You are on page 1of 24

TINJAUAN PERENCANAAN PELABUHAN

Pembangunan

pelabuhan

membutuhkan

biaya

yang

sangat

besar,sehingga

membutuhkan perencanaan yang sangat masak. Keputusankeputusan itu berdasarkan


pertimbangan ekonomi,politik dan teknis. Adapun factor yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan pelabuhan ialah kebutuhan akan pelabuhan dan pertimbangan ekonomi,
volume perdagangan laut, dan adanya hubungan dengan daerah pedalaman baik melalui darat
maupun air. Kebutuhan pelabuhan timbul untuk memenuhi beberapa hal, seperti :
a. Pelabuhan yang didasarkan pertimbangan politik, contohnya Pelabuhan militer,
dan pelabuhan perintis
b. Pelabuhan untuk melayani/meningkatkan kegiatan ekonomi dan menunjang
kelancaran perdagangan antar pulau atau Negara (eksport, import).
c. Pelabuhan khusus untuk menunjang kelancaran produksi suatu perusahaan.
Contohnya pelabuhan Kuala Tanjung milik PT.Inalum di Sumatra, LNG Arun di
Lhokseumawe, dan sebagainya.
Sebelum memuali pembangunan harus dilakukan survey volume perdagangan baik
saat pembangunan maupun di masa mendatang, lalu ketersediaan hubungan dengan daerah
pedalaman merupakan pendukung utama untuk menentukan lokasi pelabuhan. Setelah
beberapa studi tsb dilakukan, kemudian ditetapkan lokasi, fungsi utama, dan jenis serta
volume barang yang dilayani. Langkah berikutnya adalah membuat penyelidikan lapangan
lengkap untuk perencanaan akhir pelabuhan. Penyelidikan lapangan tsb antara lain survey
hidrografi dan topografi, penyelidikan tanah, angina, arus, pasang surut dan gelombang.
Untuk bisa memberi pelayanan yang baik dan cepat, pelabuhan harus bisa memenuhi
persayratan berikut ini :
1. Harus ada hubungan yang mudah dengan transportasi darat.
2. Berada di lokasi yang mempunyai daerah pengaruh subur dengan populasi
penduduk yang cukup padat.
3. Harus memiliki kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
4. Kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menunggu
untuk merapat ke dermaga.
5. Harus memiliki fasilitas bongkar muat barang dan gudang penyimpanan.
6. Harus memiliki fasilitas untuk mereparasi kapal.
Pada umumnya pelabuhan memiliki bangunan-bangunan seperti pada gambar di
bawah ini. Gambar dibawah ini adalah layout suatu pelabuhan berikut dengan
keterangannya.

1. Alur pelayaran, berfungsi mengarahkan kapal-kapal yang akan keluar/masuk


pelabuhan. Alur pelayaran harus memiliki kedalaman yang cukup untuk bisa dilalui
kapal-kapal.
2. Pemecah gelombang (Break water), berfungsi melindungi daerah perairan pelabuhan
dari gangguan gelombang. Untuk daerah yang terlindung secara alami (selat, teluk,
atau muara sungai) tidak memerlukan breakwater.
3. Kolam pelabuhan, merupakan perairan dimana kapal berlabuh untuk bongkar muat,
memutar,dsb. Kolam pelabuhan harus terlindung dari gelombang dan memiliki
kedalaman yang cukup.
4. Dermaga, berfungsi untuk merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu
bongkar muat barang. Dermaga yang sejajar pantai disebut wharf sedangkan yang
menjorok ke laut disebut pier atau jetty.
5. Alat penambat, berfungsi untuk menambatkan kapal pada waktu merapat di dermaga
maupun pada saat menunggu di kolam pelabuhan. Bentuk penambat bisa berupa
pelampung penambat yang di tempatkan diluar dan di dalam perairan dan dolphin
yang terbuat dari tiang-tiang yang dipancang dan dilengkapi alat penambat.
6. Kantor syahbandar, untuk menentukan layak/tidak kapal berlayar
7. Gudang, ada dua jenis gudang yaitu gudang terminal untuk keperluan administrasi
dan gudang lini I digunakan untuk menympan barang yang membutuhkan
pelindungan terhadap cuaca dan hujan. Untuk penyimpanan barang besar, berat
(mesin,besi,dll) yang tidak mudah hilang dan rusak akibat cuaca dan hujan disimpan
di penumpukan terbuka.
8. Fasilitas bahan bakar untuk kapal
9. Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain untuk membawa kapal
masuk/keluar pelabuhan.
10. Peralatan bongkar muat barang seperti crane, forklift, straddle carrier, sidelift truck,
dsb

Pemilihan lokasi pelabuhan dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik lokasi


meliputi aksesibilitas,daerah pengaruh (hinterland),ketersediaan lahan, kondisi oseanografi,
dan fasilits pendukung. Kelayakan pelabuhan tersebut dengan memperhatikan biaya
pembangunan dan perawatan bangunan, biaya operasi dan pemeliharaan, pengahasilan
pelabuhan dan manfaat pelabuhan terhadap daerah pengaruh.
Dalam tinjauan pelayaran, diharapkan kapal-kapal yang masuk ke mulut pelabuhan
tidak menerima serangan gelombang dan angina pada sisi tegak lurus kapal yang dapat
membahayakan gerak kapal. Mulut pemecah gelombang sebaiknya menghadap arah
datangnya gelombang, Namun mulut pelabuhan yang menghadap arah gelombang
mengakibatkan energi gelombang yang besar masuk ke dalam pelabuhan sehingga
mengganggu aktivitas kapal di pelabuhan, selain itu akan menyebabkan sedimentasi di
pelabuhan. Dari petimbangan pertimbangan tersebut, dipilih mulut pelabuhan tidak

menghadap arah datang gelombang dan mulut pelabuhan dibuat lebih lebar untuk
memudahkan pelayaran.
Gambar a adalah contoh pelabuhan yang terlindung oleh pulau. Sehingga tidak
membutuhkan break water, pelabuhan ini dibuat dengan mengeruk alur pada perairan dangkal
dan alur pelayaran diperlebar di depan dermaga untuk manuver kapal. Contoh pelabuhan
seperti ini ada pada pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap yang terlindung oleh pulau
Nusakambangan.

Gambar b adalah pelabuhan yang ada di teluk. Perairan di teluk relatif tenang
dibanding lautan terbuka, namun ketika pasang, gelombag datang tegak lurus
teluk.Dibutuhkan pemecah gelombang di satu sisi tebing untuk mengurangi gangguan
gelombang, alur pelayaran dibuat disisi lainnya, pengerukan dilakukan pada kolam pelabuhan
dan alur pelayaran untuk memudahkan kapal masuk ke pelabuhan. Contoh pelabuhan seperti
ini antara lain pelabuhan perikanan Sadeng di DIY.
Gambar c adalah bentuk pelabuhan yang menggunakan dua pemecah gelombang.
Dibuat kolam pelabuhan berbentuk lingkaran dengan jari jari dua kali panjang kapal terbesar
untuk memudahkan kapal merubah arah dengan mudah. Contoh tipe pelabuhan seperti ini
antara lain pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Gambar d adalah pelabuhan yang dibuat dengan kolam pelabuhan berada di darat.
Biasanya dipilih untuk mengurangi panjang pemecah gelombang yang sangat mahal,
terutama di laut dengan gelombang sangat besar.contoh pelabuhan tipe ini adalah pelabuhan
Perikanan Samudra Cilacap.
Tata letak dan lebar mulut pelabuhan harus direncanakan dengan cermat. Dalam
perjalanannya masuk ke pelabuhan, tinggi gelombang berkurang berangsur-angsur karena
adanya proses difraksi. Tinggi gelombang di kolam pelabuhan dapat dihitung dengan rumus
Stevenson, dibawah ini

ALUR PELAYARAN

Alur pelayaran dibuat untuk mengarahkan kapal masuk ke kolam pelabuhan.


Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal terbesar yang masuk
ke pelabuhan dan kondisi meterologi dan oseanografi.
Alur pelayaran ditandai dengan alat bantu pelayaran berupa pelampung dan lampulampu. Daerah pendekatan, alur msuk dan saluran dibedakan menurut tinggi tebing. Berikut
diabawah ini adalah layout alur pelabuhan.

Di daerah pendekatan h=0


Di alur masuk 0<h<H dan perbandingan h/H<0,4
Di saluran h>H
Dengan h adalah kedalaman pengerukan, dan H adalah kedalaman alur. Daerah kapal

melempar sauh digunakan sebagai tempat penungguan sebelum kapal bisa masuk pelabuhan.
Daerah ini harus terletak sedekat mungkin dengan alur masuk, dasar daerah ini harus
mempunyai daya tahanan yang baik untuk menahan jangkar, kedalaman tidak boleh kurang
dari 1,15 kali draft maksimum kapal terbesar dan tidak boleh lebih dari 100 m.
Sedapat mungkin alur masuk ini lurus. Pantai dangkal membutuhkan alur pelayanan
yang lebih panjang dari Untuk menunjukkan posisi alur pelayaran digunakan pelampung di
sebelah kanan laut berwarna merah dan di sebelah kiri berwarna hijau.

Untuk kapal kecil, bisa merapat dengan bantuan mesin sendiri. Unutk kapal besar
membutuhkan kapal tunda untuk menghela kapal merapat di dermaga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke pelabuhan
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.

Keadaan traffic kapal


Keadaan geografi dan meterologi daerah alur
Sifat fisik dan variasi dasar saluran
Fasilitas-fasilitas yang diberikan pada pelayaran
Karakteristik maksimum kapal yang menggunakan pelabuhan
Kondisi pasang surut, arus dan gelombang.
Keuntungan alur masuk pelabuhan yang besar antara lain :
Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pasang surut akan lebih besar
Berkurangnya batasan gerak kapal yang memiliki draft besar
Dapat menerima kapal berukuran besar ke pelabuhan
Mengurangi waktu penungguan kapal yang hanya dapat masuk saat air pasang
Mengurangi waktu transit barang.
Kedalaman air ini ditentukan oleh beberapa factor seperti yang ditunjukkan dalam

gambar dibawah ini.

Dengan :
H : Kedalaman alur
D : draft kapal
R : ruang kebebasan bersih
G : gerak vertical kapal karena gelombang dan suat
P : ketelitian pengukuran
S : pengendapan sedimen
K : toleransi pengerukan
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi yang ditentukan berdasarkan muka
air surut terendah saat pasang purnama atau LLWS (lower low water spring tide). Elevasi
pengerukan alur ditetapkan dari elevasi dasar alur nominal dengan memperhitungkan jumlah
endapat yang terjadi antara dua periode pengerukan, toleransi pengerukan, dan ketelitian
pengerukan.
Draft kapal dapat dilihat pada table 1.1 di bawah ini dengan menambah angka koreksi
min 0.3 m karena adanya salinitas dan kondisi muatan.

Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan kecepatan
kapal. Squat dihitung berdasarkan kecepatan maksimum diijinkan. Besar squat dapat dihitung
menggunakan rumus dibawah ini.

Gerak kapal relative terhadap posisinya pada waktu tidak bergerak di air diam adalah
penting di dalam perencanaan alur dan mulut pelabuhan. Gerak vertical kapal digunakan
untuk menentukan kedalaman, dan gerakan horizontal digunakan untuk menentukan lebar
alur.

Brunn memberikan nilai ruang kebebasan bruto untuk menyederhanakan perhitungan,


untuk berbagai daerah berikut ini,
1. Laut terbuka, gelombang besar, kecepatan kapal besar. Ruang kebebasan bruto
20% dari draft kapal maksimum.
2. Daerah kapal membuang suah, gelombang besar. Ruang kebebasan bruto 15% dari
draft kapal.
3. Alur diluar kolam pelabuhan, gelombang besar. Ruang kebebasan bruto 15% dari
draft kapal

4. Alur yang tidak terbuka terhadap gelombang. Ruang kebebasan brito 10% draft
kapal.
5. Kolam pelabuhan tidak terlindung gelombang, ruang kebebasan bruto 10% - 15%
draft kapal.
6. Kolam pelabuhan terlindung gelombang, ruang kebebasan bruto 7% draft kapal.
Selain acuan dri brunn, OCDI juga meberikan cara penentuan kedalamn alur yaitu
dengan menambahkan kelonggaran terhadap kedalaman kolam pelabuhan.

Untuk

menetapkan kedalaman, perlu diperhitungkan ruang untuk pengendapan dan toleransi


pengukuran dan pengerukan.
Lebar alur pelayaran tergantung pada beberapa factor, yaitu :
1. Lebar, kecepatan, dan gerakan kapal
2. Trafik kapal
3. Kedalaman alur
4. Stabilitas tebing alur
5. Angin, gelombang, dan arus.
Cara menentukan alur oleh OCDI ditampilkan pada table berikut ini. Untuk alur
diluar pemecah gelombang, lebar alur harus lebih besar dari pada nilai table agar kapal dapat
melakukaan maneuver dengan aman.

Gambar lebar alur satu jalur

Gambar lebar alur dua jalur


Untuk mengurangi kesulitam pelayaran, sedapat mungkin trase alur pelayaran
merupakan garis lurus. Factor yang mempengaruhi pemilihan trase adalah kondisi tanah
dasar, kondisi pelayaran, peralatan bantu dan pertimbangan ekonomis. Secara garis besar
trase ditentukan oleh kondisi local dan tipe kapal yang akan menggunakan.
Jari-jari minimum kapal yang membelok tanpa bantuan kapal tunda adalah :
R3L untuk < 25o
R5L untuk 25o <<35o
R10L untuk >35o
Lebar alur pada belokan dibuat lebih besar untuk mempermudah gerakan kapal.
Pelebaran bervariasi mulai dari 2-4 kali lebar kapal terbesar.

Kolam pelabuhan harus tenang, punya luas dan kedalam yang cukup. OCDI
memberikan beberapa besaran untuk menentukan dimensi kolam pelabuhan. Pada kolam
yang digunakan untuk penambatan di depan dermaga atau tiang penambat, mempunyai
daerah perairan yang cukup. Panjang kolam tidak kurang dari panjang total kapal (L oa)
ditambah dengan lebar kapal, sedangkan lebar kolam tidak kurang dari yang dibutuhkan
untuk penambatan dan keberangkatan kapal yang aman. Apabila dermaga digunakan untuk
tambatan tiga kapal atau kurang, lebar kolam diantara dermaga adalah sama dengan Loa.
Sedang dermaga untuk empat kapal atau lebih , lebar kolam adalah 1,5 Loa.

Luas kolam putar minimum adalah luas lingkarang dengan jari-jari 1.5xLoa kapal
terbesar. Bila perputaran menggunakan kapal tunda, jari-jari kolam putar sama dengan Loa.
Kedalaman kolam pelabuhan menurut OCDI disajikan dalam table di bawah ini. Bila
karakteristik kapal tidak ada pada table, kedalaman kolam pelabuhan dapat dihitung dengan
rumus 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana.

Kolam didepan dermaga harus tenang untuk memungkinkan penambatan selama


95%-97,5% dari hari atau lebih dalam satu tahun. Tinggi gelombang kritis untuk bongkar
muat di depan fasilitas tambatan ditentukan berdasarkan jenis kapal,ukuran dan kondisi
bongkar muat.

PEMECAH GELOMBANG
Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.

Pemecah gelombang sisi miring


Pemecah gelombang dari tumpukan batu alam, blok beton, gabungan antara
batu pecah dan blok beton, tetrapods, wuadripods, tribars, dolos dan
sebagainya. Dibagian atas biasanya dilengkapi dinding beton untuk menahan
limpasan air diatas bangunan.

2.

Pemecah gelombang sisi tegak


Dinding blok beton massa yang disusun secara vertical, kaison beton, sel turap
baja yag didalamnya diisi batu, dinding turap baja atau beton dan sebagainya.

3.

Pemecah gelombang campuran.


Merupakan gabungan tipe 1 dan 2.

Ketersediaan batu dalam jumlah besar dan biaya angkutan dari lokasi batu ke proyek
yang ekonomis akan mengarahkan pemilihan tipe pemecah gelombang. Factor penting
lainnya adalah karakteristik dasar laut yang mendukung bangunan di bawah pengaruh
gelombang. Kedalaman air juga penting terutama untuk analisa stabilitas bangunan. Berikut
adalah keuntungan dan kerugaian ketiga tipe pemecah gelombang.

Pemecah gelombang sisi miring


Memiliki sifat sangat fleksibel, kerusakan yang terjadi akibat gelombang tidak secara
tiba-tiba, kerusakan mudah diperbaiki.
Butir batu pemecah gelombang sisi miring biasanya disusun dalam beberapa lapis dari
ukuran besar di luar dan semakin kecil ke dalam. Butir pelindung bisa merupakan beton
buatan seperti tetrapod, tribar, hexapod, dolos dan sebagainya dikarenakan sulit mendapat
batu alam dengan berat yang sangat besar.

Dalam perencanaan pemecah gelombang sisi miring, ditentukan berat butir batu
pelindung dengan menggunakan rumus Hudson.

Rumus 5.1 memberikan berat butir yang sangat besar. Untuk memperkecil harga
pemecah gelombang, maka dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar terdiri dari batu dengan
ukuran seperti rumus 5.1, semakin ke dalam semakin kecil.
Dimensi pemecah gelombang sisi miring meliputi, elevasi puncak yang dihitung
berdasarkan kenaikan gelombang (run up), lebar puncak ditentukan minimum sama dengan
lebar tiga butir batu pelindung yang disusun berdampingan namun harus cukup lebar untuk
keperluan operasi peralatan saat pelaksanaan dan perawatan. Lebar puncak dapat dihitung
dengan rumus

Tebal lapis dan jumlah butir batu tiap satu luasan dapat diperoleh dengan
rumus dibawah ini.

Saat gelombang menghantam bangunan, gelombang akan merayap keatas pada


permukaan bangunan (run up) . Untuk menentukan besar run up gelombang pada bangunan
dengan permukaan miring untuk berbagai tipe material, Irriabaren melakukan percobaan dan
mnghasilkan sebuah grafik dan bilangan irribaren untuk berbagai jenis material. Grafik
tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung run down (Rd)

Pemecah gelombang sisi tegak


Pada pemecah gelombang sisi miring, energy gelombang dapat dihancurkan melalui
runup permukaan sisi miring, gesekan dan turbulensi.yang disebabkan ketidak teraturan
permukaan. Pemecah gelombang ini biasanya ditempatkan di laut dengan kedalaman lebnih
besar dari tinggi gelombang. Tinggi pemecah gelombang diatas muka air pasang tertinggi
tidak boleh kurang dari 1 1/3

sampai 1 1/2 tinggi gelombang maksimum. Kedalaman

dibawah muka air terendah ke dasar bangunan tidak kurang dari 1 sampai 1 tinggi
gelombang. Kedalaman maksimum pemecah gelombang adalah antara 15 20 meter. Bila
lebih dari itu, maka harus dibuat lebar dengan lebar lebih besar sama dengan tingginya.
Pemecah gelombang jenis ini dapat dibuat apabila tanah dasar memiliki daya dukung
besar dan tahan terhadap erosi.

Supaya aman dari penggerusan maka panjang dasar

bangunan adalah kali panjang gelombang terbesar.


Pemecah gelombang sisi tegak dapat dbuat dari blok-blok beton massa dengan berat
10-50 ton yang disusun vertical, kaison beton, turap beton atau baja yang dipancang dan
sebagainya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pemecah gelombang sisi tegak,
yaitu :

1. Tinggi gelombang maksimum harus ditentukan dengan baik, stabilitas terhadap guling
sangat penting.
2. Tinggi dinding harus cukup untuk mencegah klapotis
3. Pondasi harus didesain agar tidak terjadi erosi .
Pelabuhan Tanjung mas Semarag menggunakan pemecah gelombang tipe ini, tiang
pancang baja dipancang sampai kedalaman 30 m.

Gelombang yang menghantam pemecah gelombang sisi tegak akan memberikan


tekanan pada bangunan tersebut. Tekanan tersebut dapat dicari menggunakan rumus Goda
yang memberikan distribusi tekanan berbentuk trapezium.

Rumus ini dapat dipakai untuk kondisi gelombang pecaah maupun tidak pecah.
Tekanan gelombang pada permukaan dinding vertical diberi oleh rumus-rumus berikut ini.

Dalam rumus Goda digunakan tingggi gelombang rencana yang nilainya adalah
Hmax=1,8 Hs dan periode maksimum adalah periode gelombang signifikan.
Tekanan ke atas dihitung dengan rumus :

Selanjutnya dapat dihitung gaya gelombang dan momen yang ditimbulkan oleh
gelombang terhadap kaki pemecah gelombang vertical dengan rumus berikut ini.

Gaya angkat dan momen terhadap ujung belakang kaki bangunan :

Dengan B adalah lebar dasar bangunan vertical. Gambar dibawah ini adalah
penjelasan tentang gaya tekanan dan angkat serta momennya.

Pemecah gelombang campuran


Merupakan pemecah gelombang sisi tegak yang dibuat diatas pemecah gelombang
tumpukan batu. Dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah dasar tidak mampu
menahan beban pemecah gelombang sisi tegak. Saat air surut, berfungsi sebagai pemecah
gelombang sisi miring dan saat air pasang menjadi pemecah gelombang sisi tegak. Pemecah
gelombang ini harus dapat menahan gelombang pecah.
Tipe ini memerlukan pertimbangan lebih lanjut mengenai perbandingan sisi tegak
dengan tumpukan batunya. Pada dasarnya ada tiga macam, yaitu :
1. Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air tertinggi, sisi tegaknya hanya sebagai
penutup bagian atas.
2. Tumpukan setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus menahan air
tertinggi (pasang).
3. Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi tegak.

You might also like