You are on page 1of 21

anatomi nilem dan lele

ANATOMI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti)


DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)

Oleh :
Nama

: Cyninta Kirana

NIM

: B1J011025

Rombongan : IV
Kelompok

:3

Asisten

: Sumartika Yimastria

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan merupakan organism akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri dari
beberapa system organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Tubuhnya terdiri
dari kepala, badan dan ekor.Ikan adalah suatu makhluk hidup yang hidup di air dan bernafas
dengan mempergunakan insang-insangnya yang berada di bagian kanan dan kiri dari kepalanya.
Ekosistem ikan ada dua, yaitu perairan tawar dan perairan laut. Ikan yang hidup di perairan laut
lebih banyak mengeluarkan urine dibandingkan dengan ikan yang hidup di perairan tawar.
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) bertulang sejati dan tubuhnya ditutupi oleh sisik
sebagai kerangka luar. Kulit ini mengandung lendir untuk melicinkan agar mudah bergerak di
air. Tubuh ikan nilem dilengkapi dengan beberapa sirip dan terdapat gurat sisi untuk
mengetahui perubahan tekanan air.

Klasifikasi ikan nilem (Osteochilus hasselti) menurut Radiopoetro (1997) adalah sebagai
berikut :
Phylum

: Chordata

Subpyhum

: Vertebrata

Classis

: Pisces

Subclassis

: Teleostei

Ordo

: Ostariophsy

Subordo

: Cyrinidae

Familia

: Osteochilus

Species

: Osteochilus hasselti
Ikan lele (Clarias batrachus) badannya tidak diselubungi dengan sisik melainkan licin

pada permukaan tubuhnya dan sedikit berlendir. Kepala ikan lele (Clarias batrachus) berbentuk
pipih, simetris dan dari kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan
tidak bergigi, bagian badan membulat dan memipih kea rah ekor dan memiliki patil. Patil ikan
lele merupakan senjata ampuh dan berbisa yang terdapat pada pectoral fin ikan lele.
Klasifikasi ikan lele yang dikemukakan oleh Radiopoetro (1997), digolongkan sebagai :
Phylum

: Chordata

Class

: Pisces

Subclass

: Teleostei

Ordo

: Ostariophsy

Subordo

: Siluroidae

Familia

: Claridae

Genus

: Clarias

Species

: Clarias batrachus
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan lele (Clarias batrachus) digunakan dalam

praktikum ini untuk mewakili spesies dari class pisces. Ikan nilem memiliki susunan morfologi
dan anatomi yang sederhana. Selain itu ikan nilem memiliki organ yang jelas dna sederhana
sehingga mempermudah praktikan melakukan pengamatan, baik organ dalam maupun organ
luar.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan kali ini adalah untuk melihat
anatomi ikan nilem (Osteochilus hasselti) dan anatomi ikan lele (Clarias batrachus)

II. MATERI DAN METODE

A.

Materi
Alat- alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, jarum penusuk

dan tissue.
Bahan yang digunakan adalah ikan nilem (Osteochilus hasselti), ikan lele (Clarias
batrachus), air kran, kloroform.

B.

Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1.

Ikan dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.

2. Ikan digunting mulai dari cloaca sepanjang garis medioventral tubuh ke arah depan sampai
dekat dengan sirip dada.
3.

Bagian belahan daging sebelah atas dibuka degan menggunakan pinset.

4.

Pengguntingan dilanjutkan dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang dilanjutkan kea rah
anterior sampai ketutup insang (dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengenai organorgan yang ada di dalamnya).

5. Khusus pada ikan lele, pengguntingan atau pembedahan dilakukan dari rahang bawah sampai
kebagian cloaca.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Morfologi Luar Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)

Keterangan Gambar :
1.

Caput ( Kepala)

8.

Linea lateralis

2.

Truncus (Badan)

9.

Dorsal fin

3.

Cauda (Ekor)

4.

Cavum oris (Mulut)

5.

Nostril

6.

Organon visus

13. Pectoral fin

7.

Operculum

14. Porus urogenitalis

10. Abdominal fin


11. Anal fin
12. Caudal fin

Gambar 2. Anatomi Visceral in Situ Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)


Keterangan Gambar :
1.

Insang

2.

Cor

3.

Pronepros

4.

Hepatopankreas

5.

Vesica metatoria

6.

Nephros

7.

Intestine

8.

Porus urogenitalis

9.

Gonad

Gambar 3. Penampang Melintang Otot Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)


Keterangan Gambar :
1.

Arteri caudalis

2.

Vena caudalis

3.

Taju neural

4.

Lengkung neural

5.

Centrum vertebrae

6.

Lengkung haemal

7.

Taju haemal

8.

Myomere

9.

Myocomata

Gambar 4. Penampang Melintang Insang Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)


Keterangan Gambar :
1.

Filamen insang

2.

Septum branchialis

3.

Arteri branchialis

4.

Arteri epibranchialis

5.

Lengkung insang

6.

Tapis insang

Gambar 5. Anatomi Rangka Ekor Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)


Keterangan Gambar :
1.

Taju neural

2.

Urostyle

3.

Centurm vertebrae

4.

Hyporalia

5.

Taju haemal

Gambar 6. Morfologi Luar Ikan Lele (Clarias batrachus)


Keterangan Gambar :
1.

Caput (Kepala)

2.

Truncus (Badan)

9.

Operculum
10. Linea lateralis

3.

Cauda (Ekor)

11. Dorsal fin

4.

Cavum oris

12. Pectoral fin

5.

Nostril

13. Abdominal fin

6.

Organon visus

14. Anal fin

7.

Barbel superior

15. Porus urogenitalis

8.

Barbel inferior

16. Caudal fin

Gambar 7. Anatomi Insang Dan Arborescent Ikan Lele (Clarias batrachus)


Keterangan Gambar :

1.

Insang

2.

Arborescent

Gambar 8. Anatomi Visceral in Situ Ikan Lele (Clarias batrachus)


Keterangan Gambar :
1.

Oesophagus

2.

Hepar

3.

Vesica felea

4.

Gastrum

5.

Pylorus

6.

Ren

7.

Intestine

8.

Porus urogenitalis

9.

Klasper

B. Pembahasan
1.

Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)


Hasil pengamatan dari anatomi ikan nilem atau yang juga dikenal dengan Silver Shark
Minnow mempunyai cirri morfologi diantaranya yaitu bentuk tubuh yang hampir sama dengan
ikan mas. Bedanya kepala ikan nilem relatif lebih kecil dibandingkan ikan mas. Tubuh ikan nilem
dapat dibagi menjadi caput (kepala), truncus (badan) dan cauda (ekor). Ketiganya tidak ada
batas yang nyata. Pada sudut-sudut keras mulut ikan nilem terdapat dua pasang sungut peraba.
Ikan nilem mempunyai organ-organ penyusun diantaranya yaitu vesica urinaria, nephros,
pronephros, gonad, porus urogenitalis, cor, dan usus.

Ikan nilem (Osteochilus hasselti) tergolong dalam keluarga crypnidae seperti ikan tawes
dan ikan mas. Ikan nilem ini tersebar di beberapa wilayah yaitu Jawa, Sumatera, Malaysia dan
Thailand. Pada umumnya, ikan nilem dipelihara pada daerah dengan ketinggian berkisar antara
150 m dpl sampai pada ketinggian 800 m dpl. Ikan nilem mempunyai tubuh yang ditutupi
dengan sisik yang berwarna hijau keabu-abuan, coklat atau hijau kehitam-hitaman ataupun
merah. Pada kiri dan kanan badan terdapat linea lateralis atau gurat sisi yang memanjang ke
belakang tutup insang sampai ke ekor. Gurat sisi ini berfungsi untuk mengetahui besar atau
kecilnya arus dalam air. Kedua sudut mulut ikan nilem terpasang dua pasang kumis atau barbel.
Mulut ikan nilem relatif lebar dan gigi yang berkerut-kerut sebagai tanda pemakan tumbuhtumbuhan seperti ganggang penempel. Sisik ikan nilem berbentuk garis-garis melingkar dan
garis-garis radier yang disebut cycloid. Tipe ikan nilem adalah homocerk yaitu terlihat simetri
dorsoventral dari luar. Dilihat dari dalam tulang-tulang penyusunnya asimetris. Tipe homocerk
terjadi bila columna vertebralis tidak berakhir persis diujung ekor, tapi agak membelok sedikit,
tepi ujung membagi dua bagian yang sama (Jasin, 1989).
Sirip adalah suatu pelurusan integument yang tipis dan disokong oleh jari-jari sirip. Sirip
pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Fungsi dari sirip adalah untuk
menjaga keseimbangan air dan juga untuk berenang. Ikan nilem sendiri mempunyai sirip yang
berpasangan dan juga sirip yang tidak berpasangan. Sirip punggung (dorsal fin), sirip dubur
(anal fin) dan sirip ekor (caudal fin) adalah sirip yang tunggal, sedangkan sirip dada (pectoral
fin) dan sirip perut (abdominal fin) adalah sirip yang sepasang atau berjumlah dua (Storer,
1957) .
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke
seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Organ-organ saluran pencernaan terdiri
dari (dari arah depan/anterior ke arah belakang/posterior) berturut-turut : hati, empedu,
pankreas lambung esofagus mulut/rongga mulut usus(pilorus dan pilorik saeka). Organorgan tambahan nya adalah kelenjar hati, kelenjar empedu, dan kelenjar pancreas. Serta organorgan pelengkap : sungut, gigi, tapis insang(Djuhanda, 1984) .
Ikan nilem bernafas dengan insang. Insang ikan nilem terdiri atas lengkung insang,
filamen insang, dan tapis insang. Hal itu sesuai dengan pernyataan Prawirohartono (2000).
Pasangan rigi-rigi (tapis insang) berfungsi menyarin air untuk pernafasan tubuh pada lengkung

insang. Lembaran insang (filamen insang) berwarna merah karena memiliki banyak pembuluh
kapiler darah dari arteri insang. Melalui lembaran inilah pertukaran CO 2 dan O2berlangsung.
Sistem reproduksi pada ikan nilem jantan dengan testis dan ikan nilem betina
bereproduksi dengan ovarium. Ikan nilem jantan dan betina dapat dibedakan dengan cara
memijit bagian perut ikan ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan tang berwarna
putih susu dari lubang genitalianya. Sedangkan ikan nilem betina yang sudah matang telurnya
mempunyai ciri-ciri perut yang relatif besar dan terasa lunak apabila diraba (Moment, 1967).
Ikan nilem mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang berfungsi sebagai alat
keseimbangan naik turun dalam air. Ginjal berfungsi sebagai tempat untuk penyaringan urin.
Ureter untuk menyalurkan urin dari ginjal ke vesica urinaria. Sistem ekskresi pada ikan nilem
terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria dan berakhir pada porus urogentilais.
2.

Ikan lele (Clarias batrachus)


Hasil pengamatan dalam praktikum anatomi ikan lele didapat bahwa pada bagian kepala
ikan lele mempunyai baiang-bagian yaitu organon visus (mata), cavum oris, lekuk hidung dan
empat pasang sungut atau barbels yang berfungsi sebagai indera peraba pada saat terdapat
rangsangan dan pada saat mencari makanan. Kepala ikan lele berbentuk pipih, simetris dan dari
kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan tidak bergigi, bagian
badan bulat dan memipih ke arah ekor dan memilik patil. Kepala ikan lele terdapat insang
sebagai alat pernafasan tetapi berbeda dengan ikn nilem, ikan lele memiliki alat pernafasan
tambahan yaitu organ arborescent yang berupa kulit tipis menyerupai spons. Dengan adanya alat
pernafasan tambahan ini ikan lele dapat hidup pada air dengan kondisi kadar oksigen rendah.
Tubuh ikan lele tidak memiliki sisik, memiliki kulit berlendir, mempunyai pigmen hitam
yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena cahaya matahari, tampak pula alat
keseimbangan yang berupa gurat sisi dibagian tengah sisi trunchusnya. Ikan lele mempunyai
sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu
dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji untuk melindungi dirinya dari
serangan atau ancaman dari luar yang membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm.
Ikan lele mempunyai sirip punggung (dorsal fin), sirip dubur (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin)
yang disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin)

disebut sirip berpasangan. Ikan lele tidak mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang
merupakan alat keseimbangan naik turun dalam air, hal ini dikarenakan ikan lele lebih sering
berada didasar perairan (lumpur) (Jasin, 1989).
Sistem pencernan pada ikan lele (Clarias batrachus) dimulai dari mulut, rongga mulut,
faring, oesophagus, lambung, pilrus, usus, rectum dan anus. Struktur anatomi mulut ikan lele
erat kaitannya dengan caranya mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar mulut lele
yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang
aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi oleh
sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya. Rongga
mulut ikan lele juga terdapat organ pengecap yang berfungsi untuk menyeleksi makanan. Faring
pada ikan berfungsi untuk menyaring makanan yang masuk, karena insang mengarah pada farin
maka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).
Sistem pernafasan pada ikan lele berupa insang dan alat pernafasan yaitu arborescent.
Insang pafa ikan lele memiliki bagian-bagian dan mekanisme pernafasannya mirip dengan ikan
nilem. Ikan lele dapat hidup di dalam lumpur atau di dalam air yang memiliki kadar oksigen
minim karena memiliki alat pernafasan tambahan ini ikan lele dapat bertahan hidup di luar air
dalam beberapa jam jika keadaan udara disekitarnya lembab. Arborescent merupakan membran
yang berlipat-lipat dan penuh dnegan kapiler-kapiler darah. Kapiler darah ini terletak dibagian
atas lengkung insang kedua dan ketiga. Arborescent memiliki bentuk yang mirip dengan bunga
karang (Kriswantoro, 1986).
Sistem reproduksi pada ikan lele jantan dan ikan lele betine berbeda. Ikan lele jantan
terdapat sepasang testis dan pada bagian luar tampak klasper yang ebntuknya meruncing
berwarna merah dan merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar
tubuh. Ikan lele betina pada bagian tubuhnya terdapat ovarium yang berisi butiran-butiran telur
yang akan dikeuarkan pada saat waktunya untuk bereproduksi. Ikan lele melakukan fertilisasi
eksternal, jadi ikan jantan membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan ikan lele jantan dan
ikan lele betina yaitu pada ikan lele jantan terdapat alat kelamin yang terletak di dekat anusnya,
berwarna cerah dan meruncing (klasper), sedangkan alat kelamin ikan lele betina tampak
membulat (Kriswantoro, 1986).

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum Ikan Nilem (Osteochilus hassleti) dan Ikan Lele (Clarias
batrachus) yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.

Bagian tubuh Ikan Nilem (Osteochilus hassleti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus) dibagi
menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (trunchus) dan ekor (cauda).

2.

Tubuh ikan nilem diselimuti oleh sisik yang disebut cycloid, yang juga memiliki kelenjar yang
dapat menghasilkan lender dan memudahkannya untuk berenang di air.

3.

Ikan nilem jantan pada organ gonad terlihat berwarna putih yaitu testis, sedangkan pada ikan
nilem betina berwarna kuning seperti kumpuan butiran-butiran kecil yaitu ovarium.

4.

Sistem pernafasan pada ikan nilem terdiri dari insang dan vesica metatoria (gelembung renang),
sedangkan pada ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan yang disebut arborescent.

5.

Ikan nilem dan ikan lele memiliki gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui besar atau
kecilnya arus yang ada dalam air.

6.

Sistem ekskresi pada ikan nilem dan ikan lele terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria dan porus
urogenitalis.

7.

Sistem pencernaan pada ikan nilem dimulai dari oesophagus langsung menuju lambung yang
dibedakan menjadi dua bagian yaitu pars cardiaca yang lebar dan pyloric yang sempit dan
bermuaran ke porus urogenitalis. Sedangkan system pencernaan pada ikan lele dimulai dari
mulut, oesophagus, gastrum, intestinum dan bermuara ke porus urogenitalis.

8.

Sistem urogenitalia ikan lele jantan terdiri dari testis, vas deferens dan klasper. Sedangkan pada
ikan lele betina terdiri dari ovarium, oviduct dan uterus.

DAFTAR REFERENSI
Djuanda,T. 1984. Analisa Struktur Vertebratae Jilid I. Americo, Bandung.
Jasin. 1989. Sistematika Hewan vertebrata dan invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kriswantoro, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. Karya Bani, Jakarta
Moment, G. B. 1967. General Zoology. Bentley Glass, Boston.
Prawirohartono, S. 2000. Sains Biologi. Bumi Aksara, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta
Storer, T.I., Usinger, R.L. 1957. General Zoology. Mc Graw Hill, New York.

http://cynintak.blogspot.com/2012/06/anatomi-nilem-dan-lele.html

You might also like