You are on page 1of 1

Evaluasi Program Pengawasan Jamban

di Wilayah Kerja Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang


Periode Januari sampai dengan September 2014
Jhon Morris Sirait

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen


Krida Wacana
Abstrak
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat timbulnya
penyakit. Berdasarkan studi Water and Sanitation Program - East Asia and Pasific Region (WSPEAP) 2007 lebih dari 94 juta penduduk Indonesia (43% dari populasi) tidak memiliki jamban
sehat dan hanya 2% memiliki akses pada saluran air limbah perkotaan. Berdasarkan
Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Karawang 2014-2018 didapatkan 38,77% masyarakat
belum memiliki akses terhadap jamban dan masih melakukan BABS. Berdasarkana laporan
bulanan periode Januari-September 2014, didapatkan hasil cakupan pengawasan jamban di
wilayah kerja puskesmas Tirtajaya sebesar 54,56% dengan target sebesar 56,25% hingga bulan
September. Karena belum diketahuinya keberhasilan program pengawasan jamban di Puskesmas
Tirtajaya periode Januari September 2014, maka dilakukan evaluasi program menggunakan
metode dengan membandingkan cakupan terhadap tolok ukur melalui pendekatan sistem. Hasil
evaluasi didapatkan tiga masalah, yaitu cakupan hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban
54,56% dan presentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat yaitu
32%, Penyebab masalah tersebut, yaitu kurangnya koordinasi lintas program dan lintas sektoral
dalam pelaksanaan, frekuensi inspeksi/pengawasan sarana jamban dan rumah sehat kurang,
jumlah tenaga di bidang kesehatan lingkungan kurang, frekuensi penyuluhan kurang, tidak ada
pendataan tentang jenis jamban, ketersediaan sumber air bersih yang sulit didapat, dan perilaku
BABS dari masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat.
Kata kunci: pengawasan jamban, jamban sehat

You might also like