Professional Documents
Culture Documents
TYPHOID FEVER
Rafi Mahandaru
2013
CASE
Identitas Pasien
Nama
:
An. Hairul Ikhlas
Umur
:
10 tahun
Jenis Kelamin
:
Laki - laki
Alamat
:
Bakal Pokok RT
25 Argodadi Sedayu Bantul
Tanggal masuk :
17/05/2013
No. RM
:
50.18.24
RPS
Pasien datang dari IGD dengan keluhan
demam, sejak 7 hari yang lalu.
Demam
Keluhandirasakan
Utama sepanjang hari makin
parah
sore jam dan tinggi saat
Pasiensaat
dating dengan keluhan Demam
malam hari. Demam pertama kali hadir
disertai nyeri perut yang
mengganggu dan mual. Pasien pernah
muntah saat hari ke 5 (sekitar 3 kali).
Pasien masih mengeluh mual dan
muntah setiap habis makan. Pasien
mengeluh batuk pilek, nafsu makan
menurun, BAK (+), BAB (+) jemek.
Pasien pernah berobat ke puskesmas
dank e bidan setempat dan diberi obat
Depan
Kanan
Inspeksi : retraksi (-)
Kiri
Inspeksi : retraksi (-)
Auskultasi :
- Suara dasar : vesikuler
- Suara tambahan : Ronkhi kering
(-), wheezing (-) krepitasi
(-)
(-)
Belakang
Kanan
Palpasi : ketinggalan gerak (-)
Kiri
Palpasi : ketinggalan gerak (-)
Perkusi : sonor
Perkusi : sonor
Auskultasi :
Auskultasi :
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi :
Bentuk bulat, defans
muskular (-), venektasi (-), sikatrik (-)
Auskultasi
:
Peristaltik usus (+)
Palpasi :
Nyeri tekan abdomen (+)
region lumbal dex et sin, inguinal dex
et sin, dan hypocondriaca dextra,
Hepatomegali (-), nyeri tekan hepar (+),
lien tak teraba membesar, nyeri lepas
tekan (-), massa (-), Nyeri tekan
suprapubik (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketok
kostovertebra (-), pekak beralih (-),
undulasi (-)
Hb
11,4 gr%
AL
10,3
AE
4,90
AT
226
Hmt
35,2
Eosinofil
Basofil
Batang
Segmen
66
Limfosit
23
Monosit
Widal
969
Typhus O
1/320
Typhus H
1/320
Perjalanan Penyakit
Terapi
Tangg
al
17/05/ S : Pasien mengelh mual, muntah dan 1. Infus D5% 5 tpm
2013
perutya nyeri, lemas, batuk pilek (+), BAB 2. Inj. Amphicilin 3 x 500 mg
susah
3. Inj. Cloramphenicol 3 X
O : KU tampak sakit sedang, pasien tampak
400 mg
lemah, anemis
4. Paracetamol K/P
Planning
TD 110/60
RR 24
Cek UL, Darah Malaria, RO
N 88 T 38,4
Thorax
A : Obs Fevris H 8 susp. Tifoid Fever, ISPA,
Status Gizi Baik
18/05/ S : Pasien mengelh mual, muntah dan Infus D5% 5 tpm
2013
perutya nyeri, lemas, batuk pilek (+), BAB Inj. Amphicilin 3 x 500 mg
Hitam (+)
Inj. Cloramphenicol 3 X
O : KU tampak sakit sedang, pasien tampak
400 mg
lemah, anemis
Paracetamol K/P
TD 100/80
RR 24
N 84
T 37,8
19/05 S
:
Pasien
mengelh
mual
(+),
/2013 muntah(-) dan perutya nyeri (+),
lemas, batuk(-) pilek (-), BAB Hitam
(+)
TD 100/80
RR 24
N 84
T 37,8
TD 100/70
RR 24
N 68
T 36,8
21/05/2013
S : Pasien mengelh
mual (-), muntah(-)
dan perutya nyeri (-),
lemas, batuk(-) pilek
400 mg
O : KU tampak sakit
sedang,
pasien Paracetamol K/P
tampak lemah, anemis
TD 100/60
N 76
RR 24
T 36,9
A : Obs Fevris H 8
susp.
Tifoid
Fever,
ISPA, Status Gizi Baik
Now Loading . . . . .
Introduction
Definition
Demam tifoid adalah suatu penyakit
infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi.
Merupakan infeksi akut pada usus halus
(terutama pada daerah illeocaecal)
dengan gejala demam selama 7 hari
atau lebih, gangguan saluran
pencernaan, dan gangguan kesadaran).
Incidence
ETIOLOG
Y
Salmonella typhi
Gram negatif
Ber-flagel
Tidak berkapsul
Membentuk
spora fakultatif
anaerob
Antigen ( O, H,
K , Vi )
Patogenesis
Salmonella typhi
bisa bertahan pada
PH +- 1,5 (dari
asam lambung),
yang mana
kebanyakan bakteri
tidak bisa bertahan
SPI-1 (salmonella
patogenicity island
Antigen Vi
1)
capsullar
Berikatan dengan
pollysacharide
reseptor T3SS di sel M
di peyers pacth
antigen
SPI-1-T3SS
menghalangi
Menyebabkan alterasi
fagositosis dengan penyusunan protein
actin kerusakan
mencegah ikatan TLR
dan invasi
dan immune spesificmembran
bakteri
surveilance lainnya
dengan antigen
SPI-2 memberi
signal ke T3SS untuk SPI-2 mencegah
pematangan
fusi antara vesicel
pembentukan SCV
dengan lisosom di
endocytosis
berkisar 5 9 hari,
kuman kembali
masuk ke darah
menyebar ke
seluruh tubuh (2nd
bakteremia )
sebagian kuman masuk ke
organ tubuh terutama limpa,
kandung empedu yang
selanjutnya kuman tersebut
dikeluarkan kembali dari
kandung empedu ke rongga
usus dan menyebabkan
reinfeksi di usus
Kuman di bawa
oleh macrophage
ke organ RES
terutama hati
dan limfa
Clinical
Manifestation
Nyeri
konstip
Demam
kepala Anoreksia
asi
Diare Nyeri Perut
Mual
2nd Week
Gejala tampak lebih
jelas dan progresif
Demam remiten
Demam tinggi 39 41 C
Perut kembung
Lidah typhoid
Hepato/splenomegali
Ruam (rose spot)
rd
4th
3
week
Toxic , anorexic
dengan survives
penurunan
If the individual
toBB
the fourth
Conjunctiva
hiperemis
week, the
fever, mental
state, and
abdominal
distension
slowly
Tachypnea,
nadi
improve lemah
over a few days. Intestinal
and neurologic
complications
may
Bradikardia
relative
still occurnyata
in surviving untreated
individuals.
Weight
loss and
Apathy,
confusion
debilitating
weakness
last months.
Distensi
abdomen
Some survivors
become
Perdarahan
saluran
asymptomatic
cerna S typhi carriers and
Diagnosis
Physical Examination
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah lengkap
Leukopenia normal leukositosis
Peningkatan ESR, trombositopenia dan
limfopenia
PT, Aptt sedikit meningkat, fibrinogen menurun
Transaminase dan bilirubin naik
Hipo Na dan K ringan dan peningkatan LDH
Kultur darah
Sensitivitas 40 80 % spesifisitas 100 % (Gold
Standard)
Disertai Uji sensitivitas hasil keluar dalam 5
hari
Jika hasil negative pertimbangkan
IndonesiaOpengambilan
titer setelah
O aglutinin
Di
Aglutinin
masih tetapangka
dijumpai
1/40
dengan memakai uji widal slide
4-6
bulan
(prosedur pemeriksaan
aglutination
Aglutinin
H
antara 9
membutuhkanmenetap
waktu 45 lebih
menit)lama
menunjukkan
bulan
2 tahun
nilai
ramal
positif 96%. Artinya apabila hasil tes
positif,
Antibodi
timbul
lebih
lambat
dan
96%Vikasus
benar
sakit
demam
tifoid,
akan
tetapimenghilang
apabila negatif
tidakpenderita
menyingkirkan.
biasanya
setelah
Banyak
mengatur pendapat apabila titer
sembuhsenter
dari sakit.
aglutinin
sekali
periksa
1/200 atau pada
O
Beberapa
jenis
serotipe
Salmonella
titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka
lainnya (misalnya
S.
paratyphi
A,
B, C)
diagnosis
demam
tifoid
dapat
ditegakkan.
Deteksi
terhadap
memiliki
dan H juga,
sehingga
Aglutinin
Hantigen
banyak O
dikaitkan
dengan
pasca
Aglutinin
Antigen
O masa
menimbulkan
reaksi
silanglampau,
dengansedang
jenis Vi
imunisasi
atau infeksi
(somatik)
dan
antigen
Hdeteksi
bakteri lainnya,
dan
bisa
menimbulkan
aglutinin
dipakai
pada
pembawa
(flagella)
hasil positif
palsu
(false positive).
kuman
S. typhi
(karier).
Banyak peneliti
mengemukanan
bahwayang
uji serologi
kurang
Semakin
nilai
Padahaltinggi
sebenarnya
positif widal
kuman
dapat
sebab
dapat timbul positif palsu
pengenceran
non S.dipercaya
typhi yang
(bukan
tifoid).
pada kasus
demam
tifoid yang terbukti biakan
positif
semakin
besar
darah positif.
prediktif
penderita
Widal Test
Tubex TF
test
Exclude
malaria
Klinis umum
+
gejala
Gejala
dan adanya
limfosit
infeksi akut Penunjang
naik/normal, Widal
Positive
(serodiagnosis)
CONFIRME
D
TYPHOID
FEVER
Kultur (darah,
khas
+
sum-
tul,feses/cairans
usus) positive
Widal > 1/320
Treatment
Indikasi Rawat
Inap
Demam tifoid dengan
komplikasi/penyulit atau bila
dipertimbangkan perawatan dirumah
oleh keluarga tidak adekuat.
Komplikasi yang bisa terjadi:
dehidrasi, perdarahan saluran cerna,
perforasi usus, hepatisis tifosa,
meningitis, pneumonia,
pyelonephritis, endokarditis dll.
Nutrisi
Cloramphenicol / Tiamphenicol
50 100 mg/kgBB/hari, selama 10 14
hari
Berikatan dengan ribosom sub unit 50s
Banyak terjadi resistensi, namun masih
banyak digunakan
Efektif dalam menurunkan demam dan
intensitas gejala dalam 3 5 hari
Murah dan mudah didapat
AE : anemia aplastik, depresi sumsum
tulang, hemolisis, reaksi alergi, reaksi
saluran cerna
Ceftriaxone
Dosis yang dianjurkan adalah 50
100 mg/kgBB/hari, tunggal atau
dalam 2 dosis iv.
Cefotaxime
Dosis yang dianjurkan adalah 150
Cyprofloxacin
Dosis yang dianjurkan adalah 2 x 200
400 mg oral pada anak berumur lebih dari
10 tahun.
Pilihan bagi yang resisten
Pencegahan
Sebagian besar penularan melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi (kurang bersih)
maka pencegahan terutama penyediaan air
bersih dan penyajian/pengelolaan makanan
yang sehat serta sanitasi lingkungan. Bagi
mereka yang berisiko sakit (anak-anak) atau
sumber penular (mereka yang terkait dengan
penyajian makanan) sangat dianjurkan
pemberian vaksin.
Vaksin yang tersedia saat ini:
A. Oral Typhoid Vaccine (Ty21A) : vaksin hidup
B. Parenteral Inactivated Typhoid Vaccine: mati,
subkutan
C. Typhoid Vi Capsular Polysaccharide Vaccine: IM
KESIMPULAN
Demam tifoid adalah suatu penyakit
infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Bakteri
salmonella typhi bersama makanan /
minuman masuk ke dalam tubuh melalui
mulut.
Walupun gejala demam tifoid pada anak
lebih bervariasi, secara garis besar gejalagejala yang timbul adalah :
Demam satu minggu atau lebih.
Gangguan saluran pencernaan.
Gangguan kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
THANK YOU
ANY QUESTION ?