Professional Documents
Culture Documents
DIURETIC
Diuretic termasuk obat yang sering diresepkan dengan respon farmakologi
berupa diuresis Stoelting RK, Hillier SC. Diuretics. In: Pharmacology and
Physiology in Anesthetic Practice, 4th ed. Philadelphia, Lippincott Williams
& Wilkins, 2006:486-495). Obat ini dibedakan berdasarkan pada tempat
kerja di renal tubulus dan mekanisme kerja dalam mengeluarkan cairan.
Semua obat diuretik menyebabkan hipovolemia dan azotemia tetapi
komplikasi ini terjadi di diuretic loop.
Thiazide.
Diuretic thiazide sering diberikan untuk mempertahankan pengobatan
pada
hipertensi
esensial
yang
digabungkan
antara
dieresis,
natriuresis,dan vasodilatasi menjadi sinergis.
Mekanisme aksi
Diuretic thiazide menghasilkan uresis dengan cara menghambat
reabsorbsi ion natrium dan klorida, terutama pada ansa henle askenden
bagian kortek dan tubulus renalis bagian proksimal dan distal. Diuretic
thiazide dengan menghambat reabsorbsi natrium, berperan terhadap
meningkatkan kadar natrium di bagian tubulus distal dan sebagai
konsekuensinya meningkatkan sekresi kalium di tubulus renalis.
TABLE 25-1. CLASSIFICATION OF DIURETICS
Clinical Uses
Thiazide Diuretics
Chlorothiazide
Hydrochlorothiazide
Bendroflumethiazide
Hydroflumethiazide
Methyclothiazide
Polythiazide
Trichlormethiazide
Indapamide
Loop Diuretics
Furosemide
Ethacrynic acid
Bumetanide
Torsemide
Osmotic Diuretics
Mannitol
Urea
Potassium-Sparing Diuretics
Triamterene
Edema dihubungkan dengan gagal jantung kongestif, gagal
ginjal dan gagal hati
Amiloride
Edema bungkan dengan gagal jantung kongestif, gagal ginjal
dan gagal hati, sering digabungkan dengan thiazide atau
diuretic loop
Aldosterone Antagonists
(Potassium-Sparing)
Spironolactone
Hipertensi esensiall berat, edema gagal jantung kongestif,
gagal ginjal, gagal hati
Carbonic Anhydrase
Inhibitors
Acetazolamide
Glaucoma, tampak kelemahan, asidosis metabolic yang
persisten
Dopamine Receptor Agonists
Dopamine
Tidak diijinkan untuk pencegahan terhadap gagal ginjal akut
pada fase oliguria
Fenoldopam
Efek antihipertensi
Efek antihipertensi
diuretic thiazide adalah dengan diawali dengan
menurunkan volume cairan ekstaseluler.efek antihipertensi lebih lanjut
dari thiazide adalah vasodilatasi
perifer
yang memerlukan waktu
beberapa minggu.
Efek samping
Thiazide menginduksi hipokalemia, hipocloremia, asidoses metabolic
merupakan hal yang biasa pada penggunaan thiazide jangka panjang
untuk mengobati hipertensi jangka panjang. Volume cairan intravaskuler
harus diperhitungkan pada semua pasien yang mendapat pengobatan
diuretic thiazide dan jadwal operasi. Adanya hipotensi ortostatik
meningkatan kecurigaan terhadap peningkatan hematokrit dan
peningkatan kadar ureum dan nitrogen dalam darah.
Diuretika loop
Diuretika loop (ethacrynic acid, bumetanide, furosemide) menghambat
reabsorpsi natrium dan klorida terutama di bagian ansa henle askenden
bagian medular . terdapat beberapa obat yang ampuh yang tersedia.
Furosemid menginduksi peningkatan aliran darah dan dihambat oleh obat
obat NSAID . bermanifestasi sebagai diuretika lemah.
Early proximal
convoluted
tubule
Proximal
convoluted
tubule
Medullary
portion of
ascending loop of
Henle
Cortical portion
of ascending loop
of Henle
Distal convoluted
tubule
Collecting duct
Early proximal
convoluted
tubule
Proximal
convoluted
tubule
Medullary
portion of
ascending loop of
Henle
Cortical portion
of ascending loop
of Henle
Distal convoluted
tubule
Collecting duct
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+, minor site of action; +++, major site of action.
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+, minor site of action; +++, major site of action.
3
Asam ethakrinik
Asam ethakrinik diekskresikan oleh ginjal sebagai obaat yang tidak diubah
dan hasil metabolic tidak setabil.
Thiazide
diuretics
Loop
diuretics
Potassiumsparing
Aldosterone
No
Minimal
Minimal
Yes
No
Yes
Minimal
Minimal
No
Yes
No
No
Yes
Efek samping
Hiperkalemi merupakan efek samping utama pada terapi penggunaan
diuretika hemat kalium.
Antagonisme aldosteron
Mekanisme aksi
Spironolakton mengikat pada reseptor meneralokortikoid cytoplasmik
(menghambat ekspresi gen) pada duktus kolektikus dan beraksi sebagai
antagonisme kompetitif pada aldosteron. Aldosteron di tubulus renalis
mengabsorbsi kembali ion natrium dan klorida dan meningkatkan ekskresi
ion kalium. Efek spironolakton pada transportasi aldosteron terakhir 48
-72 jam setelah spironolakton tidak dilanjutkan, sehingga menekan resiko
hiperkalemia, asidosis hiperkloremik pada pasien yang mendapat obat ini
dan berkembang menjadi gagal ginjal akut
Farmakokinetik
Spironolakton secara luas mengalami metabolism pertama di hati, diikat
oleh protein plasma yang luas, hampir tidak ada perubahan obat di urin.
Pengunaan obat secara klinis
Spironolakton sering diresepkan untuk udema yang membandel yang
disebabkan oleh gagal jantung dan sirosis hati. Pada perkiraan
menurunkan fungsi hepar dan metabolism meningkatkan konsentrasi
plasma aldosteron.
Efek samping
Hiperkalemia, kususnya pada gagal ginjal, mempunyai efek samping yang
serius pada pengobatan dengan spironolakton.
Inhibitor karbonik anhidrase
Azetazolamid merupakan prototif dari kelas sulfonamide yang mengikat
enzim karbonik anhidrase, menghasilkan inhibitor nonkompetitif enzim
secara aktif terutama ditubulus renalis proksimal. Sebagai hasil inhibitor
enzim ini, mengekskresikan ion hydrogen diperkecil dan hilangnya ion
bikarbonat meningkat. Penurunan kertersedian ion hydrogen ditubulus
renalis distal menghasilkan ekskresi kalium ditukar dengan natrium. Efek
jaringan dari perubahan ini adalah ekskresi urin alkali pada asidosis
metabolic hiperkloremik.
Penggunaan secara klinik (tabel 25-7)
7