You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KUALITAS AIR
ACARA VII
Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) Dan Kalsium Karbonat
(CaCO3)

Dosen Pengampu:
Drs. Didik Taryana, M.Si

Oleh:
Fatma Roisatin Nadhiroh
130722616093
Off: H

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2015

ACARA VII

Penentuan Kandungan Kalsium (Ca) Dan Kalsium Karbonat


(CaCO3)
1. Tujuan
1. Dapat mengetahui kandungan kalsium dan kalsium karbonat
dalam air.
2. Alat dan Bahan
Alat:
1. Buret
2. Tabung erlenmayer
3. Statif
4. Pipet
Bahan:
No

Penentuan Ca

Penentuan CaCO3

.
1.
2.

Na2OH 3%
Larutan indikator murexidu

3.

Block T
Larutan standart Na2EDTA 100 NH2OH dan HCL 3%

4.

ml
NaCN dan KCN 2,5%

Larutan standart Na2EDTA 100

5.

NaOH2N 1 ml

ml
NaCN dan KCN 2,5%

NH4OH 13,37N
Larutan indikator

Erichrome

3. Dasar Teori
Kesadahan (hardness) adalah merupakan sifat air yang
disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi dua. Kationkation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan
(presipitasi) maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air
membentuk kerak air dan endapan atau karat pada peralatan
logam. Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion
Ca2+dan Mg2+ juga oleh Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang
bermuatan dua.
Kesadahan

pada

awalnya

ditentukan

dengan

titrasi

menggunakan sabun standart yang dapat bereaksi dengan ion


penyusun

kesadahan.

Dalam

perkembangannya,

kesadahan

Fatma Roisatin Nadhiroh 2

ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA (ethylene diamine


tetra acetic acid) atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan
kalsium dan magnesium dang dengan menggunakan indikator yang
peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan juga dapat
ditentukan dengan menjumlahkan ion Ca 2+dan Mg2+ yang dianalisa
secara

terpisah

misalnya

dengan

AAS

(Atomic

Absorption

Spectrophotometry) (Santika, 1987) dalam Banurea, 2008.


4. Langkah Kerja
Penentuan kandungan Ca:
1. Ambil sampel air 25 ml.
2. Tambahkan 1 ml NH2OH dan HCL 3%.
3. Tambahkan 2 ml NaOH2N.
4. Tambah 3 tetes indikator murexidu.
5. Titrasi dengan larutan standart Na2EDTA dari warna merah
menjadi ungu gelap.
Penentuan kandungan CaCO3:
1. Ambil sampel air 25 ml.
2. Tambahkan 1 ml NH2OH dan HCL 3%.
3. Tambahkan 2 ml NaCN dan KCN 2,5%.
4. Tambah NH4OH pekat 1 ml.
5. Tambah 1 3 tetes Erichrome Block T.
6. Titrasi larutan standart Na2EDTA hingga air berwarna biru.
Hitung menggunakan rumus:
1000
ppm (Ca atau CaCO3) = ml sampel x faktor
5. Hasil
5.1 x ml
Ca titrasi
Pada praktikum penentuan kandungan Ca, tidak terdapat
perubahan warna menjadi merah maupun ungu gelap. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa air pada sampel yang digunakan tidak
terdapat kandungan Ca.

5.2 CaCO3
Posisi

Samp

NH2O

NaCN

NH4O

EBT

Na2EDTA

el air

&

(tete

50%

ppm

Fatma Roisatin Nadhiroh 3

Tali arus
Pinggir

25 ml
25 ml

HCL

KCN

3%
1 ml
1 ml

2,5%
1 ml
1 ml

s)
1 ml
1 ml

2
2

4,8 ml
1. 2 ml
2. 5 ml

(sedime

259,2
1. 108
2. 270

n)

ppm CaCO3 tali arus =

1000
25 ml

x 1,35 x 4,8 ml

= 40 ml x 1,35 x 4,8 ml
= 259,2

ppm CaCO3 Pinggir (Sedimen) 1 =

1000
25 ml

x 1,35 x 2 ml

= 40 ml x 1,35 x 2 ml
= 108

ppm CaCO3 tali arus =

1000
25 ml

x 1,35 x 5 ml

= 40 ml x 1,35 x 5 ml
= 270
6. Pembahasan
Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air
adalah jumlah kandungan unsur Ca2+ dalam air yang keberadaannya
biasa disebut kesadahan air. Kesadahan dalam air sangat tidak
dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk
penggunaan industri. Bagi air rumah tangga tingkat kesadahan
yang tinggi mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak karena
sabun jadi kurang efektif akubat salah satu bagian dari molekul
sabun diikal oleh unsure Ca. bagi air industri unsure Ca dapat
menyebabkan kerak pada dinding peralatan sistem pemanasan
sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan industri, di
samping itu dapat menghambat proses pemanasan. Akibat adanya
masalah ini, persyaratan kesadahan pada air industri harus nol,
berarti unsure Ca hilang sama sekali. Masalah air sadah banyak
ditemukan di daerah yang mengandung kapur.
Fatma Roisatin Nadhiroh 4

Kesadahan adalah istilah yang digunakan pada air yang


mengandung

kation

penyebab

kesadahan.

Pada

umumnya

kesadahan disebabkan oleh adanya logam-logam atau kation-kation


yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi penyebab
utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa dengan
bikarbonat, sulfat, khlorida dan nitrat, sementara itu magnesium
terdapat dalam air kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat,
sulfat dan khlorida.
Kesadahan (Hardness) merupakan petunjuk kemampuan air
untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air
berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila
dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi
tidak akan terbentuk busa. Kesadahan pada umumnya dinyatakan
dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Secara lebih
rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu ; kesadahan umum
("general hardness" atau GH) dan kesadahan karbonat ("carbonate
hardness" atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut,
dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai
kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan
penjumlahan dari GH dan KH.
Kesadahan umum (GH) atau "General Hardness" merupakan
ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion
magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula
mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat
kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.GH pada umumnya
dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta
bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau
dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan
kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium
oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan pada umumnya
menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan
Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CaCO3.
Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH
Fatma Roisatin Nadhiroh 5

= 50 ppm. Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa


dipakai:
0 - 4 dH, 0 - 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)
4 - 8 dH, 70 - 140 ppm : rendah (lunak)
8 - 12 dH, 140 - 210 ppm : sedang
12 - 18 dH, 210 - 320 ppm : agak tinggi (agak keras)
18 - 30 dH, 320 - 530 ppm : tinggi (keras)
Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting
peranannya dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total.
Penurunan nilai GH dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan
yang mampu menghilangkan kadar kalsium (Ca) dan magnesium
(Mg) dari dalam air.
Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang
menunjukkan kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat
(CO3--) di dalam air. KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu
suatu ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat kemasaman
(ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam sistem
air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman,
kapasitas pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan
untuk menunjukkan hal yang sama. Dalam hubungannya dengan
kemampuan air mengikat kemasaman, KH berperan sebagai agen
pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH. KH
pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan
diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya GH. Untuk menaikkan
kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan
natrium bikarbonat (soda kue), atau kalsium karbonat. Penambahan
kalsium karbonat akan menaikan sekaligus baik KH maupun GH
dengan proporsi yang sama. Pemberian soda kue (NaHCO3)
sebanyak satu sendok teh (sekitar 6 gram) pada air sebanyak 50
liter akan meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai
dengan kenaikan nilai GH. Sedangkan pemberian satu sendok teh
kalsium karbonat (CaCO3) (sekitar 4 gram) pada air sebanyak 50
liter akan menyebabkan kenaikan KH dan GH secara bersama-sama,
masing-masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan pada hal ini, maka
pemberian secara kombinasi antara soda kue dan kalsium karbonat

Fatma Roisatin Nadhiroh 6

akan dapat menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.


Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio 1:100 sampai
100:1. Hal ini akan memberikan pH efektif pada selang 4.37 sampai
dengan 8.37. Selang angka ini secara kebetulan merupakan selang
pH bagi hampir semua mahluk hidup akuatik. Apabila ion bikarbonat
ditambahkan, rasio basa terhadap asam akan meningkat, akibatnya
pH pun meningkat. Laju peningkatan pH ini akan ditentukan oleh
nilai pH awal. Sebagai contoh, kebutuhan jumlah ion karbonat yang
perlu ditambahkan untuk meningkatkan satu satuan pH akan jauh
lebih banyak apabila pH awalnya adalah 6.3, dibandingkan apabila
hal yang sama dilakukan pada pH 7.5. Kanaikan pH yang terjadi
pada saat KH ditambahkan akan diimbangi oleh kadar CO2- terlarut
dalam air. CO2- di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam
karbonat dan bikarbonat yang selanjutkan akan cenderung
menurunkan pH.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan
kesadahan. Yang paling baik adalah dengan menggunakan reverse
osmosis (RO) atau deioniser (DI). Hasil reverse osmosis akan
memiliki kesadahan = 0, oleh karena itu air ini perlu dicampur
dengan air keran sedemikian rupa sehingga mencapai nilai
kesadahan yang diperlukan. Pengenceran dengan menggunakan air
destilasi (air suling/aquadest) dapat pula dilakukan untuk
menurunkan kesadahan.
Tingkat kesadahan di berbagai tempat perairan berbeda-beda,
pada umumnya air tanag mempunyai tingkat kesadahan yang
tinggi, hal ini terjadi, karena air tanah mengalami kontak dengan
batuan kapur yang ada pada lapisan tanah yang dilalui air. Air
permukaan tingkat kesadahannya rendah (air lunak), kesadahan
non karbonat dalam air permukaan bersumber dari kalsium sulfat
yang terdapat dalam tanah liat dan endapan lainnya (Said dan
Ruliasih, 2010).
Parameter

kimia

dapat

diabaikan

dengan

pertimbangan

bahwa beberapa unsur kimia, seperti kalsium (Ca 2+), magnesium


(Mg2+), sodium (Na+), bikarbonat (HCO3-), sulfat (SO4-), dal klorida
Fatma Roisatin Nadhiroh 7

(Cl-) merupakan unsur utama yang umum dijumpai dalam air dan
tidak dipersyaratkan untuk air minum kecuali sulfat dan klorida.
Unsur-unsur ini tidak menimbulkan akibat buruk untuk kesehatan
manusia, bahkan untuk unsure tertentu, misalnya kalsium, harus
selalu terkandung dalam air karena manusia membutuhkan antara
700 sampai 1.200 mg/l per hari. Hasil analisis ribuan contoh air
tanah dari berbagai laporan penyelidikan atau pemetaan air tanah
yang pernah dilakukan oleh Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan
Kawasan Pertambangan menunjukkan bahwa kandungan unsur
kalsium dalam air tanah umumnya kurang dari 100 mg/l. Air tanah
yang mengandung lebih dari 500 mg/l kalsium dapat digolongkan
sebagai air mineral dan mempunyai nilai ekonomi tinggi, demikian
pula untuk kalium (K+), karbonat (CO2-), dan silikat (SiO2) tidak
dipersyaratkan dalam air minum.
Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm
disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang
dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
Pada ketiga sampel, kandungan kalsium karbonatnya lebih dari 100
ppm, sehingga dapat disebut sebagai alkalin.
7. Kesimpulan
Kandungan unsur Ca2+ dalam air yang keberadaannya biasa
disebut

kesadahan

air.

Kesadahan

dalam

air

sangat

tidak

dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk


penggunaan industri. Tidak terdapat kandungan kalsium dalam air
sampel. Kandungan kalsium karbonat dalam air sampel lebih dari
100 ppm menunjukkan bahwa air tersebut alkalin.
Daftar Rujukan
Banurea, Irmaliasari.2008.Penentuan Kadar Kesadahan Total dalam Air
Baku dan Air Bersih dengan Titrasi Kompleksiometri di PT Inalum
Kuala Tanjung (Karya Ilmiah). Medan: Universitas Sumatera
Utara.

Fatma Roisatin Nadhiroh 8

Said, Nusa Idaman dan Ruliasih.2010.Penghilangan Kesadahan di Dalam


Air Minum. [Diakses pada tanggal 13 Maret 2015]
Santika, S.S.1987.Analisa Kesadahan: Metodologi Penelitian Air.Surabaya:
Usaha Nasional.
Sudadi, Purwanto. 2003. Penentuan Kualitas Air Tanah Melalui Analisis
Unsur Kimia Terpilih. Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of
Environmental Geology), Vo. 13 No.2 : 81-89.

Fatma Roisatin Nadhiroh 9

You might also like