steel AISI 410 dan AISI 316L
Komposisi Kimia
Material
(%berat)
AISI 410
AISI 316L
0,12
0,0241
2.4.
Si
0,34
0,287
0,03
1,0158
0,02
0,0050
Mn
0,43
1,21
Ni
0,21
11,2
Cr
12,83
16,2
Mo
0,03
1,33
Cu
0,06
0,367
0,01
0,0250
Sn
0,01
Ca
0,01
Zn
0,02
Fe
85,90
68,9
ortopedi dan ortodontik maupun peralatan lainnya. Implantasi ion pada peralatan
medis digunakan untuk memperbaiki sifat fatik, tahan korosi, mengurangi
pengaruh kontaminasi antara alat dengan darah, dan untuk memperbaiki sifat
tribologinya. Baja tahan karat martensitik AISI 410 digunakan secara luas dalam
berbagai aplikasi industri, seperti: steam valve, water valve, pompa, turbin,
komponen kompresor, poros, alat potong, peralatan bedah, bearing, plastic mould
dan perlengkapan industri kimia Baja AISI 410 dalam bidang medis digunakan
sebagai cutting instruments dan non cutting instruments.
Material yang dipakai untuk bahan endoprostetik atau material implant
harus memenuhi dua persyaratan yaitu biocompatible (dapat diterima oleh tubuh)
dan sifat mekanik yang sesuai dengan kondisi tubuh manusia. Material yang
umum digunakan dan memenuhi persyaratan sebagai material implant pada saat
ini adalah adalah paduan titanium, paduan cobalt dan austenitic stainless steel.
AISI 316L banyak digunakan untuk tujuan implantasi dalam operasi bedah
ortopedis karena ketahanan korosi dan propertis mekanik yang baik serta harga
yang murah, tetapi AISI 316L kurang baik sifat biokompatibilitasnya dengan
tubuh sehingga untuk material implan dengan bahan stainless steel AISI 316L
tidak dapat digunakan untuk jangka waktu lama karena pada lingkungan cairan
tubuh (body fluid) terjadi korosi lokal serta adanya peristiwa pelepasan ion
menuju jaringan di sekitar implan sehingga dapat menimbulkan ancaman baru
bagi pasien. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan
korosi dari stainless steel AISI 316L adalah dengan cara melakukan perlakuan
permukaan (surface treatment).