Professional Documents
Culture Documents
Pembangunan
pelabuhan
membutuhkan
biaya
yang
sangat
besar,sehingga
menghadap arah datang gelombang dan mulut pelabuhan dibuat lebih lebar untuk
memudahkan pelayaran.
Gambar a adalah contoh pelabuhan yang terlindung oleh pulau. Sehingga tidak
membutuhkan break water, pelabuhan ini dibuat dengan mengeruk alur pada perairan dangkal
dan alur pelayaran diperlebar di depan dermaga untuk manuver kapal. Contoh pelabuhan
seperti ini ada pada pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap yang terlindung oleh pulau
Nusakambangan.
Gambar b adalah pelabuhan yang ada di teluk. Perairan di teluk relatif tenang
dibanding lautan terbuka, namun ketika pasang, gelombag datang tegak lurus
teluk.Dibutuhkan pemecah gelombang di satu sisi tebing untuk mengurangi gangguan
gelombang, alur pelayaran dibuat disisi lainnya, pengerukan dilakukan pada kolam pelabuhan
dan alur pelayaran untuk memudahkan kapal masuk ke pelabuhan. Contoh pelabuhan seperti
ini antara lain pelabuhan perikanan Sadeng di DIY.
Gambar c adalah bentuk pelabuhan yang menggunakan dua pemecah gelombang.
Dibuat kolam pelabuhan berbentuk lingkaran dengan jari jari dua kali panjang kapal terbesar
untuk memudahkan kapal merubah arah dengan mudah. Contoh tipe pelabuhan seperti ini
antara lain pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Gambar d adalah pelabuhan yang dibuat dengan kolam pelabuhan berada di darat.
Biasanya dipilih untuk mengurangi panjang pemecah gelombang yang sangat mahal,
terutama di laut dengan gelombang sangat besar.contoh pelabuhan tipe ini adalah pelabuhan
Perikanan Samudra Cilacap.
Tata letak dan lebar mulut pelabuhan harus direncanakan dengan cermat. Dalam
perjalanannya masuk ke pelabuhan, tinggi gelombang berkurang berangsur-angsur karena
adanya proses difraksi. Tinggi gelombang di kolam pelabuhan dapat dihitung dengan rumus
Stevenson, dibawah ini
ALUR PELAYARAN
melempar sauh digunakan sebagai tempat penungguan sebelum kapal bisa masuk pelabuhan.
Daerah ini harus terletak sedekat mungkin dengan alur masuk, dasar daerah ini harus
mempunyai daya tahanan yang baik untuk menahan jangkar, kedalaman tidak boleh kurang
dari 1,15 kali draft maksimum kapal terbesar dan tidak boleh lebih dari 100 m.
Sedapat mungkin alur masuk ini lurus. Pantai dangkal membutuhkan alur pelayanan
yang lebih panjang dari Untuk menunjukkan posisi alur pelayaran digunakan pelampung di
sebelah kanan laut berwarna merah dan di sebelah kiri berwarna hijau.
Untuk kapal kecil, bisa merapat dengan bantuan mesin sendiri. Unutk kapal besar
membutuhkan kapal tunda untuk menghela kapal merapat di dermaga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke pelabuhan
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
Dengan :
H : Kedalaman alur
D : draft kapal
R : ruang kebebasan bersih
G : gerak vertical kapal karena gelombang dan suat
P : ketelitian pengukuran
S : pengendapan sedimen
K : toleransi pengerukan
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi yang ditentukan berdasarkan muka
air surut terendah saat pasang purnama atau LLWS (lower low water spring tide). Elevasi
pengerukan alur ditetapkan dari elevasi dasar alur nominal dengan memperhitungkan jumlah
endapat yang terjadi antara dua periode pengerukan, toleransi pengerukan, dan ketelitian
pengerukan.
Draft kapal dapat dilihat pada table 1.1 di bawah ini dengan menambah angka koreksi
min 0.3 m karena adanya salinitas dan kondisi muatan.
Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan kecepatan
kapal. Squat dihitung berdasarkan kecepatan maksimum diijinkan. Besar squat dapat dihitung
menggunakan rumus dibawah ini.
Gerak kapal relative terhadap posisinya pada waktu tidak bergerak di air diam adalah
penting di dalam perencanaan alur dan mulut pelabuhan. Gerak vertical kapal digunakan
untuk menentukan kedalaman, dan gerakan horizontal digunakan untuk menentukan lebar
alur.
4. Alur yang tidak terbuka terhadap gelombang. Ruang kebebasan brito 10% draft
kapal.
5. Kolam pelabuhan tidak terlindung gelombang, ruang kebebasan bruto 10% - 15%
draft kapal.
6. Kolam pelabuhan terlindung gelombang, ruang kebebasan bruto 7% draft kapal.
Selain acuan dri brunn, OCDI juga meberikan cara penentuan kedalamn alur yaitu
dengan menambahkan kelonggaran terhadap kedalaman kolam pelabuhan.
Untuk
Kolam pelabuhan harus tenang, punya luas dan kedalam yang cukup. OCDI
memberikan beberapa besaran untuk menentukan dimensi kolam pelabuhan. Pada kolam
yang digunakan untuk penambatan di depan dermaga atau tiang penambat, mempunyai
daerah perairan yang cukup. Panjang kolam tidak kurang dari panjang total kapal (L oa)
ditambah dengan lebar kapal, sedangkan lebar kolam tidak kurang dari yang dibutuhkan
untuk penambatan dan keberangkatan kapal yang aman. Apabila dermaga digunakan untuk
tambatan tiga kapal atau kurang, lebar kolam diantara dermaga adalah sama dengan Loa.
Sedang dermaga untuk empat kapal atau lebih , lebar kolam adalah 1,5 Loa.
Luas kolam putar minimum adalah luas lingkarang dengan jari-jari 1.5xLoa kapal
terbesar. Bila perputaran menggunakan kapal tunda, jari-jari kolam putar sama dengan Loa.
Kedalaman kolam pelabuhan menurut OCDI disajikan dalam table di bawah ini. Bila
karakteristik kapal tidak ada pada table, kedalaman kolam pelabuhan dapat dihitung dengan
rumus 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana.
PEMECAH GELOMBANG
Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.
2.
3.
Ketersediaan batu dalam jumlah besar dan biaya angkutan dari lokasi batu ke proyek
yang ekonomis akan mengarahkan pemilihan tipe pemecah gelombang. Factor penting
lainnya adalah karakteristik dasar laut yang mendukung bangunan di bawah pengaruh
gelombang. Kedalaman air juga penting terutama untuk analisa stabilitas bangunan. Berikut
adalah keuntungan dan kerugaian ketiga tipe pemecah gelombang.
Dalam perencanaan pemecah gelombang sisi miring, ditentukan berat butir batu
pelindung dengan menggunakan rumus Hudson.
Rumus 5.1 memberikan berat butir yang sangat besar. Untuk memperkecil harga
pemecah gelombang, maka dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar terdiri dari batu dengan
ukuran seperti rumus 5.1, semakin ke dalam semakin kecil.
Dimensi pemecah gelombang sisi miring meliputi, elevasi puncak yang dihitung
berdasarkan kenaikan gelombang (run up), lebar puncak ditentukan minimum sama dengan
lebar tiga butir batu pelindung yang disusun berdampingan namun harus cukup lebar untuk
keperluan operasi peralatan saat pelaksanaan dan perawatan. Lebar puncak dapat dihitung
dengan rumus
Tebal lapis dan jumlah butir batu tiap satu luasan dapat diperoleh dengan
rumus dibawah ini.
dibawah muka air terendah ke dasar bangunan tidak kurang dari 1 sampai 1 tinggi
gelombang. Kedalaman maksimum pemecah gelombang adalah antara 15 20 meter. Bila
lebih dari itu, maka harus dibuat lebar dengan lebar lebih besar sama dengan tingginya.
Pemecah gelombang jenis ini dapat dibuat apabila tanah dasar memiliki daya dukung
besar dan tahan terhadap erosi.
1. Tinggi gelombang maksimum harus ditentukan dengan baik, stabilitas terhadap guling
sangat penting.
2. Tinggi dinding harus cukup untuk mencegah klapotis
3. Pondasi harus didesain agar tidak terjadi erosi .
Pelabuhan Tanjung mas Semarag menggunakan pemecah gelombang tipe ini, tiang
pancang baja dipancang sampai kedalaman 30 m.
Rumus ini dapat dipakai untuk kondisi gelombang pecaah maupun tidak pecah.
Tekanan gelombang pada permukaan dinding vertical diberi oleh rumus-rumus berikut ini.
Dalam rumus Goda digunakan tingggi gelombang rencana yang nilainya adalah
Hmax=1,8 Hs dan periode maksimum adalah periode gelombang signifikan.
Tekanan ke atas dihitung dengan rumus :
Selanjutnya dapat dihitung gaya gelombang dan momen yang ditimbulkan oleh
gelombang terhadap kaki pemecah gelombang vertical dengan rumus berikut ini.
Dengan B adalah lebar dasar bangunan vertical. Gambar dibawah ini adalah
penjelasan tentang gaya tekanan dan angkat serta momennya.