You are on page 1of 36

KELOMPOK 4

FAJRIANI

SYAMSINAR

HASLIANI

ATIFA DARWIS

SURYA JAYA
MR

MODEL ANDERSON DAN


BARTKUS
J.G. Anderson dan D>E>
Bartkus

Pelayanan
Kesehatan

The History
Model ini memformulasikan berbagai
alternatif pelayanan kesehatan.
Pada awalnya J.G Anderson dan D.E. Bartkus
mempelajari sejauh mana mahasiswa
menggunakan pelayanan kesehatan selain yang
tersedia di universitas dan telah dibayar melalui
uang sekolah mereka.perhatian Anderson dan
bartkus terhadap mahasiswa untuk
menggunakan fasilitas kesehatan luar tidak
berbeda dengan keputusan yang dibuat oleh
anggota masyarakat yang mengikuti programprogram serupa.

Faktor-faktor yang ditemukan pada penelitian-

penelitian sebelumnya mengenai berbagai


variasi dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan, semuanya dikombinasikan dalam
satu model untuk diuji kegunaannya dalam
meramalkan perbedaan pola penggunaan
fasilitas kesehatan universitas.
Model tersebut mencoba mengaitkan
karakteristik sosiodemografik dan
memasukkan ke dalam sembilan dimensi yaitu
:

1.Penilaian individu tentang sumber pelayanan


kesehatan
2.Penilaian orang lain tentang sumber pelayanan
kesehatan
3.Persepsi tentang gejala penyakit serta kecendrungan
tindakan sebagai respon
4.Persepsi pelayanan kesehatan
5.Faktor ekonomi
6.Fasilitas pelayanan kesehatan ( kemudahan
mendapat )
7.Faktor sosial demografi ( umur, tingkat pendidikan)
8.Kemampuan mengenali gejala
9.Orientasi pelayanan kesehatan

SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
Pada hakekatnya adalah sistim
yang mengkordinasikan semua
kegiatan sedemikian rupa
sehingga menjamin setiap orang
dalam masyarakat memperoleh
pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan.

SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
Sistim Pelayanan Kesehatan

Masyarakat
Puskesmas
Sistim Pelayanan Medik
Rumah Sakit
Sistim Rujukan

PUSKESMAS
Adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan yang
langsung memberikan
pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi
kepada masyarakat di wilayah
kerja tertentu dalam usahausaha kesehatan pokok.

FUNGSI PUSKESMAS
Merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat diwilayah
kerjanya.
Melakukan pembinaan terhadap
peran serta masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan hidup
sehat
Memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu

RUMAH SAKIT
Salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan yang
merupakan bagian intergrasi dari
skn yang berfungsi untuk
menyelenggarakan upaya
kesehatan komprehensif yang
mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.

RUMAH SAKIT
Suatu organisasi yang melalui
tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan
yang berkesinambungan, diagnosis
serta pengobatan penyakit yang
diderita oleh pasien.

FUNGSI RUMAH
SAKIT
1. Pelayanan medik
2. Pelayanan penunjang medik
3. Pelayanan rehabilitatif
4. Pencegahan dan peningkatan

kesehatan
5. Tempat pendidikan dan
pelatihan tenaga medik

SISTIM RUJUKAN
SISTIM PELAYANAN KESEHATAN
YANG PELIMPAHAN TANGGUNG JAWAB
TIMBAL BALIK TERHADAP SATU KASUS
PENYAKIT ATAU MASALAH KESEHATAN
SECARA VERTIKAL DALAM ARTI UNIT
BERKEMAMPUAN KURANG KEPADA
UNIT YANG LEBIH MAMPU ATAU SECARA
HORIZONTAL DALAM ARTI ANTAR UNIT
YANG SETINGKAT KEMAMPUANNYA.

JENIS RUJUKAN
1. Rujukan kesehatan: berkaitan

dengan upaya peningkatan


dan pencegahan penyakit
2. Rujukan medik: adalah
rujukan pelayanan kesehatan
yang terutama meliputi upaya
penyembuhan dan pemulihan

PERSEPSI TENTANG GEJALA


PENYAKIT SERTA
KECENDERUNGAN TINDAKAN
SEBAGAI RESPON

Persepsi seseorang tentang


suatu gejala penyakit akan
berpengaruh terhadap respon
yang diberikan seseorang,
apakah itu respon aktif atau
respon pasif.

PERSEPSI INDIVIDU TERHADAP


SUATU GEJALA PENYAKIT
(a)Kesadaran

terhadap
perubahan
fisik
(nyeri, benjolan, dll).
(b)Evaluasi terhadap perubahan yang
terjadi dan memutuskan apakah hal
tersebut merupakan suatu gejala
penyakit.
(c) Respon emosional.

KECENDERUNGAN
TINDAKAN SEBAGAI RESPON

Faktor Internal
1.
2.
3.
4.
5.

Tahap perkembangan
Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Persepsi tentang fungsi
Faktor emosi
Spiritual

Faktor Eksternal
1. Praktik di keluarga
2. Faktor sosioekonomi
3. Latar belakang budaya.

PENILAIAN & PERSEPSI


PELAYANAN KESEHATAN

Persepsi Pelayanan
Kesehatan
Mencakup persepsi
terhadap:
fasilitas pelayanan
cara pelayanan
petugas kesehatan
obat-obatannya

FAKTOR EKONOMI
FAKTOR SOSIAL DEMOGRAFI

( UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN ).

FAKTOR EKONOMI
Semakin tinggi tingkat ekonomi
seseorang biasanya ia akan lebih
cepat tanggap terhadap gejala
penyakit yang ia rasakan.
Sehingga ia akan segera mencari
pertolongan ketika merasa ada
gangguan pada kesehatannya.

FAKTOR DEMOGRAFI
PERUBAHAN DEMOGRAFI PENDUDUK
Perubahan demografi mengakibatkan
beban pemerintah terhadap
kesehatan masyarakat menjadi lebih
meningkat, apalagi dalam waktu
waktu belakangan telah terjadi
peningkatan angka kemiskinan yang
membuat pemerintah memberikan
bantuan pengobatan melalui surat
miskin, askeskin, dll.

FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN

FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
Fasilitas pelayanan kesehatan
ditentukan oleh sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan yang ada meliputi
tersedianya gedung, petugas
kesehatan, serta obat-obatan.
Transportasi juga sangat berpengaruh
dalam penyediaan obat-obatan secara
merata ke seluruh pelayanan
kesehatan.

DIMENSI KARAKTERISTIK
PELAYANAN KESEHATAN
1. Kepastian waktu pelayanan
2. Akurasi Pelayanan.
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

pelayanan
Tanggung jawab
Kelengkapan
Kemudahan mendapatkan pelayanan
Variasi model pelayananelayanan, features
pelayanan.
Pelayanan pribadi
Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan
Atribut pendukung pelayanan

KEMAMPUAN MENGENALI
GEJALA

Faktor yang
Mempengaruhi:
Mengenali diri, baik secara fisik maupun

kejiwaan.
Pernah mengalami sebelumnya.
Latar belakang pendidikan.
Keadaan lingkungan.

ORIENTASI PELAYANAN
KESEHATAN

Orientasi pelayanan
kesehatan umumnya lebih
ke bagaimana menghasilkan
materi daripada tujuan
utamanya, yaitu
menyehatkan masyarakat.

Orientasi pelayanan sekarang ini lebih


diupayakan pada orientasi preventif
dibandingkan kuratifnya. Orientasi ini salah
satunya dilaksanakan pada konsep HMO
(Health Maintenance Organization). Pemberi
pelayanan kesehatan mendapat upah
berdasarkan jumlah jiwa, bukan pada frekuensi
dia memberi pelayanan (fee for service).

REFERENSI
Available from www.INDOSKRIPSI.com,

access on 13 April 2009


Available from www.bukukita.com, access
on 12 April 2009
Available from www.Amazon.com, access
on 12 April 2009

.TERIMA KASIH...

You might also like