You are on page 1of 10

Prostaglandin

Prostaglandin adalah substansi yang paling sering terlibat secara natural


pada proses dalam tubuh. Ditemukan pada semua jaringan dan cairan tubuh.
Semua organ tubuh juga memproduksi prostaglandin. Tidak ada substansi lain
dalam jumlah besar selain prostaglandin yang mimiliki efek beranekaragam.
Karena prostaglandin adalah hormon lokal, maka sulit mempelajarinya pada
organisme yang hidup.
Penamaan dan Hubungan Struktur Aktifitas
Bentuk substansi prostaglandin (PG)merefleksikan aktifitas secara biologi
yang terdapat didalam semen berfungsi untuk relaksasi uterus , disekresikan oleh
kelenjar prostat. Nama generiknya eicosanoid, menunjukkan 20 karbon, asam
lemak bentuk jarum dan terdapat cincin siklopentan.
PG menunjukkan prostaglandin. Huruf ketiga menunjukkan struktur dari
cincin siklopentan, seperti PGE memiliki struktur yang berbeda dengan PGF. Angka
subskrip setelah huruf ketiga menunjukkan ikatan ganda dari struktur asam lemak
yang menjadi prekursor prostaglndin. Sebagai contoh PGE 1 dan memiliki satu ikatan
ganda, dan PGE2 memiliki dua ikatan ganda.Anka dua juga menunjukkan asam
arakhidonat sebagai prekursor PG. PG dengan dua ikatan ganda disebut dienoic
prostaglandin. Monoenoic dan trienoic menunjukkan saru atau tiga ikatan ganda.
Prostaglandin ini memiliki aktifitas biologi yang lebih rendah. Alfa atau beta setelah
angka subskrib menunjukkan orientasi grup hidroksil pada karbon nomer 9 terhadap
cincin siklopentan.
Sintesis
Prinsip prekursor dienoic prostaglandin pada sel mamalia adala
poliunsaturated 20 karbon asam lemak arakhidonat esensial. Monoenoic dan
dienoic prostaglandin dihasilkan dari asam dihidrolinoleic dan eicospentatenoik.
Asam arakhidonat adalah komponensel membran sel yang ada dimana saja. Dan
dilepaskan dari kasi fosfolipase C dan fosfolipase A2. Enzim fosfolipase diaktifasi oleh
berbagai stimulus kimia dan fisik, dan dihambat oleh kortikosteroid. Histamin
diketahui sebagai enzim fosfolipase yang mengaktifkan, menghasilkan
prostaglandin, termasuk prostasiklin. Anestesia inhalasi, yang larut dalam lemak,
meningkatkan avbilitas asam arakhidonat. Setelah keluar dari membran sel, asam
arakhidonat menjadi substrat yang dihunakan untuk produksi prostaglandin melalui
jalur siklooksigenase (COX) atau lipooksigenase.
Siklooksigenase
COX adalah ensim mikrosomal yang terdistribusi secara luas sebagai enzim
penting untuk oksdasi PG (PGE2 dan PGH2) dikenal sebagai endoperoksid. Konversi
selanjutnya dari PGH2 adalah tromboksan (TXA2) dan prostasiklin (PGI2)

membutuhkan aktifitas enzim spesifik, tromboksan dan prostasiklin. Terdapat dua


jenis isoform COX1 dan COX2. Dikode oleh gen yang berbeda, dan dihasilkan oleh
jaringan yang berbeda. COX 1 dihasilkan oleh trombosit dan mukosa gaster. COX 2
dihasilkan oleh jaringan yang meradang, otak, dan korda spinalis. Keterlibatan COX
2 pada rangsang nyeri juga berkaitan dengan produksi prostaglandin setempat
pada jaringan yang terluka dan inflamasi pada korda spinalis. Disamping itu
distribusi yang meluas dari COX, sintesis tromboksan terdapat pada trombosit dan
paru, prostasiklin disintesa di endotel vaskuler.
Lipooksigenase
Enzim lipooksigenase terdapat secara lokal di trombosit, endotel vaskuler,
paru, dan leukosit. Zat yang terbentuk dari asam arakhidonat oleh lipooksigenase
disebut leukotrien. Yang terbentuk dari asam arakhidonat dengan enzim ini seperti
asam 5 hidroperoksieikosatetreenoat (HPETE) dan produg degradasinya adalah
asam 12 hidroksieikosatatreaenoic
(HETE). Leukotrien menunjukkan bahwa
substansi ini ditemukan pertama kali di leukosit. Peningkatan jumlah leukotrien
dapat diukur peningkatannya pada beberapa keadaan sakit tertentu, seperti asma
bronkial, hipoksemia arterial pada neonatus, dan distres respirasi pada orang
dewasa. Leukotrien D (substansi reaksi lambat anafilaksis) memiliki efek pada jalan
nafas perifer dan lebih poten sebagai bronkokonstriktor dibanding dengan histamin.
Leukotrien juga meningkatkan permeabilitas vaskuler pada konsentrasi rendah
dibandingkan dengan histamin. Leukotrien B dilepaskan makrofag alveolar dan
leukosit lai mensitmulasi neutrofil teradesi dengan sel endotelial, sehingga
dilepaskan enzim dan terbentuknya superoksida.
Mekanisme Kerja
Di banyak jaringan, prostaglandin berperan secara spesifik pada membran
sel mengaktifkan adenilat siklase, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi
siklik adenosin monofosfat (cAMP). cAMP mengaktivasi protein kinase A yang
menghasilkan efek tertentu, termasuk menurunkan kalsium intraseluler dalam otot
halus vaskuler, dan mengakibatkan relaksasi vaskuler. Asam lemak alami dari
prostaglandin sangan unik dibanding substrat lain dimana beraksi pada reseptor
membran yang spesifik. Prostasiklin juga menstimulasi pelepasan oksida nitrat pada
sel endotelial.
Prostaglandin diproduksi saat inflamasi oleh COX. Prostaglandin ini
meningkatkan sensitifitas reseptor nyeri dan neuron nyeri terhadap stimulus sperti
histamin, bradikinin, dan perubahan suhu. Produksi dalam jumlah yang banyak dari
PG pada perifer membuat modifkasi ekspresi gen pada saraf pusat yang
menyebabkan hiperalgesia dan alodinia.
Metabolisme
Metabolisme PG menjadi substansi yang tidak aktif sangat cepat dan di
katalisa oleh enzim yang spesifik terdapat pada berbagai organ seperti paru, ginjal,
hati, dan gastrointestinal. Sebagai contoh, 95 % dariPGE 2 yang diinfus diinaktifkan

saat perjalanannya ke paru. Posisi yang unik dari sirkulasi paru diantara sirkulasi
vena dan arteri membuatnya menjadi filter berbagai PG, hal ini bermanfaat sebagai
proteksi kardiovaskular dari efek prostaglandin yang bersirkulasi. Tromboksan
terhidrolisasi dengan cepat (waktu paruhnya 30 detik) menjadi produk yang tidak
aktif. Prostasiklin memiliki waktu paruh tiga menit, di konversi menjadi 6 keto PGF 1
Tanpa enzim. Pengukuran jumlah 6 keto PGF 1 sebagai indikator pelepasan
prostasiklin, pelepasan prostasiklin menurun pada pemberian inhibitor (aspirin,
ibuprofen) atau H1 Antagonis (difenhidramin).
Metabolisme yang cepat dati PG dilanjutkan dengan degradasi yang lambat,
metabolit inaktif di oksidasi oleh enzim yang mengoksidasi kebanyakan asam
lemak. Hati merupakan tempat yang utama untuk mengoksidasi, hasilnya
dikeluarkan lewat urin, asam dikarboksilat.
Prostasiklin (PGI2, Epoprostenil)
Prostasiklin dibentuk dari asam arakhidonat dan disintesis terutama di sel
endotelial. Prostasiklin merupakan vasodilator dan sangan poten sebagai agregasi
trombosit. Pelepasan oksida nitrat oleh sel endotelial juga distimulasi oleh
prostasiklin. Waktu paruhnya 6 menit dan secara spontan dihidrolisa pada pH
plasma 7,4 menjadi inaktif. Prostasiklin tersedia dalam bentuk bubuk yang larut
dalam bufer glisin yang dilindungi dari degradasi oleh cahaya. Pemberian intravena
memiliki kerugian, menyebabkan vasodilator pulmoner
yang tidak selektif,
sehingga menurunkan resistensi vaskuler sistemik dan pulmmoner dan
meningkatkan pirau intrapulmoner. Sebaliknya pemberian prostasiklin inhalasi dan
oksida nitrat secara selektif mnurunkan tekanan arteri pulmoner dan meningkatkan
oksigenasi arterial. Inhalasi prostasiklin tidak dimetabolisme oleh paru dan absorbsi
sistemik prostasiklin dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi plasma 6 keto
PGF 1 .
Ilioprost
Ilioprost adalah derivat karbasilin dari prostasiklin yang stabil dan durasi yang
lama (waktu paruh 20-30 menit), memiliki efek inhibisi agregasi trombosit. Obat ini
memiliki efek trombosit segera dan aktifitas trombosit kembali pada 3 jam setelah
pemberian. Ilioprost menyebabakan vasodilatasi, tetapi hanya sedikit menyebabkan
hipotensi dibanding prostasiklin. Akan tetapi ilioprost dapat menyebabkan hipotensi
yang tidak resisten terhada pemberian fenilefrin dalam jumlah besar.
Efek Pada Sistem Organ
Peran PG sebagai mediator pada berbagai organ terlihat pada tabel 20-1.
Sebagai contoh, inhibisi sintesa PG memiliki efek yang kecil pada sistem
kardiovaskular dan paru, bisa dikatakan tidak ada pada keadaan basal. Sebaliknya,
fungsi trombosit normal dipengaruhi oleh PG., dan didibatasi oleh anti inflamasi non
steroid. Aliran darah ke ginjal juga dipengaruhi oleh ada atau tidaknya PG.
ditemukan jumlah PG basal yang rendah pada pasien hipertensi, diyakini bahwa
terdapat defisiensi PG sebagai vasodilator berkaitan dengan hipertensi esensial.

Sistem Hematologi
Tromboksan adalah produk COX dari asam arakhidonat di trombosit, berperan
pada sebagai stimulus agregasi trombosit, kerjanya menghambat adenilat siklase
dan menurunkan sintesa cAMP di trombosit. Sebaliknya prostasiklin adalah inhibitor
yang sangat poten terjadinya agregasi trombosit, dan dilepaskan dari endotel
vaskuler menghambat agregasi trombosit. Prostasiklin terikat dengan resepetor
pada trombosit yang mengaktifkan adenilat siklase dan meningkatkan konsentrasi
cAMP, dan mencegah tersadinya agregasi trombosit.
Rasio jumlah tromboksan dan prostasiklin yang normal menjaga aktifitas
trombosit dan koagulasinya. Peningkatan rasio ini terjadi pada plak aterosklerosis
yang menghasilkan substansi prostasiklin sehingga aktifitas tromboksan dominan,
sehingga terjadi agrefasi trombosit dan vasokonstriksi. Sekuensi ini menyebabkan
penurunan aliran darah pada plak aterosklerosis, menyebabka iskhemia dan infark
pada organ, seperti jantung, otak, dan ginjal. Kejadian yang sama terjadi pada
tromboembolisme.
Perdarahan dapat terjadi pada penurunan jumlah tromboksan dan jumlah
prostasiklin yang banyak. Fungsinya pada agregasi trombosit pada iskhemia
miokard, prostasiklin potensial digunakan untuk dilatasi arteri koroner dan
mencegah agragasi trombosit. Efek yang sama dihasilkan prostasiklin dapat
digunakan untuk terapi nyeri karena iskhemi ekstrimitas dan menyembuhkan
ekstrimitas yang sikhemia.
Prostasiklin ada dalam konsentrasi yang kecil dalam plasma berfungsi
mencegah terjadinya agregasi trombosit. Vaskuler yang rusak akan melepaskan
tromboksan, menyebabkan vasokonstriksi lokal dan agregasi trombosit, memulai
terjadinya plak hemostasis. Enzim COX yang mensintesis tromboksan melebih
sensitif terinhibisi oleh aspirin dibasandingkan dengan enzim lain dalam trombosit
yang menghasilkan prostasiklin. Produksi tromboksan dihambat oleh aspirin dalam
dosis kecil, pada dosis yang besar tromboksan dan prostasiklin juga dihambat
pembentukannya. Prostasiklin digunakan terbatas untuk membuat vasodilatasi
yang menyebabkan hipotensi. Epoprostenol PGI2 dapat diberikan untuk
menghambat agregasi trombosit saat hemodialisa tanpa heparin. Penggunaan
epoprostenol sebagai antitrombotik terbatas karena ketidakstabilan dan vasodilatasi
yang menyebabkan hipotensi.
Ilioprost diberikan pada sirkuit bypass kardiopulmoner untuk menghemat
jumlah trombosit dan mencega granulasi trombosit saat terjadi sirkulasi diliar tubuh.
Obat ini bermanfaat saat operasi bedah jantung mencegah interaksi trombosit
dengan antigen seperti heparin seperti pada pasien trombositopenia terinduksi
heparin.
Sistem Kardiovaskuler
Prostaglandin memiliki peranan penting pada homeostasis kardiovaskuler
dengan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan ekskresi natrium. Efek
prostaglandin dan fungsi jantung sangat kompleks dan tergantung dengan efek

langsung inotropik, aktivitas syaraf simpatis relatif terhadap parasimpatik dan


status metabolik jantung. Sebagai contoh, PGE2 menyebabkan peningkatan laju
jantung dan kontraktilitas otot jantung, demikian pula denganpeningkatan refleks
simpatis.
Pemberian prostasiklin secara intravena menyebabkan penurunan tekanan
darah karena penurunan tahanan vaskuler sistemik, menunjukkan sifat vasodilator,
termasuk koroner, renal, mesentrik, sirkulasi otot rangka. Blok jalur sistem
arakhidonat bukan hanya menurunkan pembentukan anti hipertensi prostaglandin
seperti PGE2, dan prostasiklin, akan tetapi juga meningkatkan prostaglandin
prohipertensi seperti trombboksan dan PGH2. Pembentukan PGE2 dan prostasiklin
secara lokal berperan pada trasnsisi sirkulasi janin normal. Sintesa PG inhibitor
berperan pada penutupan duktusarteriosus. Pada pembuluh darah, keberadaan
prostasiklin dan tromboksan berperan pada vasodilatasi dan vasokonstriksi. Sebagai
contoh pada spasme arteri koroner , trombosis dapat terjadi karena defisiensi
prostasiklin- menginduksi vasodilatasi dibanding dengan tromboksan- menginduksi
vasokonstriksi.
Traksi mesentrium saat operasi aorta menyebabkan flushing pada wajah,
penurunan tekanan darah dan tahanan vaskular sistemik, meningkatnya laju
jantung dan kardiak output. Perubahan ini berkaitan dengan meningkatnya
konsentrasi 6 keto PGF 1 sebagai mediator prostasiklin. Ibuprofen , inhibitor COX,
mencegah flushing pada wajah dan perubahan kardiovaskular pada traksi
mesentrium.
Alprostadil (PGE1, Prostin VR pediatrik)
Alprostadil (PGE1) adala PG vasodilator yang terikat mpada reseptor
membran seluler bagian dari protein G yang menyebabkan aktifasi adenil siklase.
PGE1 memiliki berbagai efek farmakologis, yang sangat penting adalah vasodilatasi,
menghambat agregasi trombosit, dan stimulasi otot polos gastrointestinal dan
uterin. Secara normal terdapat pada paru. Stabil pada pH 7,4 dan secara cepat
dimetabolisme oleh 15 hidroprostaglandin dehidrogenase menjadi produk yang
inaktif.
Kegunaan Klinis
Alpostradil adalah relaksan yang poten dari otot polos vaskuler ketika di
berikan melalui IV, dan dipertahankan pada duktus arteriosus pada bayi dengan
kelainan jantung bawaan (atresia pulmoner, tertralogi Fallot) sampai operasi dapat
dilakukan.Prostaglandin ini juga merupakan terapi untuk hipertensi pulmoner pada
pasien dengan stenosis mitral, sindroma distres respirasi akut, dan dilantukan
dengan transplantasi jantung. Alprostadil dimetabolisme dengan cepat sehingga
diberikan secara kontinyu. Sekitar 70 % alporostadil yang bersirkulasi dimetabolism
melalui paru, dan metabolit dikeluarkan oleh ginjal. Depresi pernafasan,
bronkokonstriksi, flushing, bradikardia, dan hipertermia merupakan gejala ikutan
pemberian obat ini. Meskipun paru memetabolisme 70 % alprostadil, tidak ada bukti
selektifitas pulmoner dengan alprostadil.

Sirkulasi Pulmoner
Vasokonstriksi pulmoner berkaitan dengan meningkatnya konsentrasi
tromboksan, PGE2, dan PGE2, bronkokonstriksi itu, sering berkaitan dengan
pemberian protamin yang menunjukkan produksi PG diinduksi oleh protamin.
Prostasiklin adalah PG yang terdapat dimana saja , sebagai vasodilator poten
dilepaskan oleh sel endotelial . Penting untuk menjaga menurunkan tahanan
vaskuler pulmoner tetap rendah, dan berperan pada sirkulasi transisional.
Sebagai
vasokonstriktor
yang
poten,
PGF2,
berpengaruh
pada
vasokonstriksi pada paru yang atelektasis, mengalihkan aliran darah ke paru yang
terventilasi dengan baik sehingga meningkatkan PaO2. Dengan kata lain PGF2
mempotensiasi vasokonstriksi pullmoner hipoksia dan memperbaiki oksigenasi
arterial. Karena 70-98% PG ini diinaktifasi begitu melewati paru, sehingga dapat
diberikan secara kontinyu hingga didapat efek yang diinginkan pada vaskularisasi
pulmoner.
Prostasiklin
Prostasiklin memiliki waktu paruh yang singkat ( sekitar 4 menit) diberikan
secara intravena. Prostasiklin IV merupakan penatalaksanaan penting pada
hipertensi pulmoner primer.
Prostasiklin Inhalasi (aerosol) menunjukkan fungsi menurunkan resistensi
vaskuler pulmoner dibanding oksida nitrat. Prostasiklin inhalasi dan oksida nitrat
tidak memiliki efek terhadap resistensi vaskuler pulmoner pada vaskuleryang
normal. Sebagai contoh, sedikit toksisitas prostasiklin (tidak seperti oksida nitrat,
pembentukan
methemoglobin
bukan
risiko
terapi
prostasiklin)atau
metabolitnya,tidak memerlukan pengukuran yang akurat saat ekspirasi dan
inspirasi. Apalagi alat intuk memberikan prostasiklin inhalasi sudah ada dipasaran
dan tidak seperti oksida nitrat. Biaya sehari-hari penggunaan prostasiklin lebih
murah.
Pemberian inhalasi prostasiklin pada sndoma akut distres penafasan
membuat terjadinya vasodilatasi dan peningkatan PaO2 dibanding dengan
pemberian dengan oksida nitrat. Pemberian prostasiklin intravena terbatas karena
efek vasodilatasi.
Pemberian inhalasi prostasiklin secara selektif dapat menurunkan tekanan
arteri pulmoner dan memperbaikin PaO2 pada pasien anakdengan gagal nafas yang
berkaitan dengan hipertensi pulmoner dibanding dengan efektifitas pemberian
oksida nitrat. Inhibisi agregasi trombosit juga menjelaskan manfaat keuntungan
terapi prostasiklin pada hipertensi pulmoner yang disebabkan penyakit
tromboembolik. Prostasiklin digunakan pada jangkapanjang sebagai terapi
hipertensipulmoner sebagai jembatan transplantasi.
Efek samping
Prostasiklin merupakan vasodilator yang poten dan efek samping prostasiklin
termasuk ansietas, flushing, mual, muntah, nyeri dada dan perut, takikardia, dan

bradikardia. Seperti juga penggunaan oksida nitrat, penghentian tibatibaprostasiklin mengakibatkan fenomena rebound dan dapat terjadi edema paru.
Illioprost
Dibanding dengan prostasiklin, ilioprost larut dalam salin membutuhkan bufer
alkali, kurang kental, sehingga lebih diberikan secara intermiten dibandingkan terus
menerus. Waktu paruh dalam plasma 20 sampai 30 menit, efek hemodinamik
bertahan 1 jam pada sekali pemberian. Pada pasien dengan hipertensi pulmoner
primer, inhalasi ilioprost menurunkan resistensi vaskuler sampai 30 % dalam 2
sampai 3 menit dan bertahan hingga 75 menit. Kateter vena sentral yang permanen
tidak dibutuhkan pada inhalasi ilioprost yang efektif. Inhalasi ilioprost memiliki
hemodinamik yang lebih baik dibanding dengan inhalasi dengan oksida nitrat.
Uniprost
Uniprost adalah analog dari prostasiklin yang diberikan subkutan dengan
pompa infus yang dapat dibawa, sama seperti insulin. Hemodinamik dan toleransi
aktifitas yang baik berkaitan dengan pemberian uniprost.
Beraprost
Beraprost adalah analog prostasiklin yang stabil dapat diberikan peroral.
Memperbaiki hemodinamik pulmoner dan angka keselamatan pasien pada
hipertensi pulmoner primer.
Paru
Paru adalah tempat utama sintesis PG. PG menyebabkan bronkokonstriksi
danbronkodilatasi pada keadaan seimbang karena produksi tromboksan dan
prostasiklin yang berkaitan dengan gejala asma bronkiale. Pasien asma mengalami
peningkatan resistensi jalan nafas dengan jumlah PGF2 yang lebih rendah daripada
orang normal. PGE1 dan PGE2 menghasilkan bronkodilatasi jika diberikan secara
inhalasi, tetapi pada penggunaan klinis menyebabkan iritasi jalan nafas.
Leukotrien memiliki efek bronkonkonstriksi yang ratusan kali lebih kuat
dibanding dengan histamin. Peran leukotrien menginduksi asma ditunjukkan pada
keadanan tidak efektifnya pemberian antihistamin. Metabolisme leukotrien yang
lambat pada paru membuat bronkokonstriksi berlangsung lama. Aspirin
menyebabkan asma menunjukkan hambatan pada jalur COX membuat jalur
lipooksigenase dominan dan menghasilkan leukotrien.
Ginjal
Pelepasan PG intrarenal penting untuk mekanisme pengaturan aliran darah
ke ginjal dan filtrasi glomerolus. PG mempengaruhi tonus vaskuler secara langsung
pada areteriol aferen dan secara tidak langsung pada arteriol eferen melalui
pengaturan sistem renin-angiotensin. Efek lain dari prostaglandin termasuk
meningkatkan efek kalikrein-kinin, mediasi pelepasan renin dan menyebabkan
penurunan aliran darah ginjal atau tekanan perfusi ginjal. Jika COX dihambat

dengan anti inflamasi nonsteroid dan aspirin tidak memiliki pengaruh yang
bermakna pada aliran darah ginjal pada pasien normal. Sebaliknya ketika terjadi
vasokonstriksi , dihambatnya produksi prostalandin vasodilator oleh obat anti
inflamasi akan mempengaruhi mempengaruhi efek proteksi prostaglandin dan
meningkatkan vasokonstriksi ginjal yang dipengaruhi prostaglandin.
Misoprostol
Misoprostol adalah PGE1, terdapat dalam sediaan oral memperbaiki fungsi
ginjal dan menurunkan kejadian penolakan pada transplantasi ginjal sebagai terapi
tambahan prednison dan siklosporin. Siklosporin juga dapat menyebabkan
nefrotoksik sebagai menunjukkan adanya hambatan sintesis prostaglandin di ginjal.
Misoprostol menghambat sekresi asam lambung langsung pada sel parietal,
menunjukkan epengaruhnya intraseluler terhadap aktifasi adenilat siklase yang di
induksi oleh histamin. Prostaglandin ini mempertahankan atau meningkatkan aliran
darah sebagai respon iritasi gaster dan meningkatkan sekresi mukus dan bikarbonat
pada mukosa gaster dan duodenum. Misoprostol direkomendasikan untuk
mencegah ulkus lambungyang disebabkan oleh anti inflamasi non steroid. Sangat
cepat di absorbsi pada pemberian oral. Ekskresi melalui ginjal minimal, dan tidak
membutuhkan penyesuaian pada pasien gagal ginjal. Efek samping yang penting
adalah kontraksi uterus yang dapat menyebabkan aborsi. Misoprostol adalah PGE 2
sebagai alternatif untuk terminasi kehamilan. Mual, muntah, dan diare saat
terminasi dengan prostaglandin adalah bentuk stimulasi otot polos gastriointestinal.
Misoprostol tidak memiliki efek syaraf pusat dan kardiovaskuler.
Traktus Gastrointestinal
Prostaglandin dapat menghambat produksi asam lambung. Perbandingan
antara pemberian misoprostol dengan cimetidin memiliki angka penyembuhan
ulkus duodenum yang sama. Ensitropil memiliki efektifitas yang sama dengan
cimetidin pada terapi ini. Terapi dengan prostaglandin bukan merupakan alternatif
pemberiah H2 antagonis reseptor pada pasien ulkus peptikum.
Uterus
Uterus yang gravid dan tidak berkontraksi dengan PGE2 dan PGE2, oleh
karena itu prostaglandin diduga berpengaruh pada permulaan kelahiran. Pemberian
prostaglandin tergantung dosis berpengaruh dengan makin tingginya kontraksi
uterus. Sebaliknya dengan oksitosin, prostaglandin terdapat pada seluruh kala
kelahiran, sehingga prostaglandin bermafaat pada kelahiran dan aborsi. Penurunan
jumlah progesteron dan reabsorbsi korpus luteum terjadi saat penyuntikan PGE2 .
Hal ini menghentikan awal kehamilan yang masih tergantung pada korpus luteum
dan progesteron plasenta.
Peningkatas sintesis prostaglandin pada endometrium menyebabkan
dismenore. Pemberian penghambat prostaglandin sperti aspirin dan indometasin
mengurangi nyeri dismenore. Penggunaan aspirin dalam jangka lama menyebabkan

perpanjangan waktu kehamilan dan durasi kelahiran spontan. Demikian pula


dengan meningkatnya insiden atoni saat kelahiran.
Prostaglandin berperan pada sirkulasi uteroplasenta. Perubahan produksi
prostaglandin menyebabkan hipertensi pada kehamilan.

Carboprost
Carboprost adalah sintetik analog PGE2. Pemberian grup metil pada carbon 15
memperpanjang durasi. Kontraksi uterus dipengaruhi obat menyebabkan kelahiran.
Induksi pada aborsi berhasil pada >90 % pasien dnegan masa gestasi 12 sampai 20
minggu. Rerata durasi aborsi 16 jam setelah pemberian intramuskuler. Efek
samping tidak banyak seperti mual, muntah. Terjadi peningkatan suhu tubuh hinga
2 drajat terjadi pada 20 % pasien harus dibedakan dengan endometritis.
Dinoprost
Dinoprost adalah PGF2, diberikan intraamnion untuk menginduksi kontraksi uterus
sehingga terjadi aborsi dalam 20 jam. Mual dan muntah biasa terjadi, dan dapat
diberikan antiemetik. Bronkospasme dapat terjadi pada pasien riwayat asma.
Kejang grand mal dapat terjadi pada pasien epilepsi. Pembeiran intravena dapat
menyebabkan bronkospasme dan hipertensia atau hipotensi.
Dinoprostone
Dinoprostone adalah PGE2 dan diproduksi secara fisiologis dengan kontraksi uterus
dengan mengaktifkan adenilat siklase, kemudian meningkatkan konsentrasi kalsium
intraseluler.
Pemberiannya secara supositoria vagina untuk menginduksi terjadinya
aborsi. Efek sampingnya adalah meningkatkan laju nadi dan kardiak output
demikian pula dengan laju nafas dan hipertermia yang mirip dengan sepsis. Diuresis
terjadi sebagai akibat meningkatnya aliran darah ke ginjal. PGE 2 menyebabkan
pmbentukan steroid dan korteks adrenal dengan aktifasi adenilat siklase ketika
mensupresi epinefrin yang menginduksi lipolisis.
Sistem Imun
Prostaglandin seperti prostasiklin berperan terhadap gejala dan tanda inflamasi.
Menyebabkan nyeri dan edema yang diproduksi oleh bradikinin. Prostaglandin lain
mensupresi pelepasan mediator kimiadari sel mast yang menyebabkan reaksi
alergi.
Respon antibodi menurun pada PGE1, memungkinkan diterimanya organ
pada transplantasi. Beberapa tumor mimiliki fek imunosupresi karena menghasilkan
prostaglandin. Hiperkalsemia yang berkaitan dengan tumor mungkin disebabkan
oleh prostaglandin. Produksi yang berlebihan dari PGD2 menyebabkan gejala
sistemik flushing, takikardia, hipotensi, dan bronkokonstriksi pulomoner sebagai
maninfestasi mastositis.

Leukotrien antagonis
Inhibisi leukotrien bermafaat pada pasien asma. Leukotrien dibentuk dari asam
arakhidonat dan dilepaskan membran fosfolipid ketika terjadi inflamasi
Zileuton
Zileuton adalah inhibito 5- lipooksigenase menghambat perubahan asam
arakhidonat menjadi leukotrien A4 dan kemudian menjadi leukotrien yang terkait
dengan asma dan inflamasi. Penyerapan secara oral cepat, dengan ikatan protein
lebih dari 90 % dan waktu paruh 2.5 jam metabolismenya oleh sitokrom P450 dan
metabolit terdapat pada urin dan empedu. Efeksampingnya adalah dispepsia,
artalgia, nyeri dada, demam, dan somnolen.
Montelukast dan Zafirlukast
Montelukast dan Zafirlukast adalah antagonis sistenil leukotrien 1 yang memblok
keberadaan leukotrien dengan berikatan dengan reseptor sistenil leukotrien 1.
Bronkospasme, vasokonstriksi, dan keberadaan eusinofil dimediasi oleh ikatan
leukotrien pada reseptor ini.
Absrobsi secara oral cepat dan ikatan protein
mencapai 99%, waktu paruhnya 2,5 sampai 5 jam. Enzim sitokrom P450 berperan
pada metabolisme di hati dan metabolit diekskresi ke empedu. Disfungsi renal tidak
berpengaruh pada obat ini. Pemberian bersama montelukast dan wafain
menyebabkan pemanjangan prothrombin time. Efek samping nya adalah
peningkatan enzim transaminase hati dalam plasma.

You might also like