You are on page 1of 6

BLOK 9 LBM 3

Step 1
Step 2
Menejemen Nyeri
Definisi
Tujuan
Penanganan dan macam - macam
Efek
Hambatan dalam pemberian
Prosedur
Prinsip
Kenapa dikasih obat kok belum sembuh?
Mengapa dengan sentuhan ringan sudah nyeri?
Menejemen lain berdasar skenario?
Bagaimana menejemen yang baik pada semua tindakan?
Hal hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan terapi nyeri?
Bagaimana mekanisme dari analgetik dan anastesi?
Step 3
1.

Definisi dari menejemen nyeri

Suatu cara atau tindakan tenaga medis dalam mengupayakan, menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri yang timbul pada pasien
Pengelolaan menyeluruh untuk menyembuhkan nyeri
Pengenalan suatu penyakit suatu terapi yang sesuai dg kondisi pasien
Cara yang dilakukan untuk mengetahui jenis nyeri dan untuk menentukan terapinya
2.

Tujuan dari menejemen nyeri

Untuk menentukan terapinya


Memberikan kenyamanan pada pasien
Menjaga pasien agar dalam kondisi yang senyaman mungkin

Untuk menentukan diagnosa sebelum melakukan terapi


Mengurangi intensitas nyeri
Mengobati nyeri pd gejala nyeri yang timbul
Mengurangi kemungkinan nyeri akut menjadi nyeri kronis
Mengusahakan pemulihan dan mencegah komplikasi suatu pebyakit tambahan
3.
Penanganan, macam macam, dan kapan pemberian terapi dalam menejemen
nyeri
Terapinya ada 2:
Farmakologi dan non farmakologi
Non Farmakologi :
Penangan fisik: akupuntur, stimulasi kulit(massage), dan stimulasi elektrik(mandi
diair hangat,kompres dg kantong es)
-

Interfensi perilaku kognitif: relaksasi, hipnotis, aroma terapi

Umpan balik psikologis

Distraksi: mengalihkan respon terhadap rasa nyeri

Guided imagery(imajenasi terbimbing): membayangkan hal hal yang


menyenangkan
Farmakologi: analgetik digunakan untuk nyeri lambung
Opioid: yang mengandung narkotika
Non opioid
Adjuvantia
Anastesi
Anti depresan
Anti inflamasi
Anti konvulsan
4.
(-)

Efek obat pada menejemen nyeri


menyebabkan ngantuk,

menyebabkan ketagihan(opioid),
menyebabkan kelelahan dan aktivitas terganggu,
menurunkan tekanan darah dan depresi

(+)

meringankan nyeri,

menyembuhakan nyeri,
pasien menjadi nyaman apabila menejemen dilakukan dengan baik
5.

Hambatan dalam melakukan terapi

Ketakutan akan timbulnya adiksi(kecanduan)


Pasien tidak kooperatif
Pengatuhan yang tidak memadahi tentang menejem nyeri khususnya pada medis
Terbatasnya alat alat penunjang dalam menentukan diagnosis dan terapinya
Obat: tidak tepat dengan penentuan BSOnya,kurang tepat dosisnya, dan aturan
pemakaian untuk pasien
6.

Prosedur dari menejemen nyeri

Anamnesis(pemeriksaan subjektif)
Pemeriksaan fisik (intra dan ekstra oral)objektif
Pemeriksaan khususobj
Pemeriksaan penunjangobj
Menentukan diagnosis dan terapi
7.

Prinsip penatalaksanaan nyeri

Berdasarkan berat ringannya nyeri


Tahap 1
-

Analgesik non opioid

Tahap 2
-

Analgasik ains+ adjuvan

Tahap 3
-

Analgesik opioid lemah,ains+adjuvan

Tahap 4
8.

Opioid kuat,ains+ adjuvan


Kenapa dikasih obat kok belum sembuh?

Mungkin karena menejemenpemberian obatnya kurang tepat

Mungkin dosis tidak tepat dan aturan pemakaian yang tidak tepat

Mungkin obatnya kadaluwarsa

Mungkin salah obat saat pembelian

Faktor pembeli: kurang tahu tentang nyeri yang dirasakan

Mungkin gigi yang berlubang sudah besar, dan sampai ke sarafnya

9.

Mengapa dengan sentuhan ringan sudah nyeri?

Termasuk nyeri hiperalgesia dan mungkin lubang pada gigi sudah parah, dan
mungkin sudah sampai sarafnya
-

Mungkin terjadi inflamasi

10. Menejemen lain berdasar skenario?


-

Bisa saja dilakukan penambalan

Bisa diberikan obat yang dapat memperingan nyeri

Melakukan perawatan pulpa dulu baru dilakukan penambalan

11. Bagaimana menejemen yang baik( pada semua tindakan)?


-

Sesuai dengan nyeri yang diderita pasien

Dibutuhkan komunikasi dan kerja sama antara dokter dan pasien

Inform concent

Sesuai dg prosedur yang disebutkan, tapi harus tepat sasaran sesuai dg


kebutuhan pasien
-

Keterbukaan pasien pada dokter apa yang dirasakannya

Tim medis harus mempunyai pengatahuan luas tentang menejemen nyeri


sehingga tidak salah dalam melakukan terapi
12. Hal hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan terapi nyeri?
-

Tergantung jenis nyerinya

Tergantung dari pasiennya dan pemberian BSO yang sesuai

Psikologi pasien

Tergantung sosial ekonomi dari pasiennya

Tergantung dari penyakit lain yang diidap pasien.

Ringan
Aspirin, dosis 2400-3600 mg/hari. diberikan dalam 4-6kali. Hati-hati terhadap riwayat
perdarahan lambung.
Paracetamol, dosis 2000-4000 mg/hari, diberikan 4-6kali/hari. Overdosis dapat
mengakibatkan kerusakan hati.
Ibuprofen, 1200-1600 (max 2400)mg/hari, diberikan 3-4kali/hari. Perhatikan adanya
riwyat maag/iritasi lambung.
sedang
Codeine dan aspirin (Codis), 325/30, aktif 4-6 jam. Efek samping mengantuk,
kosntipasi dan mual.
Codeine dan parasetamol (Paracodol), 500/8, 500/30, aktif 4-6 jam. Efek samping
onstipasi, mengantuk, pusing.

Codeine, 30-240, aktif 4-6 jam. Efek samping konstipasi dan depresi pusat
batuk.
Dihydrocodeine (DF118)
Berat
Mulai dengan opioid yang lebih kuat, mungkin dengan adjuvan:
Dextropropoxyphene (Doloxene)
Pentazocine (Sosend)

You might also like