Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan
masalah kesehatan di seluruh dunia dan kini
diakui sebagai suatu kondisi umum yang
dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular dan gagal ginjal kronis (CRF).
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir
dengan gagal ginjal
Definisi
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah
kondisi dimana terjadi kerusakan
permanen pada ginjal. Ginjal tidak
mampu melakukan fungsinya untuk
membuang sisa metabolisme dalam
tubuh, mempertahankan
keseimbangan cairan, elektrolit, dan
asam basa dalam tubuh.
Etiologi
Patofosiologi
melibatkan 2 mekanisme kerusakan:
mekanisme pencetus yang spesifik
sebagai penyakit yang mendasari
kerusakan selanjutnya
merupakan mekanisme kerusakan
progresif, ditandai adanya hiperfiltrasi
dan hipertrofi nephron yang tersisa.3
Pemeriksaan laboratorium
Pada stadium awal : pemeriksaan laboratorium yang
dapat mendeteksi adanya penyakit yang mendasari
PGK
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk mengetahui perkembangan PGK
adalah sebagai berikut:
Urine test: protein urin, sel darah merah, easts dan kristal,
dan CCT
Blood test: kreatinin, ureum, elektrolit (K, P, Ca), asam
basa, dan Hb
Ultrasound: untuk mengetahui adanya pembesaran ginjal,
kristal, batu ginjal, dan mengkaji aliran urin dalam ginjal
Biopsi
Penatalaksanaan
Bersifat konservatif
Pengobatan konservatif ini terdiri dari
4 strategi, yaitu:
Memperlambat laju penurunan fungsi
ginjal
Mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut
Pengelolaan uremia dan komplikasinya
Inisiasi dialisis
Transplasntasi ginjal
Inisiasi dialisis
Penatalaksanaan konservatif
dihentikan bila pasien sudah
memerlukan dialisi tetap atau
transplantasi. Pada tahap ini
biasanya GFR sekitar 5-10 ml/mnt.
Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal dapat
meningkatkan kelangsungan hidup
pasien dengan PGK stadium 5 secara
signifikan bila dibandingkan dengan
terapi pilihan lain
Prognosis
Prognosis pasien dengan PGK
menurut data epidemiologi
menunjukkan bahwa PGK sering
menyebabkan kematian. Tingkat
kematian secara keseluruhan
meningkat oleh karena penurunan
fungsi ginjal.
Case
Nama pasien
: Tn. T
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status perkawinan : Sudah menikah
Pendidikan terakhir : Tamat SLTA
Pekerjaan
: Sudah tidak bekerja
(dulu sebagai supir taksi)
Alamat
: Medan
Pemeriksaan fisik
TANDA VITAL
Kesadaran
Tensi
:
Nadi
:
Suhu
:
Respirasi
Berat badan
: compos mentis
160/90 mmHg
88 x / menit
37.8 C
: 23x/menit
: 70 kg
KEPALA
Muka : oedem ( - )
MATA
Konjungtiva anemis : +/+
Sklera ikterik : - /Reflex cahaya (pupil) : isokor +/+
Strabismus : ( - )
Eksoftalmus : ( - )
THT
Telinga kanan + kiri:
Bentuk normal, tidak ada pembengkakan
kelenjar retroauricula, liang telinga tidak ada
secret, serumen (+), membrane timpani intak
Hidung :
Bentuk normal, secret +, tidak ada
deviasi septum nasi, mukosa merah
muda
Mulut dan Tenggorokkan :
Oral hygiene : kurang, terdapat banyak
karies dentist dan gigi berlubang
Mukosa faring : merah muda
Uvula : letak tengah
Arcus faring : simetris ,tidak hiperemis
Tonsil : T1-T1, warna merah muda
JANTUNG
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak terlihat
Auskultasi : BJ I dan II reguler / Gallop ( - ) / murmur ( - )
Perkusi : batas jantung kanan ICS 4 garis
parasternal
kanan, batas jantung kiri ics 5 garis midclaviculer kiri.
PARU
Inspeksi : tidak ada deviasi, bentuk thoraks simetris kiri
kanan, sela iga terangkat mengembang saat
inspirasi
dan tidak ada yang tertinggal
Palpasi :vocal fremitus simetris kiri-kanan
Perkusi : perkusi perbandingan simetris kiri dan kanan,
batas paru-hati ICS 6 peranjakan 2 jari
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
ABDOMEN
Inspeksi : cembung, umbilikus tidak menonjol. Tidak ada bekas
operasi
Auskultasi : bising usus 5x/menit
Perkusi : bunyi perkusi timpani pada seluruh quadran, pekak
kandung kemih (-) , nyeri perkusi (-).
Palpasi : defence muscular ( - ) , nyeri tekan ( + ) regio
epigastrium
Palpasi hati : hepar tidak teraba
Palpasi limpa : limpa tidak teraba
Palpasi ginjal : tidak dapat meraba secara bimanual
Nyeri ketok CVA : (+/+) Shifting dullness ( - ) undulasi ( - )
EKSTREMITAS
Motorik superior 5 / 5. Inferior 5 / 5
Oedem (+) ekstremitas inferior dextra et sinistra
Akral hangat
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap
Leukosit : 9800/m3 5 10 rbu/m3
Haemoglobin : 9.0 g/dl 13 17,5
Hematokrit : 26.3 40 54
Trombosit : 399 rb/ul 150 400
Indeks eritrosit :
MCV : 84 um3 80 - 97
MCH : 28.8 pg 27 - 32
MCHC : 34.2 g/dl 32 - 37
Fungsi hati
SGOT : 23 u/l < 37
SGPT : 36 u/l < 41
Fungsi ginjal
Ureum : 169 mg/dl 20 - 40
Kreatinin : 5,3 mg/dl 0,5 1,5
Diabetes
Gula Darah Sewaktu : 181 mg/dl 60 - 110
Elektrolit
Na : 109 mmol/ L 135 - 145
K : 3,6 mmol/L 3,5 5
CL : 75 mmol/L 94 11
Rumus kockcroft-gault
((140-50thn) x 70kg)) / (72x5.3) =
16.5ml/mn/1,73m2
Diagnosis
Penyakit Ginjal Kronis (CKD) Grade IV
Dengan penyulit diabetes mellitus
tipe II dengan diabetic retinopati,
hipertensi grade II, anemia
normokrom normositik, hiponatremi
dan hipoclorida
PENATALAKSANAAN
Planning 1
Airway : bebaskan jalan nafas, posisikan pasien senyaman mungkin
Breathing : oksigenasi O2 3-5 ppm
Circulation : infuse NaCL 0.9 % per 8jam
Transfuse PRC 1 kalf
Inj. Pantoprazole (Ottozole) 1gr / hari
Domperidon 3x1 (vometa ft)
Asam folat 3 x 1 tabs (folic acid)
Natrium Bikarbonat 3 x 1 tab (bicnat)
Furosemide 1 amp / hari
Captopril 25mg 2 x 1
Biosanbe 1 x 1 ( tablet penambah darah)
Metformin 3x 500mg (glucophage)
Planning 2
lakukan pemeriksaan rutin (darah
lengkap : Leukosit, Hb, Ht, morfologi
eritrosit : MCV, MCH, retikulosit,
status besi : saturasi transferin dan
feritrin serum, fungsi ginjal, fungsi
hati, gula darah, dan elektrolit), urine
lengkap, pantau dan ukur UMU (ukur
minum dan urin)
Pembahasan
CKD grade IV dengan :
Anemia normokromik normocitik
hipertensi grade II,
diabetes mellitus tipe II
hiponatremi dan hipoclorida