Professional Documents
Culture Documents
Tonsila Faringeal
Adenoid atau bursa faringeal/faringeal tonsil merupakan
massa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid
yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen
tersebut tersusun teratur seperti suatu segmen dengan selah
atau
kantung
diantaranya.Adenoid
bertindak
sebagai
kelenjar
Adenoid mendapat
ke
dalam
Vena
Jugularis
Interna.
Aliran
limfe
Jugularis.
Persarafan
sensoris
melalui
N.
Tonsila Lingualis
Tonsila
Lingualis
merupakan
kumpulan
jaringan
limfoid
yang
dangkal
dengan
jumlah
yang
sedikit.
Sel-sel
cabang
dari
A.
Karotis
Eksterna.
Darah
vena
limfe
menuju
ke
kelenjar
servikalis
profunda.
sehari-hari
berbentuk
oval
tonsilaris,
(arkus
di
terletak
dengan
bagian
palatina
berat
depan
anterior),
dalam
fossa
sekitar
dibatasi
sedangkan
1,5
oleh
di
tonsilaris,
gram.
Fossa
pilar
anterior
bagian
belakang
yang
lateral
kuat
dan
tonsil
dilapisi
berhubungan
oleh
dengan
kapsula
fascia
yang
berjumlah
merupakan
sekitar
10-20
muara
buah,
kripta
tonsil.
berbentuk
Kripta
celah
tonsil
kecil
yang
dan
juga
karena
tersedianya
substansi
makanan
di
daerah
tersebut.
Kutub bawah tonsil melekat pada lipatan mukosa
yang disebut
terdapat
folikel
yang
kadang
membesar.
Plika
ini
penting
menarik
folikel
tersebut
ke
dalam
fossa
tonsilaris,
atas
tonsil
terletak
pada
cekungan
yang
yang
peritonsil.
penting
Pada
saat
peranannya
dalam
tonsilektomi,
pembentukan
jaringan
areolar
abses
yang
Anterior
: M. Palatoglossus
Dasar segitiga
: M. Palatofaringeus
: Pole atas tonsil
sebelah
medial
terdapat
m.
Buccinator,
sementara
pada
atas
terdapat
fasikulus
longus
m.temporalis.
bila
Ruang
parafaring
(ruang
faringomaksilar
ruang
pterigomandibula)
Merupakan
ruang
yang
lebih
besar
dan
luas
serta
banyak
Superior
Inferior
Medial
Lateral
ramus
asendens
mandibula,
tempat
Posterior
Ruang
: otot-otot prevertebra.
parafaring
ini
terbagi
(tidak
sama
besar)
oleh
radang
tonsil,
mastoiditis,
parotitis,
karies
gigi
atau
tindakan operatif.
o
Interna,
V.
Jugularis,
N.
Vagus
dan
saraf-saraf
simpatis.
Tonsil
diperdarahi
oleh
beberapa
cabang
pembuluh
darah,
yaitu :
o
postero inferior
o
A.Tonsilaris,
cabang
A.Fasialis
memperdarahi
daerah
antero
inferior
o
ke
V.
Jugularis
Interna.
Pembuluh
vena
tonsil
Tonsil
Aliran
limfe
dari
pembuluh
limfe
kemudian
membentuk
berjalan
menembus
tidak
mempunyai
parenkim
eferen
yang
pleksus
m.
sistem
tonsil
terletak
pada
ditampung
pada
permukaan
Konstriktor
limfatik
aferen.
pada
ujung
trabekula,
luar
Faringeus
yang
tonsil
dan
Superior,
IX
juga
mempersarafi
membran
timpani
dan
mukosa
telinga
antibodi.
Tonsil
memegang
peranan
dalam
centrum
germinativum,
antibodi
dari
ibu
biasanya
habis,
ukurannya
barulah
kecil.
mulai
terjadi
anak-anak
dianggap
normal
dan
dapat
dipakai
sebagai
dan
pertahanan
spesifik
kemampuan
limfoid
berupa
lapisan
untuk
mukosa
menghancurkan
diketahui
konsumsi
pasti,
oksigen
superoksidase
bakterisidal.
yang
tetapi
diduga
yang
diperlukan
akan
membentuk
terjadi
peningkatan
untuk
pembentukan
H2O2,
yang
bersifat
mengalami
fagosom
ruptur
dan
membentuk
enzim
rongga
hidrolitiknya
digestif,
yang
mengalir
dalam
selanjutnya
akan
mekanisme
pertahanan
yang
terpenting
dalam
Disamping
itu
tonsil
dan
adenoid
juga
dapat
terjadilah
proses
degranulasi.
Proses
ini
menyebabkan
ke
dalam
netralisasi
dari
kerja
proses
Ig-A
adalah
immunologi,
infeksi
virus,
mencegah
sehingga
Ig-A
substansi
dalam
mencegah
proses
terjadinya
reaksi
imunologi
serta
untuk
menghambat
proses
bakteriolisis.
3. TONSILITIS
Tonsilitis adalah
jaringan
leukosit,
sel-sel
epitel
mati,
dan
bakteri
pathogen
dalam
kripta.
3.1. Tonsilitis Akut
3.1.1. Etiologi
Tonsilitis bakterial supurativa akut paling sering
disebabkan
oleh
Grup
Streptococcus
beta
hemolitikus.
virus
streptokokus
patogen
non
dapat
hemolitikus
dilibatkan.
atau
Kadang-kadang
streptokokus
viridans,
Patofisiologi
Infeksi
bakteri
pada
lapisan
epitel
jaringan
sehingga
terbentuk
detritus.
Detritus
ini
Biasanya
disertai demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa nyeri pada
sendi-sendi, tidak nafsu makan dan nyeri pada telinga. Rasa
nyeri
di
telinga
Glosofaringeus.
disertai
ini
karena
Seringkali
nyeri
tekan.
nyeri
disertai
Pada
alih
melalui
adenopati
pemeriksaan
servikalis
tampak
tonsil
atau
tertutup
oleh
membrane
semu.
Kelenjar
Pengelolaan
Pada
umumnya
penderita
dengan
tonsillitis
akut
serta
terdapat
penisilin.
resistensi
atau
penderita
sensitive
terhadap
sebaiknya
Jika
diberikan
hasil
biakan
selama
didapatkan
lima
sampai
sepuluh
streptokokus
beta
obat
kumur
masih
dipertanyakan,
terutama
beberapa
hal
tonsila palatina.
cairan
ini
tidak
mengenai
lebih
dari
timbulnya
tonsilitis
kronik
adalah
Faktor
rangsangan
buruk,
pengaruh
cuaca,
kelelahan
fisk
dan
pengobatan
kuman
Pneumococcus,
piogenes.
Grup
Streptococcus
Streptococcus
Gambaran
klinis
viridans
bervariasi
beta
dan
dan
hemolitikus,
Streptococcus
diagnosa
sebagian
3.2.1
Gambaran Klinis
Gejala
tenggorok,
dan
rasa
tanda
yang
mengganjal
sering
pada
ditemukan
tenggorokan,
adalah
nyeri
tenggorokan
Pada umumnya
ditandai
pembesaran
tonsil
dengan
hipertrofi
dan
dapat
ditandai
sekelilingnya
dengan
tonsil
hiperemis
dan
yang
pada
kecil
(atrofi),
kriptanya
di
dapat
keluar
tonsilitis
kronis
hasil
biakan
bakteri
tonsil,
dengan
pada
virulensi
rendah
dan
jarang
3.2.2.
Pengelolaan
Antibotika
kumur
yang
spektrum
mengandung
tonsilitis
sangat
terganggu,
maka
antipiretik
desinfektan.
sering
terapi
luas,
timbul
pilihan
dan
Pada
obat
keadaan
dimana
merasa
sangat
pengangkatan
tonsil
pasien
adalah
dan
(tonsilektomi).
3.2.3.
Komplikasi
Radang kronis tonsil dapat menimbulkan komplikasi
miositis,
nefritis,
uveitis,
irdosiklitis,
Tonsilofaringitis Difterika
tahun
walaupun
pada
orang
dewasa
dibagi
dalam
masih
mungkin
menderita
penyakit ini.
Gambaran
klinik
golongan
yaitu
gejala
tubuh
biasanya
subfebris,
nyeri
kepala,
tidak
nafsu
membran
semu
(pseudomembran).
Membran
ini
dapat
Pada
perkembangan
berjalan
terus,
kelenjar
penyakit
limfe
ini
bila
leher
infeksinya
akan
membengkak
yang
menimbulkan
terjadi
dikeluarkan
oleh
kuman
Gejala akibat
difteri
ini
akan
miokarditis
samapi
decompensasio
cordis,
mengenai
saraf kranial menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otototot pernafasan dan pada ginjal menimbulkan albuminoria.
Diagnosa
tonsillitis
difteri
ditegakakan
berdasarkan
karier
penyakitnya.
secepatnya,
difteri
tidak
pernah
mengalami
gejala
adenoidektomi.
3.3.2.
yang
Tonsilitis Septik
tindakan
tonsilektomi
maupun
Vincents Angina
Disebabkan oleh basilus fusiforme, penyakit ini sering
Pada
tonsil
yang
terbentuk
bercak-bercak
pseudomembran
nekrotik
salah
satu
tonsil
ataupun
keduanya.
Lesi
dapat
Lesi yang
yang
menyebabkan
nekrosis
membran
mukosa
tersebut.
bila
dilepas
akan
bedarah.
Infeksi
dapat
disertai
3.3.4.
4. TONSILEKTOMI
Tonsila yang sehat dapat membantu proses imunitas tubuh.
Akan
tetapi,
fungsinya
pada
dalam
tonsila
proses
yang
imunitas.
patologis
akan
berkurang
Tonsila
yang
patologis
berkaitan
dengan
berkurangnya
transpor
antigen,
produksi
Sumbatan
sleep apnea
gangguan menalan
gangguan bicara
2.
Infeksi
peritonsiler abses
tonsilitis
kronis
dengan
gejala
nyeri
tenggorok
berulang
3. Kecurigaan adanya tumor jinak atau ganas
The
American
Academy
of
OtolaryngologyHead
and
Neck
1.
Indikasi Absolut
Pembesaran
tonsil
yang
menyebabkan
obstruksi
saluran
Abses
peritonsilar
medikamentosa
dan
yang
prosedur
tidak
responsif
terhadap
kecuali
prosedur
drainase,
4.
Tonsil
yang
harus
dibiopsi
untuk
melihat
patologi
jaringannya.
1.
Indikasi Relatif
2.
Nafas berbau atau rasa tidak enak pada mulut yang persisten
akibat tonsilitis kronis yang tidak responsif terhadap terapi.
3.
4.
Hipertrofi
tonsil
unilateral
yang
memiliki
kemungkinan
keganasan.
Kontraindikasi Tonsilektomi
1.
2.
3.
4.
5.
Rhinitis alergika
6.
Asma
7.
Diskrasia darah
8.
9.
10. Sinusititis
DAFTAR PUSTAKA
1.
MOORE
2.
BUKU UI
3.
BOEIS