Professional Documents
Culture Documents
com/2012/05/22/perlukah-dilakukan-amandemen-terhadap-uud-1945/
Perlukah Dilakukan Amandemen Terhadap UUD 1945
Posted on 22 Mei 2012 by lhkp
Oleh: Drs. Indriyanto, S.H., M.Hum.
Pendahuluan
Pada masa reformasi ini, pembicaraan dan usul untuk melakukan amandemen terhadap UUD
1945 semakin santer disuarakan berbagai pihak. Prinsipnya, perubahan terhadap UUD itu
bukanlah sesuatu yang haram karena situasi dan kondisi berdasarkan pengalaman
pemerintahan masa lalu dirasakan banyak terjadi kekurangan-kekurangan politis dalam
mengelola negara dan bangsa ini. Ujung-ujungnya, UUD 1945 dianggap tidak sesuai jaman lagi
dan perlu diamandemen.
Sebenarnya, amandemen terhadap UUD 1945 (Batang Tubuh-nya) dimungkinkan berdasarkan
pasal 3 dan pasal 37 UUD 1945. Oleh karena itu tidaklah menyalahi hukum tata negara
Indonesia bila ada usaha untuk melakukan amandemen UUD demi kelancaran dalam kehidupan
berkebangsaan Indonesia. Mengapa perlu diamandemen? Memang, sehubungan dengan
perdebatan mengenai perubahan politik di Indonesia akhir-akhir ini dan berangkat adanya
keharusan perubahan politik di Indonesia disebabkan karena dominasi negara dan aparataparatnya di masa Orde Baru, maka perubahan yang mendasar diperlukan sebagai upaya
pemulihan hak-hak rakyat dan lembaga-lembaga tinggi negara.
Dominasi negara merupakan akibat dari proses penyelenggaraan kehidupan kenegaraan dan
politik yang diwarnai cara-cara yang tidak mencerminkan nilai-nilai keadilan, kemandirian,
kesejahteraan. Sementara itu pada tingkat lembaga, yang berkembang adalah cara-cara berpolitik
yang bersifat monolitik, monopolistik dan yang serba tunggal. Cara-cara inilah yang perlu
ditinggalkan jika yang dikehendaki adalah kehidupan kenegaraan dan politik yang melayani,
memberdayakan,dan memfasilitasi upaya rakyat menyelesaikan masalah.
Penyelenggaraan kehidupan kenegaraan dan politik yang baik akan terlaksana bila dapat
memenuhi kebutuhan rakyat akan tiga hal, yaitu: 1. Pelayanan dalam rangka mencapai keadilan;
2. Pemberdayaan dalam rangka mewujudkan kemandiriann; 2. Pembangunan dalam rangka
mencapai kesejahteraan. Pemenuhan ketiga kebutuhan ini memerlukan lembag-lembaga dan
perilaku dalam supra struktur politik dan infrastruktur politik maupun lembaga-lembaga yang
accountable, responsible, dan responsive.
Setting Historis
Pada saat UUD 1945 ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, oleh para penyusunnya (PPKI)
UUD ini memang dimaksudkan sebagai UUD sementara.
4. 4. mewujudkan aturan main kehidupan bernegara yang lebih baik dengan penekanan
pada:
1. a. pembagian kekuasaan (distibution of power) yang lebih tegas di antara
lembaga-lembaga negara yang ada serta menghilangkan adanya executive heavy
seperti yang terdapat pada UUD terdahulu.
2. b. pemberian atribusi kewenangan yang jelas pada lembaga tertinggi dan
lembaga tinggi negara.
3. c. menghindari adanya interpretasi ganda dalam pasal-pasal UUD
4. d. memberikan kepastian hukum dan perlindungan yang jelas terhadap hak asasi
manusia.
Adapun cara untuk melakukan perubahan terhadap UUD 1945, yaitu dengan menggunakan
mekanisme pasal 37 UUD 45 tanpa menggunakan referendum atau pasal 37 UUD 1945 dengan
menggunakan referendum terlebih dahulu. Tentunya yang kita pilih adalah cara yang pertama,
yakni dengan menggunakan pasal 37 tanpa melalui referendum, maka terlebih dulu MPR sebagai
pemegang kedaulatan harus mencabut ketetapan MPR nomor IV/MPR/1983 tentang referendum
sebagai derivatif dari pasal 37. Sebab jika kita menggunakan referendum untuk mengubah UUD
1945 tidaklah mudah, bahkan hampir dapat dipastikan tidak mungkin terlaksana.
Menurut UU Nomor 5 tahun 1985 tentang referendum, sebelum diadakan perubahan terhdap UU
D 45, rakyat harus dimintai pendapat melalui referendum dengan syarat 90% yang mempunyai
hak suara harus ikut dalam referendum dan yang setuju untuk mengadakan perubahan terhadap
UUD 1945 harus 90% dari pemberi suara menyatakan setuju untuk diubah. Dengan demikian
aturan untuk mengadakan perubahan UUD 1945 dengan menggunakan referendum tidak akan
terlaksana, karena syaratnya sangat berat untuk dipenuhi.
MPR yang baru akan terbentuk nanti, setelah mencabut ketetapan No. IV/MPR/1983 tentang
referendum beserta UU pelaksanaannya (UU No. 5 tahun 1985 tentang referendum) kemudian
melaksanakan kewenangannya untuk menetapkan undang-undang dasar. Mekanisme atau cara
perubahannya adalah sesuai dengan ketentuan dngan pasal 37 UUD 1945 dengan cara yang lebih
mudah dan sederhana.
Penutup
Tampaknya, amandemen terhadap UUD 1945 merupakan hal yang urgen untuk segera
dilaksanakan. Tidak layak lagi bagi kita bangsa Indonesia yang memasuki era globalisasi dunia
ini hanya terkungkung oleh persoalan politik yang tidak demokratis lantaran produk UUD dan
perangkat peraturan lainnya. Oleh sebab itu, perubahan dan amandemen terhadap UUD 1945
apapun alasannya adalah perlu segera dilakukan demi kelangsungan demokrasi bangsa Indonesia
yang kita cita-citakan bersama.