Professional Documents
Culture Documents
b. Autosomal resesif adalah kelainan genetik yang anaknya mendapat satu alel
resesif dari setiap orangtuanya. Anak yang terkena dampak biasanya
memiliki orangtua yang tidak terpengaruh oleh dampak tetapi masingmasing membawa satu salinan gen mutasi. Keadaan heterozigot masih
dikatakan normal karena satu salinan alel yang normal memiliki protein
yang cukup besar. Gangguan resesif autosomal biasanya tidak terlihat di
setiap generasi dan keluarga yang terkena dampak, contohnya sickle cell
anemia.
Mitosis terdiri atas 4 fase yang terjadi secara berurutan, antara lain:
1) Interfase
DNA telah bereplikasi
Kromosom belum terlihat
2) Profase
Kromatin
mengalami
kondensasi
membentuk
kromosom
Kromososm
cepat
memendek dan menjadi
lebih tebal
Nukleolus dan membran inti
menghilang
Di
sitoplasma
terdapat
sentriol yang membelah
menjadi 2 dan bergerak ke
arah
kutub
yang
berlawanan
Mendekati akhir profase,
terbentuklah spindle
3) Metafase
Ada 3 kegiatan:
proses kongregasi (kromosom bergerak menuju bidang ekuatorial)
proses distribusi (kromosom menyebar ke tepi)
proses orientasi (kromosom melekatkan diri dengan benang spindel
pada sentromer/ kinetokor)
4) Anafase
Sentromer membelah menjadi dua bagian
Kromatid ditarik oleh benang spindel ke kutub berlawanan
5) Telofase
Datangnya kromosom anakan di kutub spindel merupakan tanda
dimulainya telofase.
Terbentuknya membran inti baru, anak inti baru, dan
menghilangnya spindel.
Dengan terbentuknya dua buah inti sel baru, maka di tengah sel
terbentuk dinding yang baru
Pembelahan sel (sitokinesis).
e. Meiosis adalah pembelahan sel khusus yang terdapat pada organ/ alat
reproduksi, menghasilkan gamet/ sel kelamin, memiliki jumlah kromosom
dari jumlah kromosom induknya, terjadi pembelahan reduksi. Tujuan dari
meiosis ini adalah mendapatkan individu yang memiliki jumlah kromosom
normal (46) berasal dari ayah dan dari ibu.
Tahap meiosis terbagi menjadi 2, antara lain meiosis I dan meiosis II. Meiosis I
terdiri dari profase 1 (leptonema, zigonema, pachynema, diplonema,
diakinesis), metafase 1, anafase 1, dan telofase 1. Sedangkan Meiosis II
terdiri dari profase 2, metafase 2, anafase 2, dan telofase 2.
1)
Meiosis
I
a)
Profase
I
Tahap
ini
f.
Genotip homozigot adalah genotip yang tersusun atas alel-alel yang sama
pada suatu lokus sehingga akan memproduksi gamet yang sama pula (satu
jenis gamet). Contoh: SS, pp, AALL, eett, dan lain-lain. Genotip SS akan
menghasilkan gamet S, genotip pp akan menghasilkan gamet p,
genotip AALL akan menghasilkan gamet AL, dan genotip eett akan
menghasilkan gamet et.
g. Genotip heterozigot adalah genotip yang tersusun atas alel-alel yang berbeda
pada suatu lokus sehingga aka memproduksi gamet yang bervariasi pula
(lebih dari satu jenis gamet). Contoh: Ss, AaLl, aaPp, Ppvv, dan lain-lain.
Genotip Ss akan menghasilkan gamet S dan s, genotip AaLl akan
menghasilkan gamet AL Al aL al, genotip aaPp aakan menghasilkan
gamet aP ap, dan genotip Ppvv akan enghasilkan gamet Pv dan pv.
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
Sel unit structural dan fungsional terkecil makhluk hidup
Tipe-tipe Sel
Prokaryot
- Pro=sebelum, karyon=nucleus
- Tipe sel primitive
- Organel tidak memiliki membran
Archaea
Sel Prokaryot
Sel Eukaryot
Sisi fotosintesis: konversi energy solar menjadi energy kimia dalam bentuk
ATP dan gula
- Mengandung DNA yang mengode protein kloroplas, ribosom, dll.
- Ikut membelah saat pembelahan sel
- Diselubungi membrane ganda
- Tilakoid adalah system membrane internal ketiga
Mengandung pigmen fotosintetik
Sisi fotokimia (konversi energy cahaya menjadi ATP)
Sisi pembentukan O2
- Stroma: porsi terlarut kloroplas
Sisi fiksasi CO2
Sisi sintesis gula (metabolism karbon)
Lokasi cpDNA
Sisi sintesis protein kloroplas
Ribosom
- Secara teknis bukan merupakan organel, karena tidak memiliki
membrane, tetapi ribosom merupakan struktur seluler prominen dan
biasanya disamakan dengan organel
- Memfasilitasi spesifik coupling anticodon tRNA dengan kodon mRNA
selama sintesis protein
- Dapat bebas atau berikatan dengan RE
- Terdiri dari 2 subunit, subunit besar dan kecil
- Kedua subunit dibangun dari protein dan RNA (disebut rRNA)
- Ribosom eukaryote dan prokaryot sedikit berbeda dalah bentuk dan
ukuran
bahkan di mikroskop ketika sel sedang tidak membelah. Namun, DNA yang
menjadikan kromosom lebih tightly packed saat pembelahan sel maka saat itulah
kromosom dapat dilihat di bawah mikroskop.
Setiap kromosom memiliki titik konstriksi yang disebut sentromer, dimana membagi
kromosom menjadi 2 bagian atau lengan. Lengan yang pendek disebut lengan p
sedangkan lengan yang panjang disebut lengan q. lokasi sentromer pada setiap
kromosom memberikan bentuk karakteristik pada kromosom, dan dapat digunakan
untuk membantu mendeskripsikan loaksi gen spesifik.
DNA
DNA atau asam deoksirubonukleat adalah material herediter yang terdapat pada
semua organisme. Kebanyakan DNA terdapat dalam nuklues (disebut DNA nuclear)
tetapi terdapat sedikit DNA pada mitokondria (sehingga disebut mitochondrial
DNA atau mtDNA).
Informasi dalam DNA disimpan dalam kode yang terbuat dari 4 basis zat kimia yaitu
adenine (A), guanine (G), cytosine (C), and thymine (T). DNA manusia terdiri dari 3
miliar basis dan lebih dari 99%-nya sama pada semua orang. Urutan atau sequence
dari basis ini menentukan informasi yang tersedia untuk membangun dan
memelihara organisme, sama dengan cara huruf yang membentuk kata dan
kalimat.
Basis DNA berpasangan satu sama lain, A dengan T dan C dengan G, untuk
membentuk unit yang disebut pasangan basis (base pairs). Setiap basis juga
melekat dengan molekul gula dan molekul fosfat. Basis, gula, dan fosfat disebut
dengan nukleotida. Nukleotida tersusun dari 2 helai panjang yang membentuk
spiral yang disebut double helix. Struktur dari double helix terlihat seperti tangga,
dengan pasangan basis membentuk anak tangga dan molekul gula dan fosfat
membentuk bagian samping vertical dari tangga.
Ciri yang penting dari DNA adalah dapat mereplikasi dirinya sendiri. Setiap helai
(strand) DNA pada double helix dapat menjadi pola untuk menduplikasi urutan
basis. Hal ini sangat penting ketika sel membelah karena setiap sel harus memiliki
duplikat yang sama persis dengan DNA yang terdapat pada sel sebelumnya.
RNA
Ribonucleic acid (RNA) atau asam ribonukleat adalah molekul yang sama dengan
DNA. Tidak seperti DNA yang double helix, RNA adalah single-stranded. strand RNA
memiliki tulang punggung gula ribosa dan grup fosfat. Pada setiap gula, melekat 4
basis protein yaitu adenine (A), uracil (U), cytosine (C), atau guanine (G). Ada
berbagai tipe DNA, antara lain messenger RNA (mRNA), ribosomal RNA (rRNA), dan
transfer RNA (tRNA).
Genom, Genomik, Lokus, Alel, Genotip, Fenotip, Haplotip, dan Kodon
Genom adalah set DNA komplit pada organisme, termasuk semua gennya. Setiap
genom mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk membangun dan
memelihara organisme. Pada manusia, kopi dari seluruh genom terdapat dalam sel
yang memiliki nucleus.
Genomic adalah ilmu yang mempelajari DNA rekombinan, metode pengurutan DNA
dan bioinformatika untuk mengurutkan dan menganalisis fungsi dan struktur
genom.
Lokus adalah lokasi spesifik dari gen atau urutan DNA lainnya dalam kromosom,
seperti alamat pada genetic.
Alel adalah satu dari dua atau lebih versi pada gen. setiap orang diturunkan 2 alel
dari setiap gen, satu dari setiap orang tuanya. Jika alel sama, maka individu
tersebut memiliki gen yang homozigot sedangkan jika alelnya berbeda maka
indivdu tersebut memiliki gen yang heterozigot.
Genotip adalah koleksi gen seseorang. Terminology ini juga dapat berarti 2 alel yang
diturunkan untuk gen tertentu. Genotip diekspresikan ketika informasi dikodekan
dalam DNA gen untuk membuat protein dan molekul RNA.
Fenotip yaitu fitur fisik seseorang yang dapat dilihat sepeerti tinggi badan, warna
mata, dan golongan darah. Kontribusi genetic dari fenotip adalah genotip. Fenotip
dipengaruhi oleh genetic dan lingkungan.
Haplotip adalah set variasi DNA atau polymorfisme yang cenderung diturunkan
bersama. Haplotip dapat mengacu pada kombinasi alel atau set dari single
nucleotide polymorphisms (SNP) yang ditemukan pada kromosom yang sama.
Kodon adalah urutan trinucleotida DNA atau RNA yang sesuai ke asam amino
spesifik. kode genetik mendeskripsikan hubungan antara urutan basis DNA (A, C, G,
dan T) dalam gen dan protein sesuai yang tersandi. Sel membaca urutan gen dalam
grup yang terdiri dari 3 basis. Terdapat 64 kodon yang berbeda; 61 adalah asam
amino yang mencirikan sesuatu sedangkan 3 lainnya adalah sinyal stop.
Apa
yang
Ap
a
1. Transkripsi
Pada organisme eukariot DNA terdapat pada kromosom, artinya bahwa DNA
berada si dalam inti sel. DNA akan tetap berada di dalam sel, sedangkan protein
dibuat di dalam sitoplasma. DNA tidak ikut berperan secara langsung dalam
pembuatan protein, tetapi pita double helix DNA sangat berperan penting dalam
terbentuknya mRNA.
Transkripsi adalah proses pembentukan molekul RNA dari DNA. Proses
transkripsi memerlukan kerja sekelompok enzim yang disebut dengan RNA
polimerase. Untuk memulai proses ini, dibutuhkan adanya sinyal atau tanda yang
berupa gen tertentu. Gen yang menjadi tanda itu adalah kodon AUG. Tempat
mulainya transkripsi ini disebut hulu, atau dikodekan dengan bentuk 5`. Proses
dimulainya transkripsi dikenal dengan istilah inisiasi. Pada pengakhiran proses
transkripsi, ada daerah yang disebut hilir yang sering ditandai dengan bentuk 3`.
Proses diakhirinya transkripsi dikenal dengan istilah terminasi. Proses transkripsi
selalu berjalan dari hulu ke hilir, artinya selalu berjalan menurut arah 5` ke 3`.
DNA memiliki dua untai atau dua pita. Pada proses transkripsi, hanya satu
untai saja yang berfungsi sebagai pencetak RNA. Pita DNA yang mencetak mRNA ini
dikenal dengan istilah DNA sens. Pita DNA komplementer (pelengkap) lainnya
yang tidak mencetak mRNA disebut DNA antisens.
Proses antara inisiasi dan terminasi adalah proses pemanjangan atau dikenal
dengan proseselongasi. Pita mRNA dengan pita DNA memiliki panjang yang
berbeda. Untaian RNA lebih pedek dari pada untaian DNA. Di dalam satu untai
DNA double helix bisa terjadi beberapa proses transkripsi yang menghasilkan
beberapa untai mRNA.
Informasi yang diterjemahkan dari DNA ke RNA adalah basa nitrogennya. Jika
pada untai DNAsens terdapat basa nitrogen adenin (A), maka pada rantai mRNA
akan diterjemahkan sebagai basa nitrogen urasil (U). Jika pada untai
DNA sens terdapat basa nitrogen guanin (G), maka pada untai mRNA akan diartikan
sebagai basa nitrogen sitosin (S). Hal ini berlaku sebaliknya. Untai inisiasi pada
DNA-pun akan diterjemahkan menjadi untai terminasi pada mRNA, dan sebaliknya.
Setelah mRNA selesai dicetak (dalam arti telah selesai menerima informasi
genetik dari DNA)akan meninggalkan DNA, keluar dari inti sel melalui pori-pori
membran inti sel menuju sitoplasma untuk melanjutkan proses translasi.
2. Translasi
Pada proses ini, mRNA telah keluar dari inti sel dan telah berada dalam
sitoplasma, maka mRNA akan bergabung dengan satu atau lebih ribosom yang
memungkinkan asam-asam amino disusun menjadi rantai polipeptida sesuai
dengan kode genetik yang ditranskripsikan pada rantai mRNA. Jadi proses translasi
merupakan proses pemindahan informasi genetik dari RNA ke protein.
Proses translasi dibantu dengan bantuan molekul-molekul perantara lain yang
terdapat di dalam sitoplasma, yaitu tRNA atau RNA pemindah. tRNA berfungsi untuk
mengikat asam amino pada satu ujungnya, sedangkan ujung yang lain mampu
untuk mengenal kodon mRNA untuk tempat melekatnya asam amino yang dia ikat.
Asam amino yang terdapat di dalam sitoplasma akan diikat oleh tRNA.
Pengikatan ini dibantu dengan menggunakan energi yang berupa ATP (adenosin
tripospat). ATP berfungsi untuk mengaktifkan asam amino agar siap untuk diangkut
ke subunit ribosom.
Translasi meliputi tiga tahapan, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
a. Proses pertama translasi disebut dengan inisiasi atau permulaan. mRNA yang
telah keluar dari inti sel (nukleus) dan sudah berada di sitoplasma akan bersatu
dengan subunit kecil ribosom. Ribosom akan menempel pada mRNA yang
memiliki kodon AUG. Kodon ini merupakan kodon penanda yang menandai akan
dimulainya sintesis protein. Kodon AUG adalah kode kodon untuk asam amino
metionin. Kodon AUG biasanya ada di ujung 5`. Setelah ditemukan kodon ini,
maka akan dilanjutkan dengan tahapan translasi selanjutnya, yaitu tahap
elongasi atau perpanjangan.
b. Tahap kedua yaitu tahap elongasi. Setelah kodon AUG ditemukan, tRNA akan
membawa asam amino dari sitoplasma yang memiliki kode UAS
sebagai terjemahan dari metionin. Setelah metionin diterjemahkan, subunit
besar ribosom akan bersatu dengan subunit kecil yang membentuk ribosom
yang sempurna. Setelah menerjemahkan metionin, kodon-kodon selanjutnya
akan terbaca dan akan diterjemahkan dengan cara yang sama.
tRNA membawa asam amino masuk ke dalam subunit besar dan melekat
pada sisi A,lalu akan dilepaskan pada sisi P. tRNA akan keluar melalui sisi E pada
bagian subunit besar ribosom.
Misal setelah AUG terdapat kodon ASG. Maka tRNA akan mencarikan terjemahan
dari kodon itu, yaitu UGS, yang berarti kode untuk asam amino treonin. Kodon
treonin itu akan diangkut oleh tRNA memasuki bagian sisi A dan melepaskannya
pada sisi P. tRNAakan keluar dari ribosom melalui sisi E pada subunit besar
untuk membawa asam amino yang lainnya. Demikian proses yang terjadi
sampai terbentuk untaian yang cukup panjang, sampai ditemukan kode untuk
menghentikan proses ini.
c. Tahap ketiga yaitu tahap terminasi atau penghentian sintesis protein. Tahap ini
terjadi karena terdapat kode-kode yang menandai mRNA untuk menghentikan
proses pengangkutan asam amino. Kode-kode itu berbentuk kodon UAA, UAG,
atau UGA. Jika salah satu kodon itu ditemukan oleh tRNA, maka secara langsung
proses sintesis protein akan terhenti karena tRNA tidak mengikat asam amino
kembali.
Setelah selesai tahap terminasi, maka secara otomatis ribosom akan berpisah
antara subunit besar dan subunit kecilnya, serta asam amino akan membentuk
zat lain yang sedang dibutuhkan oleh sel. Sub unit besar dan subunit kecil akan
bersatu kembali jika akan dilakukan proses sintesis kembali.
Berikut merupakan proses sintesis protein
keberadaan materi genetic dengan jumlah sangat rendah dalam suatu spesimen
atau sampel. PCR terdiri atas beberapa siklus dimana pada setiap siklus terjadi
penggandaan materi genetik dan jika siklus ini dilakukan berulang-ulang, maka
materi genetik yang diperoleh akan menjadi banyak sehingga mempermudah
deteksi keberadaannya. Secara umum, PCR dilakukan sebanyak 25 35 siklus.
Kegunaan PCR
PCR banyak digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya mendiagnosis penyakit
keturunan (penyakit genetik), mendeteksi keberadaan penyebab penyakit infeksi
seperti bakteri dan virus, mempelajari evolusi manusia, forensik dan lain
sebagainya.
Peran PCR dalam laboratorium klinik
PCR dapat digunakan untuk menentukan secara kualitatif keberadaan suatu
penyebab penyakit (patogen) dalam suatu specimen dari individu yang diduga
terinfeksi oleh suatu patogen. Selain itu, PCR juga dapat digunakan untuk
menentukan kandungan materi genetik baik DNA maupun RNA dalam suatu
spesimen. Penentuan kandungan materi genetik dapat dilakukan dengan PCR
kuantitatif dan sangat penting untuk pemantauan terapi obat penyakit hepatitis B,
hepatitis C dan AIDS.
Bagaimana PCR dilakukan?
PCR dilakukan menggunakan beberapa tahap. Pertama-tama, materi genetik harus
diisolasi dari spesimen biologi, kemudian materi genetik diperbanyak secara
spesifik menggunakan reaksi enzimatik dan tahap terakhir adalah tahap deteksi
untuk mengetahui keberadaan dan kebenaran produk PCR. Tahap deteksi dapat
dilakukan dengan beberapa cara salah satunya yaitu dengan hibridisasi. Hibridisasi
adalah suatu metode dimana produk PCR akan dikenali secara spesifik dengan
suatu reagen, berupa materi genetik. Reagen ini disebut pelacak. Pelacak dapat
ditandai dengan penanda warna atau fluoresense.
PCR konvensional
PCR konvensional adalah PCR dimana tahap perbanyakan materi genetik dan tahap
deteksi produk PCR dilakukan secara berturut-turut, yaitu tahap deteksi dilakukan
bila tahap perbanyakan materi genetik telah selesai. Tahap deteksi dapat dilakukan
dengan beberapa cara (format), salah satunya menggunakan elektroforesis gel
kemudian dilanjutkan dengan hibridisasi pada membran menggunakan reagen
pelacak atau hibridisasi dalam tabung reaksi. Jika yang diekstraksi adalah materi
genetic berupa DNA maka DNA dapat langsung diperbanyak, tetapi jika yang
diisolasi berupa RNA, maka diperlukan tahap tambahan untuk mengubah RNA
menjadi DNA yaitu tahap transkripsi balik. Dalam hal ini, metode yang digunakan
disebut RT-PCR (reverse- transcription PCR). Tahapan dalam PCR dan RT-PCR
konvensional dengan format deteksinya dapat dilihat pada gambar di atas.
Keterbatasan PCR konvensional
Pada PCR konvensional, deteksi produk PCR dilakukan hanya pada tahap akhir.
Seperti terlihat pada gambar di samping ini, deteksi tahap akhir menunjukkan hasil
yang bervariasi sehingga dapat memberikan pembacaan yang kurang akurat.
Keterbatasan lain untuk PCR hibridisasi adalah batas deteksi atau batas kuantitasi
kandungan DNA atau RNA dalam sampel tidak cukup rendah dan rentang linearitas
yang tidak cukup luas.
Real-time PCR
Berbeda dengan PCR konvensioal, pada real-time PCR tahap deteksi dan tahap
penggandaan materi genetik dilakukan secara bersamaan (simultan). Hal ini
menawarkan beberapa keunggulan yaitu: deteksi produk PCR dilakukan pada fase
eksponensial sehingga hasil yang diperoleh berada pada rentang daerah dengan
presisi hasil tinggi. Selain itu, deteksi dilakukan menggunakan pelacak bertanda
fluoresense. Pelacak adalah reagen yang menentukan kespesifikan hasil.
Penggunaan fluoresense dalam tahap deteksi menawarkan sensitivitas yang tinggi.
Dengan demikian, real time PCR menawarkan sensitivitas yang tinggi dan rentang
linearitas yang cukup luas sehingga hasil penentuan kandungan DNA atau RNA di
dalam spesimen menjadi sangat akurat. Contoh produk komersial yang
menggunakan real time PCR yaitu Cobas Taqman.
Real-time PCR dalam diagnosa klinik
Real-time PCR atau RT-PCR (jika materi genetik berupa RNA) dapat digunakan untuk
penentuan kandungan DNA virus (misalnya virus hepatitis B) dan RNA virus
(misalnya virus hepatitis C). Penentuan kandungan DNA atau RNA virus sangat
dibutuhkan untuk pemantauan dan penentuan waktu yang tepat memulai
pengobatan. Pemantauan pengobatan diperlukan untuk mengetahui apakah obat
telah bekerja dengan baik atau tidak.
Epigenetik
Epigenetik berasal dari bahasa yunani, terdiri dari dua kata, yaitu epi (di atas
atau menutupi) dan genetika.
Epigenetika merupakan studi yang mempelajari studi perubahan fenotip atau
ekspresi gen yang disebabkan oleh mekanisme selain perubahan sekuens
DNA dasar.
Biomarker
Parameter biokimia atau fisiologi yang dapat diukur didalam tubuh suatu
organisme yang menunjukkan adanya tingkat pemaparan atau efek
peracunan materi-materi pencemaran.
Biormarker tingkat molekuler contohnya adalah kerusakan DNA suatu
organisme.
Kerusakan DNA dapat direfleksikan dalam bentuk kerusakan pilinan rantai
DNA yang dianggap sebagai suatu prediktor nonspesifik yang sensitif
terhadap berbagai pemaparan genotoksikan (bahan pencemar genetik).
Terdapat banyak bukti empiris bahwa kerusakan pilinan rantai DNA sangat
berkorelasi dengan zat-zat mutagenik dan karsinogenik dengan beragam
struktur. Kerusakan DNA mungkin muncul melalui kerusakan pilinan rantai
DNA sebagai hasil dari alkali yang labil dan dapat terjadi juga melalui
aktivitas pemotongan pilinan rantai DNA ketika terjadi perbaikan oleh enzim.
Pencitraan Biomarkers memainkan peran utama dalam biologi obat.
Biomarker membawa hal-halmasa depan di tangan kita dengan membantu
dalam diagnosis dini, pencegahan penyakit,target obat identifikasi, respon
obat dll berdasarkan penyakit.
Berapa kromosom yang dimiliki manusia
Manusia memiliki 23 pasang kromosom, dengan total 46 kromosom.
Wanita memiliki dua kromosom X dalam sel mereka, sementara laki-laki
memiliki satu X dan satu kromosom Y
sintesis polipeptida apabila terdapat kodon UAA, UAG, dan UGA (pada
prokariotik) dan UAA (pada eukariotik). Kodon UAA,UAG, dan UGA tidak
mengkode asam amino apapun dan merupakan agen pemotong gen (tidak
dapat bersambung lagi dengan double helix asam amino) disebut
sebagai kodon terminasi/kodon nonsense (kode stop). Kode genetik
berlaku universal, artinya kode genetik yang sama berlaku untuk semua jenis
makhluk hidup.
Dengan adanya kodon permulaan dan kodon terminasi, berarti tidak semua
urutan basa berfungsi sebagai kodon. Yang berfungsi sebagai kodon
hanyalah urutan basa yang berada di antara kodon permulaan dan kodon
terminasi. Urutan basa yang terletak sebelum kodon permulaan dan setelah
kodon penghenti tidak dibaca sebagai kodon.
Pada kamus kode genetik terdapat 64 kombinasi triplet untuk 20 asam
amino. Jadi, terdapat asam amino tertentu melebihi triplet ( kodon). Setiap
triplet disusun oleh 3 basa nitrogen. Rangkaian tiga basa nitrogen yang
menyusun kode disebut triple atau trikodon atau kodon. Rangkaian tiga basa
nitrogen yang ada pada DNA yang bertugas membuat kode-kode
disebut kodogen ( agen pengkode ). Dari 64 triplet hanya 61 triplet yang
mengodekan asam amino (lihat tabel kodon) . Ketiga kodon yang tidak
mengodekan asam amino merupakan sinyal stop, atau kodon terminasi,
yang menandai akhir translasi