Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.
POKOK BAHASAN:
Page 1
2.
Page 2
Page 3
3.
DAMPAK EMPIRIS
a. Asap kabut (1950 an)
Page 4
Maka
regulasi
pemerintah
adalah
barang
siapa
Page 5
Waduk Gadjahmungkur
Didisain utk pola tanam p-p-p, kurang lebih enam tahun
kemudian setelah dibangun diubah menjadi pola p-p-pw.
Akibatnya kelebihan air 105 jt m3/thn
Padahal daerah irigasi yg ideal telah dijadikan sawah dan lebar
saluran tidak memperhitungkan tambahan kelebihan debit ini.
Akibatnya terjadi redisain saluran, pintu air dan menggunakan
pompa untuk mengairi sawah yang berelevasi lebih tinggi.
Page 6
4.
Kelembagaan Internasional
a. Wakil Swedia pada 28 Mei 1968 menyarankan ke PBB agar
ada konferensi internasional ttg lingkungan hidup
b. Dalam
Strategy
Pembangunan
International
bagi
penanggulangan
kemerosotan
kualitas
lingkungan
c. STOCKHOLM (1972)
Pada 5-16 Juni 1972 diadakan United Nation Confrerence
on the Human Environment di Stockholm diikuti 113
negara, dan tanggal 5 Juni ditetapkan sebagai Hari
Lingkungan Hidup Sedunia
Hasil:
o Deklarasi tentang Lingkungan Hidup Manusia atau
Stockholm Declaration (Preambul dan 26 Asas)
o Action Plan dari Lingkungan Hidup Manusia (119
rekomendasi)
o Rekomendasi tentang Kelembagaan dan Keuangan utk
Action Plan
d. WECD
Pada Desember 1983 Sidang Umum PBB No. 38/161
dibentuk
World
Commission
on
Environment
and
menerapkan 6 approches:
Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA-Ilmu Lingkungan Dalam Konteks Ketekniksipilan
Page 7
o
o
o
o
o
o
Interdependency
Sustainability
Equality
Security and Environment Risk
Education and Communication
International Cooperation
e. Rio (1992)
Pada 3 -14 Juni 1992 Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di
Rio de Janeiro sbg peringatan 20 thn Konferensi
Stockholm 1972. Konferensinya disebut: United Nation
Conference on Environment and Development (UNCED)
diikuti 177 kepala Negara dan wakil pemerintah.
o Hasil yang menonjol adalah disepakainya Agenda 21,
yaitu suatu kerangka kerja yang disepakati masyarakat
international
berkelanjutan
untuk
pada
mencapai
abad
21.
yang
pembangunan
seharusnya
Page 8
f. Rio+10 (2002)
Main article: World Summit on Sustainable Development
The Johannesburg Plan of Implementation, agreed at the
World
Summit
on
Sustainable
Summit 2002)
affirmed
implementation"
of
Development
UN commitment
Agenda 21
for
culture,
(Earth
to
"full
alongside
and
Page 9
g.
Rio+20 (2012)
the
attending
members
reaffirmed
their
Page 10
h.
Konvensi
Page 11
5. AGENDA 21 INDONESIA
Agenda 21 Indonesia terdiri atas 4 (empat) bagian, yaitu:
Bagian I:
Pelayanan masyarakat, dan ini dibagi ke dalam 6 (enam) Bab,
yaitu :
Bab 1 tentang Pengentasan Kemiskinan;
Bab 2 tentang Perubahan Pola Konsumsi;
Bab 3 tentang Dinamika Kependudukan;
Bab 4 tentang Pengelolaan dan Peningkatan Kesehatan;
Bab 5 tentang Pengembangan Perumahan dan Pemukimam;
Bab 6 tentang Sistem Perdagangan Global, Instrumen
Ekonomi, serta Neraca Ekonomi dan Lingkungan Terpadu.
Bagian II:
Pengelolaan Limbah, yang dibagi ke dalam 5 (lima) Bab, yaitu:
Bab (7) Perlindungan Atmosfir;
Bab (8) Pengelolaan Bahan Kimia Beracun;
Bab (9) Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
Bab (10) Pengelolaan Limbah Radioaktif;
Bab (11) Pengelolaan Limbah Padat dan Cair.
Page 12
Bagian III :
Pengelolaan Sumber daya Tanah, yang dibagi ke dalam 4 (empat)
Bab, yaitu:
Bab (12) Perencanaan Sumberdaya Tanah;
Bab (13) Pengelolaan Hutan;
Bab (14) Pengembangan Pertanian dan Pedesaan;
Bab (15) Pengelolaan Sumberdaya air.
Bagian IV:
Pengelolaan Sumber daya Alam, dibagi ke dalam 3 (tiga) Bab,
yaitu:
Bab (16) Konservasi Keanekaragaman Hayati;
Bab (17) Pengembangan Teknologi;
Bab (18) Pengelolaan Terpadu Wilayah Pesisir dan Lautan.
Page 13
6.
PROTOKOL KYOTO
Ide dasar:
Negara-negara industri mengurangi minimal 5% atau seperti
keadaan 150 thn yg lalu dari tingkat emisi 1990 menjelang
2008-2012
Mengapa:
Pada 1850 ketika revolusi industri mulai konsentrasi gas rumah
kaca (grk) penting CO2 diatmosfer adlh 290 ppmv (part per
million by volume). Thn 2000 telah 350 ppmv dan 2100 akan jadi
580 ppmv dengan kenaikan temperature bumi 4,500 C, bila
konsumsi energi tetep spt sekarang,
Page 14
7.
a. Konsep
1). Egoisme etis
Dalam egoisme etis yang dianggap relevan secara hakiki dalam
pertimbangan moral ialah dan hanyalah si pelaku moral (moral
Page 15
Hukum
Di Indonesia dengan Hukum Tata Lingkungan dengan asas,
yaitu principe of:
wewenang
fairplay: permainan layak
reasonbleness: keadilan dan kewajaran
meeting raised expectation: menanggapi harapan
yang ditimbulkan
undoing the consequences of an annuled decession:
meniadakan akibat keputusan yang batal
protecting the personal way of live: perlindungan
atas pandangan hidup
wisdom or sapientia: kebijaksanaan
public service: penyelenggaraan kepentingan umum
Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA-Ilmu Lingkungan Dalam Konteks Ketekniksipilan
Page 16
B. AMDAL
Dalam konsep Amdal akan selalu dibahas untuk ketiga hal
masalah yaitu Geofisik-kimia,
dalam pembangunan
1. Usaha-usaha
adalah:
yang
diperkirakan
berdampak
penting
Page 17
Page 18
penciutan
sumbardaya
hayati
saat
ini
akan
emas,
batubara,
minyak
dll.
Untuk
yang
Page 19
dipandang
sebagai
problematik
sains
dan
Akibatnya
inflasi
tahunan
memperoleh
panjang terabaikan.
Dalam hal
ini masalah
Page 20
produksi
plywood
adalah
hasil
pengolahan
Page 21
resources).
Karena
air
tanah
dan
udara
Product).
Dalam
suatu
perhitungan
investasi
selalu
Page 22
Manusia
melihat
lingkungan
sebagai
obyek
untuk
lingkungan
adalah
interdependensi
manusia,
manusia
mempengaruhi
termasuk
makhluk
dan
juga
cukup
tersedia,
informasi
lingkungan
melalui
dan
energi.
Sejak
peradaban
dumulai
Page 23
dari
lingkungan
hingga
hakekatnya
adalah
serrakus.
Ilmu ekonomi bertolak dari paradigma bahwa manusia
menghasrati lebih
pengusaha
perlu
laba
maksimal.
Iklan
Akibatnya
pengurasan
lingkungan
sebagi
Page 24
C. UPL-UKL
Dasar:
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun
2010 Tanggal : 7 Mei 2010 Tentang Format Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
Contoh Format:
Format penyusunan UKL-UPL sesuai dengan SK Bupati
Bondowoso Nomor 390 tahun 2005 adalah sebagai berikut:
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
1.2
Dasar Hukum
1.3
BAB II.
2.1
2.2
2.3
2.4
(1)
(2)
Tahap konstruksi
(3)
Tahap Operasi
(4)
Page 25
2.5
2.6
Fisik Kimia
1)
2)
Fisiografi
3)
Hidrologi
4)
Hidrooseanografi
5)
Tata Ruang
Page 26
LINGKUNGAN HIDUP.
Uraikan secara singkat dan jelas :
1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah dan
mengelola dampak termasuk upaya untuk menangani dan
Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA-Ilmu Lingkungan Dalam Konteks Ketekniksipilan
Page 27
LAMPIRAN
Pada bagian ini dilampirkan berbagai keputusan perijinan yang
berkaitan usaha dan / atau kegiatan.
4. Aspek Hukum pelaksanaan UKL-UPL di Kabupaten/KOTA
Instrumen pendukung yang diperlukan dalam pelaksanaan UKL
UPL, antara lain:
- Pedoman pelaksanaan UKL-UPL
- Kriteria batasan jenis dan besaran usaha/kegiatan wajib UKL-
Page 28
UPL
- Pembentukan Tim Pengarah UKL-UPL
Berikut ini inventarisasi terhadap perangkat hukum pendukung
pelaksanaan UKL-UPL di Kabupaten Bondowoso:
Tabel 1 :
Page 29
fenomenanya
sendiri
akan
menyesuaikan
menuju
kemungkinan
dampak
yang
timbul
dari
suatu
Page 30
Page 31
4. Saluran drainase
Yang dimaksud saluran drainasi adalah pembanguanan
suatu selokan untuk membuang air agar tidak terjadi genangan.
a. Memperkecil resapan air
b. Banjir di hilir
5. Tanggul banjir
Tanggul
adalah
bangunan
timbunan
tanah
yang
Page 32
7. Jembatan
a. Erosi dasar (scouring)
b. Erosi samping (A maka V +)
8. Kaptering
Yang dimaksud dengan
penaNgkap air pada mata air.
kaptering
adalah
bangunan
10. Dermaga
Dermaga pada umumnya dibuat agar kapal dapat merapat
dipantai hingga lalu lintas manusia maupun barang dari
darat ke kapal atau sebaliknya dapat dengan
mudah
dilaksanakan.
a. Offshore current
b. Longshore current
Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA-Ilmu Lingkungan Dalam Konteks Ketekniksipilan
Page 33
dilirik
daerah
laut
dipinggir
pantai
untuk
Page 34
Page 35
Page 36
E. KOMPUTASI
1. Cerobong Asap
a. Konsentrasi debu
Untuk menyebarkan debu dari sisa pembakaran dipergunakan
cerobong asap. Pembakaran ini terutama yang menggunakan
bahan baku batu bara seperti pada PLTU, pabrik semen dll.
Semua tulisan ini disarikan dari Peavy et all (1985).
Dengan cerobong asap maka butiran akan terdispersi dan
menyebar hingga jarak tertentu masih memenuhi baku mutu
yang dipersyaratkan yaitu 260 m. Dalam hal ini akan dikaji
diameter butiran sisa pembakaran yang keluar dari ujung
cerobong asap fungsi jarak, dengan asumsi bahwa dengan
butiran tertentu dibawah baku mutu masih jatuh diwilayah
pabrik dan tidak mengganggu permukiman penduduk.
1). Menurut Taylor-Gauss:
2
Vs X
Q
2
=
C
exp H
/
2
z
X ,00
U y z
100 U
Dengan:
C(X,0,0)
Q
H
Vs
U
X
y
z
:
:
:
:
:
:
:
:
Page 37
Page 38
Page 39
CONTOH 1:
Pabrik Semen Gresik
Q
U
H
Vs
=
=
=
=
=
X ,00
Q
U y z
exp H
2
Vs X
2
/
2
z
100 U
Page 40
CONTOH 2:
Hitung C(X,0,0) pada jarak 500 m, 1000 m, 2000 m, dengan data
sbb:
Q = 6416 mg/s
U = 2 m/s (Beaufort)
H = 70 m
Vs = 4 cm/s diameter > 70 m
6416
4
.
500
2
C(500,0,0) =
exp 70
/ (2.40 )
2.50.40
100.2
Page 41
C(x, y ) =
Q
U y z
C(X,Y)
Q
H
U
X
Y
y
z
:
:
:
:
:
:
:
:
exp 1 H
2 z
2
2
1 Y
exp
2 y
Q
C(x, y ) =
exp 1 H
U y z
2 z
Page 42
CONTOH 3:
Pusat pembangkit membakar 5,45 t/j batubara, H = 75 m,
Batubara mengandung 4,2 % sulfur, kecepatan angin 6 m/s,
keadaan atmosphere tipe C
Berapa emisi, jarak terjauh dan konsentrasinya?
Page 43
X = 650 m y = 75
1 75 2
127
exp
=
6 46,5 75
2 46,5
Page 44
X = 100 U
Vs
Q
z ln
C( x , 0, 0 )U y z
0.50
CONTOH 1:
Q
U
H
Vs
=
=
=
=
=
X = 2.880 m
Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA-Ilmu Lingkungan Dalam Konteks Ketekniksipilan
Page 45
CONTOH 2:
Q = 6416 mg/s
U = 2 m/s (Beaufort)
H = 70 m
Vs = 4 cm/s diameter > 70
Berapa jarak X utk C = 0,260 mg/m3 (baku mutu)
Misal X =
Grafik: y = 124 ; z = 95
X = 1610 m
Page 46
V X
H= s
100 U
Q
+ z ln
C( x,0,0)U y z
0.50
CONTOH:
Page 47
V d
1.40
V
h = d s
U
1+ T
Ts
Dengan:
Vs
d
U
P
T
Ts
=
=
=
=
=
=
Page 48
CONTOH:
Cerobong dengan keadaan:
H = 203 m
Diameter dalam = 1,07 m
U = 3,56 m/s,
Temperatur udara = 13o C
Tekanan atmosphere = 1000 millibars
Vs = 9,14 m/s
Temperatur gas di cerobong = 149o C.
Ta = 273 + 13 = 286 K
Ts = 273 + 149 = 422 K
T = 422 286 = 136 K
= 6,60 m
Maka Tinggi efectif cerobong H:
H = 203 + 6,60 = 209,60 m
Page 49
g p a
d2
Vs =
p
18
Dengan:
Vs
g
p
a
dp
=
=
=
=
=
=
CONTOH:
Diameter partikel 50 m, densitas partikel 2,2 kg/m3
Vs
= 7,357.10-5 m/s
Page 50
f. Penurunan Formula
1). Jarak dari Cerobong
Sunyoto (1988) membangun formula utk menghitung jarak
fungsi konsentrasi berdasar Taylor-Gauss:
Misal:
a = exp b
ln a = b
a ln b = ln ba
Prof.Dr.Ir. Sunjoto Dip.HE, DEA-Ilmu Lingkungan Dalam Konteks Ketekniksipilan
Page 51
Maka:
Maka:
Page 52
Daftar Pustaka
Anonimous. 2001. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 17 Tahun 2001 Tentang : Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)
Anonimous. 2005. Surat Keputusan Bupati Bondowoso Nomor 390 tahun 2005
Tentang Format Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pementauan
Lingkungan.
Anonimous. 2009. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32
TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP.
Anonimous. 2010. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun
2010 Tanggal : 7 Mei 2010 Tentang Format Penyusunan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
Hardjasoemantri Koesnadi. 2001. Hukum Tata Lingkungan, Edisi ketujuh, Cetakan
ketujuh belas, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Nugroho, Alois Agus. 1986. Mencari Dasar Etika Lingkungan, Lingkungan dan
Pembangunan, Jurnal Universitas Indonesia 6(1 4), 1986: 67 72.
Peavy H.S., Rowe D.R., Tchobanoglous G. 1985. Water resources and Environmental
engineering, McGraw Hill.
Salim, E. 1992. Kesinambungan Dengan Pembaruan, Dalam Pembangunan
Berwawasan Lingkungan, Analisis CSIS, Tahun XXI, Jakarta, No 6, Nop-Des
1992.
Soemarwoto, Otto. 2001. Atur Diri Sendiri, Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Soemarwoto, Otto. 2004. Agenda 21, Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sunjoto, S. 1994a. Pembangunan Lingkungan Hidup di Indonesia Pada Abad
Mendatang, Pidato Ilmiah Dalam Rangka Dies Natalis XXII IST Akprind
Yogyakarta Mei 1994.
Sunjoto. 2990. Pembangunan Sumberdaya Air Dalam Konteks Hamemayu Hayuning
Bawono, Pidato Pengukuhan pada Fakultas Teknik- UGM Edisi Saintifik,
Yogyakarta 2009.
Page 53