You are on page 1of 42

MAKALAH

PERILAKU KONSUMEN

KELOMPOK

:3

KELAS

:K

ASISTEN

: SUMINI & TITIN

Aditya Yudistira

125040101111163

Anita Rizky Lubis

125040101111162

Bariroh Fuadatinnisa

125040101111165

Basa Uli S.

125040101111166

Anandita Widya Putri

125040101111168

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengetahui minat atau keinginan konsumen terhadap suatu produk sangat
penting bagi prousen, namun untuk mengetahui minat-minat yang diinginkan oleh
konsumen menjadi suatu permasalahan utama bagi produsen dalam memproduksi
dan memasarkan suatu produk. Minat konsumen terhadap suatu produk
merupakan suatu cara atau pandangan bagi produsen untuk mengetahui
kelemahan dan keunggulan produknya sehingga produsen pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas produknya sehingga dapat menarik konsumen.
Agar produsen dapat mengetahui informasi mengenai minat konsumen
terhadap produk yang ditawarkan maka produsen dapat menggunakan quisioner
pengamatan mengenai produk yang ditawarkan, sehingga produsen dapat
mengetahui kelemahan dan mempertahankan maupun meningkatkan keunggulan
produk yang ditawarkan tersebut.
Dalam laporan ini kami membahas mengenai produk Brownies Amanda.
Pencarian data dari Brownies Amanda dilakukan dengan cara membagikan
quisioner kepada konsumen Brownies Amanda tersebut, kemudian data yang telah
diperoleh dimasukkan ke dalam program SPSS. Program tersebut berfungsi untuk
mengetahui tingkat kevalidan data ataupun atribut yang dimiliki.
Ketika atribut tersebut sudah menjadi kevalidan dari pencarian data melalui
program SPSS, maka data-data atau atribut-atribut yang valid tersebut akan
menjadi patokan utama produsen untuk mengetahui seberapa besar minat dan
keinginan konsumen dalam membeli produk tersebut.
Dengan mempelajari dan mengetahui seberapa besar perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi Brownies Amanda, maka dapat menjadi acuan untuk
menentukan rencana pemasaran seperti strategi pemasaran produk Brownies
Amanda sehingga produk tersebut dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Bagi
pengamat dan peniliti ekonomi dapat mengaplikasikan pengetahuannya secara
langsung dalam meneliti kasus perilaku konsumen.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami mengenai :
1. Analisis Cochran Q Test, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Fishbein
2. Cara-cara mengaplikasikan Cochran Q Test, Uji Validitas, Uji Reliabilitas,
dan Fishbein.
3. Untuk mengetahui minat-minat dari konsumen berdasarkan hasil analisis.
4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam produk dan keunggulankeunggulan yg harus di tingkatkan produsen.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Hawkins, Best dan Coney (2007), perilaku konsumen merupakan
studi tentang bagaimana individu, kelompok atau organisasi melakukan proses
pemilihan, pengamanan, penggunaan dan penghentian produk, jasa, pengalaman
atau ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen dan masyarakat.
Berdasarkan uraian dari Hawkins dkk, perilaku konsumen yang
dibedakan atas tujuan pembeliannya tergolong menjadi 2, yaitu :

1. Konsumen akhir (individual) yaitu konsumen yang terdiri atas individu


dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi.
2. Konsumen organisasional yaitu konsumen yang terdiri dari organisasi,
pemakai industri, pedagang dan lembaga non-profit yang tujuan
pembeliannya adalah untuk memperoleh laba atau kesejahteraan
anggotanya.
2.2 Produk dan Atribut
2.2.1 Produk
Pengertian produk (product) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346)
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen,
sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang
dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting
oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
2.1.2 Atribut Produk
Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai
dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:

a. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari

semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari
produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam
strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta
dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik
dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk.
b. Pengemasan (packing)
Pengemasan

(packing) adalah kegiatan merancang dan membuat

wadah atau pembungkus suatu produk.


c. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,
ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat
menerapkan

program Total

Quality

Manajemen (TQM)".

Selain

mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah


untuk meningkatkan nilai pelanggan.
Menurut Teguh Budiarto Atribut-atribut produk adalah sesuatu yang
melengkapi manfaat utama produk sehingga mampu lebih memuaskan
konsumen. Atribut produk meliputi merek (brand), pembungkusan (packaging),
label, garansi atau jaminan (warranty) dan produk tambahan (service). Atribut
dapat dipandang secara obyektif (fisik produk) maupun secara subyektif
(pandangan konsumen).
2.3 Pengertian Analisis Perilaku Konsumen
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil
keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Adapun prinsip-prinsip dasar dalam
analisis perilaku konsumen, antara lain sebagai berikut :
1. Kelangkaan dan terbatasnya pendapatan. Adanya kelangkaan dan
terbatasnya

pendapatan

memaksa

orang

menetukan

pilihan

agar

pengeluaran senantiasa berada dianggaran yang sudah di tetapkan,

meningkatkan konsumsi suatu barang atau jasa harus disertai dengan


pengurangan konsumsi pada barang atau jasa yang lain.
2. Konsumen mampu membandingkan biaya dengan manfaat. Jika dua
barang member manfaat yang sama konsumen akan memilih yang
biayanya lebih kecil. Disisilain, bila untuk memperoleh dua jenis barang
dibutuhkan biaya yang sama, maka konsumen akan memilih barang yang
memberi manfaat lebih besar.
3. Tidak selamanya konsumen dapat memperkirakan manfaat dengan tepat.
Saat membeli suatu barang bisa jadi manfaat yang di peroleh tidak sesuai
dengan harga yang harus di bayarkan: segelas kopi starsbuck, misalnya,
ternyata terlalu pahit untuk harga Rp. 40.000,- percangkir. Lebih nikmat
kopi tubruk di warung kopi yang Rp. 3000,- pergelasnya. Pengalaman
tersebut akan menjadi informasi bagi konsumen yang akan mempengaruhi
keputusan konsumsinya mengenai kopi di masa yang akan datang.
4. Setiap barang dapat di distribusi dengan barang lain. Dengan demikian
konsumen dapat memperoleh kepuasan dengan berbagai cara.
5. Konsumen tunduk terhadap hukum berkurangnya tambahan kepuasan ( the
law of diminishing marginal utility). Semakin banyak jumlah barang yang
di konsumsi, semakin kecil tambahan kepuasan yang dihasilkan. Jika
untuk setiap tambahan barang di perlukan sebesar harga barang tersebut
(p), maka konsumen akan berhenti membeli barang tersebut manakala
manfaat tambahan yang di perolehnya (MU) sama besar dengan tambahan
biaya yang harus di keluarkan.
2.4 Instrumen Pengujian dan Analisis data
2.4.1Analisis Cochran
Uji Q Cochran termasuk pengujian statistik nonparametrik yang digunakan
untuk peristiwa atau perlakuan lebih dari dua. Perlakuan lebih dari dua yang
dimaksud adalah sebelum, ketika, dan sesudah perlakuan.
Uji Q Cochran pada suatu penelitian hanya dinyatakan dengan salah satu dari
dua nilai, secara sembarang dapat dinyatakan dengan nilai 1 sebagai sukses dan
nilai 0 sebagai gagal. Reaksi yang lain dapat berupa nilai 1 sebagai ya
ataupun nilai 0 sebagai tidak.
2.4.2Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2006) Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang
dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk
mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Adapun
tujuan dari uji validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen
(kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
mengkorelasi setiap skor variable jawaban responden dengan total skor masingmasing variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada
taraf siginifikan 0,05 dan 0,01. Tinggi rendahnya validitas instrumen akan
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud.
2.4.3Analisis Iklan Model Fishbien
Model Sikap Fishbein pada prinsipnya akan menghitung Ao (Attitude toward
the object), yaitu Sikap seseorang terhadap sebuah objek, yang dikenali lewat
atribut-atribut yang melekat pada obyek tersebut.
Dengan mengenali sebuah obyek melalui cara melihat, meraba, mencoba dan
menggunakan obyek itu untuk sekian waktu lamanya, maka seorang konsumen
akan mempunyai sikap tertentu terhadap obyek dipakai atau digunakannya
tersebut. Biasanya sebelum konsumen mengkonsumsi sebuah obyek tentunya ia
memiliki suatu harapan-harapan terhadap obyek tersebut. Sehingga setelah
melihat, mencoba dan menggunakannya, konsumen tersebut dapat menilai apakah
obyek yang bersangkutan telah sesuai dengan harapannya.
Dari pemaparan di atas, terlihat bahwa ada dua komponen penting pada
pengukuran sikap Fishbein, yaitu adanya evaluasi dan belief yang ada pada diri
konsumen terhadap sebuah obyek tertentu.
Urutan Pengerjaan sebagai berikut :
1. Menentukan Salient Belief
Setiap produk mempunyai banyak atribut, namun akan lebih baik jika
kepada konsumen (responden) ditanya tentang atribut yang relevan atau

penting saja, yang disebut Salient Belief. Dalam kasus ini ditentukan atribut
adalah Kualitas, Model, Warna dan Harga.
2. Membuat Pertanyaan untuk Mengukur Belief
Setelah atribut ditentukan, konsumen akan ditanya bagaimana keyakian
(belief) dia terhadap atribut tersebut. Isi pertanyaan tentu tidak baku, hanya
diusahakan mengukur keyakinan seseorang terhadap atribut obyek.
3. Membuat Pertanyaan untuk Mengukur Evaluation
Sama dengan pengukuran belief, konsumen akan ditanya bagaimana
evaluasi dia terhadap atribut yang telah diukur beliefnya, apakah penting atau
tidak.
4. Mengukur Sikap terhadap Produk
Pengukuran Sikap dilakukan dengan mengukur keseluruhan atribut
(multiatribut), dengan rumus :
Ao = (bi x ei)
Dimana :

Ao = sikap terhadap produk sepatu


bi = keyakinan konsumen terhadap atribut I dari produk sepatu, sebelum ia

membeli atau menggunakannya


ei = evaluasi konsumen terhadap atribut I dari produk sepatu secara umum
tanpa dikaitkan dengan merk tertentu tanda = penjumlahan dari sejumlah
atribut I yang dalam hal ini ada 4 atribut

2.4 Konsep Pemasaran


Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses
sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan
kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu :
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk
yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada

produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk


tinggi dan distribusi yang luas.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen
disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai
produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu
saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah
menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien
daripasda

para

pesaing

dengan

tetap

melestarikan

atau

meningkatkan

kesejahteraan konsumen dan masyarakat.


6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami
semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui
manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Penetapan Lokasi
Penetapan lokasi penelitian dilakukan di Universitas Brawijaya tepatnya di
Fakultas Pertanian.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - November 2013.
3.2 Metode Pengambilan Keputusan
Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana
dalam pengambilan keputusan pada setiap tahap penelitian. Adapun beberapa
tahapan dari metode pengambilan keputusan antara lain :
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
penelitian dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan
menganalisa data bagi penelitian itu.
2. Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian
Tahapan ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Disini
disajikan lagi latar belakng penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, serta
metode atau prosedur analisis.dan tahapan ini meliputi tahap penyusunan
usulan proyekn penelitian
3. Pengambilan contoh (sampling)
Proses pemilihan sejumlah bagian tertentu dari suatu populasi guna
mewakili seluruh populasi itu.
4. Penyusunan daftar pertanyaan

Merupakan proses penterjemahan tujuan dalam nemtuk pertanyaan untuk


mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan.
5. Kerja lapangan
Tahap ini meliputi pemilihan dan latihan para pewawancara, bimbingan
dalam wawancara serta pelaksanaan wawancara.
6. Editing dan coding
Coding adalah proses memindahkan jawaban yang tertera dalam daftar
pertanyaan kedalam berbagai kelompok jawaban yang dapat disusun dalam
angka dan ditabulasi. Editing biasanya dikerjakan sebelum coding agar
pelaksaan coding dapat sesederhana mungkin.
7. Analisis dan laporan
Meliputi berbagai tugas yang saling berhubungandan terpenting pula
dalam suatu proses penelitian.
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Uji Cochran Q-test
Uji cochran Q test yaitu digunakan untuk mencari atribut atribut yang
diminati oleh konsumen. Berikut merupakan langkah-langkah mencari Cochran Q
test menggunakan program software SPSS.
1. Masukkan hasil quisioner ke dalam excel

2. Buka program SPSS yang telah tersedia, hingga akan muncul seperti
berikut :

3. Masukkan data quisioner dalam bentuk excel ke dalam program SPSS,


dengan cara pilih menu Open kemudian pilih folder letak data yang
tersedia

Files

of

type

formatnya

diubah

ke

dalam

Excel

(*_xls,*_xlsx,*_xlsm). Setelah itu pilih data yang telah disimpan tadi dan
klik Open.

4. Setelah data muncul, langkah selanjutnya yaitu pilih Analyze kemudian


Nonparametic- Test dan pilih K Related Sample

5. Semua atribut yang terletak disebelah kiri, kecuali Nomor dipindahkan ke


sebelah kanan dengan cara klik tanda panah ke kanan dan pilih Cochran
Q- test sehingga ada tanda centang pada kotak Cochran Q- test serta
hilangkan tanda centang pada kotak Friedman kemudian klik OK.

Tampilan setelah dipindahkan.

6. Setelah itu akan diperoleh tampilan hasil seperti berikut

Agar didapat atribut yang valid maka nilai tabel Chi harus lebih besar dari
nilai hitung cochran. Berikut ini adalah tabel chi :

Berdasarkan perhitungan, pada df 9 nilai Cochran hitung sebesar 55,571


dan nilai tabel Chi sebesar 16,919. Dengan demikian masih terdapat atribut yang
tidak valid dan butuh dieliminasi.
Caranya adalah sebagai berikut :
1. Pindahkan atribut yang memiliki value 1 terkecil atau value 0 terbesar
sampai nilai Chitung lebih kecil daripada Qtabel. Dengan cara pilih Analyze
kemudian Nonparametic- Test dan pilih K Related Sample. Setelah itu
centang Cochrans Q dan klik OK. Disini kami memindahkan atribut A4,
A5, A7, dan A8 sampai diperoleh nilai Chitung lebih kecil daripada Qtabel.
Berikut untuk hasil Cochran Q- test pemindahan A8.

Berikut untuk hasil Cochran Q- test pemindahan A5.

Berikut untuk hasil Cochran Q- test pemindahan A7.

Berikut untuk hasil Cochran Q- test pemindahan A4.

2. Setelah dieliminasi maka kita bandingkan hasil Cochran Q-test dengan


menggunakan tabel Chi Square Distribution. Dengan nilai Q hitung > Q
tabel

3.3.2 Analisis Sikap Model Fishbein


Model Sikap Fishbein pada prinsipnya akan menghitung Ao (Attitude
toward the object), yaitu Sikap seseorang terhadap sebuah objek, yang dikenali
lewat atribut-atribut yang melekat pada obyek tersebut.
1. Membuat Pertanyaan untuk Mengukur Belief
Setelah atribut ditentukan, konsumen akan ditanya bagaimana keyakian
(belief) dia terhadap atribut. Dalam kasus ini ditentukan atribut adalah Rasa,
Harga, Tekstur, Kandungan, Variasi Harga, dan Inovasi. Skala pengukuran
yang digunakan yaitu :
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
2. Membuat pertanyaan untuk mengukur evaluation
Sama dengan pengukuran belief, konsumen akan ditanya bagaimana
evaluasi dia terhadap atribut yang telah diukur beliefnya, apakah penting atau
tidak. Skala pengukuran yang digunakan yaitu:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
3. Menginput data hasil quisioner ke dalam excel
Berikut hasil data input Belief (Kepercayaan):

Berikut hasil data input Evaluation (Evaluasi):

4. Membuat tabel lagi dibawah untuk perhitungan respon rata-rata terhadap


atribut dan jumlah hasil perkalian tiap atribut.
Langkah-langkahnya:

Untuk perhitungan respon rata-rata atribut Rasa pada kategori Belief atribut

1 dengan formula: =AVERAGE(C4;D4;E4) dan klik ENTER


Sorot kursor ke kolom bawah sampai ke semua responden untuk
perhitungan respon Belief rata-rata responden lainnya.

Untuk perhitungan respon rata-rata atribut Rasa pada kategori Evaluasi

atribut 2 dengan formula: =AVERAGE(U4;V4;W4) dan klik ENTER.


Sorot kursor ke kolom bawah sampai ke semua responden untuk

perhitungan respon Evaluasi rata-rata responden lainnya.


Lakukan perkalian dari hasil respon Belief rata-rata dan respon Evaluasi

rata-rata dengan formula: =C38*D38 dan klik ENTER.


Sorot kursor ke kolom bawah sampai ke semua responden untuk hasil

perhitungan perkalian respon Belief respon Evaluasi responden lainnya.


Lakukan hal yang sama untuk semua atribut yang telah dinyatakan valid.
Jumlahkan semua data hasil perkalian respon Belief rata-rata dan respon
Evaluasi

rata-rata

untuk

semua

responden

dengan

formula:

=SUM(E38+H38+K38+N38+Q38+T38) dan klik ENTER


Nyatakan jenis respon melalui rentang skala yang telah disediakan yaitu:
Rentang Skala= nilai max-nilai min/ banyak kelas
Rentang Skala= 101.2222-27.88889/5= 14.666662
1. 27.89-42.55 = Sangat Negatif
2. 42.56-57.22 = Negatif
3. 3. 57.23-71.89 = Netral
4. 71.90-86.56 = Positif
5. 5. 86.57-101.23 = Sangat Positif
Berikut hasil perhitungan rata-rata, perkalian, penjumlahan, dan respon

yang diberikan.
3.3.3 Uji Validitas
Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu:

Buka program SPSS yang telah tersedia, hingga akan muncul seperti
berikut:

Masukkan data quisioner dalam bentuk excel ke dalam program SPSS,


dengan cara pilih menu Open kemudian pilih folder letak data yang
tersedia

Files

of

type

formatnya

diubah

ke

dalam

Excel

(*_xls,*_xlsx,*_xlsm). Setelah itu pilih data yang telah disimpan tadi dan
klik Open.

Setelah data muncul, langkah selanjutnya yaitu pilih Analyze kemudiaN


Corellate dan pilih Bivariate. Berikut tampilannya:

Semua atribut yang terletak disebelah kiri dipindahkan ke sebelah kanan


dengan cara klik tanda panah ke kanan.
Tampilan setelah dipindahkan.

Klik OK.
Setelah itu akan diperoleh tampilan hasil seperti berikut.

TRA
Model ini merupakan lanjutan dari analisis yang sebelumnya yaitu analisis
believe dan evaluasi. Berikut merupakan langkah-langkah dalam menganalisis
sikap konsumen setelah membeli produk Brownis Amanda.
1. Membuat kuisioner yang berisi pertanyaan pengaruh keluarga dalam
pembelian Brownis Amanda.
2. Input data hasil kuisioner ke dalam program Excel.
3. Cari total Nb dengan formula: =SUM(I3:K3) dan total MC dengan formula:
=SUM(M3:O3)
4. Selanjutnya cari nilai Sn 1 dengan mengalikan MC 1 x Sn 1, demikian
selanjutnya untuk Sn 2 dengan mengalikan MC 2 x Sn 2 serta MC3 x Sn 3.
5. Kemudian jumlahkan ketiga Sn dengan formula: =SUM(Q3:S3)
Berikut merupakan tampilan Excelnya :

6. Buat sheet baru dengan nama sheet W1 & W2.


7. Pindahkan nama responden pada sheet tersebut dan buat kolom data

bi

yang merupakan total dari penjumlahan data kuesioner believe atribut yang
sudah valid.
8. Buat kolom yang berisi data

ei

yang merupakan total dari

penjumlahan data kuisioner evaluasi atribut yang sudah valid.

9. Buat kolom baru yaitu GMAB yang merupakan penjumlahan

ei

bi

dan

dibagi dua kali jumlah atribut yang valid.

10. Pindahkan data total Nb pada sheet sebelumnnya pada kolom baru dengan
nama kolom

Nbj

11. Pindahkan data total MC pada sheet sebelumnya pada kolom baru dengan
nama kolom

Mcj

12. Selanjutnya buat kolom baru yang merupakan data penjumlahan


dan

Mcj

Nbj

dan dibagi jumlah atribut dengan nama kolom GMSN

13. Cari W1 dengan formula:

GMAB
GMAB +GMSN

14. Cari W2 dengan formula:

GMSN
GMAB +GMSN

Berikut merupakan tampilan Excelnya :

15. Buat sheet baru dengan nama sheet TRA.


16. Pindahkan nama responden dan buat kolom baru yang berisi data total
penjumlahan dari perkalian uji believe dan evaluasi dan diberi nama AB.
17. Buat kolom baru yang berisi data W1 dengan mengopy data dari sheet W1
&W2.
18. Buat kolom baru yang berisi data total SN dengan mengopy data dari sheet
norm subjek.
19. Buat kolom baru yang berisi data W2 dengan mengopy data dari sheet W1 &
W2.
20. Buat kolom baru yang berisi data hasil penjumlahan dari perkalian AB x W1
ditambah Sn x W2 dengan formula: =(C2*B2)+(E2*D2)
21. Kemudian buat kolom baru dengan nama Interpretasi, formulasi yang diisikan
pada

kolom

forlumasi

yaitu

=IF(F2<52;"Tidak

Bermaksud

Membeli";IF(F2>68;"Bermaksud Membeli";"Ragu Ragu Membeli"))


Berikut merupakan tampilannya :
22. Kemudian membuat sheet baru dengan nama model sikap, dan coppy data

pada quisioner believe dan evaluasi


23. Setelah itu buat tabel baru dibawah tabel believe dan evaluasi, tabel baru
tersebut untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk brownies
amanda
Berikut merupakan tampilan excelnya :

24. Langkah selanjutnya setelah membuat sheet model sikap yaitu membuat sheet
hubungan
25. Membuat kolom sikap, kemudian coppy sikap responden yang ada pada sheet
model sikap
26. Langkah selanjutnya membuat kolom mengenai keinginan bertindak
konsumen mengenai produk brownies amanda, dengan cara coppy
interpretasi yang ada pada sheet TRA kemudian paste pada kolom keinginan
bertindak.
Berikut merupakan tampilan dari excelnya :

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian dapat dilihat dari segi umur, jenis
kelamin, dan daerah asal. Adapun karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

Umur

Pada umumnya, responden yang kami temukan berusia 18 tahun hingga


19 tahun. Untuk responden yang berusia 18 tahun, memberikan respon
yang lebih positif terhadap brownies Amanda dibandingkan dengan

responden yang berusia 18 tahun.


Jenis kelamin
Dari hasil analisis diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin
perempuan lebih menyukai brownies Amanda dibandingkan dengan
responden yang berjenis kelamin laki-laki. Pada umumnya kita ketahui

bahwa, perempuan lebih menyukai dibandingkan laki-laki.


Daerah asal responden
Pada penelitian kali ini kita menggunakan responden yang sedang duduk
dibangku kuliah yaitu sebagai mahasiswa tepatnya yang menjadi
mahasiswa

Fakultas

Pertanian,

Universitas

Brawijaya.

Sebagai

mahasiswa yang terkenal di Indonesia, sehingga banyak ditemukan


mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, misalnya dari daerah Pulau
Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi yang berasal dari sebaran
provinsi dimasing-masing pulau.
Untuk responden yang berasal dari Pulau Jawa, pada umumnya
menyukai Brownies Amanda, demikian pula dengan responden kami
yang berasal dari Pulau Sumatera namun responden yang berasal dari
Pulau Sumatera lebih memiliki pandangan positif terhadap produk
tersebut. Sedangkan untuk responden kami yang berasal dari Pulau
Sulawesi kurang menyukai produk brownies Amanda.
4.2 Hasil Uji Cochran Qtest
Uji Cochran Q-test digunakan untuk mengetahui atribut apa saja yang
dianggap valid. Dalam metode ini, responden diberikan pertanyaan tertutup yaitu
pertanyaan yang pilihan jawabannya terdidiri dari IYA atau TIDAK. Responden
dipilih secara acak.
Dari hasil kuisioner yang dibagikan pada responden menunjukkan bahwa ada
berbagai macam selera yang terdapat pada diri konsumen. Atribut kuisioner yang
kita sebar ke konsumen merupakan kuisioner yang kita pilih berdasarkan pendapat
beberapa orang mengenai produk Brownies Amanda.

Untuk mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah (valid), kami
melakukan uji Cochran Q-test, dimana kami mengeluarkan atribut-atribut yang
dinilai tidak sah berdasarkan kriteria-kriteria statistik yang dipakai setelah
melakukan 4 kali pengeliminasian agar memperoleh Qhitung < Qtabel. Pada uji
kali ini digunakan 10 atribut yaitu A1 = rasa, A2 = harga, A3 = tekstur, A4 =
tampilan kemasan, A5 = bersertifikat, A6 = kandungan, A7 = tempat, A8 = iklan,
A9 = variasi harga, dan A10 = inovasi.
Untuk hasil uji Cochran Q-test yang pertama diperoleh Qhitung sebesar
55,571 yang nilainya lebih besar dibanding Qtabel sebesar 16,92. Data yang
diperoleh belum valid sehingga dilakukan pengeliminasian A8, A5, A7, dan A4.
Setelah pengeliminasian A8, diperoleh Qhitung sebesar 24,126 yang nilainya
masih lebih besar daripada Qtabel yaitu 15,51. Selanjutnya dilakukan lagi
peneliminasian atribut A5, diperoleh Qhitung sebesar 19,064 yang nilainya masih
lebih besar daripada Qtabel yaitu Qhitung sebesar 14,07 itu artinya bahwa atribut
A5 dianggap tidak valid.
Selanjutnya dilakukan lagi peneliminasian atribut A7, diperoleh Qhitung
sebesar 15,064 yang nilainya masih lebih besar daripada Qtabel yaitu Qhitung
sebesar 12,59 itu artinya bahwa atribut A5 dianggap tidak valid. Dan yang
terakhir, dilakukan lagi peneliminasian atribut A4, diperoleh Qhitung sebesar
10,462 yang nilainya lebih kecil daripada Qtabel yaitu Qhitung sebesar 11,07 itu
artinya bahwa atribut A5 dianggap tidak valid dan atribut yang tersisa dianggap
valid.
Jurnal Pertama dengan Judul :
Analisis Persepsi Konsumen Tentang Atribut Produk Yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Brem Padat Di Kota Madiun
Analisis Cochran Q Test digunakan untuk menemukan atributatribut suatu
produk yang mempengaruhi keputusan atau maksud beli konsumen melalui daftar
pertanyaan yang pilihannya YA dan TIDAK (Simamora, 2002). Cochran Q Test
dilakukan untuk menentukan atribut yang valid dengan prosedur sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis yang diuji, yaitu :
Ho: Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban YA yang sama.

Ha: Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban YA yang berbeda.
2. Mencari Q hitung dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
i = jumlah
responden,
i = 1, 2, 3, ,n
j = jumlah atribut,
j = 1, 2, 3, .,
kRi = jumlah nilai yang diberikan oleh responden ke-i
Cj = jumlah nilai yang diberikan oleh responden untuk atribut ke-j

Penentuan Q tabel (Qtab) :

Dengan = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1, maka diperoleh Qtab (0,05; df)
dari tabel Chi-Square Distribution. Keputusan : terima Ha dan tolak Ho, jika Qhit
> Qtab tolak Ha dan terima Ho, jika:

Qhit Qtab
Kesimpulan :
Jika terima Ha berarti proporsi jawaban YA masih berbeda pada semua atribut.
Artinya belum ada kepakatan diantara responden tentang atribut.
Jika tolak Ha berarti proporsi jawaban YA pada semua atribut dianggap sama.
Dengan demikian, semua responden dianggap sepakat mengenai semua atribut
sebagai faktor yang dipertimbangkan.
Skor total performance merupakan penjumlahan angka yang dipilih
responden pada setiap atribut dalam kuesioner. Skor total performance atribut
yang telah dipertimbangkan oleh konsumen kemudian dianalisis dengan Cochran
Q Test yaitu untuk mengukur tingkat kepentingan setiap atribut dimana atribut
yang digunakan pada pengukuran performance agregat merupakan atribut yang
telah dipertimbangkan oleh konsumen.
Jurnal Kedua dengan Judul :
Analisis Preferensi Calon Mahasiswa Terhadap Program Studi Dengan
Menggunakan Cochrant Q Test Dan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analisis cochran dilakukan untuk mendapatkan kesamaan dari responden


mengenai atribut/faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan pilihan
program studi. Atribut yang dipertimbangkan dalam pemilihan prodi dicari
dengan melakukan diskusi diantra para peneliti. Hasil diskusi tersebut melahirkan
atribut yang dipertimbangkan dalam memilih program studi Setelah dilakukan
analisis chocran Q test sampi dengan lima kali barulah diperoleh Sig. sebesar
0.064 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan.
Dari atribut hasil analisis Chocran selanjutnya peneliti mgnelompokkanya
menjadi 6 faktor dengan sub faktor yang digunakan untuk menentukan tingkat
(Level) dalam penyusunan struktur hierarki.
Jurnal Ketiga dengan Judul :
Analisis Sikap Dan Norma Subyektif Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Petani Terhadap Pupuk Organik Kemasan
Untuk mengetahui apa saja yang dianggap sah (valid) untuk suatu atribut
yang dipertimbangkan dalam membuat keputusan pembelian pupuk organik
kemasan digunakan metode cochran Qtest dimana peneliti mengeluarkan atributatribut yang dinilai tidak sah berdasarkan kriteria-kriteria statistik yang dipakai.
Atribut

yang

dimaksud

adalah

atribut

resiko

pembelian

yang

telah

disebutkansebelumnya.
Dalam metode ini, responden diberikan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan
yang dipilih jawabannya terdiri atas setuju dan tidak setuju terhadap daftar
atribut yang telah diidentifikasi terkait dengan pupuk organik kemasan (6atribut).
Atribut tersebut antara lain biaya produksi, hasil panen, kesuburan tanah, harga
jual, menggantikan pupuk kimia, aman dan mudah dalam aplikasi.

Dimana :
Q = Q hitung
Rj = jumlah setuju pada semua atribut yang diuji
Cj = jumlah setuju pada semua atribut untuk satu responden

n = jumlah sampel yang diuji (40sampel),


k = jumlah atribut yang diuji (6 atribut)
j = sampel ke-1 (1,2,3,...,40)
Pengujian kevaliditasan atribut dilakukan dengan membandingkan nilai Q
hitung dengan Q tabel atau Chi square tabel. Derajat kebebasan yang digunakan
untuk mencari 2 tabel adalah dk = jumlah atribut-1, dengan taraf signifikansi
90%. Alasan penggunaan taraf signifikansi 90% karena menurut pertimbangan
peneliti, responden pada penelitian ini dianggap memiliki daya tangkap yang
cukup tinggi dalam menjawab kuisioner yang diajukan. Sehingga, diharapkan dari
40 sampel hanya sekitar 9-10 orang yang melakukan kesalahan.
Untuk kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
1. Jika Q hitung > dari 2 tabel maka tolak H0 dan H1 diterima, maka atribut
resiko yang memiliki jumlah jawaban setuju terdikit harus dihilangkan
karena atribut tersebut dianggap tidak valid.
2. Jika Q hitung < dari 2 tabel maka terima H0 dan tolak H1, maka semua atribut
resiko yang ada dikatakan valid.

4.3 Hasil Uji Fishbein


Analisis Fishbein dilakukan untuk mengembangkan metode yang sudah ada
dengan menenkankan pada keinginan untuk membeli dan bukannya sikap
konsumen semata-mata. Setelah melakukan analisis Fishbein, diperoleh data yang
memiliki bintang satu dari keseluruhan data ada 18 sedangkan yang memiliki
bintang dua ada 6. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan melihat data yang
ada di paling atas dan paling samping kanan, yang memiliki bintang satu hanya
ada satu yaitu V29 sedangkan yang memiliki bintang dua tidak ada.
Melihat data banyaknya bintang yang hanya ada satu, dapat diketahui bahwa
atribut yang digunakan masih tidak valid, maka aribut dalam produk brownies ini
tidak dapat digunakan sebagai pertimbangan konsumen untuk di beli. Maka, hal
ini juga diperlukan bagi dapat dijadikan sebagai strategi produsen untuk
meningkatkan kualitas produknya agar minat dapat menjadi bahan pertimbangan
konsumen untuk membeli produk ini.
Hal ini menurut Kotler, 1997 perubahan perilaku konsumen dalam membeli
suatu produk atau jasa bukan hanya disebabkan oleh aktivitas manusia yang

semakin kompleks, tetapi dipengaruhi juga oleh budaya, sosial, kepribadian dan
kejiwaan. Serta Selain aroma brownies yang selalu menarikk minat konsumen,
brownies ini juga sangat nikmat sehingga disukai oleh banyak kalangan baik dari
segi umur, strata sosial, karena mengikuti perubahan bahkan sudah menjadi gaya
hidup. Dan hal inilah yang sangat mempengaruhi kevalidan data yang kelompok
kami dapatkan.
Jurnal Pertama dengan Judul :
Sikap Konsumen Terhadap Sepeda Motor Yamaha Mio Pada Pt. Sabang
Raya Motor Di Kota Jambi
Model Fishbein yang dihubungkan dengan variabel-variabel yang diteliti.
Adapun rumus dari metode Fishbein yang digunakan untuk mencari sikap tersebut
adalah sebagai berikut :

Ao = bi . ei
Dimana :
Ao = Sikap konsumen terhadap produk yang digunakan
bi = Tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk yang digunakan
ei = Evaluasi konsumen terhadap atribut dari produk yang digunakan
= Penjumlahan dari sejumlah atribut, dimana terdapat empat atribut
Dengan demikian model ini mengemukakan sikap terhadap objek tertentu
didasarkan pada perangkat kepercayaan yang diringkas mengenai atribut suatu
objek yang bersangkutan yang diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut-atribut
suatu barang atau semua jasa yang dihasilkan dari konsumen atau pemilikan
barang tersebut. Untuk mendapatkan data mengenai sikap konsumen maka
kuisioner yang disebar terdiri dari dua bagaimana yaitu mengenai evaluasi
harapan responden terhadap kemudahan yang diberikan oleh perusahaan PT. SRM
kepada konsumen sebagai konsumen dan kepercayaan responden yaitu seberapa
tinggi perusahaan PT. SRM memberikan kemudahan kepada konsumen terhadap
atribut.
Jurnal Kedua dengan Judul :
Sikap Konsumen Terhadap Citra Toko Distro Inspired Di Kota Malang
Untuk mengukur sikap konsumen maka digunakan Fishbein Multi Attribute
Model yang melibatkan komponen cognitive dan affective. Komponen cognitive

ditunjukkan oleh keyakinan, kepercayaan, atau pengetahuan konsumen terhadap


atribut-atribut tertentu. Komponen cognitive merupakan tingkat kepercayaan
konsumen terhadap obyek. Kepercayaan ini diperoleh melalui proses informasi
yang didapatkan dari pengalaman langsung dengan obyek dan dari komunikasi
sumber lain. Oleh karena itu, menurut Fishbein untuk mengetahui sikap
konsumen, mula-mula kita harus menentukan kepercayaan (belief) dari konsumen
terhadap obyek yang dimiliki obyek atribut, maka seseorang konsumen akan
memproses informasi dan membentuk kepercayaan terhadap atribut-atribut
tersebut.
Komponen affective diketahui melalui reaksi emosional atau pernyataan
tentang perasaankonsumen. Evaluasi merupakan pemberian penilaian yang
berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Bertitik tolak
dari informasi sejumlah konsumen melalui analisis sikap, pemasar dapat
mengetahui keinginan konsumen. Dalam membeli, dapat memberikan arahan
dalam bentuk produk pelayanan kebutuhan konsumen yang lebih baik. Sikap
konsumen terhadap suatu Citra toko merupakan sifat yang dinamis, dapat
berubah-ubah sesuai dengan waktu. Dengan begitu, setelah mempelajari sikap
konsumen, kita dapat mengantisipasi perubahan potensial dari perkembangan
dunia usaha, agar perusahaan mampu bersaing dan tetap bertahan.
Pemasar perlu mengetahui apakah konsumen memiliki sikap yang mendorong
atau tidak mendukung dan juga alasan atau dasar dari sikap tersebut sehingga
dapat memperoleh informasi yang berguna bagi perencanaan dan tindakan pasar
atau mendesain strategi-strategi pemasarannya. Suatu objek (produk, merk, harga,
informasi toko dan citra toko) memiliki sejumlah atribut. Seorang individu dan
perasaan (evaluasi) tentang berbagai atribut dari objek tersebut. Dengan demikian,
model tersebut mengemukakan bahwa sikap terhadap objek (produk, merk, harga,
informasi toko dan citra toko) didasarkan pada perangkat kepercayaan/keyakinan
yang diringkas mengenai atribut objek bersangkutan yang diberi oleh evaluasi
terhadap atribut tersebut.
Menurut (Peter & Olson,1999:140) ada dua elemen utama model Fishbein,
yaitu : 1) Kekuatan kepercayaan/keyakinan (belief strength); Kekuatan
kepercayaan/keyakinan adalah kemungkinan yang diyakini dari hubungan antara

suatu objek dengan ciri-cirinya yang relevan. Kekuatan kepercayaan diukur


dengan meminta konsumen memeringkat kemungkian semua asosiasi dari setiap
kepercayaan utama mereka. Kekuatan kepercayaan/keyakinan sangat dipengaruhi
oleh pengalaman masa lalu dengan objek. Artinya kepercayaan akan ciri atau
konsekuensi objek cenderung lebih kuat ketika didasarkan pada pengalaman nyata
seseorang terhadap objek, 2) Evaluasi Kepercayaan/keyakinan (belief evaluation);
Evaluasi Kepercayaan keyakinan yaitu mencerminkan seberapa baik konsumen
menilai suatu ciri. Pemasar mengukur komponen dengan meminta konsumen
menyebutkan evaluasi mereka terhadap setiap kepercayaan utama. Evaluasi
terhadap kepercayaan utama mempengaruhi sikap terhadap objek dalam
proporsinya pada kekuatan setiap kepercayaan. Oleh karena itu, kepercayaan yang
kuat tentang ciri positif memiliki dampak yang lebih besar pada sikap terhadap
objek ketimbang kepercayaan lemah tentang ciri positif yang sama.

4.4 Hasil Uji Validitas


Atribut yang tereliminasi adalah iklan, bersertifikat, tempat, dan tampilan
kemasan. Selain taribut selain atribut tersebut dianggap valid. Untuk selanjutnya
uji validitas dan evaluasi akan dilakukan lagi dengan penyebaran quisioner kepada
para responden yang sama.
Sama halnya dengan penelitian yang telah dilakukan Edy Tandilling untuk
menemukan instrumen yang mengukur kemampuan komunikasi matematik,
pemahaman matematik, dan self regulated learning (kemandirian belajar) siswa
Sekolah Menengah Atas. Melalui tahapan studi pendahuluan berupa analisis
kurikulum SMA, diskusi dengan guru matematika, dan konsultasi dengan
promotor disertasi ditemukan rancangan instrumen untuk mengukur kemampuan
komunikasi matematik, pemahaman matematik, dan kemandirian belajar siswa.
Hasil yang diperoleh pada penelitian tersebut untuk validitas muka dan
validitas isi adalah 2,400 dan 4,000 dengan angka signifikansi asimtotis 0,663 dan
0,406. Karena harga signifikansi asimtotis semuanya lebih besar dari 0,05 maka
bisa disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 5% para penimbang memberikan
pertimbangan secara seragam atau sama terhadap validitas isi dan validitas muka
pada butir soal teskomunikasi matematis. Menurut Guilfrod (dalam Ruseffendi,

2005), instrumen dianggap cukup reliabel bila r > 0,70. Karena r = 0,751, maka
soal tes matematik cukup reliabel.
BELUM ADA JURNAL

TRA
Analisa pembelian konsumen dengan menggunakan TRA erat kaitannya
dengan analisa sebelumnya, yaitu mengenai balieve dan evaluasi (Fishbein)
ditambah dengan kepercayaan normatif (NB) dan motivasi (MC). Dari hasil
tersebut didapatkan apakah konsumen akan memumutuskan membeli, ragu-ragu,
atau tidak jadi membeli.
Berikut adalah hasil dari analisa yang telah kami lakukan:

Interpretasi di atas didapatkan dari menentukan interval-interval yang berasal


dari titik maksimum dan titik minimum, sehingga didapatkan 3 (tiga) interval
keputusan konsumen dalam pembelian, yaitu mau membeli, ragu-ragu, dan tidak
mau membeli.
Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian konsumen terhadap produk Brownies Amanda dibagi atas tiga

keputusan pembelian, yaitu: (1) ragu-ragu membeli (2)bermaksud membeli ,


dan (3) tidak bermaksud membeli sebesar 4 reponden (33,33%), (2) ragu-ragu
sebesar 14 responden (46,67%), dan mabermaksud membeli sebesar 8
responden (20%) dari keseluruhan responden yakni 31 responden. Sehingga dapat
diketahui bahwa produk Brownies Amanda belum memiliki kepercayaan yang
tinggi pada diri konsumen.
Jurnal Pertama dengan Judul :
Strategi Pemasaran Pariwisata Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah
Menjelaskan bahwa Untuk menganalisis pasar pariwisata diperlukan
informasi. Pengolahan informasi ini sangat berkaitan dengan perilaku konsumen.
Perilaku konsumen dapat diketahui dengan melalui Theory Of Reasoned Action
(TRA) atau Reasoned Action Model dalam Ajzen dan Fishbein (1980).
Dari model ini dapat diketahui perilaku konsumen (wisatawan) yang
berkunjung ke DTW yang akan memberikan informasi baik positif dan negatif
tentang objek wisata di Kabupaten/Kota, serta orang atau objek yang
mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung di DTW. Dengan memahami
perilaku wisatawan diharapkan dapat merumuskan strategi yang tepat guna
perbaikan daya tarik wisata, bauran pemasaran secara keseluruhan yang akan
diputuskan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Jurnal Kedua dengan Judul :
Analisis Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Mobile Banking Dengan
Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model Dan Theory Of
Reasoned Action
Theory of Reasoned Actions
Theory of reasoned action (TRA) atau teori tindakan beralasan dikembangkan
oleh Fishbein dan Ajzen yang merupakan teori dinamika terbentuknya sikap dan
perilaku.Teori ini berkaitan dengan kombinasi respon untuk menghasilkan
perilaku. TRA mempunyai tiga variabel umum, yaitu: niat perilaku (BI=behavior
intention), sikap (A=Attitude), dan norma subjektif (SN=Subjektif Norm). TRA
menunjukkan bahwa niat perilaku seseorang tergantung pada sikap seseorang
tentang perilaku dan norma subjektif. Jika seseorang berniat untuk melakukan

suatu perilaku maka kemungkinan bahwa orang tersebut akan melakukannya.


Perhatian utama dari TRA adalah prediksi dari niat perilaku, yang mencakup
prediksi dari sikap dan prediksi perilaku. Berdasarkan teori ini, sikap seseorang
dalam menampakkan perilaku berkaitan erat dengan keyakinannya bahwa
menampakkan suatu perilaku akan membawa konsekuensi dan ia sudah
melakukan evaluasi atas konsekuensi itu (Fishbein, 1975:16).
TRA sendiri merupakan suatu model yang dapat memberikan kerangka
konseptual dalam memprediksi kinerja individu dalam berperilaku. Dalam konsep
TRA yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) disebutkan bahwa ada
dua faktor yang menentukan niat berperilaku, yakni sikap individual terhadap
perilaku (attitude toward behavior) dan norma subjektif (subjective norms), sikap
terhadap perilaku sebagai faktor personal, dipengaruhi oleh sejumlah keyakinan
individual akan akibat jika melakukan perilaku tersebut (behavioral beliefs) dan
dipertimbangkan berdasarkan sejumlah penilaian individu akan hasil yang
diperolehnya jika melakukan perilaku tersebut (outcome
evaluation).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka
kesimpulan yang dirumuskan adalah sebgai berikut :
1. Setelah melakukan pengeliminasian sebanyak empat kali pada uji Cochran
Q-test, maka diperoleh atribut yang dianggap valid adalah atribut rasa,
harga, tekstur, kandungan, variasi harga dan inovasi. Keenam atribut ini
dinyatakan valid apabila nilai Qhitung < Qtabel yakni sebesar 10,462 <
11,07.
2. Sesuai dengan model Fishbein dengam acuan produk brownies amanda ,
tahapan analisis data dilakukan dengan menghitung nilai keyakinan
konsumen atas atribut pada produk yang disimbolkan dengan (belief),
kemudian hasil evaluasi konsumen atas masing-masing atribut, yang
disimbolkan dengan (evaluation). Dengan memperoleh kedua nilai masing
masing keyakinan dan evaluasi, maka diperoleh nilai sikap konsumen,
yang merupakan penjumlahan dari nilai keyakinan dengan nilai evaluasi.
Data yang didapat dari analisis ini diperoleh data yang memiliki bintang
satu dari keseluruhan data ada 18 sedangkan yang memiliki bintang dua

ada 6. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan melihat data yang ada
di paling atas dan paling samping kanan, yang memiliki bintang satu hanya
ada satu yaitu V29 sedangkan yang memiliki bintang dua tidak ada.
Melihat data banyaknya bintang yang hanya ada satu, dapat diketahui
bahwa atribut yang digunakan masih tidak valid.
3. Dari data quisioner Brownies Amanda yang disebar kepada 30
responden, maka sikap yang diperoleh dari responden tersebut terhadap
brownies amanda yaitu bermacam-macam, dengan asumsi 13 responden
menyatakan positif, 12 responden menyatakan netral, 3 responden
menyatakan sangat positif, serta 2 responden menyatakan negatif.
Sehingga dari 30 responden tersebut, dapat dikatakan bahwa sikap
konsumen terhadap Brownies Amanda yaitu memiliki sifat yang positif.
Setelah mengetahui sikap konsumen terhadap brownies amanda,
selanjutnya yaitu mengetahui keinginan konsumen untuk bertindak dalam
membeli brownies amanda, dari hasil pembahasan tersebut dapat diketahui
bahwa dari 30 responden terdapat 16 responden yang ragu dalam membeli,
10 responden bermaksud untuk membeli, dan 4 responden tidak
bermaksud membeli brownies amanda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
responden lebih dominan yaitu ragu-ragu dalam membeli brownies
amanda.
Dengan adanya hubungan TRA, maka produsen Brownies Amanda dapat
mengetahui sejauh mana konsumen memiliki sikap dan keinginan untuk
membeli brownies amanda.
5.2 Saran
Sebaiknya pengkoordinasian tugas yang rumit seperti ini lebih baik dijelaskan
dengan cara yang mudah dimengerti. Agar pengerjaannya tidak menemui banyak
kesulitan.

DAFTAR PUSTAKA
Grifin and Hauser. 1993.The Voice of the Customer. Marketing Science. 12. 1-2.
Hawkins, Best dan Coney.2007. Panduan riset perilaku konsumen. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Jacques-Francois Thisse. 1992. Discrete Choice Theory of Product. MIT Press.
Kotler, Philp, 2008. Principles of Marketing.12 Edition. Pearson Education.
Philip, Kotler, dan Amstrong. 1993. Dasar-dasar Riset Pemasaran. Erlangga:
Jakarta.
Simon P. Anderson, Andr De Palma, Simon P. Anderson Andre De Palma.
William J. Stanton, Michael J. Etzel. Bruce J. Walker. 1994. Fundamentals of
marketing. McGraw-Hill.
Sudarsono. 1998. Perilaku Konsumen dan Lingkungannya. Graha Media:
Bandung.
Sugiyono. 2006. Uji validitas. Graha Media : Bandung.
Mowen, Minor. 1998. Sikap-sikap Konsumen. Bandung : PT Gramedia Pusaka
Utama
La Pierre. 2003. Sikap Konsumen serta Perilaku. Jakarta : Erlangga
Soetarno, Tugiman. 1994. Pandangan Konsumen. Yogyakarta : UGM

You might also like