Professional Documents
Culture Documents
DASAR HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
LATAR BELAKANG
Hutan sebagai modal pembangunan nasional memiliki manfaat ekologi,
sosial budaya maupun ekonomi secara seimbang dan dinamis.
Untuk menjaga terpenuhinya keseimbangan manfaat lingkungan,
manfaat sosial budaya dan manfaat ekonomi dari kawasan hutan
tersebut, maka pemerintah memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakan kawasan hutan khususnya kawasan hutan produksi dan
kawasan hutan lindung.
Izin tersebut diberikan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan melalui izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH)
sebagai mana dimaksud pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan (dengan pengaturan yang ketat dalam rangka
perlindungan terhadap lingkungan hidup).
1.
2.
3.
4.
Penerimaan
Pusat
Prov
Kab/ Kota
penghasil
Kab/ kota
sekitar
Total
20%
20%
16%
16%
64%
32%
32%
100%
100%
20%
20%
80%
26%
54%
100%
100%
Kontrak Karya :
-Iuran Tetap
-Iuran Produksi
20%
20%
16%
16%
64%
32%
32%
100%
100%
20%
16%
64%
100%
20%
100%
16%
-
32%
-
32%
-
100%
100%
PKP2B:
-Iuran Tetap
-Dana hasil produksi batubara (13,5%)
1)Royaltyi (3-7%)
2)Penjualan hsl tambang 13,5% (3-7%)
PNBP-PKH
Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan
Kawasan Hutan (PNBP-PKH) adalah :
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari
penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang luas
kawasan hutannya di atas 30% (tiga puluh persen).
Luas kawasan hutan lebih dari 30% adalah luas kawasan
hutan suatu propinsi yang berdasarkan surat keputusan
Menteri Kehutanan tentang penunjukan kawasan hutan
luasnya lebih dari 30% dari luas daratan.
Propinsi dengan luas kawasan hutan < 30% dari luas daratan
adalah :
Seluruh Propinsi di Pulau Jawa
Propinsi Lampung
Propinsi Bali
PEMBAYARAN
PEMBAYARAN PNBP-PKH
PNBP-PKH BERDASARKAN
BERDASARKAN PADA
PADA
BASELINE
BASELINE
(RENCANA
(RENCANA PKH)
PKH)
SUBYEK (pasal 2) :
OBYEK (pasal 3) :
L1, L2 dan L3
FORMULA
PENGHITUNGAN
PNBP
= (L1 x tarif ) + (L2 x 4 x tarif ) +(L3
x 2 x tarif ) Rp/tahun
L1= adalah area terganggu karena penggunaan kawasan hutan untuk
sarana prasarana penunjang yang bersifat permanen meliputi : Pabrik,
Kolam Tailing, perumahan karyawan, jalan, gudang, kantor, bengkel,
stock pile, pelabuhan, washing plan, bukaan tambang dan obyek pinjam
pakai kawasan hutan lainnya (ha)
L2 = adalah area terganggu karena penggunaan kawasan hutan yang
bersifat temporer yang secara teknis dapat dilakukan reklamasi, meliputi
: timbunan tanah pucuk , timbunan batuan penutup, timbunan bahan
galian, kolam sedimen (ha)
L3 = adalah area terganggu karena penggunaan kawasan hutan yang
bersifat permanen yang secara teknis tidak dapat dilakukan reklamasi,
meliputi bukaan tambang vertikal, eks pit mining terakhir (ha)
10
Jenis PNBP
1.
2.
3.
4.
Satuan
Tarif
a. hutan lindung *
Ha /tahun
Rp3.000.000,00
b. hutan produksi
Ha /tahun
Rp2.400.000,00
a. hutan lindung *
Ha /tahun
Rp2.250.000,00
b. hutan produksi
Ha /tahun
Rp1.800.000,00
a. hutan lindung
Ha /tahun
Rp2.250.000,00
b. hutan produksi
Ha /tahun
Rp1.800.000,00
a. hutan lindung
Ha /tahun
Rp1.500.000,00
b. hutan produksi
Ha /tahun
Rp1.200.000,00
PNBP-PKH dihitung dan disetor secara sendiri (Self Assessment) oleh Wajib Bayar
berdasarkan baseline penggunaan kawasan hutan (Form PNBP-1) pada masing-masing
kategori L1, L2, L3 yang disusun oleh Wajib Bayar; PNBP dibayarkan di awal pada jatuh
tempo.
Baseline merupakan rencana PKH, Jadi pembayaran PNBP berdasarkan rencana, dan
bukan menunggu realisasi PKH. Jika penggunaan kawasan hutan melebihi rencana yang
telah dibayarkan, maka areal yang digunakan yang belum dibayar , harus segera dilunasi
dihitung sejak awal jatuh tempo. Jika Penggunaan kawasan hutan kurang dari rencana yg
telah dibayarkan, maka tidak ada klaim kelebihan pembayaran.
Berdasarkan perhitungan pada formulir PNBP-3, PNBP PKH disetor oleh wajib bayar
dengan menggunakan Formulir PNBP-4 yaitu Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) ke Kas
Negara melalui Bank/Pos Persepsi dengan kode instansi : 029.06.477493 dan kode MAP :
421441
13
menagih
Wajib Bayar
KEMENHUT
IPPKH
dicabut
1 bulan
15
Dilakukan Oleh :
17
SANKSI ADMINISTRASI
1.Keterlambatan penyetoran PNBP Penggunaan Kawasan
Hutan dikenakan denda administrasi 2% per bulan dan bagian
dari bulan dihitung satu bulan untuk maksimal 24 bulan. (Pasal
3 Ayat 6 Permenkeu No. 91 Tahun 2009);
2. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi terdapat kekurangan
penyetoran PNBP Penggunaan Kawasan Hutan, wajib bayar
wajib menyetor kekurangan dimaksud secepatnya ke Kas
Negara ditambah dengan sanksi denda administrasi sebesar 2
% per bulan untuk paling lama 24 bulan, dari jumlah
kekurangan tersebut. (Pasal 5 Ayat 4 Permenkeu No. 91 Tahun
2009);
3. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan akan dicabut oleh pemberi izin
sebagai sanksi yang dikenakan kepada pemegang izin apabila
menyalahi ketentuan yang tercantum dalam Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan (Termasuk Pembayaran PNBP-PKH). (Pasal 44
Permenhut No. P.18/Menhut-II/2011); setelah melalui peringatan
sampai 3 kali dengan selang 1 bulan
18
CARA MENGHITUNG
DENDA PNBP-PKH
Perhitungan denda PNBP yang Terutang :
Denda = Po x {(1+r)n-1}
Po = Pokok PNBP Terutang
r = prosentase besaran denda
n = bulan keterlambatan
Contoh:
Berapa denda atas PNBP Terutang sejumlah Rp 100.000.000,00 pada bulan ke-23?
Jawab :
Denda = Po x {(1+r)n-1}
= Rp 100.000.000,00 x {(1+2%)23-1}
= Rp 57.689.926,42
20
TAHUN
Jumlah
WB
1.
2009
130
Rp 196.000.000.000
Rp 169.797.334.864
2.
2010
182
Rp 100.000.000.000
Rp 175.859.245.949
3.
2011
245
Rp 175.016.696.000
Rp 432.525.429.818
4.
2012
281
Rp 227.293.588.500
Rp 97.477.472.481
TARGET (Rp)
s/d Juli12
5.
2013
Rp 295.168.492.500
6.
2014
Rp 383.080.372.500
7.
2015
Rp. 497.017.908.270
TOTAL
REALISASI (Rp)
Rp 1.873.577.057.770
Rp 875.684.679.452
21
25