Professional Documents
Culture Documents
Analisis Masalah
Sejak 4 bulan yang lalu ia merasakan ada benjolan kecil pada lehernya, Sering batuk
disertai demam dan berkeringat terutama pada malam hari. (*)
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
Platysma
Sternocleidomastoideus
Digasticus
stylohyoideus
mylohyoideus
geniiohyoideus
sternothyroideus
thyrohyoideus
omohyoideus
scalenus anterior
scalenus medius
Terdiri dari satu sampai tiga lapis, sel berbentuk elip yang mulai menunjukkan
tanda bertanduk (cornification). Sel-sel tersebut mengandung kerantobilia dan fungsinya
masih belum jelas diketahui.
d.
Stratum lusidum
Terdiri dari beberapa lapis sel yang telah mati, karenanya beraspek homogen. Inti
dan organoida tidak jelas tapi desmosoma masih jelas terlihat, sedangkan butir
keratohyalinnya sudah lenyap berubah menjadi eledin.
a.
Stratum korneum
Merupakan lapis sel yang paling luar, sel-selnya bertanduk dan mengandung keratin yang
diduga hasil perubahan eledin. Lapis ini beberapa tempat tebal dan bila kering akan
mengelupas membentuk stratum disjunctum. Khususnya untuk stratum lusidum hanya
ditemukan pada daerah yang tidak berambut, misalnya : planumnasale atau bantalan
kaki/tangan.
Keratin adalah suatu skleroprotein yang sangat resisten terhadap pengaruh kimia
dan biasanya keratin yang terdapat pada epidermis adalah keratin lunak dan keratin keras
terdapat pada kuku, rambut yang bersifat kurang elastis karena kandungan sulfur tinggi
Dermis
Sering disebut Cutis vera, merupakan bagian utama kulit terdiri dari serabut kolagen dengan
susunan yang padat sedangkan serabut elastis dan jaringan ikat lain sedikit.
a.
Stratum papilleare
Yakni membentuk jalinan dengan epidermis pada kulit tidak berambut. Tampak
papil-papil yang sering terdapat ujung saraf, pembuluh darah dan saluran kelenjar peluh.
b.
Stratum retikulare
Antara stratum papillare dengan stratum retikulare sebenarnya mempunyai
batasan yang tidak jelas. Hanya serabut kolagen pada stratum ini lebih padat dan
anyamannya mengarah horisontal terhadap permukaan kulit.
Didalam ilmu bedah mengetahui arah anyaman serabut kolagen ini sangat penting
karena dalam operasi yakni memberikan proses kesembuhan yang lebih cepat.
Hypodermis
Hypodermis atau sub kutis terdiri dari jaringan ikat longgar yang banyak
mengandung serabut elastis. Dalam keadaan patologis akan membentuk rongga-rongga
yang berisi cairan (edema) atau udara (emphysema). Daerah ini juga merupakan tempat
perlindungan lemak terutama pada babi. Pada hewan yang gemuk sel-sel lemak dapat
menyusup lebih dalam dan terdapat diantara otot.
Daerah tubuh yang sedikit terdapat sub kutis adalah : metakarpus kuda, oleh
sebab itulah kulit sulit digerakkan karena melekat kuat.
Glandula Surodifera
Dibedakan atas dua type yakni : bentuk merokrin dan bentuk apokrin.
a.
Bentuk Merokrin
Bentuk kelenjar ini lebih banyak terdapat pada kulit yang sedikit atau tidak
terdapat rambut misal : telapak kaki.
b.
Bentuk Apokrin
Banyak tersebar pada permukaan tubuh hewan piaraan karena selalu berkaitan
dengan rambut. Disebut apokrin karena sebagian dari ujung kelenjarnya tampak lebih
luas dari merokrin dan kutub bebasnya terlepas sebagai sekreta. Bentuk epithel silindris
dan tergantung aktivitasnya keadaan mioepithel relatif lebih rapat
Glandula Sebaceaea
Disebut juga kelenjar palit, membentuk semacam lobulus yang memeiliki
membran basal. Alat penyalurnya terdiri dari sel epithel pipih atau kubis rendah selapis
dan bermuara didaerah folikel. Cara sekresi kelenjar ini adalah holokrin, sel-sel tua
hancur dan menjadi sebum (minyak) yang berguna untuk meminyaki rambut atau bulu,
sebum mengandung protein dan kholestrin.
3. Bagaimana mekanisme berkeringat ? (sandra,emil, triza)
Jawaban :
Berkeringat memungkinkan tubuh untuk mengatur suhu. Berkeringat dikendalikan
oleh pusat dari preoptik dan daerah anterior hipotalamus di mana tedapat neuron
termosensitif. Fungsi pengaturan panas dari hipotalamus juga dipengaruhi oleh input dari
reseptor suhu pada kulit. Rangsangan area preoptik di bagian anterior hipotalamus baik
secara listrik atau oleh panas yang berlebihan akan menyebabkan berkeringat.
4. Bagaimana mekanisme terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening ? (jojop,
nining, CI )
Jawaban :
Pembengkakan kelenjar getah bening dapat terjadi karena adanya suatu infeksi yang
merangsang produksi sel darah putih (limfosit) meningkat sebagai suatu respon imunitas
tubuh dalam melawan infeksi tersebut.
Penyebab pembengkakan kelenjar getah bening (kelenjar limfe):
- Infeksi
- Kanker
- Penyebab lainnya
Pembengkakan kelenjar limfe dapat terjadi karena reaksi terhadap beberapa obat,
sarcoidosis, dan beberapa macam arthritis. Adapun dapat terjadi karena HIV, Kawasaki
disease, dan tuberculosis
5. Apa yang menyebabkan tuan Aidal sering menderita batuk. berkeringat dan demam ?
(monik, emil)
Jawaban :
Batuk: Adanya Infeksi virus/bakteri di daerah sekitar Tenggorokan. Batuk tersebut merupakan bentuk
pertahanan tubuh dalam melawan virus/bakteri tersebut.
Keringat:
keringat malam pada pasien tuberkulosis aktif terjadi sebagai respon salah
satu molekul sinyal peptida yaitu tumour necrosis factor alpha (TNF-) yang
dikeluarkan oleh sel-sel sistem imun di mana mereka bereaksi terhadap bakteri
infeksius(M.tuberculosis). Monosit yang merupakan sumber TNF- akan
meninggalkan aliran darah menuju kumpulan kuman M.tuberculosis dan menjadi
makrofag migrasi.Walaupun makrofag ini tidak dapat mengeradikasi bakteri secara
keseluruhan, tetapi padaorang imunokompeten makrofag dan sel-sel sitokin lainnya
akan mengelilingi kompleks bakteri tersebut untuk mencegah penyebaran bakteri lebih
lanjut ke jaringan sekitarnya.TNF- yang dikeluarkan secara berlebihan sebagai
respon imun ini akan menyebabkan demam
Demam: Demam timbul sebagai akibat respon sinyal kimia yang bersirkulasi yang
menyebabkan hipotalamus mengatur ulang suhu tubuh ke temperatur yang lebih tinggi
untuk sesaat. Selanjutnya suhu tubuh akan kembali normal dan panas yang berlebihan
akan dikeluarkan melalui keringat.
Kemarin tuan Aidal mengalami batuk darah kemudian memeriksa dirinya pada dokter
keluarga. (**)
1. Bagaimana patofisiolgi batuk darah ? ( triza,sandra)
Jawaban :
TB paru ulserasi mukosa br., gagal pembekuan darah, menambah permeabilitas
dinding pembuluh darah, hiper-vaskuler, Rasmussens aneurysma
Karsinoma bronkogenik erosi & nekrosis jaringan tumor, invasi pembuluh darah
Bronkiektasis radang mukosa br., batuk keras, anastomose & aneurisma
Mitral stenosis & gagal jantung kiri akut tekanan V. pulmonalis bertambah
ruptur/distensi kapiler.
Infark paru arteri tertutup anastomose & spasme vena nekrose.
Mekanisme terjadinya batuk darah yang disebabkan oleh berbagai penyakit
yangmendasarinya pada prinsipnya hampir sama yaitu bila terjadi kelainan pada
parenkim/struktur paru, sistem sirkulasi bronkial atau pulmoner, maupun pleura (selaput
paru) sehingga terjadi perdarahan pada kedua sistem sirkulasi tersebut. Pada
penyakit tuberkulosis, batuk darahdapat terjadi akibat kelainan struktur paru yang
ditimbulkan akibat penyakit tuberkulosis. Jaringan paru dan pembuluh darah biasanya
rusak oleh penyakit ini sehingga
terjadi bronkiektasis (struktur paru menjadi lebih lebar seperti sarang tawon) disertai
dengan pelebaran pembuluh darah bronkial dan pulmoner sehingga jika penderita batuk
dengan keras, terjadi tekanan rongga dada yang tinggi dan menjadi pencetus batuk
darah..Tiga penyakit penyebab tersering batuk darah adalah infeksi tuberkulosis,
bronkiaktasis dantumor paru
2. Apa penyebab batuk darah pada kasus ini ? ( yola,carita)
Jawaban :
&
Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter menduga Aidal menderita penyakit TBC pada
paru-paru dan TBC pada kelenjar getah bening. (****)
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
1. PARS KONDUKSI
a. Hidung
EPITHEL
c.
1.
2.
3.
TRACHEA
C- RING CARTILAGO HYALIN (10-12) BENTUK SEPATU KUDA
JAR. IKAT FIBROELASTIK ANTARA PERICHONDRIUM
MUCOSA
- EPITHEL RESPIRASI
- LAMINA PROPRIA
4. SUBMUCOSA.
- dense, irregular fibroelastic con. Tissue
- mucous and seromucous glands
- Lymphoid elements
- rich blood and lymph supply
5. ADVENTITIA
- hyaline C-ring
d. Bronchus
1. pseudostratified ciliated columnar (EPI) + goblet
2. Lam. Propria
E
SM
GLD
HC
e.
1.
2.
3.
Bronchiole
lack of cartilage & glands
simpler (lower) ciliated
Diminishing goblet cells
SM
f.
1.
2.
3.
Terminal Bronchioles
Clara cells
cuboidal cells
some with cilia.
2. PARS RESPIRASI
a. respiratory bronchioles
- mirip dengan struktur bronkiolus terminal, tapi dinding mereka terganggu oleh kehadiran
alveoli,
- berakhir dalam saluran alveolar
cub
s
b.
Alveolar ducts
septa ditutupi oleh beberapa epitel bronchiolar
otot polos di septum
Dinding dibentuk oleh kantung paru dan alveoli
c. Alveolar sacs
dinding tipis, sama dengan alveoli,
tidak ada otot polos namun memiliki serat elastis dan kolagen
sa
c
a
d
rb
a
d
Surf.pro
d cell
kapile
r
Squ
S
d. Alvioli
unit struktural dan fungsional utama dari sistem pernapasan,
struktur kecil, (0.002mm3), jumlah mendekati 300 juta, paru-paru yang konsistensi seperti
spons.
Total luas permukaan dari semua alveoli yang tersedia untuk pertukaran gas melebihi 140
m2
2. Bagaimana anatomi dari system respirasi ? ( yola, nurul, carita )
Jawaban :
Terlampir di learning issue.
Jawaban :
Penularan TBC terjadi karena bakteri mycobacterium tuberculosis yang dibatukkan atau
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat hidup
dalam udara bebas selama kurang lebih 1-2 jam, tergantung pada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Suasana lembab dan gelap dapat
menyebabkan bakteri tersebut dapat tahan berhari hari sampai berbulanbulan. Bila
partikel ini terhisap oleh orang sehat maka ia akan menempel saluran pernafasan,
khususnya paruparu.
Partikel dapat masuk ke dalam alveolar, bila ukuran partikel kurang dari 5 mikrometer.
Kuman akan dihadapi terlebih dulu oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan dibersihkan oleh makrofag yang keluar dari cabang trakea
bronkhial bersama gerakan sillia dengan sekretnya. Bila bakteri tersebut menetap di
jaringan paru maka ia akan tumbuh dan berkembang biak di dalam sitoplasma dari
makrofag. Di sini ia dapat terbawa masuk ke dalam organ tubuh lainnya.
bakteri yang bersarang ke jaringan paru akan membentuk sarang tuberkulosis pneumonia
kecil dan disebut sarang primer atau efek primer atau sarang ghon (fokus). Sarang primer
ini dapat terjadi pada semua jaringan paru, bila menjalar sampai ke pleura maka terjadi
efusi pleura. Kuman dapat juga masuk ke dalam saluran gastrointestinal, jaringan limfe,
orofaring, dan kulit. Kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar keseluruh
organ, seperti paru, otak, ginjal, dan tulang. Bila masuk ke dalam arteri pulmonalis maka
terjadi penjalaran keseluruh bagian paru dan menjadi TB milier.
Sarang primer akan menimbulkan peradangan getah bening yang menuju hilus
(limfangitis lokal), dan diikuti pembesaran getah bening hilus (limfangitis regional).
Sarang primer limfangitis lokal serta regional menghasilkan komplek primer (range).
Proses sarang paru ini memakan waktu 38 minggu.
5. Apa pengaruh usia dan pekerjaan tuan Aidal terhadap TBC ? ( monik, puput)
Jawban :
Usia: TBC lebih banyak menyerang pada usia yang produktif, yaitu sekitar 15-50
tahun. karena adanya proses penurunan system imun tubuh (sel darah putih pada orang
dewasa lebih rendah dari anak-anak) yang mengakibatkan semakin mudahnya untuk
terinfeksi suatu penyakit. Terutama penyakit tbc yang berhubungan system imum.
Pekerjaan: Pekerjaan sebagai supir truk yang sering keluar kota mengakibatkan ia
seringnya bergonta-ganti pasangan yang mengakibatkan timbulnya penyakit HIV/AIDS
yang mengakibatkan lemahnya system imunnya, terutama limfosit untuk
mempertahankan tubuh sehingga dapat dengan mudah tertular penyakit TBC apabila
melakukan kontak fisik, seperti berbicara, batuk, dan bersin dengan orang yang menderita
TBC ditambah juga dengan seringnya terpajan dengan udara bebas yang mengandung
bakteri atau partikel-partikel yang dapat mengakibatkan penyakit TBC. Selain itu,
Lingkungan yang kotor juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap terserangnya
penyakit TBC
6. Bagaimana gejala dari TBC ? ( emil, nurul)
Jawaban :
gejala penderita TBC pada orang dewasa adalah :
Batuk berdahak selama 2 Minggu atau lebih
Demam meriang sebulan lebih tanpa sebab
Sesak nafas dan nyeri dada
Bekeringat dingin pada malam hari tanpa melakukan aktivitas apapun
Selama ini tuan Aidal juga merupakan penderita HIV/ AIDS. (***)
Nyeri menelan
Batuk
Diare
Asimiptomatik
Infeksi Kronik
AIDS
Keadaan tersebut akan diikuti penurunan hitung CD 4 secara perlahan dalam waktu
beberapa tahun dengan laju penurunan CD 4 yang lebih cepat pada kurun waktu 1,5-2,5
tahun sebelum akhirnya jatuh ke stadium AIDS
2. Bagaimana pengaruh HIV/AIDS dangan TBC ? (puput, triza)
Jawaban :
HIV terhadap TB: Walaupun siapa pun dapat terinfeksi TB, infeksi pada orang HIVnegatif hanya menjadi aktif setelah beberapa tahun. Sebaliknya, bila Odha terinfeksi
TB, infeksi lebih mungkin, dan lebih cepat, menjadi aktif. TB aktif akan terjadi pada
rata-rata 50 persen Odha selama kehidupannya, dibandingkan dengan hanya 5-10
persen orang HIV-negatif.
TB terhadap HIV: Sistem kekebalan tubuh bertugas untuk melawan infeksi yang
menyerang tubuh. Usaha menyerang infeksi ini dapat melemahkan sistem kekebalan,
dan menyebabkan jumlah CD4 menurun, walaupun biasanya setelah sembuh, CD4-
nya naik lagi. Tetapi bila sistem kekebalan seorang Odha harus melawan infeksi lain,
serangannya terhadap HIV berkurang, dan viral load juga akan naik. TB dianggap IO
(infeksi oportunitis), tetapi penyakit akibat TB dapat muncul dengan jumlah CD4 yang
tinggi.
3. Apa peran dari sel-sel limposit terhadap pertahanan tubuh ? (monik, puput)
Jawaban :
Limfosit diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a. Limfosit B
Limfosit B membuat antibodi yang pentinga dalam pertahanan tubuh dengan cara mengikat
patogen lalu menghancurkannya. Selain itu, setelah adanya serangan(reaksi inflamasi),
beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai
b.
Atap sempit dan dibentuk disebelah anterior mulai dari bagian bawah batang
hidung oleh os nasale dan os frontale, ditengah oleh lamina cribrosa osis
ethmoidalis, terletak dibagian bawah fossa crania anterior, dan disebelah
posterior oleh bagian miring ke bawah corpus osis sphenoidalis.
Dinding Lateral
Dinding lateral memiliki 3 tonjolan tulang disebut concha nasalis
superior,media,dan inferior. Area dibawah setiap concha disebut meatus.
Dinding Medial
Dinding medial dibentuk oleh septum nasi. Bagian atas dibentuk oleh lamina
verticalis ossis ethmoidalis dan os vomer. Bagian anterior dibentuk oleh
cartilage septalis. Septum ini jarang terletak pada bidang median, belahan
cavum nasi yang satu lebih besar dari belahan sisi lainnya.
2.
Pharynx
Pharynx terletak dibelakang cavum nasi, cavum oris, dan larynx dan dibagi menjadi
bagian-bagian nasopharynx,oropharynx, dan laryngopharynx. Pharynx berbentuk seperti
corong, dengan bagian atasnya yang lebar, terletak dibawah cranium dan bagian
bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai oesophagus setinggi vertebra cervicalis ke 6.
Pharynx mempunyai dinding mesculomembranosa yang tidak sempjurna dibagian depan.
Ditempat ini, jaringan musculomembranosa diganti oleh aperture nasalis
posterior(choanae), isthmus faucium (pembukaan ke rongga mulut), dan aditus laryngis.
Melalui tuba auditiva, membrane mucosa juga berhubungan dengan membrane mucosa
dari cavitas tympani.
2.1 OTOT-OTOT PHARYNX
Otot otot dinding pharynx terdiri dari :
Musculus constricus pharyngis superior
Musculus constricus pharyngis medius
Musculus constricus pharyngis inferior
Ketiga otot tersebut serabut nya berjalan hamper melingkar
Musculus stylophatyngeus
Musculus salphingopharyngeus
Serabut nya berjalan dalam arah hamper longitudional.
2.2 DINDING DALAM PHARYNX
Pharynx dibagi dalam tiga bagian :
Nasopharynx
Nasopharynx terletak diatas platunm molle dan dibelakang rongga hidung.
Didalam submucosa atap terdapat kumpulan jaringan limpoid yang disebut
tonsila pharyngea.pada dinding lateral terdapat muara tuba auditivia,
berbentuk elevasi yang disebut elevasi tuba. Recessus pharyngeus adalah
lekukan kecil pada dinding pharynx dibelakang elevasi tuba. Plica
3.
Oropharynx
Oropharynx terletak dibelakang cavum oris. Dasar dibentuk oleh sepertiga
posterior lidah dan celah antara lidah dan epiglottis. Pada kedua sisi dinding
lateral arcus palatoglossus dan palatofaringeus dengan tonsila palatine di
antaranya.
Laryngopharynx
Laryngopharynx terletak dibelakang aditus laryngius. Dinding lateral dibentuk
oleh crtilago tryroidea dan membrane thyroidea.
LARYNX
Larynx adalah organ yang berperan sebagai sphincter pelindung pada pintu masuk jalan
nafas deab berperan dalam pembentukan suara. Larynx terletak dibagian bawah lidah dan
os hyoid , diantara pembuluh-pembuluh besar leher, dan terletak setinggi vertebrae
cervicalis ke 4-6. Kerangka larynx dibentuk oleh beberapa cartilage yang dihubungkan
oleh membrane dan ligamentum, dan digerakan oleh otot. Larynx dilapisi oleh mebrana
mucosa.
3.1 Cartilago Larynx
1. Cartilage thyroidea
2. Cartilogo cricoidea
Cartilage cricoidea dibentuk oleh cartilage hyaline dan berbentuk seperti
cincin cap, mempunyai lamina yang lebar dibelakang dan arcus yang
sempit di anterior.
3. Cartilage arytenoidea
Terdapat 2 buah cartilage artenoidea : kecil, berbentuk pyramid, dan
terletak pada permukaan belakang larynx. Cartilage ini bersendi dengan
pinggir atas lamina cartilage cricoidea.
4. Cartilage corniculata
Dua buah cartilage kecil berbentuk kerucut, bersendi denganapex
cartilaginis arytenoidea. Menjadi tempat lekat plica aryepigloticca.
5. Cartilage cuneiforme
Dua kartilago kecil yang berbentuk batang ini terletak didalam plica
aryepigloticca dan berperan memperkuat plica tersebut.
6. Epiglotis
Merupakan cartilage elastic berbentuk daun yang terletak dibelakang radix
lingue.tangkainya dilekatkan di batang cartilage thyroidea. Pinggir atas
epiglottis bebas. Disebelah lateral, membrane mucosa berjalan ke dinding
pharynx membentuk plica glossoepiglottica lateralis
4..TRACHEA
Trachea adalah sebuah tabung cartilaginosa dan membranosa yang dapat bergerak. Dimulai
sebagai lanjutan larynx dari pinggir bawah cartilage cricoidea setinggi corpus vertebrae
cervicalis VI. Berjalan turun kebawah digaris tengah leher. Didlama thorax tharcea berakhir pada
carina dengan cara membelah menjadi broncus principalis dexter dan sinister setinggi angulus
sterni ( didepan discus antara vertebrae thoracica IV dan V ), terletak sedikit kekanan dari ganis
tengah. Pada ekspirasi, bifurcation trachea naik sekitar satu vertebrae, dan selama inspirasi dalam
bifurcatio dapat turun sampai setinggi vertebrae thoracica VI. Jaraknya sekitar 3 cm.
4.1 Batas- batas trachea didalam tubuh
Anterior : kulit fascia, isthmus glandula thyroidea (didepan cincin kedua,
ketiga, dan keempat), vena thyroidea inferior, arcus jugularis, arteria thyroidea
ima (jika ada), dan vena brachiocephalica kiri pada anak-anak, ditutupi oleh
musculus sternovleidomastoideus dan musculus sternohyoideus.
Posterior : nervus laryngeus recurrens kanan dan kiri serta oesopagus.
Lateral
: lobus glandula thyroidea dan sarung carotis beserta isinya.
4.2 Persyarafan trachea
Persyarafan sensoris berasal dari nervus vagus dan nervus laryngeus
recurrens.
4.3 Vaskularisasi
Dua pertiga bagian atas thracea mendapat darah dari arteri thyroidea inferior,
dan sepertiga bagian bawah mendapat darah dari arteriae bronchiales.
5.BRONCHI
Trachea bercabang dua di belakang arcus aortae menjadi bronchus principalis dexter dan sinister
(primer atau utama). Bronchus terus-menerus bercabang dua sehingga akhirnya membentuk
jutaan bronchioles terminalis yang berakhir didalam satu atau lebih bronchiolus respiratorius.
Bronchus principalis dexter meninggalkan trachea dengan membentuk sudut sebesar 25 derajat
dengan garis vertical. Bronchus principalis sinister meninggalkan trachea dengan membentuk
sudut sebesar 45 derajat dengan garis vertical.
5.1 Bronchus Principalis Dexter
Bronchus principalis dexter lebih lebar, lebih pendek, dan lebih vertical dari
bronchus principalis sinister dan panjang nya lebih kurang 2,5 cm. Vena
azygos melengkung diatas pinggir superiornya. Bronchus lobaris superior
dimulai sekitar 2 cm dari pangkal bronchus principalis di crania. Kemudian
bronchus principalis dexter masuk ke hilus paru-paru kanan, dan bercabang
dua menjadi bronchus lobaris medius dan bronchus lobaris inferior.
5.2 Bronchus Principalis Sinister
Bronchus princhipalis sinister lebih sempit, lebih panjang, dan lebih
horizontal dibandingkan bronchus principalis dexter dan panjangnya lebih
kurang 5cm.Berjalan kekiri dibawah arcus aorta dan didepan oesophagus.
Pada waktu masuk ke hilus pulmonalis sinister, bronchus principalis sinister
bercabang menjadi bronchus lobaris superior dan bronchus lobaris inferior.
6.PLEURA
Pleura dan paru terletak pada kedua sisi media stinum didalam rongga dada. Pleura merupakan 2
kantong serosa yang mengelilingi dan melindungi paru. Setiap pleura terdiri dari dua lapisan :
6.1 Lapisan parietalis : yang meliputi dinding thorax
6.2 Lapisan visceralis : yang meliputi seluruh permukaan paru dan meluas kedalam fisura
interlobaris.
Untuk memungkinkan pergerakan vasa pulmonalis dan bronchus besar selama respirasi, lipatan
pkeura tergantung sebagai lipatan bebas dan disebut ligamentum pulmonale.
7.PULMO
Bronchus, jaringan ikat paru dan pleura visceralis menerima darah dari arteriae
bronchiales, yang merupakan cabang dari aorta descendens. Vena bronchiales
mengalirkan darahnya ke vena azygos dan vena hemiazygos.
Alveoli menerima darah terdeoksigenasi dari cabang-cabang terminal arteria
pulmonalis. Darah yang telah meninggalkan oksigen meninggalkan radix
pulmonalis masing-masing paru-paru untuk bermuara ke atrium jantung kiri.