Professional Documents
Culture Documents
Step 2
1. Perbedaan ular berbisa dan yang tidak berbisa
2. Faktor faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit lewat hewan
ataupun penyakit akibat hewan
3. Mekanisme bisa ular
4. Manifestasi klinis gigitan ular
5. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui diagnosis gigitan ular
berbisa
6. Tatalaksana awal gigitan ular berbisa
7. Tindakan preventif yang dilakukan
8. Potensial hazard dari hewan
Step 3
1. Perbedaan ular berbisa dan yang tidak berbisa
Perbedaan
Mata
Kepala
Ekor
Bekas gigitan
Pengeluaran
bisa
Bentuk taring
ditempelkan ke cermin
Besar
Ular berbisa
Oval
Segitiga
Ruas terbagi dan
berbisa
Kecil, dalam
Terdapat
pengeluaran bisa
saat ditempel ke
cermin
Kecil
6. Tatalaksana :
a. Pemasangan torniquet
b. Immobilisasi
c. Pembersihan dengan air mengalir
d. Rawat lanjutan (RS)
7. Tindakan preventif :
- Baju lengan panjang
- Sarung tangan tebal
- Celana panjang tebal
- Sepatu boot setinggi hampir mencapai lutut
8. Potensial Hazard hewan :
- Gigitan ular (berbisa, tidak berbisa)
- Sengatan tawon/lebah
- Laba-laba
- Kalajengking
Step 4
1. Tingkat toksisitas bisa ular juga dapat ditentukan berdasarkan tempatnya,
biasanya ular di daerah perairan lebih berbahaya dibandingkan daerah
darat.
Contoh : ular laut
Ular berbisa biasanya hidup berkelompok sedangkan ular tidak berbisa
tidak berkelompok.
2. Faktor yang mempengaruhi :
- Identitas
o Usia : semakin tua seseorang, semakin rendah imun seseorang
(kecuali pada anak)
o Pekerjaan : paling beresiko pada orang yang bekerja di bidang
-
4. Manifestasi klinis :
a. Lokal
o Bengkak yang cepat menyebar, progresif
o Nekrosis yang cepat
o Pallor
o Paralisis
o Pulseness
o Parestesi
b. Sistemik
o Nausea
o Vomit
o Disorientasi
o Perdarahan hidung dan telinga
c. Spesifik
o Neurotoksik
o Hemolitik
Gejala muncul tergantung pada jenis ular, contoh :
o Cobra, viper >24 jam menimbulkan kematian
o Coral > 72 jam menimbulkan kematian
5. Pemeriksaan penunjang
- Darah (pengambilan darah 5-10menit sebelum injeksi anti bisa) :
o Leukositosis PMN
o Anemia
o Koagulopati
o APTT memanjang
o Fibrinogen menurun
- Urin :
o Proteinuria
o Hematuria
- EKG :
o Aritmia
o Takikardia
- Rontgen dada (jika ada perburukan)
6. Tatalaksana :
- Perhatikan ketenangan korban (A,B,C)
- Immobilitas keadaan korban
- Tindakan menghisap bisa dan insisi TIDAK BOLEH dilakukan
- Pemakaian torniquet di sisi proksimal untuk mencegah venom masuk
ke KGB, diharapkan pemakaian tidak terlalu kuat untuk
memungkinkan jaringan tidak mati atau rusak akibat tidak ada aliran
-
darah
Tandai perluasan luka secara progresif, tandai kerusakan kulit yang
meluas
vial @5ml
Koagulopati, diberikan presipitat, jika koagulopati menetap, berikan
presipitat kembali
Antivenin didapat dari serum kuda, diencerkan terlebih dahulu,
pemberian awal 15-20 vial, kemudian di infus ditambahkan 5-10 vial
untuk maintenance dose hingga bengkak berkurang.
7. Tindakan preventif :
- Baju lengan panjang
- Sarung tangan tebal
- Celana panjang tebal
- Sepatu boot setinggi hampir mencapai lutut
8. LO
Step 5