Professional Documents
Culture Documents
Riwayat sosial dan psikiatrik keluarga serta fungsi keluarga paling baik
didapatkan dari orang tua.1
Untuk melangsungkan wawancara yang berguna dengan seorang
anak usia berapapun, klinisi harus akrab dengan perkembangan normal
1
alat
permainan
ukur
perkembangan
mengungkapkan
tingkat
standar.
Pengamatan
perkembangan
anak
pada
dan
pertemuan.
Teknik
yang
dapat
mempermudah
berlekuk Winnicott,
yang
sebagian
berakhiran
terbuka
dengan
sedih
ketika
ia
dijauhkan
dari
semua
temannya
harus
waspada
dengan
respons
mereka
sendiri
tua
mendidik,
membimbing,
dan
mendisiplinkan
serta
Hal
demikian
disebabkan
karena
anak
dan
Koch
(1983),
orang
tua
yang
antara lain:
otoriter
amat
berkuasa
terhadap
anak,
memegang
demokratis
kepercayaan
mandiri
diri
membuat
yang
menumbuhkan
maupun
mendorong
keputusan
sendiri
keyakinan
dan
tindakan-tindakan
akan
berakibat
selalu
mendengarkan
keluhankeluhan
dan
dalam
pengambilan
keputusan.2
Barnadib
(1986)
mengatakan
bahwa
Sutari
orang
tua
Imam
yang
dengan
persoalanpersoalannya.
Pola
asuhan
Tipe
orang tua
asuh permisif
disiplin
pada
anak.
Hurlock
(1976)
permisif,
kurang
tegas
dalam
menerapkan
untuk
berbuat
dan
memenuhi
pada
peraturan,
dll.
Pola
asuh
permisif
dapat
orientasi
dapat
mencerminkan
kerusakan
organik,
berbicara
anak,
irama,
latensi
untuk
menjawab,
menetap
di
dalam
permainan
dan
khayalan
juga
harus
mencatat
kisaran
ekpresivitas
emosi
anak,
dengan halu dari satu afek ke afek lain, dan pergeseran emosional
yang labil dan tiba-tiba.1
Proses dan Isi Pikir
Di dalam mengevaluasi gangguan pikir pada anak, klinisi harus
selalu mempertimbangkan apakah perkembangan yang diharapkan
menurut usia anak dan apakah yang menyimpang untuk setiap
kelompok umur. Evaluasi bentuk pikir termasuk asosiasi longgar,
pikiran magis yang berlebihan, preserverasi, ekolalia, kemampuan
anak untuk membedakan khayalan dengan kenyataan, kalimat
koheren, dan kemampuan untuk memberikan alasan dengan logis.
Evaluasi isi pikir mencakup waham, obsesi, tema, rasa takut,
keinginan, preokupasi, dan minat,
Gagasan bunuh diri selalu merupakan bagian dari pemeriksaan
status mental untuk anak yang cukup verbal untuk mengerti
pertanyaan serta cukup usia untuk mengetahui konsepnya. Anak
dengan intelegensi rata-rata lebih dari 4 tahun biasanya memiliki
pemahaman mengenai apakah yang nyata dan apakah yang purapura dan dapat dinyatakan mengenai gagasan bunuh diri, meskipun
konsep yang tegas mengenai keabadian kematian bisa tidak ada
sampai beberapa tahun kemudian.
Pikiran agresif dan gagasan membunuh dikaji juga disini. Gangguan
persepsi, seperti halusinasi, juga dikaji. Halusinasi visual dan
audiotorik sementara pada anak yang masih sangat kecil tidak
selalu menunjukkan penyakit psikotik berat, tetapi mereka pantas
mendapatkan penyelidikan lebih lanjut.
Keterkaitan Sosial
Pemeriksa mengkaji kesesuaian respons anak pada pewawancara,
tingkat umum keterampilan sosial, kontak mata, dan derajat
keakraban atau penarikan diri di dalam proses wawancara. Perilaku
yang terlalu ramah dan akrab dapat sama menyulitkannya dengan
respons penarikan diri dan segan yang ekstrem. Pemeriksa mengkaji
harga diri anak, area umum dan spesifik kepercayaan diri, serta
keberhasilan dengan keluarga dan hubungan dengan teman sebaya.
9
Perilaku Motorik
Bagian pemeriksaan status mental ini mencakup pengamatan
tingkat aktivitas anak, kemampuan untuk memberikan perhatian
dan
untuk
melaksanakan
tugas-tugas
yang
sesuai
dengan
mengkaji
fungsi
intelektual
anak,
kemampuan
dengan
informasi
umum
anak,
kosa
kata,
dan
angka
atau
untuk
menambahkan
suatu
angka
dapat
menunjukkan
lesi
di
otak.
Pemeriksaan
fisik
dapat
pemeriksaan
neuropsikiatrik
adalah
pengkajian
tanda
neurologi halus dan anomali fisik ringan. Tanda halus terkait dengan
kisaran luas cacat perkembangan sering terjadi pada anak dengan
intelegensi rendah, hendaya belajar dan gangguan perilaku. Tanda halus
dapat mengacu pada gejala perilaku (yang kadang-kadang dikaitkan
dengan kerusakan otak, seperti impulsivitas dan hiperaktivitas berat),
temuan fisik (termasuk gerakan luapan kontralateral), dan berbagai tanda
nonfokal (seperti gerakan koreiform ringan, keseimbangan yang buruk,
inkoordinasi ringan, asimetri langkah, nistagmus, dan menetapnya refleks
infantil). Tanda halus neurologis perlu dicatat, tetapi tidak spesifik di
dalam menegakkan diagnosis psikiatri.
Anomali fisik ringan atau ciri dismordfik terjadi dengan frekuensi
yang lebih tinggi dari biasanya pada anak dengan cacat perkembangan,
hendaya belajar, gangguan bicara dan bahasa, serta hiperaktivitas.
Seperti pada tanda neurologis halus, pencatatan anomali fisik ringan
merupakan bagian pengkajian neuropsikiatrik, tetapi hal ini jarang
membantu proses diagnostik dan tidak berarti prognosis baik atau buruk. 3
Anomali fisik ringan termasuk palatum dengan lengkung tinggi, lipatan
epikantus,
hipertelorisme,
telinga
letak
rendah,
lipatan
palmar
transversal, ubun ubun rambut multiple, kepala besar, lidah beralur dan
sindaktil parsial beberapa jari kaki.
Jika gangguan kejang dipertimbangkan di dalam diagnosis banding
atau dicurigai adanya abnormalitas struktur otak, elektroensefalogram
(EEG), computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging
(MRI).
11
mental
serta
di
dalam
kecurigaan
terhadap
gangguan
perkembangan.
Pengkajian
bayi
sangat
bertumpu
pada
fungsi
sensorimotor,
sedangkan uji intelegensi pada anak yang lebih tua dan remaja mencakup
fungsi perkembangan yang lebih lanjut, termasuk kemampuan verbal,
sosial dan kognitif abstrak.1
Uji Intelegensi untuk Anak Usia Sekolah dan Remaja
Uji intelegensi yang paling luas digunakan untuk anak usia sekolah
dan remaja adalah edisi ketiga Wechsler Intelligence Scale for Children
(WISC-III). Uji ini dapat diberikan pada anak dari usia 6 hingga 17 tahun,
menghasilkan IQ verbal, IQ kinerja dan gabungan IQ skala penuh. WISC-II
12
terdiri atas substes verbal dan kinerja, yang skornya tidak dimasukkan di
dalam perhitungan IQ.
Rerata skala penuh IQ adalah 100; 70 hingga 80 menunjukkan
fungsi intelektual ambang; 80 hingga 90 berada di kisaran rerata yang
rendah; 90 sampai 109 adalah rata-rata; 110 hingga 119 adalah rata-rata
tinggi; dan di atas 120 adalah kisaran superior atau sangat superior.
Stanford-Binet Intelligence Scale meliputi usia berkisar dari 2 hingga
24 tahun. Skala ini mengandalkan gambar, lukisan, dan objek untuk anak
dengan usia yang masih sangat muda dan kinerja verbal untuk anak yang
lebih tua dan remaja. Skala intelegensi ini adalah versi paling awal uji
intelegensi dari jenisnya dan menghasilkan skor usia mental serta IQ.
Meskipun intelegensi seorang anak relatif stabil selama bertahuntahun usia sekolah dan remaja, beberapa faktor dapat memengaruhi
intelegensi dan skor anak pada suatu uji intelegensi. Fungsi intelektual
anak dengan penyakit jiwa berat dan anak-anak dari tingkat sosioekonomi
rendah dapat berkurang seiring waktu, sedangkan IQ anak dengan
kualitas lingkungan yang baik dapat meningkat seiring waktu. Faktorfaktor yang memengaruhi keakuratan tes adalah motivasai, keadaan
emosional, ansieta dan lingkungan budaya.4
Alat Diagnostik
Dua jenis utama alat diagnostik yang digunakan oleh klinisi dan peneliti
adalah wawancara diagnostik dan kuesioner. Wawancara diagnostik
dilakukan pada anak atau orang tuanya dan sering dirancang untuk
memberikan cukup informasi mengenai berbagai aspek fungsi guna
menentukan apakah suatu kriteria terpenuhi dari revisi teks edisi keempat
the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV-TR).
Beberapa diantaranya adalah:
Kiddie Schedule for Affective Disorders and Schizophernia for
School-Age Children (K-SADS)
K-SADS dapat digunakan untuk anak dari usia 6 hingga 18 tahun.
KSADS menampilkan beberapa pilihan/pertanyaan dengan ruang
untuk klarifikasi gejala. K-SADS memberikan informasi mengenai
13
diagnosis terkini dan diagnosis yang ada pada tahun lalu. Juga
terdapat versi yang dapat memastikan diagnosis seumur hidup.
Child and Adolescent Psychiatric Assesment (CAPA)
CAPA adalah wawancara yang berdasarkan pewawancara yang
dapat digunakan untuk anak dari usia 9 hingga 17 tahun. CAPA
berbentuk modul sehingga beberapa entitas diagnostik tertentu dapat
didapatkan tanpa harus memberikan keseluruhan wawancara. CAPA
meliputi gangguan perilaki mengganggu, gangguan mood, gangguan
ansietas, gangguan makan, gangguan tidur, gangguan eliminasi,
gangguan penggunaan zat, gangguan tic, skizofrenia, gangguan stres
pasca trauma, dan gejala somatisasi.
Diagnostic Interview for Children and Adolescents (DICA)
Versi terkini DICA dikembangkan pada tahun 1997 untuk mengkaji
informasi
maupun
yang
menghasilkan
DSM-III-R.
Meskipun
diagnosis
awalnya
baik
menurut
dirancang
DS-IV-TR
untuk
suatu
gangguan
ansietas,
gangguan
depresif,
gangguan
14
Daftar
tilik
ini
tidak
digunakan
secara
spesifik
untuk
menegakkan diagnosis.
Diagnosa
Tugas klinisi termasuk menegakkan semua diagnosa yang sesuai
menurut DSM-IV-TR. Beberapa situasi klinis tidak memenuhi DSM-IV-TR,
tetapi menimbulkan hendaya dan membutuhkan perhatian dan intervensi
psikiatri. Klinisi yang mengevaluasi anak sering berada di posisi yang
menentukan dampak perilaku anggota keluarga terhadap kesejahteraan
anak. Pada banyak kasus, tingkat hendaya seorang anak akan terkait
dengan faktor yang terbentang melebihi diagnosis psikiatri, seperti
penyesuaian anak terhadap kehidupan keluarganya, hubungan dengan
teman sebaya dan penempatan edukasional.
Sesuai dengan kasus yang ada maka di sini hanya ada diagnosis banding
dari masalah yang ada.
Differential Diagnosis
Retardasi Mental
Retardasi mental didefinisikan sebagai fungsi intelektual umum
yang sangat di bawah rata-rata sehingga menyebabkan atau disertai
gangguan
perilaku
adaptif
yang
bermanifestasi
selama
periode
yang
didapat
mencakup
trauma
perinatal
seperti
16
defisit
Tingginya
perilaku
perhatian/hiperaktivitas
interpersonal
dan
yang
fungsi
sangat
bahasa
tinggi.
yang
pemeriksaan
adanya
kelainan
kromosom
17
retardasi
mental
adalah
pencegahan
primer,
sekunder, tersier,
Pencegahan
Primer
Pencegahan primer meliputi tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi keadaan yang menimbulkan
terjadinya gangguan yang terkait dengan retardasi mental. Caranya
mencakup edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
umum dan kesadaran akan retardasi mental; upaya profesional
kesehatan yang berkelanjutan untuk meyakinkan dan memperbaiki
kebijakan
kesehatan;
perawatan
kesehatan
undang-undang
anak
dan
ibu
untuk
yang
menyediakan
optimal;
eradikasi
meminimalkan
gejala
sisa
atau
hendaya
selanjutnya
(pencegahan tersier).
18
retardai
komprehensif
yang
haru
memberikan
mencakup
pelatihan
program
keterampilan
perilaku
pengharapan
yang
menimbulkan
ansietas,
meningkatkan
kompetensi
dan
harga
diri
sambil
meningkatkan
interaksi
sosial,
persahabatan
farmakologis
untuk
dan
terapi
19
defisit
atensi/hiperaktivitas
terdiri
dari
pola
tidak
hingga
persen
pada
anak-anak
sekolah
dasar
beberapa
anak
yang
hipotesis
bahwa
lain
turut
berperan
di
dalam
mulainya
atau
anak,
faktor
familial-genetik,
masyarakat
untuk
patuh
dengan
cara
dan
tuntutan
berprilaku
atau
21
kadang-kadang
datang
akibat
gangguan
komunikasi
atau
dan
lepas-lama
(Rithalin,
Rithalin
SR,
Concerta,
yang
hanya
mengandung
D-enantiomer,
tentang
ciri
negtivistik
pada
populasi
nonklinis
dan
menentang
keinginan
orang
lain
sangat
dalam
psikoanalitik
klasik
mengaitkan
konflik
tidak
yang
diperkuat,
yang
melalui
perilaku
ini,
anak
yang
sesuai.
Terapi
perilaku
memfokuskan
untuk
Epidemiologi
Gangguan mood meningkat seiring dengan meningkatnya
usia, dan prevalensi pada kelompok usia berapapun secara drastis
lebih tinggi di dalam kelompok rujukan psikiatrik dibandingkan
populasi umum. Gangguan mood pada anak prasekolah sangat
jarang.5
Depresi
lebih
lazim
ditemukan
pada
anak
laki-laki
anak-anak
peran
prasekolah
pengaruh
dengan
lingkungan
gambaran
klinis
mungkin
akan
(70
persen)
tentang
hal
daripada
ini
remaja
kemungkinan
(43
persen).
depresi
pada
bahwa
hasil
klinis
pada
beberapa
anak
anak
yang
terdepresi
sebagai
respons
terhadap
dewasa
yang
terdepresi
telah
remaja
dengan
gangguan
depresi
mayor
sering
27
dan
bertujuan
remaja
yang
untuk
menantang
meningkatkan
kompetensi
cukup
kemampuan
sosial.
Edukasi
berat.
Terapi
keyakinan
menyelesaikan
dan
partisipasi
kognitif-perilaku
maladaptif
dan
masalah
serta
keluarga
adalah
remaja
dengan
ADHD
dan
depresi.
Venlafaxine
yang
(electro
resisten-terapi
dengan
psikosis,
gejala
katatonik
dan
Daftar Pustaka
1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri. Edisi ke-2.
Jakarta: EGC; 2010.h.555-633.
2. St. Aisyah. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap tingkat agresivitas
anak. Makassar: Universitas Negeri Makassar. c2010 - [cited 2012 Dec
28]. Available from: http://www.ft-unm.net
29
30
Asri Habsari
10.2010.273
D1
03 Januari 2013
31