Professional Documents
Culture Documents
data yang diperoleh pada tahun 2007 dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
pneumonia menduduki posisi kedua setelah diare yang menjadi penyebab tingginya
angka kematian anak di Indonesia pada usia 29 hari-4 tahun. Pada tahun 2005
proporsi kematian balita akibat infeksi saluran pernapasan di dunia adalah sebesar 1926%. Pada tahun 2007 diperkirakan bahwa terdapat 1,8 juta atau sekitar 20% dari
total 9 juta kasus kematian pada anak disebabkan oleh penyakit bronkopneumonia
3. Kalimat Topik:
Terdapat berbagai macam faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian
bronkopneumonia pada balita.
Frase:
Kejadian bronkopneumonia pada balita disebabkan berbagai macam faktor risiko.
Parafrase, Kalimat Pelengkap dan Pengutip:
Faktor risiko adalah faktor yang mempermudah perkembangan penyakit tersebut.
Beberapa faktor yang menyebabkan kejadian bronkopneumonia adalah usia, jenis
kelamin, status gizi, status imunisasi, status sosial ekonomi, riwayat ASI, keadaan
lingkungan tempat tinggal dan status pendidikan orang tua. Menurut dari berbagai
sumber dari hasil penelitian, dikatakan bahwa beberapa faktor risiko yang besar
kaitannya dengan kejadian bronkopneumonia adalah usia anak dibawah 5 tahun, jenis
kelamin laki-laki, status imunisasi yang tidak lengkap, status gizi buruk, riwayat ASI
yang tidak lengkap dan status sosial ekonomi keluarga yang kurang mampu. Semua
faktor risiko ini erat kaitannya dengan kejadian bronkopneumonia dikarenakan
memiliki kaitan yang erat pula dengan sistem imunitas seorang anak.
4. Kalimat Topik:
Penggunaan antibiotik merupakan pengobatan pertama untuk bronkopneumonia pada
balita.
Frase:
Pengobatan pertama bronkopneumonia pada balita dengan antibiotik
Parafrase, Kalimat Pelengkap dan Pengutip:
Antibiotik merupakan pengobatan pertama yang diberikan kepada balita yang
menderita bronkopneumonia. Pemberian antibiotik tersebut tergantung dari beberapa
hal seperti, usia anak, mikroorganisme yang menjadi penyebab dan perawatan yang
diberikan pada anak (rawat jalan/rawat inap). Menurut beberapa hasil penelitian,