Professional Documents
Culture Documents
NOMOR 24/PRT/M/2014
TENTANG
PEDOMAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG JASA KONSTRUKSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 6 Peraturan
Pemerintah
Nomor
Penyelenggaraan
30
Tahun
Pembinaan
2000
Jasa
tentang
Konstruksi,
pengembangan
sumber
daya
manusia
dalam
sumber
daya
sebagaimana
Pelatihan
rangka
pelaksanaan
manusia
dimaksud
Berbasis
bidang
pada
pengembangan
jasa
huruf
Kompetensi
konstruksi
diperlukan
Bidang
Jasa
Konstruksi;
c. bahwa dalam rangka pelaksanaan pelatihan berbasis
kompetensi sebagaimana dimaksud pada huruf b
diperlukan pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi
Bidang Jasa Konstruksi;
d. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
Rakyat
tentang
Pedoman
Pelatihan
Mengingat
: 1. Undang- Undang
dan
Peran
Masyarakat
Jasa
Konstruksi
Kualifikasi
Nasional
Indonesia
(Lembaran
Presiden
Nomor
121/P/2014
tentang
Bakuan
Kompetensi
Sektor
Jasa
Konstruksi;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
8
Tahun
2014
Tentang
Pedoman
Penyelenggaraan
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN
MENTERI
PEKERJAAN
UMUM
DAN
untuk
mendapatkan
masukan
yang
lengkap
tentang
Pelatihan
adalah
seperangkat
rencana
dan
pengaturan
mengenai tujuan, unit kompetensi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pelatihan tertentu.
6. Silabus adalah kumpulan uraian pokok tentang elemen kompetensi, kode
unit, kriteria unjuk kerja, indikator unjuk kerja, dan materi pelatihan
serta jam pelatihan yang harus disampaikan oleh instruktur kepada
peserta pelatihan dalam proses pelatihan.
7. Sertifikat Pelatihan adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga
pelatihan yang terdaftar dan/atau yang telah memiliki izin dan/atau
pembelajaran
adalah
kemampuan
yang
diperoleh
melalui
tertentu
dan
jangka
waktu
tertentu
secara
intensif
yang
menghasilkan kompetensi.
14. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan profesi keterampilan kerja dan keahlian kerja seseorang di
bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan, keterampilan tertentu,
kefungsian, dan/atau keahlian tertentu.
15. Sertifikat
Kompetensi
Kerja
adalah
bukti
pengakuan
tertulis atas
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1)
(2)
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi cakupan PBK bidang jasa
konstruksi,
Lembaga
Pelatihan,
penyelenggaraan
pelatihan,
pembinaan
BAB II
CAKUPAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
BIDANG JASA KONSTRUKSI
Pasal 4
(1)
(2)
PBK sebagaimana
dimaksud
pada ayat
(1)
meliputi
perencanaan,
(4)
Program PBK bidang jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
mengacu pada standar kompetensi kerja yang terdiri atas:
a. SKKNI;
b. standar internasional; dan/atau
c. standar khusus.
BAB III
LEMBAGA PELATIHAN
Pasal 5
(1)
(2)
Lembaga
Pelatihan
sebagaimana
dimaksud
dalam
ayat
(1)
harus
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Persyaratan dan tata cara registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur oleh Menteri.
BAB IV
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Pasal 6
(1)
a. persiapan pelatihan;
b. pelaksanaan pelatihan;
c. penerbitan sertifikat pelatihan; dan
d. evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pelatihan.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Lembaga
Pelatihan
wajib
menyusun
dan
menyampaikan
laporan
BAB V
PEMBINAAN PELATIHAN
Pasal 7
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 8
(1)
(2)
BAB VII
SISTEM INFORMASI PELATIHAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL
Pasal 9
(1)
Sistem
Informasi
Pelatihan
Jasa
Konstruksi
Nasional
(SIPJAKON)
(3)
BAB VIII
SANKSI
Pasal 10
(1)
(2)
Setiap
pelanggaran
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
diberi
(5)
(6)
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
Lembaga Pelatihan yang telah mempunyai pedoman pelatihan sebelum
diterbitkannya Peraturan Menteri ini ditetapkan harus menyesuaikan dengan
Peraturan Menteri ini.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
(1)
b. Lampiran II
: Lembaga Pelatihan;
(2)
(3)
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2014
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 Januari 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 46
10
LAMPIRAN
11
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 24/PRT/M/2014
TENTANG
PEDOMAN PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI BIDANG JASA KONSTRUKSI
kompetensi
tenaga
kerja
di
sektor
jasa
konstruksi
sangat
dibutuhkan
dalam
menghadapi
kompetisi
global
melalui
pelatihan
dilakukan
dalam
rangka
yang
disajikan
dalam
proses
pembelajaran
merupakan
12
dapat
diperoleh
dari
pelatihan
berbasis
kompetensi
13
terutama
di
pasar
tenaga
jasa
konstruksi
keunggulan
penerapan
metode
pelatihan
berbasis
kompetensi
ini
dapat
di
lingkungan
jasa
konstruksi,
terutama
dalam
pemerintah
pusat,
pemerintah
provinsi,
pemerintah
berdasarkan
hasil
identifikasi
kebutuhan
pelatihan
14
program
pelatihan
pada
waktu
dan
tingkat
yang
oleh
lembaga
pelatihan
yang
teregistrasi
dan/atau
arsitektur
tenaga
ahli
konstruksi
dapat
meliputi
mekanikal
tenaga
ahli
konstruksi
dapat
meliputi
subklasifikasi ahli teknik mekanikal, ahli teknik sistem tata udara dan
refrigerasi, ahli teknik plumbing dan pompa mekanik, ahli teknik
proteksi kebakaran, dan ahli teknik transportasi dalam gedung.
Klasifikasi elektrikal tenaga ahli konstruksi dapat meliputi subklasifikasi
ahli teknik tenaga listrik, ahli teknik elektronika, dan telekomunikasi
dalam gedung, dan ahli teknik sistem sinyal telekomunikasi kereta api.
15
kota, ahli teknik sanitasi dan limbah, dan ahli teknik air minum.
Klasifikasi manajemen pelaksanaan tenaga ahli konstruksi dapat
meliputi subklasifikasi ahli manajemen konstruksi,
proyek,
ahli manajemen
ahli
arsitektur
tenaga
terampil
konstruksi
dapat
meliputi
mason
(tukang
bangunan
umum),
tukang
tukang
pasang
lantai
tegel/ubin/marmer,
tukang
gipsum,
tukang
cat
bangunan,
tukang
taman/landscape,
pelaksana
bangunan
gedung/pekerjaan
gedung,
pelaksana
gedung,
penata
perawatan
bangunan
taman/landscape,
gedung,
pengawas
pelaksana
tukang
cat
madya
bangunan,
laboratorium
tukang
pasang
perancah/formworker/formwork,
tukang
16
steel
erector
of
bridge,
pelaksana
bangunan
teknisi
laboratorium
beton,
asisten
teknisi
laboratorium
mekanikal
tenaga
terampil
konstruksi
dapat
meliputi
operator
17
mekanik alat-alat
operator
mesin
pencampur
aspal,
operator
asphalt
pekerjaan
mekanikal
dan
elektrikal
bangunan
gedung
elektrikal
tenaga
terampil
konstruksi
dapat
meliputi
pelaksana
plumbing,
pengawas
mandor plumbing,
18
biaya
jalan,
quantity
surveyor,
mandor
tukang
Indonesia
Tahun
(KKNI),
2012
tentang
Kerangka
dilaksanakan
untuk
Kualifikasi
Nasional
mendapatkan
capaian
kandungan
sejumlah
unit
kompetensi
yang
ketentuan
pengakuan
kompetensi
kerja
yang
19
3. Unit kompetensi.
Program PBK yang dilaksanakan untuk mendapatkan 1 (satu) unit
kompetensi.
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
20
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 24/PRT/M/2014
TENTANG
PEDOMAN PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI BIDANG JASA KONSTRUKSI
LEMBAGA PELATIHAN
21
tingkat
kabupaten/kota.
Hasil
registrasi
Lembaga
Pelatihan
pelatihan
yang
telah
memenuhi
persyaratan
registrasi
wajib
akreditasi
dilaksanakan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
23
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 24/PRT/M/2014
TENTANG
PEDOMAN PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI BIDANG JASA KONSTRUKSI
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
A. UMUM
Penyelenggaraan PBK bidang jasa konstruksi dilakukan melalui beberapa
tahap sebagai berikut:
1. persiapan pelatihan;
2. pelaksanaan pelatihan;
3. penerbitan sertifikat pelatihan; dan
4. evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pelatihan.
B. PENAHAPAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN
1. Persiapan Pelatihan
Sebelum melaksanakan PBK bidang jasa konstruksi setiap lembaga
pelatihan melakukan langkah/tahapan sebagai berikut:
a. Melakukan Identifikasi Kebutuhan Pelatihan (Training Need
Assesment/TNA).
Identifikasi
kebutuhan
pelatihan
merupakan
suatu
proses
umumnya,
dilakukan
identifikasi
kebutuhan
dimiliki
kebutuhan
yang
pelatihan
pasar
kesenjangan
kompetensi
24
Untuk
mendapatkan
informasi
kinerja
dari
setiap
jabatan,
baik
kemungkinannya
mengidentifikasi
di
untuk
waktu
sekarang
masa
yang
akan
hubungan
atau
korelasi
maupun
datang,
kemudian
antartugas
dan
yang
harus
pelatihan
telah
tersedia
hasil
identifikasi
standar kompetensinya,
pelatihan
disusun
tersebut.
Namun, jika
berdasarkan
standar
standar
kompetensinya
kompetensi
belum
tersedia,
25
Mendeskripsikan
nama
program
pelatihan
yang
akan
dilaksanakan.
2) Tujuan
Mendeskripsikan
yang
akan
dicapai
oleh
peserta
pelatihan
yang
akan
ditempuh
oleh
peserta
pelatihan.
dan
seleksi
untuk mendapatkan
merupakan
calon
proses
peserta
penyaringan
pelatihan
yang
26
Secara
diikuti.
keseluruhan
proses
pelaksanakan
informasi
tentang
program
pelatihan
metode
seleksi
yang
akan
dipakai
sesuai
terhadap
hasil pembelajaran
nonformal
atau
pengalaman
sebelumnya
kerja)
atau
seleksi
terhadap
calon
peserta.
memilih
calon
peserta
sesuai
dengan
pelatihan
merupakan
dokumen
perencanaan
tahap
acuan
bagi
Rencana
pelatihan
digunakan
27
pelatihan
agar
pelatihan
dapat
berjalan
sebagaimana mestinya.
Manajer pelatihan memiliki tugas:
a) merekrut dan menyeleksi instruktur/fasilitator pelatihan;
b) memantau atau mengecek kesiapan yang diperlukan sebelum
pelatihan dimulai;
c) mengecek alur dokumen yang sesuai dengan manajemen mutu;
d) mengatur tugas-tugas pelaksana lainnya agar masing-masing
individu mengetahui tugas dan tanggung jawab;
e) memelihara kerjasama tim untuk menghindari hambatanhambatan dalam penyelenggaraan pelatihan; dan
f) menyusun laporan penyelenggaraan pelatihan.
2) Pengendali kelas (Course Director)
Pengendali
kelas
harus
memahami
konsep-konsep
yang
instruktur
Pendidikan
terakhir
serta
peserta
seorang
pelatihan
Pengendali
secara
kelas
umum.
haruslah
28
harus
mampu
berperan
sebagai
narasumber,
peserta
mengembangkan
rencana
belajar
memotivasi
peserta
pelatihan
secara
29
e) membuat
terkini
keputusan
dan
mengenai
pengakuan
pengakuan kompetensi
terhadap
hasil
pembelajaran
sebelumnya;
f) menilai capaian kompetensi perseorangan menurut kriteria dan
standar yang ditetapkan; dan
g) mendokumentasikan hasil penilaian setiap peserta pelatihan.
5) Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan harus memenuhi:
a) persyaratan standar kompetensi pelatihan;
b) persyaratan identifikasi kebutuhan pelatihan;
c) persyaratan rekrutmen dan seleksi; dan
d) tata tertib pelatihan.
f. Menyiapkan Fasilitas Pelatihan
a) Peralatan
Seluruh
peralatan
pencapaian
yang
kompetensi
dibutuhkan
sebagaimana
dalam
yang
rangka
ditetapkan
dan
sesuai
dengan
program
pelatihan
yang
akan
dilaksanakan.
b) Bahan pelatihan
Bahan pelatihan harus tersedia dalam jumlah yang cukup
dan disesuaikan dengan tujuan kompetensi yang akan ditempuh.
Bahan
pelatihan
terdiri
atas
bahan
pelatihan
untuk
teori
digunakan
sesuai
dengan
pelatihan
dipersyaratkan.
harus
Tempat
workshop/bengkel/tempat
tersedia
sesuai
pelatihan
terdiri
praktik,
atau
atas
dengan
yang
ruang
kelas,
demonstration
plot
30
d) Modul
Modul
atau
materi
pelatihan
merupakan
bahan/sumber
pelatihan
dan
dikoordinasikan
dengan
tenaga
2. Pelaksanaan Pelatihan
Dalam pelaksanaan pelatihan bidang jasa konstruksi, terdapat beberapa
pendekatan pelatihan yang umum diselenggarakan, yaitu pelatihan di luar
tempat kerja (Off- the Job Training), dan pelatihan di tempat kerja (On-theJob Training).
Pelatihan di luar tempat kerja dapat dilakukan dengan metode sebagai
berikut:
a. pelatihan dalam kelas;
b. pelatihan di bengkel kerja dan/atau laboratorium;
c. pelatihan jarak jauh (PJJ) atau distance learning; atau
d. pelatihan keliling (mobile training).
31
sebelumnya.
Rencana
pembelajaran
tersebut
disusun
membaca
(reading),
peragaan
(demonstration),
diskusi
proses
belajar-mengajar,
pokok-pokok
kepada
pembelajaran
pada
peserta
setiap
pelatihan
awal
sesi
asesmen
pencapaian
kompetensi
pada
sesi
yang
bersangkutan.
2) Pengantar
Tujuan tahapan pengantar adalah untuk membentuk lingkungan
belajar yang positif dan kondusif. Isi segmen pengantar adalah garis
besar atau pokok-pokok pembahasan yang akan disajikan selama
32
intelektual,
dan
sikap
kerja
sebagai
seorang
profesional.
Pada tahapan ini juga disediakan waktu kepada para peserta untuk
bertanya kepada instruktur setelah tugas-tugas dilaksanakan oleh
peserta. Segmen ini harus semakin memperkuat aspek kompetensi
dan dimensi kompetensi yang relevan dengan sesi pelatihan.
4) Penutup atau Wrap Up
Tahapan
penutup
ini
adalah
waktu
yang
digunakan
untuk
yang
sebenarnya.
Model
pelatihan
ini
bertujuan
laboratorium,
meliputi
peragaan
(demonstration),
praktik
33
Tahapan
dalam
melaksanakan
pelatihan
di
workshop
atau
proses
belajar-mengajar,
pokok-pokok
kepada
pembelajaran
pada
peserta
setiap
pelatihan
awal
sesi
asesmen
pencapain
kompetensi
pada
sesi
yang
bersangkutan.
2) Pemberian materi pelatihan
Pemberian materi pelatihan merupakan batang tubuh program
pelatihan, yaitu proses belajar-mengajar yang diberikan instruktur
kepada peserta pelatihan. Selama sesi pelatihan instruktur harus
menyiapkan metode pembelajaran yang memungkinkan setiap
peserta baik secara individual maupun kelompok mengerjakan
aktivitas yang dirancang di dalam buku kerja untuk mencapai
sasaran pelatihan.
Instruktur memberikan instruksi mengenai aktivitas pembelajaran
yang bersifat praktis dan mengarah kepada perkuatan pengetahuan
atau kognitif, keterampilan atau keterampilan intelektual dan sikap
kerja sebagai seorang profesional.
Pada tahapan ini juga disediakan waktu kepada para peserta untuk
bertanya kepada instruktur setelah tugas-tugas dilaksanakan oleh
peserta. Segmen ini harus semakin memperkuat aspek kompetensi
dan dimensi kompetensi yang relevan dengan sesi pelatihan.
3) Penutup atau Wrap Up
Tahap penutup ini merupakan waktu yang digunakan untuk
mengukur pencapai kompetensi setiap peserta pelatihan dengan
menggunakan buku kerja dan buku penilaian yang telah disiapkan.
34
pelaksanaan
dilaksanakan
di
pelatihan
industri
model
jasa
on-the-job
kontruksi
training
diperlukan
yang
seorang
(demonstration),
praktik
lapangan,
curah
pendapat
asesmen
pencapain
kompetensi
pada
sesi
yang
bersangkutan.
35
2) Pemagangan
Pemagangan merupakan batang tubuh program pelatihan, yaitu
proses belajar-mengajar yang diberikan oleh instruktur dalam
bentuk
daftar
simak
kepada
para
peserta
pelatihan
untuk
intelektual
dan
sikap
kerja
sebagai
seorang
profesional.
Pada tahapan ini juga disediakan waktu kepada para peserta untuk
bertanya kepada instruktur setelah tugas-tugas dilaksanakan oleh
para peserta. Segmen ini harus semakin memperkuat aspek-aspek
kompetensi dan dimensi kompetensi yang relevan dengan sesi
pelatihan.
3) Penutup atau Wrap Up
Tahapan penutup ini merupakan waktu yang digunakan untuk
mengukur pencapai kompetensi setiap peserta pelatihan dengan
menggunakan Buku Penilaian yang telah dipersiapkan.
36
teknik
pembelajaran
dimana
peserta
dengan
instrukturnya terpisah;
3) menekankan belajar secara mandiri, terstruktur, dan terbimbing
dengan menggunakan berbagai sumber materi ajar;
4) memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi
dan komunikasi sebagai sumber belajar yang dapat diakses setiap
saat; dan
5) menekankan interaksi pembelajaran berbasis teknologi informasi
dan
komunikasi,
meskipun
tetap
memungkinkan
adanya
daya
tampung
yang
tidak
terbatas
karena
tidak
pelatihan
penyelenggara
dapat
bertemu
dengan
instruktur
dan
37
8) pelatihan
jarak
memanfaatkan
jauh
dilaksanakan
teknologi
informasi
secara
dan
interaktif
dengan
komunikasi
sehingga
keliling
teridentifikasi
dilakukan
sebagai
dengan
kantong
mengunjungi
pekerja
tempat
konstruksi
yang
dengan
karena
dapat
menjangkau
kantong-kantong
pekerja
lokasi
untuk
pelaksanaan
pelatihan
keliling
sangat
telah
dilakukan
dalam
tahap
persiapan
pelatihan.
untuk
rekrutmen
dan
penentuan
lokasi
pelatihan
untuk
perbaikan
dan
pemeliharaan
kendaraan
serta
38
1) calon
peserta
pelatihan
individu/perseorangan
MTU,
baik
maupun
yang
yang
mendaftar
mendaftar
sebagai
mewakili
biodata,
baik
melalui
faksimile,
telepon,
pos
Kompetensi
dan
Pelatihan
Konstruksi
untuk
dan
koordinasi
kepada
peserta
pelatihan
harus
penguji
menandatangani
berita
acara
pelaksanaan
uji
39
pelatihan
mendokumentasikan
sertifikat
dengan
sejak
sertifikat
kepada
peserta
dilakukan
dengan
penguji
menandatangani
Berita
Acara
Pelaksanaan
Uji
(assesment);
e. ketua dewan penguji menandatangani daftar nilai materi pelatihan pada
lembaran sertifikat;
f. sertifikat diberikan penomoran dengan mengacu kepada ketentuan
masing-masing lembaga pelatihan;
g. sertifikat diserahkan kepada peserta yang lulus pelatihan pada dengan
menggunakan daftar distribusi sertifikat dan tanda terima;
h. ketua panitia menyerahkan berita acara kelulusan peserta pelatihan,
daftar nilai peserta pelatihan, rekapitulasi biodata peserta (dalam
40
bentuk hard copy dan soft copy) serta sisa blangko sertifikat kepada
manajer pelatihan;
i. manajer
pelatihan
mendokumentasikan
sertifikat
dengan
kaitannya
pelatihan
dengan
difokuskan
pada
peningkatan
penguatan
mutu
pelatihan,
komponen
pembinaan
pelatihan
sebagai
berikut:
a. ketepatan dan kelengkapan perangkat lunak (software) pelatihan.
Seperti kurikulum dan silabus, modul dan materi pelatihan, metoda
pelatihan, metoda penilaian dan sebagainya;
b. ketepatan dan kelengkapan fasilitas dan sarana (hardware) pelatihan,
sesuai dengan program pelatihannya, seperti mesin dan peralatan, alat
bantu/peraga pelatihan, dan sebagainya;
c. ketepatan
dan
kelengkapan
perangkat
pemantauan
(monitoring),
kegiatan
dalam
penyelenggaraan
pelatihan
dari
tahap
41
dan
menerapkan
pengetahuan,
terhadap
memahami,
keberhasilan
memperagakan,
dan
para
peserta
menerapkan
menyerap,
pengetahuan,
terhadap
kualitas
pengajaran
yang
diberikan
oleh
materi pelatihan
instruktur.
3) Evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan merupakan evaluasi
untuk mendapatkan umpan balik dari para peserta mengenai
penyelenggaraan
dan
pelayanan
petugas
selama
pelatihan
realisasi
penyelenggaraan
pelatihan
yang
telah
44
panitia
pelaksana,
instruktur/asesor/
persiapan/sosialisasi/koordinasi,
dan
undangan
rekrutmen.
b) laporan pelaksanaan, paling sedikit terdiri atas:
(1) kata pengantar;
(2) daftar isi;
(3) kegiatan
pelatihan/uji/bimbingan
menjelaskan
jalannya
kegiatan
teknis/sosialisasi
dari
pembukaan
yang
hingga
penutupan;
(4) metode dan/atau kurikulum yang digunakan;
(5) tata tertib kegiatan;
(6) jadwal kegiatan;
(7) daftar nama penyelenggara dan peserta yang terlibat dalam
kegiatan;
(8) simpulan dan saran; serta
(9) lampiran yang terdiri atas dokumentasi kegiatan, satuan acara
pembelajaran (SAP), daftar hadir penyelenggara dan peserta,
serta fotokopi surat keterangan telah mengikuti kegiatan yang
ditandatangani kepala lembaga pelatihan terkait.
c) Laporan evaluasi paling sedikit terdiri atas:
(1) kata pengantar;
(2) daftar isi;
(3) hasil evaluasi sasaran mutu kegiatan serta analisisnya;
(4) hasil evaluasi kesesuaian RMP dengan realisasinya;
45
sertifikat/surat
keterangan,
rekapitulasi
hasil
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
46
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 24/PRT/M/2014
TENTANG
PEDOMAN PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI BIDANG JASA KONSTRUKSI
PEMBINAAN PELATIHAN
A. Umum
Pembinaan terhadap penyelenggaraan pelatihan, Lembaga Pelatihan, dan
pelaksanaan akreditasi Lembaga Pelatihan secara nasional dilakukan oleh
Badan
Pembinaan
Konstruksi,
Kementerian
Pekerjaan
Umum
dan
pelatihan
di
bidang
jasa
konstruksi.
Dalam
melaksanakan
B. Pemberdayaan
Dalam rangka pemberdayaan, perlu dilakukan penyusunan programprogram penguatan pelatihan bidang jasa konstruksi. Bentuk program
penguatan tersebut antara lain:
1. penyusunan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri
jasa konstruksi;
2. penyelenggaraan program pelatihan training of trainers (TOT);
3. penyelenggaraan program pelatihan management of training (MOT);
47
Pembina
Jasa
Konstruksi
Provinsi
melakukan
pemantauan
konstruksi
di
kabupaten
dan
kota
yang
menjadi
lingkup
kewenangannya.
Pelaporan terhadap setiap penyelenggaraan pelatihan dilakukan kepada
Badan Pembinaan Konstruksi melalui Sistem Informasi Pelatihan Jasa
Konstruksi (SIPJAKON).
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
48
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 24/PRT/M/2014
TENTANG
PEDOMAN PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI BIDANG JASA KONSTRUKSI
49
dapat
melakukan
sinkronisasi
dengan
menggunakan
kata
kunci
(password)
yang
harus
dimasukkan
sebelum
menggunakan aplikasi.
5. Dapat melakukan analisis data dengan menggunakan fasilitas filter dan
pengelompokan (grouping) sehingga pengolahan data dapat dilakukan
secara cepat dan mudah tersaji.
6. Aplikasi dibuat mengikuti format formulir yang ditentukan oleh Badan
Pembinaan Konstruksi.
7. Memiliki fitur seperti entry data, rekapitulasi, laporan, grafik, dan beberapa
alat bantu seperti: backup, impor, restore, dan printview.
8. Dalam laman SIPJAKON, terdapat Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
berbasis web yang dapat dijalankan dengan menggunakan beberapa web
browser yang banyak digunakan masyarakat. Dengan menggunakan SIG,
informasi yang dihasilkan menjadi lebih informatif dan memudahkan dalam
memperoleh data spasial dan data nonspasial secara cepat tentang sebaran
lokasi SDM konstruksi yang telah dilatih di setiap lembaga pelatihan.
50
9. Memiliki
komunitas
SIPJAKON
yang
merupakan
wadah
tempat
memecahkan
persoalan-persoalan
pengelolaan
aplikasi
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 31 Desember 2014
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
51
PENUTUP
Dengan diterbitkannya pedoman ini, diharapkan para pemangku kepentingan
Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Bidang Jasa Konstruksi, baik di pusat
maupun daerah dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
optimal, efektif, dan efisien khususnya dalam meningkatkan kompetensi
tenaga kerja konstruksi Indonesia.
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
52